Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PARENTING

PELAKSANAAN DAN BENTUK-BENTUK PARENTING BAGI ORANG

TUA

DISUSUN OLEH :

 Siti Maryani (21306021123)  Yusmanely (21306021115)

 Sistelli Tresia (21306021075 )  Liza Talalitude (21306021069)

 Siti Zaharah (21306021054)  Desi Arisandi

 Fitri Susanti ( 21306021038 )  Sri Muharani

 Deri Gusri Yanti (21306021081 )  Melanie (21306022089)

 Juwita Retno Sari (21306021019)  Asra

 Nia Imania (21306021045)

DOSEN PENGAMPU:

Hj. Susi Herlinda, M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PAUD


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP ‘AISYIYAH RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah parenting yang berjudul “Pelaksanaan dan Bentuk-Bentuk

Parenting bagi Orang Tua” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam

semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan

kepada kita selaku umatnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan dan dukungan sehingga makalah ini dapat penulis buat dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan

kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semuanya.

Pekanbaru, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang1

B. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Parenting Menurut Para Ahli 3

B. Bentuk – Bentuk Pola Asuh Orang Tua .............................. 4

C. Pelaksanaan Parenting di Sekolah 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9

B. Saran …………………………………................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program parenting adalah salah satu program pendidikan yang diperuntukkan untuk

orang dewasa dengan tujuan agar mereka dapat mengembangkan kemampuan memperkaya

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh

cara-cara baru serta merubah sikap dan perilaku orang dewasa, teutama dalam mendidik

anak-anaknya. Program parenting akan menjadi salah satu wadah tempat menimba ilmu bagi

orang tua yang selama ini kurang paham tentang cara mendidik dan mengasuh anak dengan

baik dan benar. Program parenting ini juga akan menjadi tempat bersilaturrahmi antara guru

dengan para orang tua dan antara orang tua murid dengan orang tua murid lainnya. Melalui

program dapat terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua, sehingga pola

pengasuhan yang dijalankan di sekolah dan di rumah dapat sejalan.

Dengan demikian akan memudahkan guru untuk menyampaikan tentang sikap, prilaku

dan perkembangan yang terjadi selama anak di sekolah, sehingga orang tua dapat mengetahui

capaian perkembangan anaknya. Secara khusus tujuan pengembagan program parenting

adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melaksanakan

perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak di dalam keluarga sendiri dengan landasan

dasar-dasar karakter yang baik. Hal ini penting, karena keluarga terutama orang tua adalah

sumber pendidikan utama bagi anak. Di sisi lain, ada lembaga pendidikan sebagai

perpanjangan tangan dari orang tua yang yang akan mengasah berbagai kemampuan dan

ketrampilan anak usia dini dalam tahap tumbuh kembangnya, yaitu Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK).

1
Lembaga ini merupakan tempat utama yang dipercayai orangtua untuk mendidik dan

membimbing anak-anaknya agar menjadi anak yang cerdas, berakhlak mulia, kreatif,

berbakat, dan dapat menjadi anak yang berguna pada masa yang akan datang. Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan pra sekolah yang dapat membina anak-

anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan Sekolah Dasar.

Realitasnya, sering terjadi ketidaksinkronan antara sistem pendididikan pada PAUD

atau TK dengan pola pendidikan dan pengasuhan yang diterima anak dalam keluarganya,

sehingga perubahan perilaku terkadang tidak seiring sejalan antara yang dilakukan di sekolah

dengan keluarga. Oleh sebab itu program parenting di sekolah menjadi penting agar orang tua

dapat mendalami ilmu - ilmu yang berkaitan dengan pengasuhan anak, baik cara merawat,

mengasuh, melindungi, mendidik, membimbing bahkan memperhatikan perkembangan anak

setiap harinya. Sekolah perlu memikirkan bentuk-bentuk pelaksanaan parenting yang dapat

dilakukan agar tujuan parenting dapat tercapai.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan tentang pengertian parenting menurut para ahli

2. Menjelaskan bentuk – bentuk pola pengasuhan orang tua

3. Menjelaskan tentang bentuk-bentuk pelaksanaan parenting yang bisa dilakukan di

sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Parenting Menurut Para Ahli

Nefrijanti (2018), menyebutkan beberapa pengertian parenting menurut para ahli dan

pengertian pengasuhan dalam Islam, yaitu:

 Menurut Jerome Kagam, parenting adalah serangkaian keputusan tentang sosialisasi

pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk

memfasilitasi anak agar mampu bertanggung jawab dan memberikan konstribusi

sebagai anggota masyarakat.

