Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK

KELOMPOK 4

NAMA KELOMPOK :
1. HANNA DIINAAR NABIILAH (190431626487)
2. IVORY ARUNNAI M (190412630077)
3. LEONY RISDIYANTI PUTRI (190412630146)
4. MICHELE P (190412630096)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Puja syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa, karena saat
ini penulis masih mempunyai kesempatan bisa merangkum sebuah penulisan mengenai makalah
“ Perkembangan Sosial”. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yakni Nabi Muhammad S.A.W yang mana beliau sudah memberikan kita petunjuk
yang didapat langsung dari Allah SWT buat bekal semua manusia. Penyusunan dalam penulisan
makalah ini menjadi sebuah bentuk yang memenuhi sejumlah pekerjaan untuk kebutuhan kuliah
tentang Pendidikan.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan sosial yang dimulai dari usia 0-
64. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasaih yang sebanyak-banyaknya kepada segenap
pihak yang telah memberikan dukungan, baik itu berupa bantuan, doa maupun dorongan dan
beragam pengalaman selama proses penyelesaian penulisan makalah ini.

Maka setulus hati, penulis harapakan agar kiranya semua pihak dapat berkontribusi dalam
memberikan kritik dan sarannya dalam penuyusunan makalah ini, agar dikemudian hari apabila
kami akan membuat makalah maka kami akan membuatnya dengan lebih baik lagi

Malang, 7 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....…………………………………………………..…...4
1.2 Rumusan masalah........................…………………………………….....5
1.3 Tujuan…......................................…………………………….………....5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan sosial...............................................................7
2.2 Karakteristik Perkembangan Sosial........................………………...……8

2.3 faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak.................16

2.4 Pengaruh perkembangan sosial tingkah laku pada anak...........................17

2.5 cara mengoptimalkan kemampuan perkembangan sosial anak.................18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................……………................ .................……………….19

3.2 Daftar isi.................……………............... .................……………..........20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar  Belakang Masalah

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang

mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti serangkaian

perubahan progresif yang ter jadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat sosial dan

sebagian lagi tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri dan lebih suka menyendiri

daripada bersama sama orang lain, secara alamiah memang sudah bersifat demikian.

Mereka yang sudah bersifat  sosial dan pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal

diluar dirinya, juga sudah bersikap seperti itu karena alamiah yaitu faktor keturunan.

Sedangkan orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang antisosial, dan orang

yang biasanya menjadi penjahat, diyakini oleh masyarakat tradisional sebagai warisan

daripada salah satu sifat buruk yang di miliki oleh orang tuanya.

Hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa orang di lahirkan dalam keadaan

sudah bersifat sosial, tidak sosial, dan antisosial, dan banyak bukti sebaliknya yang

menunjukkan bahwa mereka bersifat demikian karena hasil belajar. Akan tetapi, belajar

menjadi pribadi yang sosial tidak dapat di capai dalam waktu sngkat. Anak-anak akan

belajar searah dengan siklus, dengan periode kemajuan yang pesat di ikuti oleh garis

mendatar. Pada garis mendatar ini hanya terdapat sedikit kemajuan dari dalam anak.

Periode kemajuan yang pesat bahkan kadang-kadang di ikuti oleh tahap kemunduran

ketingkat perilaku sosial yang rendah. Seberapa cepat anak dapat meningkatkan kembali

4
dari garis datar itu sebagian besar bergantung pada kuat lemahnya motivasi mereka untuk

bermasyarakat.

Ketika berakhirnya masa kanak-kanak, sebagian besar anak masih sangat kurang

merasa puas dengan kemajuan yang mereka peroleh dalam segi perkembangan sosial. Hal

ini benar sekalipun perkembangan mereka normal. Sejumlah studi tentang sumber

ketidakbahagiaan yang di laporkan oleh para remaja, banyak memberikan perhatian

terhadap masalah sosial. Seperti dalam hal kemampuan bergaul, cara memperlakukan

teman agar terhindar dari pertengkaran dan putusnya persahabatan, cara bersikap yang

luwes dalam situasi sosial, dan cara mengembangkan kemampuan memimpin. Dan para

remaja menganggap bahwa mereka belum menguasai dan memiliki kemampuan yang

cukup dalam hal-hal tersebut.

