Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASPEK PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (IDENTITAS,


EMOSI, MORAL, SOSIAL)

Disusun Oleh :

1. Meisyska Putri (2023143321)


2. Shelva Nanda (2023143323)
3. Inka (2023143330)
4. Nanda Putri Utami (2023143335)
5. Dira Adelia (2023143349)
6. Siti Padilah (2023143356)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang “Aspek Perkembangan Psikososial (Identitas,
Emosi, Moral, Sosial)”.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak.

Palembang, 30 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER .........................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................


A. Ciri Khas Aspek Perkembangan Psikososial ..........................................
B. Permasalahan Pada Aspek Perkembangan Psikososial ...........................
C. Strategi Pembelajaran Dalam Aspek Perkembangan Psikososial ...........

BAB III PENUTUP ......................................................................................


A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan manusia dari satu masa menuju masa lainnya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pembawaan yang
bersifat alamiah, faktor lingkungan, dan faktor waktu yaitu saat-saat tibanya masa
peka atau kematangan.
Manusia disamping sebagai makhluk pribadi juga merupakan makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kepentingan dengan manusia
lain, ingin berhubungan dengan orang lain, saling berbagi rasa dan pengalaman
dengan orang lain. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, manusia tidak bisa
lepas dari lingkungan sosialnya atau manusia-manusia yang ada disekitarnya. Hal
ini akan terlihat ketika anak mengembangakan salah satu kecakapan misalnya
kognitif maka secara otomatis anak juga mengembangan konsep diri, dengan
berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian perkembangan seorang individu
mencakup beberapa macam yaitu perkembangan kognitif dan perkembangan
bahasa, perkembangan psikososial dan perkembangan moral.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu,
sebagai berikut:
1. Bagaimana Ciri Khas Aspek Perkembangan Psikososial?
2. Bagaimana Permasalahan Pada Aspek Perkembangan Psikososial?
3. Bagaimana Strategi Pembelajaran Dalam Aspek Perkembangan
Psikososial?
C. Tujuan
Adapun tujuan permasalahan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami Ciri Khas Aspek Perkembangan
Psikososial.
2. Untuk mengetahui dan memahami Permasalahan Pada Aspek
Perkembangan Psikososial.
3. Untuk mengetahui dan memahami Strategi Pembelajaran Dalam Aspek
Perkembangan Psikososial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri Khas Aspek Perkembangan Psikososial


1. Aspek Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
a. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya.
b. Sekolah, Ketika anak-anak memasuki sekolah, guru mulai memasukkan
pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipun pengaruh teman sebaya
biasanya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh guru dan orang tua.
c. Masyarakat, Penerimaan dan penghargaan secara baik dari masyarakat
terhadap dirianak mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra diri yang
positif dan rasa percaya diri yang mantap.

2. Aspek Perkembangan Perasaan Dan Emosi


Perasaan berkaitan dengan emosi. Emosi bersifat intens daripada perasaan,
lebih ekspresif dan ada kecenderungan untuk meletus. Emosi dapat timbul dari
kombinasi beberapa perasaan. Emosi juga mempengaruhi tingkah laku. Ada
beberapa teori yang membahas hubungan antara emosi dan tingkah laku.
a. Teori Sentral, menurut teori ini perubahan jasmani timbul akibat emosi.
b. Teori Perifir, menurut teori ini perubahan psikologis yang terjadi dalam
emosi disebabkan adanya perubahan fisiologis.
c. Teori Kedaruratan Emosi, menurut teori ini emosi merupakan reaksi yang
diberikan oleh organismedalam situasi darurat.
3. Aspek Perkembangan Moral
a. Pandangan Kolhberg
Tatkala individu mulai menyadari bahwa ia merupakan bagian dari
lingkungan sosial tempat ia berada,pada saat itu pula individu mulai menyadari
adanya norma dan nilai atau aturan dalam berperilaku.Keputusan untuk melakukan
sesuatu berdasarkan pertimbangan norma yang berlaku dan ilai yang dianutnya
disebut dengan moralitas.
onsep teori Kolherbeg adalah tentang internalisasi,yaitu perubahan
perkembanan dari perilaku yang dikontrol secara eksternal ke perilaku yang
dikontrol secara internal. Kolherbeg menyusunnya ke dalam tiga level utama :
 Preconventional Reasoning (penalaran pra konvensional), merupakan level
terbawah. Anak tidak menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran
moral dikontrol oleh hukuman dan ganjaran eksternal.
 Conventional Reasoning (penalaran konvensional). Pada tahap ini
internalisasi masih setengah-setengah, anak patuh secara internal pada
standar tertentu yang pada dasarnya ditetapkan oleh orang lain, seperti
orangtua atau aturan sosial.
 Pascaconventional Reasoning (penalaran pasca konvensional), moralitas
sudah sepenuhnya diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar
eksternal.

