Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN MORAL DAN AGAMA


“POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN
MORAL AUD”
Dosen Pengampu :
Yulia Novitasari, S.Pd., M.Pd

OLEH KELOMPOK 4 :
1. Milka Israil (03332111012)
2. Lia Astari (03332111002)
3. Febriyanti Ngabalin (03332111001)
4. Rusmita Wahab (03331911101)
5. Mulyanti Muin (03332011036)
6. Nurhalisa Kasim (03332011031)

KELAS/SEMESTER : A/3
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan pokok pembahasan “Pola
Orientasi dan Tahapan Perkembangan Moral AUD” dalam makalah ini kami membahas
tentang bagaimana pola orientasi dan tahapan perkembangan moral anak usia dini.

Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan
dosen yang bersangkutan dengan mata kuliah “PENGEMBANGAN MORAL DAN
AGAMA” agar dapat menambah nilai dalam perkuliahan. Dalam upaya penyelesaian
makalah ini, kami telah mengerjakan dengan semaksimal mungkin. Oleh karena itu kami
sangat berharap agar tugas pembuatan makalah ini dapat diterima dengan baik.

Dengan penuh kerendahan hati, kami menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Untuk itu kami tidak menutup kepada pembaca untuk memberikan segala
bentuk kritikan atau saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata kami ucapkan “Terima
Kasih”.

Ternate,20 September 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................1
C. LANDASAN TEORI....................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................5

A. POLA ORIENTASI MORAL AUD...........................................................................5


B. TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL...............................................................6

BAB III....................................................................................................................................11

PENUTUP...............................................................................................................................11

A. KESIMPULAN..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pengasuhan menurut Wibowo (2007) adalah pola interaksi antara anak
dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, dan minum)
dan kebutuhan nonfisik seperti perhatian, empati, dan kasih sayang. Dalam pengasuhan,
lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua pedoman
penanaman nilai dan norma yang berbeda pada setiap individu bertolak dari pola
pengasuhan dalam keluarga, karena setiap orang tua memiliki nilai-nilai tertentu yang di
anggap sebagai nilai yang terbaik bagi keluarganya.
Pola orientasi moral anak pada usia taman kanak-kanak anak telah memiliki pola
moral yang harus dilihat dan dipelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya.
Orientasi moral ini di identifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati, yaitu
sesuatu yang dimiliki seseorang terhadap suatu nilai moral yang di dasari oleh cogtif
motivation aspects dan affective motivation aspects. Penanaman moral kepada anak usia
dini taman kanak-kanak dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lebih di sarankan
untuk menggunakan pendekatan yang bersifat invidual, persoasif, demokratis, keteladan,
informal dan aganis.
Beberapa program yang dapat di terapkan ini dalam rangka menanamkan dan
mengembangkan perilaku moral anak di antaranya dengan bercerita, bermain peran,
bernyanyi, mengucapkan sajak, dan program pembiasaan lainnya. Puncak yang
diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak adalah adanya ketrampilan efektif anak
1
itu sendiri, yaitu ketrampilan utama untuk merespon orang lain dan pengalaman-
pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola orientasi moral pada anak usia dini?
2. Bagaimana tahapan perkembangan moral pada anak usia dini?