1.2   Rumusan masalah

1. Apakah yang di maksud perkembangan sosial ?

2. Bagaimana karakteristik teori yang terdapat pada teori perkembangan sosial ?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?

4. Apa pengaruh perkembangan sosial tingkah laku pada anak ?

5. Bagaimana cara mengoptimalkan kemampuan perkembangan sosial anak ?

1.3   Tujuan

1. Memahami apa yang di maksud perkembangan sosial anak

2. Mengetahui karakteristik perkembangan sosial anak

3. Mengetahui bentuk tingkah laku perkembangan sosial anak

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak

5
5. Mengetahui pengaruh perkembangan sosial tingkah laku anak.

6. Dapat memahami tentang cara pengoptimalan kemampuan perkembangan anak

6
 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial merupakan jalinan interaksi yang didasarkan atas


pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, baik dari dalam keluarga hingga
lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi anak dalam perkembangannya.
Perkembangan anak yang terlihat biasanya dalam keingintahuan akan lingkungan yang
ada dalam sekitarnya. Hal tersebut dapat ditandai dengan minat terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh teman-temannya,  adanya peningkatan keinginan yang kuat untuk
diterima sebagai anggota suatu kelompok tertentu atau pun dalam lingkup
masyarakatnya, dan tidak begitu merasa puas dan nyaman bila tidak bersama teman-
temannya. Anak akan lebih suka bergaul dengan lingkungan pertemanan dibanding
dengan lingkungan keluarga dimana alasan yang paling sering dijumpai adalah bahwa
anak sangat nyaman jika bergaul dengan temannya dan bahkan terkadang lebih terbuka
karena tidak adanya rasa malu untuk bercerita satu sama lain dan hal tersebut sangat
berbanding terbalik jika anak bercerita masalah kepada lingkungan keluarganya.

Beberapa teori perkembangan manusia yang berkaitan dengan tumbuh dan


kembang seorang anak dari masa bayi hingga beranjak dewasa akan melalui beberapa
tahap serta jenjangnya. Setiap orang akan tumbuh dan berkembang dengan prosesnya
sendiri-sendiri. Proses dalam perkembangan meliputi faktor biologis, kognitif serta
psikosial, yang dimana ketiga proses ini saling berkaitan dan akan menghasilkan fase-
fase perkembangan pada seorang individu. Adapun keterjalinan sosial yang juga harus
ada dalam proses perkembangan anak dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhannya. Lingkungan sosial banyak memberi pengaruh dalam pembentukan
berbagai aspek dalam kehidupan terutama dalam kehidupan sosio-psikologis.

Menurut Harlock (1978), proses sosialisasi tampak terpisah namun saling


berhubungan satu dengan lainnya, yaitu:

7
1. Belajar dalam berperilaku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial.
2. Belajar memainkan peran sosial yang mampu diterima
3. Mampu mengembangkan sikap atau tingkah laku sosial terhadap individu dan
aktivitas sosial yang terdapat dalam masyarakat.

Jadi disini dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial dimulai sejak manusia
tersebut lahir kedunia, pembentukan tersebut terjadi dengan sendirinya baik dalam
lingkungan keluarga, budaya, bangsa serta dalam negara yang terorganisasi dalam proses
sosialisasi yang berhubungan. Misalkan dalam berperilaku yang dapat diterima secara
sosial, belajar bermain peran sosial yang dapat diterima dan mengambangkan sikap serta
tingkah laku sosial tehadap individu lainnya dan aktivitas yang dilakukan didalamnya.

Menjadi orang yang dapat bermasyarakat memerlukan 3 proses, dan 3 proses


tersebut berpengaruh dalam lingkungannya sehingga kegagalan dalam sebuah proses
dapat menurunkan proses kadar sosialisasi individu tersebut.