 Menurut Jane B Brooks mendefinisikan parenting sebagai sebuah proses yang

merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk

mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu

arah yang mana orang tua mempengaruhi anak saja, namun lebih dari itu, pengasuhan

merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya

dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.

 Menurut Hatta Syamsuddin yang mengutip dari Al-Qur’an QS. Al Furqon: 74, bahwa

ada dua visi utama dalam tarbiyatul aulad (pengasuhan), yaitu : menjadikan anak-

anak sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata dan hati orangtua) dan juga imaman lil

muttaqin (pemimpin bagi orang/ masyarakat yang bertaqwa). Menjadikan anak

sebagai qurrota a’yun berarti membentuk keshalihan individu seperti pendidikan

akidah, akhlak dan ubudiyah. Sedangkan mendidik anak sebagai imaman lil

muttaqin berarti benar-benar menyiapkan generasi yang mempunyai kemampuan

leadership dan ditunjang dengan skill penunjang yang dibutuhkan zamannya.

3
Nefrijanti (2018) menyimpulkan pengertian parenting adalah segala tindakan yang

menjadi bagian  dalam proses interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi

bukan hanya bagi anak tapi juga bagi orang tua,.yang dilakukan sejak awal anak dilahirkan

hingga dewasa dalam rangka melindungi, merawat, mengajari, mendisiplinkan dan memberi

panduan. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar anak mampu bertanggung jawab

(mandiri) dan berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat yang tidak pernah lepas dalam

melaksanakan nilai-nilainya sebagai hamba Allah. 

B. Bentuk – Bentuk Pola Pengasuhan Orang Tua

Ada beberapa bentuk pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua kepada anak,

yaitu:

1. Authority parenting (Otoriter)

Gaya parenting otoriter dikenal sebagai gaya parenting yang paling tegas. Ciri khas

ketegasan otoriter adalah ekspektasi tinggi terhadap apa yang diharapkan oleh orang tua.

Orang tua dengan tipe parenting otoriter cenderung keras dan kaku. Orang tua memaksakan

peraturan, mengharapkan kepatuhan yang ketat, jarang menjelaskan mengapa anak harus

memenuhi peraturan-peraturan tersebut. Jika tidak terpenuhi, maka harus ada konsekuensi

serta hukuman yang ketat untuk anak. Ciri khas tipe ini : berkomitmen, disiplin, peraturan

yang ketat, terjadwal sangat teratur, cenderung bersifat satu arah (dari orang tua ke anak).

Kelebihan tipe ini bagi anak adalah dapat membuat anak tumbuh menjadi anak yang

patuh bijaksana. Ia akan sangat menghormati peraturan di manapun ia berada, dan selalu

berpikir jangka panjang sebelum melakukan sesuatu. Anak juga tumbuh menjadi disiplin,

tepat waktu, dan bertanggung jawab. Namun, pendekatan parenting otoriter seringkali

diberikan dengan cara yang terlalu kaku. Hal ini diterima oleh anak-anak sebagai "tekanan".

Jika anak mengalami hal ini, ia juga bisa berisiko mengalami rasa kesepian atau takut.

4
2. Authoritative parenting

  Berbeda dengan otoriter, tipe parenting otoritatif bisa dikatakan lebih fleksibel. Dalam

tipe ini, orang tua tetap memiliki aturan-aturan yang wajib dipenuhi oleh anak, namun masih

bisa dinegosiasikan. Struktur aturan yang ditetapkan pun sifatnya masih fleksibel, sebab

orang tua mengacu pada mana yang paling tepat dan paling sesuai dengan kebutuhan atau

minat anak.

Orang tua masih berupaya untuk memberikan kebebasan pada anak, asalkan tetap pada

koridor peraturan yang diberikan. Tetap mengontrol, namun tidak mengikat. Salah satu

bentuk implementasi tipe autoritatif ini adalah mengarahkan anak untuk tidak meninggalkan

mainan di sembarang tempat dengan alasan kebersihan dan kesehatan. Orang tua bisa

membebaskan di mana anak akan menyimpan mainan pada tempat yang menurutnya bersih

dan aman.

Ciri khas tipe ini adalah memiliki struktur peraturan yang fleksibel, mengontrol anak

secara intensif, komunikasi dan membimbing. Kelebihan dari tipe parenting ini adalah anak

tetap bisa mengeksplorasi dirinya dengan batasan-batasan yang diberikan oleh orang tua.

