Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PAUD BERBASIS KELUARGA ISLAM

BIMBINGAN DAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP AUD

Dosen Pembimbing : BUDRINI M.Pd

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Imratul Solihan NIM (221.01.001)


2. Susan NIM (220.03.014)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM SAROLANGUN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi penulis kesempatan
serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang di tentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “Bimbingan dan pola asuh orangtua
terhadap AUD”.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibuk Budrini
M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Paud berbasis keluarga islam.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian makalah ini dibuat semoga bisa bermanfaat
bagi kita semua pembaca. Apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Sarolangun, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN POLA ASUH..........................................2
B. BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP AUD.............................................3
C. POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AUD.............................................6
BAB III.......................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................10
KESIMPULAN.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orangtua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orangtualah yang
pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan luar
biasa di luar dirinya dan dari orangtuanyalah anak pertama kali mengenal
dunia. Melalui orangtua, anak mengembangkan seluruh aspek pribadinya.
Dalam hal ini, konsep orangtua bukan hanya orang tua yang melahirkan anak,
melainkan orangtua yang mengasuh, melindungi dan memberikan kasih
sayang kepada anak.
Dalam proses tumbuh kembang menjadi manusia, anak mulai dibentuk
kepribadiannya oleh keluarganya. Pembentukan kepribadian anak diperoleh
melalui proses sosialisasi di dalam keluarga yang berlangsung dalam bentuk
interaksi antara anggota keluarga. Pemberian perlakuan oleh orangtua kepada
anaknya menekankan pada bagaimana mengasuh anak dengan baik. Pada
umumnya perlakuan orang tua di dalam mengasuh anak-anaknya diwujudkan
dalam bentuk merawat, mengajar, membimbing, dan selahkan waktu untuk
bermain dengan anak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bimbingan dan pola asuh?
2. Bagaimana bimbingan orang tua terhadap anak usisa dini?
3. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak usia dini?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan pola asuh.
2. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan orang tua terhadap AUD.
3. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua terhadap AUD.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN POLA ASUH


Istilah bimbingan merupakan terjemahan dan kata guidance dalam bahasa
Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, guidance berasal dan kata guide yang
artinya menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur
(regulating); mengarahkan (governing), dan memberikan nasehat (giving
advise). Bimbingan adalah sebuah proses bantuan individu dalam
menentukan hidupnya. Bantuan ini dibutuhkan di rumah, sekolah,
masyarakat, dan di segala bentuk lingkungan individu tersebut.1
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalamkehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok
orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu
atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan
pilihan, penyesuaian dan dalam rnemecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maksud bimbingan adalah proses
pemberian bantuan dan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain
dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan permasalahan
belajar yang dihadapi, terutama berkaitan dengan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dan pengalaman dan latihan.
Pola asuh (parenting) adalah cara, gaya atau metode orang tua dalam
memperlakukan, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan anak dalam
proses pendewasaan melalui proses interaksi yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti budaya, agama, kebiasaan, dan kepercayaan sehingga anak

1
Bimo Walgito. (1995). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset hlm 12

2
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengetahuan, nilai moral, dan
standar perilaku yang berlaku di lingkungan sosial dan masyarakat. Pola asuh
merupakan sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing
mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak antara lain terhadap
kompetensi emosional, sosial, dan intelektual anak. Pola asuh yang baik
adalah pola asuh yang diselimuti dengan cinta, kasih sayang dan kelembutan
serta diiringi dengan penerapan pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan usia dan kecerdasan anak, akan menjadi kunci kebaikan anak
di kemudian hari.

B. BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP AUD


Bimbingan yang dapat diberikan orang tua bermacam-macam.Bimbingan
tersebut dapat mempengaruhi anak untuk melaksanakan ajaran agama Islam.
Sangat banyak ajaran agama Islam yang dapat diimplementasikan dalam
bimbingan orang tua kepada anak, di antaranyaadalah bimbingan ibadah,
akhlak, kesehatan, pergaulan sertakepribadian sosial anak.
Nilai ibadah yang didapat anak dari bimbingan yang diberikan orang tua
akan menambah keyakinan terhadap ajaraan agama. Semakin tinggi
bimbingan yang didapat maka akan semakin tinggi intensitas ibadah yang
dilakukan oleh anak. Begitu pula dengan bimbingan akhlak yang diberikan
orang tua sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kepribadian anak
terbentuk melalui pengalaman dan nilai-nilai yang diserap dalam
pertumbuhan keseharian, apabila nilai-nilai agama banyak masuk kedalam
pembentukan kepribadian anak, maka tingkah laku anaktersebut akan terarah
pada nilai-nilai agama.
Dalam mendidik anak tentunya tidak terlepas dari suatu metode yang
dapat membantu anak dalam mempermudah menyerap penyampaian yang
diberikan oleh orang tua, adapun metode yang dipakai orang tua dalam
membimbing anak adalah :2

2
Priyatno & Erman Anti. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
cipta. Hlm 74-76

3
1. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang
berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan
membentuk aspek moral, spiritual dan etos anak. Mengingat orang tua
adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak tanduk
dan sopan santunnya, disadari atau tidak akan ditiru oleh mereka. Bahkan
bentuk perkataan, perbuatan dan tindakannya senantiasa tertanam dalam
kepribadian anak. Oleh karena itu masalah keteladanan menjadi faktor
penting dalam menentukan baik buruknya anak.
Berdasarkan pendapat di atas orang tua hendaklah dalam mendidik
dan membimbing anaknya dengan cara keteladanan yang diberikan oleh
orang tuanya sendiri, artinya orang tua memberikan contoh, dalam hal
Ibadah Shalat kepada anaknya secara baik dan benar. Seperti yang
dilakukan oleh keluarga Zahira dan keluarga Syifa, 2 keluarga tersebut
selalu memberikan contoh Ibadah Shalat kepada anak-anaknya. Dengan
begitu Zahira dan Syifa dengan mudah mengerjakan Shalat dengan baik.
2. Adat Kebiasaan
Termasuk masalah yang sudah merupakan ketetapan dalam syari’at
Islam, bahwa anak sejak lahir telah diciptakan dengan fitrah tauhid yang
murni, agama yang benar dan iman kepada Allah SWT. Sesuai dengan
firman Allah SWT yang berbunyi: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah (itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”(Qs. Ar-Ruum 30: 30).
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa anak dilahirkan
dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah. Dari sini tampak peranan
pembiasaan, pengajaran dan pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam menemukan tauhid yang murni, budi pekerti
yang mulia, rohani yang luhur dan etika religi yang lurus. Tidak ada yang
menyangkal, bahwaanak akan tumbuh dengan iman yang benar,

4
menghiaskan diri dengan etika Islam bahkan sampai pada puncak nilai-
nilai spiritual yang tinggi dan berkepribadian yang utama, jika ia hidup
dengan dibekali dua faktor yakni pendidikan Islam yang utama dan
lingkungan yang baik.
3. Nasehat
Nasehat termasuk metode pendidikan yang cukup berhasil
dalapembentukan akidah amal dan mempersiapkannya baik secara moral,
emosional maupun sosial adalah pendidikan anak dengan petuah dan
memberikan kepadanya nasehat-nasehat karena nasehat dan petuah
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak
kesadaran dan martabat yang luhur, menghiasi dengan akhlak yang mulia
serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa metode nasehat yang
diberikan orang tua terhadap anaknya sangatlah efektif, artinya orang tua
hendaklah mendidik dan membimbing anaknya dengan memberikan
nasehat-nasehat yang baik terhadap anaknya agar anak tersebut memilki
kesadaran akan hakikat sesuatu dalam hal ini terhadap shalatnya.
4. Perhatian atau Pengawasan
Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan
perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral
anak, mengawasi dan memperbaiki kesiapan mental dan sosial,
disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan
kemampuan ilmiahnya.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa orang tua hendaklah mendidik
dan membimbing anaknya dengan selalu memperhatikan dan mengawasi
perkembangan dalam berbagai aspek agar anak menjadi manusia yang
hakiki dan membangun pondasi Islam yang kokoh. Dalam hal ini orang
tua haruslah memperhatikan dan mengawasi shalat anak, agar senantiasa
tekun melaksanakan ibadah khususnya shalat dan ibadah-ibadah umum
yang lainnya.Pendidikan dengan perhatian dan pengawasan ini bisa
memberikan hasil yang positif, karena anak kecil memiliki