2.2 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL

Karakteristik perkembangan ini dicirikan dengan berdasarkan tiap-tiap periode


menurut umurnya. Karakter sosial dinilai berdasarkan tingkah laku sosial yang dialami
oleh masing-masing individu.
a. Usia 0-24 Bulan
Pada usia 0-24 bulan ini dalam perkembangannya hanya
menunjukkan perubahan pada bagian tubuh yang sangat signifkan. Seperti
perubahan fokus pada mata yang sebelumnya belum mampu membesarkan
objek dan benda namun setelah adanya perkembangan dapat melihat
dengan kata lain mata sudah cukup kuat untuk melihat benda atau objek
yang ada, mampu menggerakkan otot-otot kecil, misalkan dengan
menunjukkan senyum, dan seiring berkembangnya usia-usia tersebut bayi
sudah peka terhadap suara, terkadang agresif, memegang, mengikuti suara
dan tingkah laku yang sangat sederhana, dan dalam usia 12-24 bulan
seorang bayi sudah mengenal larangan serta sudah dapat melakukan

8
aktivitas sederhana, misalkan memanjat apapun yang lebih tinggi, berjalan
menjinjitkan jari kaki, dll.
b. Usia 2-7 Tahun
Dalam usia ini anak sudah mulai berkembang dengan baik, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun daya motoriknya. Pada fase ini anak
sudah mulai cukup sulit mengekspresikan emosinya. Kecemasan anak
pada perpisahan akan semakin terlihat dan mulai mengembangkan
ketakutan yang baru, misalkan takut akan sendirian dalam kegelapan
hingga takut terhadap orang baru yang dikenal. Namun dalam fase ini juga
menunjukkan keaktifan anak untuk bergaul dengan anak lainnya namun
beberapa anak akan menunjukkan sikap malu-malu untuk mulai
berkenalan dan anak terkadang juga cenderung memiliki keinginan untuk
mandiri dimana ia dapat mencoba hal-hal baru namun masih belum bisa
membedakan hal-hal yang berbahaya. Keingintahuan yang tinggi akan
suatu hal yang baru saja ditemui juga akan timbul.
c. Usia 7-11 Tahun
Diusia 7-11 tahun ini hal yang ditonjolkan adalah kecenderungan
anak yang aktif, lebih yakin dan ramah dalam bergaul dan munculnya sifat
tegas. Tertarik dan senang dengan hal baru yang ia temui, misalkan dalam
ketrampilan baru dan pelajaran yang baru ia dapatkan. Menunjukkan
ketegasan, dan jika diberi kesempatan dapat bertahan dan sudah mampu
menolak atau membantah. Lebih mandiri dari sebelumnya namun
sewaktu-waktu mungkin merasa tidak aman, munculnya penolakan dalam
mengekspresikan kebutuhan dan kasih sayang serta persetujuan, mampu
mengekspresikan berbagai macam emosi yang dirasakan, dan juga mampu
mengenali campuran emosi yang dialami.
d. 13-14 tahun (remaja awal)

pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan
dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru,
cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

9
Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi
erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya
kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit
dimengerti orang dewasa.

e. 15-17 (remaja tengah)

Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan
rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar
dengan kerenggangan dan permusuhan. Pada masa ini anak terombang-
ambing dalam sikap mendua (ambivalensi). Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai
atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya.
Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan
cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat
hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.

f. 18-21 tahun (remaja akhir)

pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang
relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit
bagi remaja. Masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal dibawah ini :

o Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.


o Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
o Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

10
o Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dengan orang lain.
o Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya
(private self) dan masyarakat umum (the public)
g. 21-40 tahun (dewasa awal)

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya
dan periode yang sama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai
menurun. penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan
dewasa awal dan menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya
dicapai pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi penurunan lambat
laun hingga awal usia 40-an.

b. Perubahan Kognitif

Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan


kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai
berpikir yang lebih liberal dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara
pemecahan masalah, sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak
diinginkan.

c. Penyesuaian peran seksual

Penyesuaian pada peran seks pada masa dewasa dini benar – benar sulit. anak laki
– laki dan perempuan telah menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat,
tetapi belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin
berperan sebagai seorang ibu dan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi
setelah dewasa mereka tidak mau menjadi isteri ataupun ibu sesuai pengertian tradisional
yaitu alasan mereka ingin menghindari peranan wanita tradisional yang telah dijelaskan
oleh Arnott dan Bengslon.

d. Penyesuaian perubahan minat

11
Remaja umumnya mempertahankan minat – minat mereka sewaktu beralih
kemasa dewasa tetapi minat pada masa dewasa kemudian akan berubah juga. ini
disebabkan karena beberapa minat yang dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak
sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan
kepuasan seperti semula. perubahan minat biasanya terjadi amay cepat pada masa remaja
seperti perubahan – perubahan fisik dan psikologis.