4. Aspek Perkembangan Identitas


Menurut Erikson, identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai
seseorang yang berdiri sendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini
berarti menjadi seorang dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan kelompok yang merupakan kekhususan dari individu itu. Identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya
dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya
ia dapat menjadi seorang ayah? Apakah ia mampu percaya diri 10 sekalipun latar
belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang
merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
(Hurlock, 1980). Pertanyaan-pertanyaan ini tidak begitu penting pada masa anak-
anak, namun menjadi kian umum dan intens pada masa remaja. Tidak jarang ramaja
menjadi ragu terhadap eksistensi dirinya sendiri, sehingga pencapaian identitas diri
merupakan salah satu tugas yang penting dan mendasar dalam kehidupan remaja
(Purwandi, 2004).

B. Permasalahan Pada Aspek Perkembangan Psikososial


1. Respon tidak efektif
Hal yang menjadi permasalahan juga disebabkan dengan adanya respon
yang tidak positif. Hal tersebut terjadi karena peserta didik sulit untuk mengenali
hal yang terjadi di sekitar mereka. Peserta didik tidak dapat merasakan interaksi
yang berada di sekitar mereka. Hal ini membuat respon dari peserta didik tersebut
menjadi menurun dan akan mengakibatkan interaksi sosial yang dilakukan oleh
peserta didik juga akan menjadi turun. Respon yang tidak efektif tersebut akan
menimbulkan beberapa permasalah tersendiri.
2. Respon Keluarga Tidak efektif
Selain pada lingkungan sekitar, penyebab utama juga terjadi pada respon
keluarga yang tidak efektif. Hal ini membuat peserta didik kesulitan dalam
merasakan interaksi dalam lingkungan keluarga mereka.
3. Sindrom Post Trauma
Permasalahan pada psikososial juga dapat menyebabkan terjadinya sindrom
post trauma. Hal tersebut membuat terjadinya suatu trauma. Trauma tersebut juga
disebabkan karena proses interaksi sosial yang dilakukan. Untuk penanganan
sindrom post trauma ini, hanya dapat dilakukan oleh ahli yakni psikolog. Hal
tersebut membutuhkan suatu ahli khusus dan tidak dapat sembarangan ditangani
oleh orang yang tidak memiliki keahlian pada bidang tersebut.
4. Penampilan peran tidak efektif
Selain beberapa permasalahan diatas, permasalah yang utama adalah
penampilan peran tidak efektif. Hal ini membuat peran dari peserta didik menjadi
tidak efektif saat melakukan pembelajaran di dalam kelas.
C. Strategi Pembelajaran Dalam Aspek Perkembangan Psikososial
Pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat peran seorang
guru dalam membimbing dan mendidik seorang siswa sehingga tercapainya sebuah
tujuan yaitu siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Menjadi seorang guru perlu
untuk mengetahui bagaimana cara mengajar yang baik dan efektif sehingga
pembelajaran dapat mudah ditangkap oleh siswa. Sehingga dalam hal ini sangat
penting mengetahui metode atau strategi pembelajaran untuk membuat lingkungan
belajar yang cukup baik. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus
dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil
pendidikan dapat memuaskan.
Dalam perspektif psikologi ada beberapa strategi yang harus diketahui oleh
guru dalam pembelajaran yaitu melalui pendekatan-pendekatan. Beberapa
pendekatan tersebut yaitu pendekatan behavioral, pendekatan pemrosesan
informasi dan pendekatan kondtruktivis sosial. Dengan mengetahui strategi
pendekatan tersebut diharapkan pengajar bisa mensukseskan tujuan dari
pembelajaran yang mana yaitu membuat hasil belajar memuaskan.
1. Pendekatan behavioral
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang mempelajari
mengenai perilaku manusia. Dalam teori belajar behavioristik menekankan pada
hasil setelah penerapan teori tersebut, dengan kata lain bahwa adanya perubahan
dalam hal perilaku setelah diterapkanya teori ini. Dalam penerapan pendekatan
behavioral dibutuhkan pengajar yang berkompeten dalam teori ini. Pengajar yang
berkompeten dibutuhkan dalam pendekatan ini karena selain hasil atau output yang
dihasilkan lebih baik, dapat pula pengajar bisa dalam mengawasi proses
pembelajaran. Dalam pendekatan behavioral, pendekatan ini lebih memperhatikan
bahwa perilaku individu dapat ditelusuri berupa refleksi dari individu. Menurut
Ahmadi (2003:46), teori behavioral memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pendekatan ini mempelajari perilaku manusia berdasarkan kenyataan bukan
dari kesadaran individu tersebut. Maka dari itu pendekatan ini disebut
sebagai ilmu jiwa tanpa jiwa, karena pengalaman pribadi individu tidak
dikaitkan dengan pembelajaran.
b. Perilaku dikembalikan pada refleksi dimana pendekatan ini menilai
berdasarkan perilaku bukan berdasarkan kesadaran individu.
c. Pendekatan behavioral berpendapat bahwa manusia terlahir dengan setara.
Menurut pendekatan ini pendidikan sebagai maha kuasa dan manusia
sebagai makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan dan
pendidikan sebagai usaha dalam kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Fokus utama dalam teori belajar behavioristik adalah perilaku yang terlihat
dan penyebab luar yang menstimulasinya. Teori belajar behavioristik cenderung
mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik
merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan siswa yang tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang
pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan,
sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa.
2. Pendekatan pemrosesan informasi
Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif dimana anak
mengolah informasi, memonitorkan, dan menyusun strategi berkenaan dengan
informasi tersebut sehingga pendekatan tersebut dinamakan proses memori dan
berpikir. Kemungkinan mereka untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian
yang kompleks harus bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses
informasinya. Kemampuan pengolahan informasi meningkat, dipengaruhi oleh
kenaikan kapasitas dan kecepatan pemrosesan. Kenaikan kapasitas yaitu mengingat
satu topik atau dimensi atau berbagai masalah sedangkan kecepetan pemprosesan
yaitu seberapa cepat dalam mengelola informasi. Kedua karateristik kapasitas dan
kecepatan ini sering disebut sebagai sumber daya kognifik dan memiliki pengaruh
penting pada memori dan pemecahan masalah. Biologis dan pengalaman
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sumber kognitif (Bjorklund, 2011).
3. Pendekatan konsruktivis sosial
Konstruktivisme merupakan sebuah gerakan besar yang memiliki posisi
filosofis dalam pendekatan dan strategi pembelajaran. Oleh karena itu
konstruktivisme sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan, yang memunculkan
beragam metode atau strategi pembelajaran yang baru. Terdapat 3 jenis variasi
Konstruktivisme yaitu : konstruktivis kognitif, konstruktivis sosial , dan
konstruktivis kritis. Constructionism – menganggap bahwa meaningful learning
terjadi ketika invidu secara aktif memahami dunia disekitarnya. Memahami dunia
di sekitar dengan membangun interpretasi (construct interpretation of the world)
tentang mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi dengan menyaring ide baru dan
pengalaman melalui pengetahuan yang sebelumnya diketahui (schema). Atau
sederhananya, meaningful learning merupakan pembentukan struktur pengetahuan
dari pengalaman sebelumnya. Pendekatan kontruktivis sosial menggunakan inovasi
di dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses tersebut terdapat pengetahuan
tentang berbagai perspektif kontruktivis dan dimana tempat pendekatan
kontruktivis sosial dalam kerangka kontruktivis secara umum.
Pendekatan konstruktivis sosial adalah pendekatan yang menekankan
konteks sosial pembelajaran dan gagasan bahwa pengetahuan saling dibentuk dan
dikonstruksi. Ada dua teori menurut para ahli, teori Piaget adalah teori konstruktivis
kognitif sedangkan teori Vygotsky adalah konstruktivis sosial. Berdasarkan jenis
dan bentuknya penyajian model pembelajaran konstruktivisme. Terdapat tiga
model kecenderungan, yaitu :
a. Model Konstruktivisme "Siklus Belajar".
b. Model Konstruktivisme Gagnon & Collay.
c. Model Konstruktivisme McClintock dan Black.
Prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan salah satunya adalah seorang
guru tidak boleh hanya memberikan pengetahuan saja kepada siswanya. Siswa juga
harus bisa membangun pengetahuan dalam pemikiran mereka sendiri. Dengan
mengajar yang menjadikan informasi bermakna dan relevan, memberi siswa
kesempatan dalam mengemukakan pendapat, dan mengajari siswa agar bisa
menyadari dan secara sadar telah menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Inti dari teori konstruktivis adalah gagasan yang menyatakan bahwa
masingmasing pembelajar harus bisa menemukan dan mengubah informasi yang
rumit jikalau mereka ingin menjadikannya milik sendiri (Anderson, Greeno, Reder
& Simon, 200;Waxman,Padron & Arnold,2001 dalam buku Robert E.Salvin).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
Perasaan berkaitan dengan emosi. Emosi dapat timbul dari kombinasi
beberapa perasaan. Emosi juga mempengaruhi tingkah laku. Ada beberapa teori
yang membahas hubungan antara emosi dan tingkah laku. a. Teori Sentral, menurut
teori ini perubahan jasmani timbul akibat emosi. b. Teori Perifir, menurut teori ini
perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan adanya perubahan
fisiologis. c. Teori Kedaruratan Emosi, menurut teori ini emosi merupakan reaksi
yang diberikan oleh organismedalam situasi darurat.

B. Saran
Dengan eksistensi makalah ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan
wawasan kita tentang Aspek Perkembangan Psikososial (Identitas, Emosi, Moral,
Sosial), serta kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
kesempurnaan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad & Catharina. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri


Semarang Press.
Arunawang, Lawu. Masalah Psikososial Yang Harus Diketahui Guru dan Peserta
Didik. https://naikpangkat.com/masalah-psikososial-yang-harus-diketahui-
guru-dan-peserta-didik/3/ (Diakses pada tanggal 30 November 2023)
Qamari Anwar, Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa, (Jakarta, UHAMKA
Press, 2003).
Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.
https://repository.uin-suska.ac.id/5878/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 30
November 2023)

Anda mungkin juga menyukai