5
kecenderungan kepada kebaikan, kesiapanfitrah, kejernihan jiwa
sehingga sangat mudah untuk menjadi baik, terutama mental, moral, dan
spiritual. Hal ini bisa diperoleh apabila tersedia faktor pendidikan yang
islami dan lingkungan yang baik dan kondusif.
Diketahui juga tentang tujuan dari pendidikan Islam yang
berorientasi untuk membimbing dan mengembangkan potensi dasar anak
menuju kesempurnaan akhlak yang membentuk kepribadian seorang
muslim yang bertakwa yang didalamnya mencakup indikator kecerdasan
emosi. Tujuan tersebut dicapai melalui proses pendidikan tentang
keimanan, ibadah, dan akhlak yang dilakukan dengan metode
keteladanan, adat kebiasaan, nasehat, perhatian atau pengawasan dan
hukuman.

C. POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AUD


Pola asuh orang tua memiliki dua aspek utama, yaitu:3
1. Dimensi Kontrol
Dimensi ini berhubungan dengan sejauh mana orang tua
mengharapkan dan menuntut kematangan serta prilaku yang bertanggung
jawab dari anak. Adapun indikator dari dimensi kontrol adalah sebagai
berikut:
a. Pembatasan (Restrictiveness). Pembatasan merupakan suatu
pencegahan atas suatu hal yang ingin dilakukan anak. Keadaan ini
ditandai dengan banyaknya larangan yang dikenakan pada anak.
Orang tua cenderung memberikan batasan-batasan terhadap tingkah
laku atau kegiatan anak tanpa disertai penjelasan mengenai apa yang
boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
b. Tuntutan (Demandingeness). Adanya tuntutan berarti orang tua
mengharapkan dan berusaha agar anak dapat memenuhi standar
tingkah laku, sikap serta tanggung jawab sosial yang tinggi atau yang
telah ditetapkan. Tuntutan yang diberikan oleh orang tua akan

3
G Morrison. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 123

6
bervariasi dalam hal sejauh mana orang tua menjaga, mengawasi atau
berusaha agar anak memenuhi tuntutan tersebut.
c. Sikap Ketat (Strictness). Aspek ini dikaitkan dengan sikap orang tua
yang ketat dan tegas menjaga anak agar selalu mematuhi aturan dan
tuntutan yang diberikan oleh orang tuanya. Orang tua tidak
menginginkan anaknya membantah atau tidak menghendaki
keberatan-keberatan yang diajukan anak terhadap peraturan-peraturan
yang telah ditentukan.
d. Campur Tangan (Intrusiveness). Campur tangan orang tua dapat
diartikan dapat diartikan sebagai intervensi yang dilakukan orang tua
terhadap rencana-rencana anak, hubungan inter personal anak atau
kegiatan lainnya.
e. Kekuasaan yang Sewenang-wenang (Arbitrary exercise of power).
Orang tua yang menggunakan kekuasaan sewenang-wenang, memiliki
kontrol yang tinggi dalam menegakkan aturan-aturan dan batasan-
batasan. Orang tua merasa berhak menggunakan hukuman bila
tingkah laku anak tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dimensi Kehangatan
Kehangatan merupakan aspek yang penting dalam pengasuhan
anak karena dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
kehidupan keluarga. Dimensi kehangatan memiliki beberapa indikator,
yaitu:
a. Perhatian orang tua terhadap kesejahteraan anak.
b. Responsifitas orang tua terhadap kebutuhan anak.
c. Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dengan anak.
d. Menunjukkan rasa antusias pada tingkah laku yang ditampilkan anak.
e. Peka terhadap kebutuhan emosional anak.