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit begitu juga dengan
banyaknya pertambahan model keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai
suami istri sulit. tingkat kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali
dengan anggota lainnya dalam keluarga. misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan
masa anak-anaknya dirumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan mendapat
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalah yang timbul ketika
ia menikah dengan pria yang berasal dari latar belakang keluarga besar.

f. Penyesuaian pekerjaan

Penyesuaian pekerjaan makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan
yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. pola umum kehidupan
mereka bergantung pada beberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara
memperolehnya. banyak orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki
keterampilan atau pelatihan untuk suatu bentuk pekerjaan tertentu dalam melamar
berbagai kantor yang sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuai pula dengan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.

h. 40-60 tahun (dewasa menengah)

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian
dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. dari salah satu
sekian banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan
adalah dalam mengubah penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa

12
sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan
semakin di intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap
perubahan normal yang muncul bersama pada tahun – tahun selanjutnya.

b. Perubahan Kognitif

Pada usia setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah


kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan
keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan,
perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. tentu saja tidak semua orang
dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah.

c. Penyesuaian peran seksual

Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia
madya terdapat pada perubahan, pada kemampuan seksual mereka. Perubahan seksual
pada wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause,
tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut. berhentinya
menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause. Perubahan seksual pada
pria klimakterik pada pria sangat berbeda dengan menopause pada wanita. klimakterik
dating kemudian, biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.

d. Penyesuaian perubahan minat

Perubahan minat selama usia madya perubahan – perubahan tersebut jauh kurang
kentara daripada perubahan – perubahan yang terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan.
perubahan minat yang ada perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam
hidup, konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan
peran penting dalam menekan keinginan mereka disbanding pada masa yang relative
masih muda.

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama


periode usia madya seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah

13
penarikan diri dari anak – anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai
unit keluarga” penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita
daripada pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama
tahun – tahun usia dini. Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan
pola keluarga pada usia madya :

 Perubahan fisik
 Hilangnya peran sebagai orangtua
 Kurangnya persiapan
 Perasaan kegagalan
 Merasa tidak berguna lagi
 Kekecewaan terhadap perkawinan
 Merawat anggota keluarga berusia lanjut.

f. Penyesuaian pekerjaan

Dewasa ini dengan semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja
usia madya, maka masalah pengalaman menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka monopoli
pria saja. wanita juga mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan bahkan
banyak wanita menganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.

h. 60- meninggal (dewasa akhir)

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel – sel tubuh.
Pertumbuhan dan reproduksi sel – sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan
pertumbuhan dan reproduksi sel – sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel – sel
yang rusak, lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.

b. Perubahan Kognitif

Orang yang sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin lamban.
Orang yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan cara lama
dan tidak ingin adanya perubahan.

14
c. Penyesuaian peran seksual

Setiap orang butuh dicintai dan dipelihara meskipun sudah tua. penelitian yang dilakukan
oleh master dan Johnson (1968). seorang wanita yang mengalami menopause bukan berarti tidak
mungkin menikmati hubungan intim dengan pasangannya, bahkan wanita ini mengalami
pembaharuan minat dan kesenangan terhadap hubungan intim. pada wanita menopause memang
terjadi perubahan hormone, namun hal itu menghalangi wanita itu untuk menikmati hubungan
seks.

d. Penyesuaian perubahan minat

Mengenai minat dan keinginan tersebut dibahas pada uraian berikut ini :

 Minat pribadi. Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri
apabila semakin tua. Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian tergantung pada
sejauh mana orang berusia lanjut terlubat dalam kegiatan sosial. Minta terhadap uang :
pensiun atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan
yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
 Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan karena
memang tidak dapat dielakkan
 Minat sosial
 Minat untuk mati

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Salah satu cara orang usia lanjut dalam mengatasi masalah kesepian dan
hilangnya aktivitas seksual yang disebabkan karena tidak mempunyai pasangan hidup
adalah dengan cara menikah kembali. menikah lagi pada masa dewasa ini merupakan hal
yang biasa daripada masalalu. bagaimana seperti telah ditekankan pada uraian yang
terdahulu, bahwa kesempatan untuk menikah kembali lebih sedikit bagi wanita daripada
bagi pria dari tahun ke tahun.