1
Diakses 24 September 2022, Deliana,S.M.,Haryadi,S.,& Budiningsih,T.E.(2016). Indonesia Journal of Early Childhood
Education Studies.
C. Landasan Teori
Di antara teori-teori yang paling dominan dalam pembahasan perkembangan moralitas
anak adalah teori yang bersumber dari beberapa ahli seperti berikut ini.
1. Menurut Jhon Dewey
Tahapan perkembangan moral seseorang itu akan melewati tiga fase seperti berikut
ini :
1. Fase Pre Moral atau PreConvebtional pada level ini sikap dan perilaku manusia
banyak di landasi oleh implush biologis dan sosial.
2. Tingkat konvesional perkembangan moral manusia pada tahapan ini banyak di
dasari oleh sikap kritis kelompoknya.
3. Autonomous pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak di landaskan
pada pola pikirannya sendiri.
Apresiasi terhadap teori ini adalah bahwa ada dasarnya manusia memiliki kesamaan
pola perkembangan moral, seperti pada awan kehidupannya manusia tidak memiliki konsep
perkehidupan yang mencerminkan nilai moral. Contoh nyata dalam hal ini misalnya, ketika
seorang anak yang di besarkan dilingkungan jalanan, jauh dari suasana keharmonisan, sepi
dari nuansa saling menghargai, dan hampa dari rasa persaudaraan.
Apresiasi yang kedua dari teori ini adalah, pada tahapan selanjutnya ketika anak
manusia telah mengalami pertambahan usia dan menemukan lingkungan baru dalam
kehidupannya. Maka faktor lingkungan itupun sangat besar memberikan pola dalam
menentukan sikap dan perilakunnya. Disinilah kita sadari bahwa lingkungan pendidikan
sngat di butuhkan pada tahapan ini, lingkungan yang kondusif dan edukatif akan mampu
2
memberikan sumbangsi terbesar dalam mendasari kehidupan anak selanjutnya. Namun
sebaliknya, bila anak di besarkan di lingkungan yang negatif maka nilai-nilai nrgatif pun
dengan sendirinya akan mewarnai kehidupan anak itu sendiri.
Pada tahapan terakhir seorang manusia setelah melewati tahapan awal kehidupannya,
dilanjutkan dengan pertimbangan usia yang di jalani dengan hidup di lingkunya, maka
manusia itu sendiri akan mampu menentukan berbagai pilihan sikap kepribadiaanya dengan
dasar pola berpikirnya sendiri.
2. Menurut Piaget

2
Diakses 29 September 2022, Ikrommullah,A.(2016).Tahapan perkembangan moral menurut lawrence kohlberg. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,28 (2)
Terkait dengan hal ini piaget mengemukakan bahwa seorang manusia dalam
kehidupannya akan melalui rentan perkembangan moral sebagai berikut:
Tahap Heterenomouse memiliki makna bahwa seseorang pada saat awal kehidupannya
belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan perilaku, atau dapat di
katakan bahwa dalam menentukan pilihan keputusan sebuah perilaku, masi di landasi
oleh aneka ragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan, Hal ini mungkin
muncul pada diri seorang anak di usia 2-6 tahun. Lain halnya dengan tahapan autonomous,
pada tahapan ini seorang anak menusia telah memiliki kemapuan sendiri dalam
menentukan segala keputusannya seikap dan perilaku moralitasnya.
3. Menurut Lawrence Kohlbeerg
Menurut Lawrence Kohlbeerg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat
rasional, keputusan dari moral ini bukanlah soal perasaan atau nilai, melainkan selalu
mengandung suatu tafsiran kognif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat kontruksi
kognitif yang bersifat aktiv terhadap titik pandang masing-masing individu.
Kohlbeerg juga mengatakan bahwa terdapat perimbangan moral yang sesuai dengan
pandangan formal harus di uraikan dan yang biasanya di gunakan remaja
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan moralnya.

Tahap-tahap perkembangan moral tersebut yaitu :3


1. Tingkat Prakonvensional ( Usia 4-10 tahun )
Dalam tahap pertama,individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung
dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah
secara moral bila orang yang melakukannya dihukum, semakin keras hukuman yang
diberikan dianggap semakin salah tindakan.
Dalam tahap kedua ini,perilaku yang benar di definisikan dengan apa yang paling
diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukan perhatian pada kebutuhan orang lain,
hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.
2. Tingkat Konvensional ( Usia 10-13 tahun )

3
Diakses 29 September 2022, Ikrommullah,A.(2016).Tahapan perkembangan moral menurut lawrence kohlberg. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,28 (2)
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang
di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan
4
pandangan dan harapan masyarakat.