Dengan begitu, Anak berpotensi tumbuh menjadi anak yang kreatif namun disiplin, terbuka,

serta bertanggung jawab. Selain itu, hubungan komunikasi antara orang tua dengan anak pun

bisa semakin dekat. Anak juga tumbuh menjadi pribadi yang kooperatif, mandiri, serta

berorientasi pada hasil karena sering dilibatkan untuk menyadari sendiri tentang

konsekuensinya dalam melakukan sesuatu.

3. Permissive parenting

  Tipe parenting ini identik dengan tipikal orang tua yang enggan mengekang serta

menekan anak, cenderung bersifat serba membolehkan, dengan membiarkan anak

5
menentukan sendiri apa yang menjadi tanggung jawabnya. Tipe permisif dinilai sangat lemah

terhadap peraturan dan sikap disiplin. Orang tua dengan tipe ini cenderung bertindak sebagai

teman daripada panutan. Contoh kecilnya, adalah saat Ibu tidak mengatur jadwal makan atau

tidur untuk anak sejak ia masih bayi. Nah, saat mereka sudah memasuki usia balita atau

prasekolah, anak pun akan terbiasa makan atau tidur pada waktu yang tidak ditentukan.

Ciri khas: Minim pengawasan, anak cenderung dibebaskan, tidak memiliki struktur

keseharian yang disiplin, penuh kehangatan. Kelebihan tipe ini adalah membentuk

kepribadian anak menjadi bebas dan bertanggung jawab akan dirinya sendiri. Selain itu, ia

juga akan menjadi pemikir bebas dan tidak takut untuk mengutarakan apa yang ada di

pikirannya. Namun, anak yang dibesarkan dengan tipe parenting permisif cenderung tidak

disiplin dan kurang bertanggung jawab, karena ia hanya ingin mengikuti aturan atau tugas

yang ia sukai saja.

4. Neglectful Parenting

Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada

anak-anaknya. Waktu orang tua umumnya banyak digunakan untuk keperluan ekonomi

seperti bekerja dan kadangkala mereka terlalu hemat biaya untuk anak mereka. Orang tua

yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-

anak mereka secara fisik dan psikis. Dampak dari pola asuh ini yaitu akan menghasilkan

karakteristik anak yang moody, impulsive, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah,

self ekstrem (harga diri) yang rendah, sering membolos dan sering bermasalah dengan teman-

temannya.

5. Overprotective Parenting

Pola asuh di mana orang tua memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kehidupan

anak. Lebih dari pola asuh otoriter, orang tua dengan pola asuh ini sangat khawatir apabila

6
kebutuhan anaknya tidak terpenuhi, takut dan cemas hal yang tidak baik terjadi pada

anaknya.

Contohnya, orang tua memarahi anaknya jika bergaul dengan anak tetangga karena takut

menjadi nakal. Orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk pergi camping, karena takut

terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini membuat anak menjadi tidak bebas. Anak akan

mengalami terlalu banyak larangan yang menghambat aktivitas mereka. Akibatnya mereka

lebih banyak menghabiskan masa bermainnya di dalam rumah. Dalam jangka panjang anak-

anak tipe ini akan lebih mudah bergantung pada orang lain, mudah menjadi cemas, kurang

dewasa, tidak dapat menyelesaikan hal mendasar.

C. Pelaksanaan parenting di Sekolah

Pelaksanaan parenting di sekolah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan,

diantaranya:

1. Kegiatan Peningkatan Kesadaran Orang Tua.

Kegiatan ini dapat berbentuk seminar, lokakarya, atau diskusi kelompok yang

membahas topik-topik seperti pengasuhan positif, perkembangan anak, pola makan

sehat, kegiatan bermain yang mendukung perkembangan anak, dan lain sebagainya.

Melalui kegiatan ini, orang tua dapat memperoleh informasi dan pengetahuan baru

untuk mengoptimalkan peran mereka dalam mendukung perkembangan anak di rumah.

2. Partisipasi Orang tua dalam kegiatan pembelajaran baik di Kelompok/Kelas maupun

kegiatan Outing

Bentuk kegiatannya adalah melibatkan orang tua untuk membantu pendidik dalam

proses pembelajaran di kelompok/kelas anaknya, secara bergilir 1 atau 2 orang tua dan

melibatkan orang tua dalam program outing sekolah. Orang tua dalam hal ini

7
berkedudukan sebagai guru pendamping bagi guru di lembaga PAUD. Tujuan

keterlibatan orang tua di kelompok/kelas adalah:

a. Meningkatkan ikatan sosial dan emosional antara orangtua, pendidik dan anak.

b. Meningkatkan pemahaman orang tua terhadap cara pembelajaran anak usia dini.

c. Meningkatkan pemahaman orang tua tentang perilaku anaknya selama

mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat memberikan dukungan positif

terhadap perkembangan anak.