15
f. Penyesuaian pekerjaan

Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada
pekerjaan yang bersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka lebih
puas dengan pekerjaannya pada orang yang lebih muda. wanita yang tidak

bekerja selama masa dewasa ini ketika mereka sibuk dengan pekerjaan
rumahtangga dan mengurus anak, sering kali bekerja usia madya dan
mendapatkannya. sebagai komponensasi kepuasan dari tanggungjawab keluarga
dan rumah semakin berkurang.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

a)       Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai

aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan

keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang

bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak di tentukan oleh keluarga, pola

pergaulan, etika  berinteraksidengan orang lain banyak di tentukan oleh keluarga.

b)       Kematangan

Untuk dapat bersosialisasi dengan baikdi perlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu

mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasihat orang lain, memerlukan

kematangan intelektual dan emosional, di samping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat

menentukan.

c)       Status sosial ekonomi

Kehidupan sosial sangat di pengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat.

Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif tang telah di tanamkan oleh

keluarganya.

16
d)       Pendidikan

Pendidikan adalah proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses

pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam

masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.

e)       Kapasitas mental : Emosi dan Intelegensi

Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal,seperti kemampuan belajar,

memcahkan masalah, dan berbahasa.Perkembangan emosi berpengaruh sekali terhadap

perkembangan sosial anak.Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan

berbahasa baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat

menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

2.4 Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku  

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat melahirkan dirinya dan orang lain.

Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari

hasil pergaulan dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain,

bahkan sering ada yang merahasiakannya.

Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide dan teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap

situasi dan orang lain, termasuk pada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering

menimbulkan kemampuan menyalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan

bagaimana yang semestinya nenurut alam pikirannya;

Disamping itu pengaruh egosentris sering terlihat, di antaranya :

v  Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan

akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktisyang mungkin menyebabkan 

tidak berhasilnya menyebabkan persoalan.

17
v  Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum di sertai pendapat orang lain dalm

penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi

orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan mengakhiri masa remaja sudah sangat kecil

rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dangan baik.

2.5 Cara Pengoptimalan Perkembangan Sosial Anak

Senam bayi adalah suatu kegiatan yang bisa di katakan sebagai bentuk permainan gerakan

pada bayi. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta kemampuan

pergerakan bayi secara optimal.

Kemampuan sosialnya memberikan dukungan untuk bersosialisasi dan melatih anak agar

terampil melakukan interaksi dan komunikasi. Anak di beri kesempatan untuk bergaul dengan

orang lain dan tidak memberikan perlindungan yang berlebihan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perkembangan sosial merupakan proses untuk mencapai kematangan hubungan sosial baik

dalam keluarga ataupun dalam kelompok masyarakat guna untuk proses penyesuaian diri.

Perkembangan sosial memiliki karakteristik dengan pola tingkah laku yang berbeda dalam

kehidupan keluarga,sekolah maupun di kalangan kelompok masyarakat.

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk interaksi

sosial, yaitu pembangkangan, agresif, bertengkar, menggoda, persaingan, kerja sama,

tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri, dan simpati.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu menyangkut aspek lingkungan

keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, kapasitas mental.

Pengaruh perkembangan sosial tingkah laku pada anak dapat melahirkan dirinya dan orang

lain.Cara mengoptimalkan perkembangan sosial anak kemampuan sosialnya memberikan

dukungan untuk bersosialisasi dan melatih anak agar terampil melakukan interaksi dam

komunikasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Musyarofah. 2016. Pengembangan Aspek Sosial Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak di
https://www.researchgate.net (di akses tanggal 7 Februari 2020).

Nurjannah. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Keteladanan : Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam (vol. 14, no 1) (di akses tanggal 7
Februari 2020).

Ice Lisnawati. 2016. Perkembangan Sosial Remaja di academia.edu (diakses tanggal 8 Februari
2020).

Astri Firdasannah. 2018. Psikologi Perkembangan Dewasa di https://www.slideshare.net (di


akses tanggal 8 Februari 2020).

http://arbilian.blogspot.com/2014/10/perkembangan-sosial-peserta-didik.html

20

Anda mungkin juga menyukai