4
Diakses 29 September 2022, Ikrommullah,A.(2016).Tahapan perkembangan moral menurut lawrence kohlberg. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,28 (2)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Orientasi Moral Anak Usia Dini


Pada usia Taman Kanak-Kanak anak telah memiliki pola moral yang harus di
lihat dan di pelajari dalam rangka pengembangan moralitasnya. Orientasi moral di
identifikasikan dengan moral position atau ketetapan hati, yaitu sesuatu yang di miliki
seseorang terhadap suatu nilai moral yang di dasari oleh cognitive motivation aspects.
Tahapan perkembangan moral seseorang akan melewati tiga fase, yaitu
premoral, conventional dan autonomous. Anak Taman Kanak-Kanak secara teori
berada pada fase pertama dan kedua. Oleh sebab itu, guru di harapkan memperhatikan
kedua kerakteristik. Tahapan perkembangan moral tersebut. Sedangkan menurut
Piaget, seorang manusia dalam perkembangan moralnya melalui tahapan
heteronomous dan autonomous. Seorang guru Taman Kanak-Kanak harus
memperhatikan tahapan heteronomous karena pada tahapan ini anak masih sangat
labil, muda terbawa arus, dan mudah terpengaru. Mereka sangat membutuhkan
bimbingan, proses latihan, serta pebiasaan yang terus-menerus.
Moralitas anak Taman Kanak-Kanak dan perkembangannya dalam tatanan
kehidupan dunia mereka dapat di lihat dari sikap dan cara berhubungan dengan orang
lain, cara berpakaian dan berpenampilan, serta sikap dan kebiasaan makan. Demikian
pula, sikap dan perilaku anak dapat memperlamcar hubungannya dengan orang lain.
Penanaman moral kepada anak usia Taman Kanak-Kanak dapat di lakukan dengan
berbagai cara dan lebih di sarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat
5
indifidual, persuasive, demokratis, keteladanan, informal dan agamis. Beberapa
program yang dapat di terapkan di Taman Kanak-Kanak dalam rangka menanamkan
dan mengembangkan perilaku moral anak di antaranya dengan bercerita, bermain
peran, bernyanyi, mengucapkan sajak, dan program pembiasaan laiinya.
Pengembangan kemamampuan kepribadian oral bagi anak Taman Kanak-Kanak.
Perkembangan moral dan etika pada diri anak Taman Kanak-Kanak dapat di
arahkan pada pengenalan kehidupan pribadi anak dalam kaitannya dengan orang lain.
Misalnya, mengenalkan dan menghargai perbedaan lingkungan tempat anak hidup,
mengenalkan perang gender dengan orang lain, serta mengembangkan kesadaran anak

5
Chasiru Zainal Abidin.2013. Psikologi Perkembangan, Surabaya: UIN Sunan Ampel
akan hak dan tanggung jawabnya. Puncak yang di harapkan dari tujuan
pengembangan moral dan anak Taman Kanak-Kanak adalah adanya ketrampilan
afektef anak itu sendiri, yaitu ketrampilan utama untuk merespon orang lain dan
pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan dalam
kehidupan teman di sekitarnya. Hal yang bersifat subtansial tentang pengembangan
moral anak usia Taman Kanak-Kanak di anttaranya adalah pembentukan karakter,
kepribadian, dang pengembangan sosialnnya. Guru Taman Kanak-Kanak haurs
menguasai strategi pengembangan emosional, moral dan agama bagi anak Taman
Kanak-Kanak. Juga, guru Taman Kanak-Kanak perlu untuk senantiasa mengadakan
penelitian tentang pengembangan dan inovasi dalam bidang pendidikan bagi anak
usia prasekolah

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL


1.1 Pengertian Moral dan Perkembangan Moral
Pengertian moral menurut Gunarsa adalah rangkaian nilai tentang berbagai
macam perilaku yang harus di patuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores
yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Menurut Shaffer
adalah kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku indifidu dalam
hubungannya dengan masyarakat dan kelompok sosial. Moral ini merupakan standar
baik dan buruk yang di tentukan oleh indifidu dengan nilai-nilai sosial budaya di
mana indifidu sebagai anggota sosial. Menurut Rogers adalah aspek kepribadian yang
di perlukan seseorang dalamkaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis,
seimbang dan adil. Perilaku moral ini di perlukan demi terwujudnya kehidupan yang
damai penuh keteraturan, dan ketertiban. Sementara perubahan psikis menyangkut
keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi,
6
soesial dan moral.
Menurut Kohlberg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat
rasional. Ia membenarka gagasan Jeanpiaget yang mengataka bahwa pada masa
remaja sekitar umur 16 tahun telah mencapai tahap tertinggi dalam proses
pertimbangan moral. Adanya kesejajaran antara perkembangan kognitif dengan
perkembangan moral dapat di lihat pada masa remaja yang mencapai tahap tertinggi