Pola asuh merupakan suatu cara yang diterapkan dalam menjaga, merawat,
dan mendidik seorang anak sebagai wujud pertanggung jawaban orang tua
terhadap anaknya. Pola asuh di bagi menjadi tiga yaitu :

7
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara
mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat, sering kali memaksa
anak untuk berprilaku seperti dirinya ( orang tua ), kebebasan untuk
bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak
berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan
orang tua. Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai dengan
hikuma-hukumannya yang dilakukan dengan keras, mayoritas hukuman
tersebut sifatnya hukuman badan dan anak juga diatur yang menbatasi
prilakunya.
2. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan
pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian
anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua.
Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan kepada
anak untuk memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan yang
terbaik bagi dirinya anak diperhatikan dan didengarkan saat anak
berbicara, dan bila berpendapat orang tua memberikan ksempatan untuk
mendengarkan pendapatnya. Anak dilibatkan dan diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya, ada yang mengatakan tidak
semua orang tua mentolelir terhadap anak, dalam hal-hal tertentu orang tua
perlu ikut campur tangan, misalnya dalam keadaan membahayakan
hidupnya atau keselamatan anak.
3. Pola asuh laisses fire
Pola asuh laisses fire adalah pola asuh dengan cara orang tua
mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa atau muda, ia
diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Kontrol
orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan
pada anaknya. Semua apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak
perlu mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan.

8
Penelitian Diana Baumrind (1971) sangat berpengaruh. Ia ercaya bahwa
orang tua tidak oleh menghukum atau menjauh. Alih-alih mereka harus
menetapkan aturan bagi anak dan menyayangi mereka. Dia telah menjelaskan
empat gaya pengasuhan yaitu:4
1. Pengasuhan otoritarian adalah gaya yang membatasi dan menghukum
dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan
menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua yang otoriter
menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan meminimalisir
perdebatan verbal.
2. Penagusahan otoritatif adalah mendorong anak untuk mandiri namun
masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Tindakan
verbal memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap
hangat dan penyayang terhadap anak. Gaya ini biasanya mengakibatkan
perilaku anak yang kompeten secara sosial.
3. Pengasuhan yang mengabaikan adaah gaya di mana orang tua sangat tidk
terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memilki orang tua yang
mengabaikan merasa bahwa aspek lain kehidupan orang tua lebih penting
dari pada mereka. Gaya ini biasanya mengakibatkan imkompetensi sosial
anak, terutama kurangnya pengendalian diri.
4. Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan di mana orang tua
sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu membuat atau
mengontrol mereka. Orang tua macam ini membiarkan anak melakukan
apa yang ia inginkan. Hasilnya, anak tidak pernah belajar mengendalikan
perilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya.
Keempat klasifikasi pengasuhan ini melibatkan kombinasi antara
penerimaan dan sikap responsif di satu sisi serta tuntutan dan kendali di sisi
lain.

4
John W. Santrok, Perkembangan anak edisi sebelas (jilid 2), (Jakarta : Erlangga, 2007), hlm
167-168

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan di dalamkehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus
dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi
pribadi yang mandiri.
Pola asuh merupakan sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang
masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap perilaku anak antara lain
terhadap kompetensi emosional, sosial, dan intelektual anak. Pola asuh yang baik
adalah pola asuh yang diselimuti dengan cinta, kasih sayang dan kelembutan serta
diiringi dengan penerapan pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
usia dan kecerdasan anak, akan menjadi kunci kebaikan anak di kemudian hari.
Dari pembahasan yang telah terurai diatas dapat kami tarik kesimpulan,
bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan, oleh sebab itu orang
tua harus benar-benar mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam menanamkan
nilai-nilai kehidupan serta norma-norma yang baik kepada anak melalui pola asuh
yang baik dan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. (1995). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi


Offset

Morrison, G. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Priyatno & Erman Anti. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka cipta.

Santrok, John W. 2007. Perkembangan Anak edisi sebelas. Jilid 2. Jakarta :


Penerbit Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai