Oleh Kelompok 9:
Salman
Ella
Sumarni
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “perkembangan sosial dan
kepribadian” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan kata terima kasih kepada ibu Meli Wahab, S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen mata kuliah perkembangan peserta didik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam
pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok IX
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak adalah produk dari proses biologis, kognitif, dan
sosioemosional, yang sering terjalin. Periode pembangunan termasuk bayi, anak usia
dini, pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, dan remaja. Isu-isu perkembangan
yang utama adalah alam dan pengasuhan, kontinuitas dan diskontinuitas, dan
pengalaman awal dan selanjutnya. Isu alam pengasuhan berfokus pada sejauh mana
perkembangan, terutama, dipengaruhi oleh alam (pengaruh biologis) atau pengasuhan
(pengaruh lingkungan). Meskipun faktor keturunan dan lingkungan merupakan
pengaruh luas pada perkembangan, manusia dapat menuliskan jalur perkembangan
yang unik dengan mengubah lingkungan. Sekolah bukanlah sekedar tempat untuk
meraih keterampilan kognitif dan linguitik. Sekolah juga merupakan tempat
berlangsungnya perkembagan pribadi (personal development), yakni saat anak-anak
dan remaja menguasai pola-pola perilaku yang khas dan mengembangkan
pemahaman diri (self-understanding ), yang telah muncul semenjak masa bayi dan
masa taman kanak-kanak. Elemen sosial di sekolah juga menjadikan sekolah sebagai
tempat ideal bagi berlangsungnya perkembangan sosial (social development), yakni
saat anak-anak muda mulai memperoleh pemahaman yang semakin baik mengenai
sesama manusia, menjalin hubungan yang produktif dengan orang dewasa dan teman
sebaya, dan secara berangsur-angsur menginternalisasikan pedoman-pedoman
berperilaku sebagaimana ditetapkan oleh masyarakat
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan sosial?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial?
3. Apa pengertian perkembangan kepribadian?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian?
5. Apa macam-macam karakteristik kepribadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
1
3. Untuk mengetahui pengertian perkembangan kepribadian
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian
5. Untuk mengetahui macam-macam karakteristik kepribadian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi
intelektual dan emosional. Seseorang remaja dpat mengalami sikap hubungan sosial
yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau
peristiwa ini dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas.
Bagaimana seorang remaja dapat mengembangkan pribadi dan identitasnya dapat
diakibatkan oleh berberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Hereditas
Dalam hal ini, perkembangan sosial itu sendiri didapatkan semenjak lahir yang
berasal dari orang tua kandung yang melahirkan. Yang berarti, perkembangan
sosial seseorang didapatkan oleh karena faktor biologis yang diturunkan oleh
orangtua yang kedepannya akan terus berkembang.
b. Faktor Lingkungan
Faktor utama yang dimana perkembangan sosial suatu individu ditentukan oleh
lingkungan hidup seseorang yang akan mempengaruhi emosi dan perilaku
seseorang. Ada berberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
sosial seseorang yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat.
c. Faktor Umum
Merupakan faktor campuran antara faktor lingkungan dan faktor hereditas. Faktor
umum juga tergolong dari kedua faktor di atas.
4
penyesuaian diri di lingkungan kepemilikan bakat akan mempengaruhi tendensi
bertingkah laku.
5
menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari pada di rumah. Di
samping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih sukses serta
memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.
Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor yaitu
pembawaan (hereditas), lingkungan dan citra diri (self concept).
1. Pembawaan (hereditas)
Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik
yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak merupakan warisan
dari sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensi tertentu.Beberapa
ahli ilmu pengetahuan menekankan pentingnya faktor keturunan ini bagi
pertumbuhan fisik, mental maupun sifat kepribadian yang diinginkan.
a. Pertumbuhan Fisik
Seorang anak yang kuat dan sehat lebih beruntung dibanding dengan anak
yang kecil dan ringkih, ia lebih banyak mengikuti aktivitas-aktivitas sesuai
dengan tahap perkembangannya. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan
pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya.
Sedangkan seorang anak yang struktur tubuhnya lebih atau kurang dari
temannya, misalnya terlalu gemuk, terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu kurus
akan menjadi objek gangguan dan cemoohan tema-teman, hal tersebut dapat
mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya.
b. Kemampuan mental dan bakat khusus
Seorang anak yang pandai pada umur yang muda sudah dapat mengenal
hubungan antara dirinya dan benda-benda lingkungannya. Sesuai dengan cara
bagaimana seorang anak sejak kecil dianjurkan untuk mengadakan
penyesuaian yang pantas, maka ia juga akan cepat mengerti bentuk
6
penyesuaian yang tepat yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan
yang dihadapinya.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian terdiri
dari lingkungan bersifat sosial dan lingkungan fisik. Yang dimaksud lingkungan
sosial ialah lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group) interaksi
antara individu tersebut menimbulkan proses sosial dan proses ini mempunyai
pengaruh yang penting dalam perkembangan pribadi seseorang dengan pendidikan
lingkungan sosial yang disebut pergaulan erat dengan seseorang berupa tingkah
laku, sikap, mode pakaian atau cara berpakaian dan sebagainya.
Lingkungan fisik (alam) mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi
seseorang. Yang dimaksud lingkungan alam disini adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar anak selain individu dan benda-benda kebudayaan antara lain keadaan
geografis dan klimatologis. Anak yang dibesarkan di daerah pantai akan lain
dengan anak yang dibesarkan di daerah pegunungan.Meskipun kebudayaan
mempunyai pengaruh terhadap kepribadian seseorang, namun kadar pengaruhnya
berbeda menurut umur dan fase pertumbuhan.Faktor lingkungan yang paling
berperan dalam perkembangan kepribadian adalah rumah, sekolah dan teman
sebaya.
a. Rumah
Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam pembentukan
kepribadian. Bebrapa sifat lingkungan rumah yang memungkinkan anak
membentuk sifat-sifat kepribadian adalah kesediaan orang tua menerima anak
sebagai anggota keluarga, adanya sikap demokratis, keadaaan ekonomis yang
serasi, penyesuaian yang baik antara ayah dan ibu dalam pernikahan dan
penerimaan sosial para tetangga terhadap keluarga.
Keadaan rumah yang sederhana, bersih, rapi, dimana anak mendapat
makanan yang sehat dan anggota keluarga bersikap sedemikian rupa, sehingga
memberi rasa aman kepada anak, inilah yang akan membantu perkembangan
kepribadian anak ke arah terbentuknya kepribadian yang harmonis dan wajar.
b. Sekolah
7
Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba ilmu.
Lingkungan sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar dengan
tenang dan nyaman. Disamping itu hubungan antara siswa dengan guru, dan
hubungan antara siswa dengan lingkungan sekolah lainnya perlu dijaga karena
hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
c. Teman sebaya
Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak banyak
dipengaruhi oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak belajar
bermain dengan anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain. Anak dan
remaja berusaha mencapai realisasi diri melalui keberhasilan, ia harus
melebihi hasilnya sendiri untuk dapat maju dan harus dapat menyayangi orang
lain juga. Cara-cara yang memberikan keberhasilan dalam persaingan dalam
hubungan dengan teman sekolah, akan dipakainya dalam kompetisi
selanjutnya. Kebiasaan ini akan berlangsung terus dalam integrasi kepribadian
pada masa dewasa.
Dari kedua faktor di atas, faktor lingkungan dan keturunan sangat
berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak. Faktor keturunan pada
umumnya lebih kuat pengaruhnya pada tingkat bayi, sedang faktor lingkungan
lebih besar pengaruhnya apabila insan telah meningkat dewasa.
3. Citra diri (self concept)
Faktor yang tidak kalah penting dalam memahami perkembangan kepribadian
anak ialah self concept (citra diri) yaitu kehidupan kejiwaan yang terdiri atas
perasaan, sikap pandang, penilaian, dan anggapan yang semuanya akan
terpengaruh dalam keputusan tindakan sehari-hari.
Seseorang dengan citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai lingkungan
sosial. Moral sebagian standart yang muncul dari agama dan lingkungan sosial,
memberi konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak patut secara mutlak,
akan tetapi seseorang tidak begitu saja menerima melainkan dipertentangkan
dengan citra diri yang dimilikinya.
Pengaruh lingkungan dan pembawaan dalam terbentuknya kepribadian
seseorang, keduanya saling berkait dan melengkapi satu sama lain tanpa
mengabaikan self concept yakni bagaimana seseorang menggunakan potensi yang
8
dimiliki danlingkungannya, karena self concept mempunyai pengaruh yang besar
untuk menginterprestasikan kuatnya daya pembawaan dan kuatnya daya
lingkungan.
Terbentuknya kepribadian seseorang membutuhkan waktu yang panjang,
berangsur-angsur dan kontinue dari bayi hingga mati. Pembentukan sekaligus
pembinaan kepribadian individu haruslah terus menerus dibentuk dan dibina secara
baik dan wajar menuju kepribadian yang ideal. Untuk mencapai kepribadian yang
ideal diperlukan lingkungan yang kondusif dan menuntut adanya kesediaaan,
keterbukaan individu terhadap gagasan pengalaman-pengalaman baru.
Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk sepenuhnya seperti
orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan. Karakteristik
atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap. Berikut ini adalah
krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.
9
dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan
perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses
penegmbangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit
diatur, bandel, keras kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini
memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru
Playgroup sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran
atau mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak
dapat mulai belajar hidup secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
b. Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan
ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang
digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai
masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini
juga kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan
benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar,
karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di
sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan
penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
c. Karakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir
dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber,
puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun
terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan
remaja, di mana ciri kematangan seksual emakin jelas (haid dan mimpi basah).
Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja.
Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan
perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga
menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Peubahan fisik
dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan
10
yang terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan
dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami
sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative
dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran seks dalam
kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di sekitarnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan psikologis manusia diawali dari sejak lahir hingga umur dewasa,
yang membentuk sifat-sifat yang bersifat menetap. Faktor-faktor di atas itu yang
mempengaruhi setiap individu hingga memiliki karakteristik atau kepribadian yang
berbeda-beda. Secara tidak langsung lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian itu tersebut yang dimulai dari usia balita, remaja, dewasa
bahkan pada usia lanjut.
Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran pembelajaran.
Tugas utama peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan
untuk memperoleh perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari apektif, kognitif
sampai psikomotorik.
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun
ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan, termasuk
sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan
keluarga ketika anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat
konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada. Begitu banyak tipe dan karakteristik
dari kepribadian dan tiap individu.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19385228/
MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_TENTANG_PERKEMBAN
GAN_KEPRIBADIAN
https://www.academia.edu/42222368/Makalah_Perkembangan_Sosial_Peserta_Didik
https://www.scribd.com/embeds/411409151/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7rlbzEfWu3HKwf
13