Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA FASE REMAJA:

SOSIAL, BAHASA, MORAL


Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah

Psikologi Perkembangan Peserta Didik


Dosen Pengampu
Fatimatu Hotimah, S.Pd, M.Psi
Disusun Oleh: PAI-3 Sem 3

Kelompok 7
Mariadina Siahaan (0301223117)
Ratih Naila Siregar (0301222105)
Abu A'la Al Maududi (0301223119)

Niko Hendrawan (0301222106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah Kami
dapat menyesaikan penulisan makalah “Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Pada Fase
Remaja: Sosial, Bahasa, Moral ” yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Fatimatu Hotimah, S. Pd., M.Psi yang telah memberikan
arahan dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Kami
menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bias
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bias menambah wawasan
dan bias bermanfaat untuk peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan 10 November
2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Karakteristik Perkembangan Sosial, Bahasa, Moral Fase Remaja ....................... 2
B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial, Bahasa, Moral

Fase Remaja.................................................................................................................. 7
C. Dampak Perkembangan Sosial, Bahasa, Moral Fase Remaja
Terhadap Proses Pembelajaran .................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14
A. Simpulan ................................................................................................................
14
B. Saran ......................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syamsu Yusuf dalam Hamdani (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial perkembangan sosial
dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan Kerjasama.

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dan telah banyak belajar
dari lingkungan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan
(samandiman, 2014).

Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan saha untuk
mencapai proteksi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik perkembangan sosial, bahasa dan moral pada fase
Remaja
2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, bahasa dann moral
pada fase remaja
3. Apa dampak perkembangan sosial, bahasa dan moral terhadap proses
Pembelajaran

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial, bahasa dan moral pada
fase remaja

2. Untuk mengtahui faktot-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial,


bahasa dan moral remaja

3. Untuk mengetahui dampak dari perkembangan sosial, bahasa dan moral


terhadap Proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Sosial, Bahasa, Moral Fase Remaja


1. Perkembangan Sosial fase Remaja
Hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan
demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada
jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain
demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk
disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat
hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup
manusia.

Syamsu Yusuf dalam Hamdani (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial


merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial Perkembangan sosial
dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan Kerjasama.

Pada masa remaja berkembang social cognition yaitu kemampuan untuk


memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik baik
dan menyangkut sifat, pribadi minat nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini
juga berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain
(teman sebaya). Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan
perilaku yang secara moral dan Agama dapat dipertanggungjawabkan, maka
kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan kepribadian yang Baik.
Sebaliknya, apabila kelompok itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan
nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti
kelompoknya tersebut.1

2. Perkembangan Bahasa Fase Remaja


Karakteristik Perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut jean piaget telah mencapai tahap operasional
formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja telah mampus
mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah dengan baik dalam
setiap situasi dan mengalami peningkatan pengetahuan dalam menyusun pola
hubungan secara komprehensif, membandingkan secara kriisis antara fakta dan

1Fauziah RSP dan RK Rusli, Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara sosial. Vol 4, Jurnal Sosial
Humaniora, 2013, hal 102
asumsi dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dann terminologi konkret
dalam mengkomunikasikannya.

Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada dalam dase pencarian jati diri,
ada tahapan kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap
sebelum atau sesudahnya yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum
seperti munculnya istilah-istilah khusus di kalangan remaja. Karakteristik psikologis
khas remaja sering kali mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa yang
relatif berbeda dan bahkan khas untuk kalangan emaja sendiri, sampai-sampai tidak
jarang orang di luar kalangan remaja kesulitan memahaminya. Dalam perkembangan
masyarakat modern sekarang Ini, di kota besar bahkan berkembang bahasa khas
remaja yang sering dikenal dengan bahasa gaul.2

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dan telah banyak belajar dari
lingkungan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan
(samandiman, 2014). Hubungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat,
dan khususnya pergaulan teman sebaya ,dan lingkungan sekolah karakteristik
perkembangan bahasa pada remaja antara lain:
a. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat. Artinya, pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan
masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, remaja sering
mengikuti proses belajar di sekolah. Pada lembaga pendidikan diberikan
rangsangan bahasa terarah sesuai dengan kaidah-kaidah berbahasa yang
benar. Proses pendidikan Bukan semata memperluas dan memperdalam
Cakrawala ilmu pengetahuan, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa.

b. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat atau teman sebaya cukup menonjol,


sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang
berkembang di dalam kelompok teman sebaya.

c. Perbedaan lingkungan masyarakat dan keluarga berpengaruh terhadap


perkembangan bahasa setiap remaja. Pengaruh lingkungan yang berbeda
antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan
bahasa,menyebabkan perbedaan antara remaja yang satu dengan yang lain.
Pilihan dan penggunaan kosakata pada umumnya sesuai dengan tingkat sosial
keluarga. Keluarga dari lapisan masyarakat berpendidikan rendah atau buta
huruf akan banyak menggunakan bahasa pasar atau sembarangan.3

2 Parnawi, alfi. 2021. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama, hal 108
3 Noya andris. 2020. Pendidikan papa mama. Indramayu: CV. Adanu Abimata, hal 81
3. Perkembangan moral fase remaja
Secara umum, alur pengembangan moral adalah suatu kemampuan Dalam
ertimbangan moral yang menggambarkan dengan jelas sikap yang benar atas
alat terhadap komitmen personal dalam kesadaransi logitimasi alternatif
kompetisi. Proses perkembangan moral remaja secara intradual mengalami
perubahan dari perkembangan yang lebih otoritarian menjadi kurang otoriter
seiring dengan perkembangan aspek-aspek kognitif, dan kepribadian.

Menurut perspektif psikodinmik, dorongan pembawaan terutama dorong


seksual dan agresif dikontrak oleh perkembangan superego. Demikian pula
perilaku moral yang muncul sebagai hasil dari kecemasan yang berasosiasi
dengan pikiran dan perasaan bersalah dikontrol oleh perkembangan superegi
yang sifatnya inistintif.

Perkembangan moralitas berdasarkan melalui model, proses imitasi, dan


penguatan. Remaja mengalami perkembangan moral sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan yang menyediakan model perilaku moral. Juhasz (dalam
Furhman, 1990) menemukan bahwa gender, status sosial ekonomi regiositas
intelegensi , lokus kendali, dan karakteristik kepribadian dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal. Sebagai contoh yang menemukan bahwa faktor-faktor
eksternal berpengaruh terhadap perkembangan remaja termasuk
perkembangan moral.

Berdasarkan perspektif, kognitif internalisasi peran masyarakat dan belajar


sosial berperan penting dalam perkembangan moralitas remaja, tetapi
keduanya bukan merupakan faktor tunggal yang mencakup mengeksplanasi
perkembangan moral dan perilaku remaja. Menurut jean piaget,
perkembangan moral berkaitan dengan kemampuan kognitif remaja. Dengan
perkataan lain perkembangan moral merupakan kombinasi faktor pembawaan
dan lingkungan.

Perkembangan moral berdasarkan perspektif psikodinamik menekankan


pada disiplin pengasuhan, behavioristik lebih menekankan pada proses imitasi,
dan perspektif kognitif menekankan pada perkembangan penalaran rasional.
Gibb (furhman 1990) menyatakan, bahwa teori-teori perkembangan moral dan
sosialisasi kontemporer haruslah dipandang secara komplementer. Teori
sosialisasi menekankan interaksi manusia dalam perkembangan moral,
sedangkan teori kognitif lebih menekankan peran kognisi, termasuk informasi
yang relevan dengan proses perkembangan moral. Jadi, perkembangan moral
remaja merupakan hasil dari interaksi yang kompleks nilai-nilai dan perilaku
pengasuhan, aktivitas pemrosesan pikiran, dan faktor-faktor lingkungan pada
Umumnya, termasuk lingkungan pergaulan, teman sebaya, sekolah, aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari.4

Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan saha
untuk mencapai proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada remaja juga
mencakup:
1. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan
pertimbangan pribadi.
2. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik
3. Shbmissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan
agama
4. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral
5. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral
masyarakat.5