6
Diane E. Papalia.2008.Human Development (psikologi perkembangan), diterjamahkan oleh A.K.Anwar: Jakarta : Kencana
dari perkembangan moral, yang keudian di tandai dengan kemampuan remaja
menerapkan prinsip keadila unifersal pada penilaian moralnya. Kohlberg (dalam
santrock, 2002:370) mekankan bahwa perkembangan moral di dasarkan terutama
pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Perkembangan moral (moral
development) berkaitan dengan aturan dan konfensi tentang apa yang seharusnya di
lakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Dalam mempelajari aturan-aturan ini para pakar perkembangan akan menguji
tiga bidang yang berbeda yaitu : bagaimana anak-anak bernalar atau berfikir tentang
aturam-aturan untuk perilaku etis, bagaimana anak-anak sesungguhnya berperilaku
dalam keadaan bermoral, bagaimana anak merasakan hal-hal moral itu. Pendidikan
moral adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang
merorganisasikan dan menyederhanakan sumber-sumber moral dan di sajikan dengan
memperhatikan psikologis untuk tujuan pendidikan.7

1.2 Tahap Perkembangan Moral

Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 5 yaitu :

a. 0-2 tahun adalah masa bayi


b. 1-5 tahun adalah masa kanak-kanak
c. 6-12 tahun adalah masa kana-kanak sekolah dasar
d. 12-14 tahun adalah masa remaja
e. 14-17 tahun adalah masa pubertas awal

Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadintiga yaitu :

a. 0-7 tahun adalah tahap masa anak kecil


b. 7-14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah
c. 14-21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi dewas

7
Diane E. Papalia.2008.Human Development (psikologi perkembangan), diterjamahkan oleh A.K.Anwar:
Jakarta : Kencana
Menurut Hurlock dalam bukunya yang berjudul Child Development, perkembangan anak di
bagi menjadi 5 periode yaitu:

a. Periode pralahir yang di mulai dari saat pembuahan sampai lahir. Periode ini terjadi
perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan seluruh tubuh secara
utuh.
b. Periode neonates adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai 0-14 hari.
Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali
baru untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar rahim ibu.
c. Masa bayi adalah masa bayi berumus 2 minggu sampai 2 tahun. Pada masa ini bayi
belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut mempunyai keinginan
untuk mandiri.
d. Masa kanak-kanak terdiri dari dua bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan akhir
masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2-6 tahun, masa
ini di sebut juga masa prasekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara sosial.
Akhira masa kanak-kanak adalah anak usia 6-13 tahun, biasa di sebut sebagai usia
sekolah.
e. Masa puber adalah masa anak berusia 11-16 tahun. Masa ini termasuk periode yang
tumpang tidih karenamerupakan 2 tahun masa kanak-kanak akhir dan 2 tahun masa
awal remaja. Secara fisik tubuh anak pada periode ini berubah menjadi tubuh orang
dewasa.

Menurut Kohlberg ( dalam Ormord, 2003:371). Kohlberg mengemukakan ada 3 tingkat


perkembangan moral, yaitu tingkat prakonfesional, konfesional dan kostkonfesional.
Masing-masing tingkat terdiri dari 2 tahap, sehingga keseluruhan ada 6 tahapan (stadium)
yang berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap.

a. Tingkat penalaran prakonfesional


Pada penalaran ptakonfesional anak tidak memperhatikan internalisasi nilai-nilai
moral penalaran di kendalikan oleh imbalan (hadia) dan hukuman eksternal. Pada
tingkat ini terdapat dua tahap.8

8
Diakses 24 September 2022 POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL,
https://fatonikeren.blogspot.com/2020/11/pola-orientasi-dan-tahapan-perkembangan.html?M=1
1) Tahap satu Orientasi hukuman dan ketaatan (punishment and obedience
orientation) : tahap penalaran moral di dasarkan atas hukuman. Anak-anak
taat karena orang dewasa menuntut mereka untuk taat.
2) Tahap dua individiulisme dan tujuan (individualism and purpose) : tahap
penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah) dan kepentingan
sendiri.anak-anak taat apabila mereka ingin dan butuh untuk taat. Apayang
benar adalah apa yang di rasakan baik dan apa yang di
anggapmenghasilkan hadiah.
b. Tingkat penalaran konvesional pada tingkat ini, internalisasi individual ialah
menengah. Seseorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka
tidak menaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti orang tua atau aturan-
aturan masyarakat.
1) Norma-norma interpersonal (interpersionalnoms). Seseoang menghargai
kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan
perkembangan moral. Anak-anak sering mengadopsi standar-standar moral
orang tuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan di hargai oleh orang
tuanya sebagai seorang perempuan yang baik atau seorang laki-laki yang
baik.
2) Moralitas system sosial (social system morality). Pertimbangan-
pertimbangan di dasarkan atas pemahaman aturan sosial, hokum-hukum,
dan kewajiaban.
c. Tingkat penalaran paca konvesional tingkat ini ialah tingkat tertinggi dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini moralitas benar-benar di
internalisasikan dan tidak di dasarkan pada standar-standar orang lain. Seseorang
mengenal tindakat-tindakan moral alternative, menjajaki pilihan-pilihan, dan
kemudian memutuskan suatu kode moral pribadi.
1) Hak-hak masyarakat dengan hak-hak individual (community rights and
individual rights) seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan
adalah bersifat relative dan bahwa standar dapat berbeda dari satu orang ke
orang lain. Seseorang menyadari bahwa hukum penting bagi masyarakat,
9

9
Diakses 24 September 2022 POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL,
https://fatonikeren.blogspot.com/2020/11/pola-orientasi-dan-tahapan-perkembangan.html?M=1
tetapi juga mengetahui bahwa hokum dapat di ubah. Seseorang percaya
bahwa beberapa nilai,seperti kebebasan, lebih penting dari pada hukum.
2) Prinsip-prinsip etis universal (universal eticel principles). Seseorang telah
mengembangkan suatu standar moral yang di dasarkan pada hak-hak
manusia yang manusia yang universal. Bila menghadapi koflik antara
10
hukum dan suara hatai, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun
keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi.

10
Diakses 24 September 2022 POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL,
https://fatonikeren.blogspot.com/2020/11/pola-orientasi-dan-tahapan-perkembangan.html?M=1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan mora di dasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang
secara bertahap. Perkembangan moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan
konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan
orang lain. Perekembangan moral sendiri melibatkan perubahan seiring dengan bertambahnya
usia pada pikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan prinsip dan nilai yang mengarahkan
bagaimana seseorang seharusnya bertindak.

Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang integrasikan,


sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam
diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu
kulturil. Sekolah memberi pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa
11
perkembangan konsep diri anak tersebut, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di
sekolah dari pada di rumah. Disamping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih
sukses serta memberi kesempatan pertama kepada anak untuk melihat dirinya dan
kemampuannya secara realistik.

11
Diakses 24 September 2022 POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL,
https://fatonikeren.blogspot.com/2020/11/pola-orientasi-dan-tahapan-perkembangan.html?M=1
DAFTAR PUSTAKA

Chasiru Zainal Abidin.2013. Psikologi Perkembangan, Surabaya: UIN Sunan Ampel


Deliana,S.M.,Haryadi,S.,& Budiningsih,T.E.(2016). Indonesia Journal of Early Childhood
Education Studies. Diakses 24 September 2022
Diane E. Papalia.2008.Human Development (psikologi perkembangan), diterjamahkan oleh
A.K.Anwar: Jakarta : Kencana
Ikrommullah,A.(2016).Tahapan perkembangan moral menurut lawrence kohlberg. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,28 (2),Diakses 29 September 2022
POLA ORIENTASI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL,
https://fatonikeren.blogspot.com/2020/11/pola-orientasi-dan-tahapan-
perkembangan.html?M=1,Diakses 24 September 2022

12

Anda mungkin juga menyukai