3. Program Keterlibatan Orang Tua di Rumah.

Program ini dapat berupa tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepada orang tua

untuk dilakukan bersama anak di rumah. Misalnya, tugas membuat kreasi bersama

anak, membaca buku cerita sebelum tidur, mengajari anak melakukan kegiatan sehari-

hari, dan lain sebagainya. Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara

orang tua dan anak serta meningkatkan dukungan pendidikan di rumah.

4. Hari Konsultasi Orang tua.

Hari konsultasi orang tua adalah hari-hari tertentu yang dijadwalkan oleh pengelola

lembaga sebagai hari bertemu antara orang tua dengan guru, pengelola dan atau ahli untuk

membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalah-masalah lain yang

dihadapi anak. Layanan ini dapat membantu orang tua dalam menghadapi tantangan dalam

pengasuhan dan mendapatkan saran khusus tentang bagaimana mendukung perkembangan

anak sesuai dengan kebutuhan individunya. Tujuan Hari konsultasi orang tua adalah:

a. Membantu orang tua mengembangkan keterampilan pengasuhan yang lebih

efektif dan memberikan dukungan emosional.

8
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam melakukan pendidikan anak usia dini

di dalam keluarga.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Parenting adalah segala tindakan yang menjadi bagian  dalam proses interaksi yang

berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak tapi juga bagi orang

tua,.yang dilakukan sejak awal anak dilahirkan hingga dewasa dalam rangka melindungi,

merawat, mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan. Tujuannya adalah untuk

memfasilitasi agar anak mampu bertanggung jawab (mandiri) dan berkontribusi sebagai

bagian dari masyarakat yang tidak pernah lepas dalam melaksanakan nilai-nilainya sebagai

hamba Allah. 

Bentuk – bentuk pola pengasuhan orang tua adalah : Authority parenting (Otoriter),

Authoritative parenting, Permissive parenting, Neglectful Parenting dan Overprotective

Parenting. Pelaksanaan parenting di sekolah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk

kegiatan, diantaranya: kegiatan peningkatan kesadaran orang tua, partisipasi orang tua dalam

kegiatan pembelajaran baik di kelompok/kelas maupun kegiatan outing, program keterlibatan

orang tua di rumah dan hari konsultasi orang tua.

B. Saran

Melihat pentingnya program parenting bagi orang tua, maka setiap lembaga PAUD

hendaknya program tersebut di sekolahnya masing-masing.

10
DAFTAR PUSTAKA

Admin Enfa. 2021. Kenali 6 Macam Tipe Parenting, Ibu yang Mana?.

https://www.enfa.co.id/artikel/Kenali-6-Macam-Tipe-Parenting-Ibu-yang-Mana

diakses pada tanggal 11 Juli 2023

Candra, Silvianti. 2017. Pelaksanaan parenting bagi orang tua sibuk dan pengaruhnya bagi

perkembangan anak usia dini. https://www.researchgate.net/publication/329778517_

pelaksanaan_parenting_bagi_orang_tua_sibuk_dan_pengaruhnya_bagi_perkembanga

n_anak_usia_dini diakses pada 23 Juni 2023

Fuji Astuti, Novi. 2021. Parenting adalah Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak, Kenali Jenis-

jenisnya. https://www.merdeka.com/jabar/parenting-adalah-pola-asuh-orang-tua-

terhadap-anak-kenali-jenis-jenisnya-kln.html diakses pada tanggal 23 Juni 2023

Ismiati. 2021. Urgensi Program Parenting Bagi Orang Tua Anak Usia Dini (Studi Deskriptif

Pada TK IT Permata Sunnah Banda Aceh).

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/takamul/article/view/12602 diakses pada

tanggal 23 Juni 2023

Nefrijanti. 2018. Definisi Dan Pendapat Para Ahli Tentang Pengasuhan (Parenting).

https://pusatkemandiriananak.com/definisi-dan-pendapat-para-ahli-tentang-

pengasuhan-parenting/ diakses pada tanggal 11 Juli 2023

11
12

Anda mungkin juga menyukai