B. Pengertian Remaja
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari Bahasa latin
Adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai Kematangan” (Asrori,
2009). Menurut Hurlock (1980), masa remaja merupakan Tahap perkembangan antara
masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh Perubahan fisik umum serta
perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja Dimulai pada saat anak secara seksual
menjadi matang dan berakhir saat ia Mencapai usia matang secara hukum.Menurut
Piaget (dalam Hurlock, 1980), masa remaja adalah usia dimana Individu dapat
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia Dimana anak tidak Lagi merasa di bawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam Tingkatan yang sama.
Santrock (2007) mengartikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Menurut Sarwono (2010), pada proses penyesuaian diri menuju
Kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu:

1. Remaja awal (Early adolescence) Tahapan usia remaja awal ini antara usia 12-
15 tahun. Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan Pikiran-pikiran
baru dan adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.

2. Remaja madya (Middle adolescence) Tahapan usia remaja awal ini antara Usia
15-18ahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawankawan dan
adanya Kecederungan untuk narsistik.

4 Thalib, bachri syamsul. 2010. Psikologi pendidikan berdasarkan analisis empiris aplikatif. Jakarta: Prenada
Media Group, hal 58
5 Tubagus, steven. 2022. “Pendidikan Agama Remaja. Solok: Insan Cendikia Mandiri, hal 193
3) Remaja akhir (Late adolescence) Tahap ini adalam masa konsolidasi Melalui
periode dewasa.
Hurlock (1980) menyatakan bahwa remaja memiliki ciri-ciri tertentu:

a. Masa remaja sebagai periode penting yaitu masa remaja mengalami


Perkembangan fisik dan psikologis yang cepat sekaligus. Terutama pada masa Awal
remaja.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan yaitu masa ini disebut masa sebagai Masa
peralihan karena pada masa ini status individu tidaklah jelas dan Terdapat
keraguan akan peran yang harus dijalani.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan yaitu tingkat perubahan dalam sikap Dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik.
d. Masa remaja sebagai masa bermasalah yaitu setiap periode memiliki
Permasalahan tersendiri dan para remaja sering mengalami masalah yang sulit
Diatasi baik oleh remaja pria maupun wanita.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas yaitu pada tahun awal masa Remaja,
penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi remaja Pria dan
wanita. Lambat laun mereka menambahkan identitas diri dan tidak Puas lagi
menjadi sama teman-teman dalam segala hal.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan yaitu adanya Keyakinan
bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang baik tentang Remaja, membuat
peralihan ke masa dewasa menjadi sangat sulit.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realitas yaitu remaja cenderung
Memandang dirinya sendiri dengan orang lain sebagaimana yang ia inginkan Bukan
sebagaimana Adanya.

• Pengertian perkembangan moral


Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berarti budi bahasa, adat
Istiadat, dan cara kebiasaan rakyat (Hurlock, 1980). Menurut Santrock (2003),
Moral lebih kuat mengenai tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak
dapat Diterima, tingkah laku etis atau tidak etis, dan cara-cara dalam
berinteraksi.Durkheim (1990) menerangkan bahwa moralitas terdiri atas
unsur-unsur antara Lain disiplin yang dibentuk oleh keteraturan tingkah laku
dan wewenang, Keterikatan atau identifikasi dengan kelompok, serta otonomi.

Moral yang merupakan norma tentang bagaimana kita harus hidup, adalah
Petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup. Hal ini
Sesuai dengan pendapat utama (dalam Budiningsih, 2004), bahwa moral
adalah Sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik
sebagaimana manusia. Dalam mencapai hal tersebut, harus adanya Kesadaran
moral. Kesadaran moral Sifatnya individual, ukuran kesadaran seseorang tidak
sama. Kesadaran moral Menyebabkan timbulnya kewajiban moral, yakni suatu
kewajiban yang Mengharuskan bebuat baik dan menjauhi kejahatan.
• Faktor-faktor Perkembangan Moral
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral adalah Lingkungan.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan moral Individu
mencakup aspek Psikologis, sosial, budaya, dan fisik baik yang terdapat dalam
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Kondisi psikologis, pola
Interaksi, pola kehidupan beragama, berbagai sarana rekreasi yang tersedia
dalam Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan mempengaruhi
perkembangan Moral yang tumbuh dan berkembang di dalamnya.

• Pengertian Perkembangan Sosial


Hubungan sosial merupakan hubungan Antarmanusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana Yang didasari
oleh kebutuhan yang sederhan semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi
Kompleks dan dengan demikian Tingkat hubungan sosial juga berkembang
menjadi amat Kompleks.

• Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh Beberapa faktor, yaitu
keluarga, kematangan Anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat
Paendidikan, dan kemampuan mental terutama Emosi dan inteligensi. Keluarga

faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial bahasa, moral fase remaja,


Perkembangan sosial, bahasa, dan moral remaja dipengaruhi oleh berbagai
faktor,antara lain:

a) Keluarga: Hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya


memainkan peran penting dalam perkembangan moral dan sosial remaja.
Nilai-nilai yang diajarkan di rumah dapat mempengaruhi pemahaman
moral remaja.

b) Teman Sebaya: Interaksi dengan teman sebaya mempengaruhi


perkembangan sosial remaja dan penggunaan bahasa. Teman sebaya dapat
mempengaruhi pemahaman moral remaja serta bahasa yang digunakan
dalam interaksi sosial.

c) Pendidikan: Sekolah dan pendidikan memberikan kerangka kerja untuk


mengembangkan bahasa dan memahami nilai-nilai sosial dan moral.
Kurikulum sekolah juga dapat memasukkan pembelajaran tentang etika
dan moral.

d) Media dan Teknologi: Media seperti internet, televisi, dan media sosial,
mempengaruhi perkembangan bahasa dan pemahaman sosial remaja.
Konten media Dapat mempengaruhi nilai dan norma sosial remaja.
e) Budaya dan Nilai Masyarakat: Konteks budaya dan nilai-nilai masyarakat
tempat remaja tumbuh juga berperan dalam perkembangan moral,
bahasa, dan perilaku sosial mereka.

f) Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi, termasuk peristiwa penting


dalam kehidupan remaja, seperti konflik, keberhasilan, atau kegagalan,
dapat mempengaruhi perkembangan moral dan sosial mereka.

g) Perkembangan Kognitif: Kemampuan berpikir abstrak dan memahami


konsep moral semakin berkembang selama masa remaja, yang juga
berdampak pada perkembangan sosial dan bahasa. Semua faktor ini saling
berinteraksi dan berkontribusi pada perkembangan sosial, bahasa, dan
moral remaja. Penting untuk menyediakan lingkungan yang mendukung
perkembangan positif dalam semua aspek ini.6

C. Dampak perkembangan sosial,bahasa,moral fase remaja terhadap proses


pembelajar.
Menurut Michele borba, Ed. D, pernah mengatakan dalam bukunya building moral
Intelligence mendefinisikam mengenai kecerdasan moral itu menjadi kemampuan
untuk memahami benar dan salah nya serta membentuk pendirian yang kuat dalam
berpikir dan berprilaku yang sesuai dengam moral. Perkembangan moral pada seorang
anak itu akan berkembang dengan kognitifnya. Ada beberapa tahapan mengenai
perkembangan moral yang perlu kita ketahui,yaitu pada bayi yang belum memiliki
kemampuan untuk mengembangkan kecerdasan moral. Lalu pada masa batita atau
pada masa anak menginjak satu tahun, anak belum memiliki kemampuan untuk
menilai benar atau salah nya.

Lanjut pada masa pra sekolah dimana anak mulai berumur ( 3-7 tahun ) saat saat
inilah anak mulai mengenali keluarga dan lingkungan sekitar nya. Tahap keempat itu
dimana usia anak ( 7 – 10 tahun ) mereka mulai mengetahui dan belajar bahwa orang
tua merupakan sosok yang harus mereka taati, dan mereka bisa melakukan hal – hal
yang menurut mereka nyaman dengan mulai bisa membedakan mana hal benar yang
harus dilakukan dan mana hal yang salah agar tidak mereka kerjakan. Yang terakhir itu
tahap praremaja dan remaja pada masa ini tekanan dari teman dan lingkungan
sekitarnya yang anak rasakan membuat anak bisa memilah dan memilih mana nilai
yang akan mereka jadikan bagian dalam dirinya sendiri dan mana nilai yang harus
mereka hindari.

Para psikologi mengatakan bahwasanya anak-anak akan mengalami beberapa


priode-Priode dalam perkembangan. Hurlock juga mengatakan bahwasanya terdapat
beberapa Tahapantahapan perkembangan yang terjadi dalam perkembangan yang

6 RSP Fauziah dan RK Rusli. Op.Cit. hal 2-3


dialami ataupun dilalui pada masa anak-anak. Pelaksanaan terhadap suatu pendidikan
perkembangan moral anak di dalam setiap tahapan usia anak dilakukan dengan
metode atau suatu kebiasaan yang tentunya berbeda satu dengan yang lainnya.

Maksudnya adalah dengan adanya suatu pemberian stimulus agar dapat


memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang dirasakan ank yang didasarkan
pada kesesuaian dengan tahapan usia mereka dan kemampuan yang dimiliki anak-
anak pada usia tersebut.

R. Andi Ahmad Gunadi (2013:87-88) memberikan penjelasan mengenai


perkembangan yang terjadi pada anak usia mulai dari 0-2 tahun pembelajaran lebih
banyak dalam beriorentasi pada kebiasaan latihan aktifitas motorik dan pencukupan
kebutuhan anak dengan propesional. Berikutnya untuk anak-anak padaa usia mulai
dari 2-4 tahun pembelajaran moral pada anakanak tersebut akan lebih ditunjukan atau
diarahkan pada suatu pembentukan atau penciptaan rasa atau sikap kemandirian juga
kedewasaan pada anak dalam menghadapi dan memasuki lingkungan sekitarnya. Pada
sebuah pembentukan inisiatif yang melekat pada anak untuk dapat memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan prilaku kebiasaan bersikap baik dan buruk.

Jadi jika kita kita tidak berhati-hati dalam mengontrol pertumbuhan atau
perkembangan anak maka akan berdampak buruk bagi sosial moral mereka, yang
pastinya ke depannya kemungkinan besar sang anak akan memilih jalan yang salah
yang mana karena kita lalai dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut.7

7 Helmaria Ulfa, Psikologi Perkembangan, Bandung: Grub CV. Winida Media Utama, 2022, hal 93-94
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Masa remaja merupakan Tahap perkembangan antara masaanak-anak dan masa dewasa
yang ditandai oleh Perubahan fisik umum serta perkembangan Kognitif dan sosial. Masa
remaja Dimulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia Mencapai
usia matang secara hukum.Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980), masa remaja adalah usia
dimana Individu dapat berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak Lagi
merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam Tingkatan yang
sama. Santrock (2007) mengartikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Syamsu Yusuf dalam Hamdani (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial perkembangan sosial dapat pula diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan
tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling kerja sama.
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dan telah banyak belajar dari
lingkungan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi liingkungan (samandiman,
2014). Hubungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, dan khususnya
pergaulan teman sebaya ,dan lingkungan sekolah.

B.Saran
Alhamdulillah dengan berakhirnya kesimpulan kami ini, maka berakhir pula lah makalah
kami. Hanya ini yang dapat kami sampaikan, kami harap makalah kami ini dapat bermanfaat
bagi teman-teman sekalian. Dan juga mohon maaf atas segala kekurangan, dan kami
mengharapkan kritik dan saran teman-teman sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, RSP dan RK Rusli. 2013.Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara sosial.
Vol 4, Jurnal Sosial Humaniora.
Parnawi, alfi. 2021. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Noya, andris. 2020. Pendidikan papa mama. Indramayu: CV. Adanu Abimata,

Thalib, bachri syamsul. 2010. Psikologi pendidikan berdasarkan analisis empiris aplikatif.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tubagus, steven. 2022. “Pendidikan Agama Remaja. Solok: Insan Cendikia Mandiri.
Ulfa, Helmaria. 2022. Psikologi Perkembangan, Bandung: Grub CV. Winida Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai