Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PAI Dalam Keluarga
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Terlebih dahulu kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt.
Yangatas limpahan nikmatnya kami dapat merampungkan makalah ini dengan
judul “Metode Pendidikan Anak Dalam Keluarga” sebagai syarat dan tugas dalam
memenuhi mata kuliah PAI Dalam Keluarga. Sholawat teriring salam
semogatetap dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Kepada keluarga, sahabat,
juga pengikutnya hingga hari akhir.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Konsep dasar metode pendidikan anak dalam keluarga..........................3
2.2 Fungsi dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak.................4
2.3 Metode yang digunakan dalam mendidik anak dalam keluarga.............10
2.4 Faktor yang mempengaruhi metode pendidikan anak dalamkeluarga....13
2.5 Implikasi dari pendidikan anak dalam keluarga.....................................16
BAB III PENUTUP ....................................................................................18
3.1 Simpulan ................................................................................................18
3.2 Saran ......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak adalah amanah yang terindah diberikan oleh Allah, mahakaryadari
Allah yang maha sempurna. Seorang wanita akan mendapat gelar baru sebagai,
ibu ketika dia sudah memiliki anak, seorang laki-laki lebih bersemangat bekerja
saat dia menjadi seorang ayah, dia bekerja tanpa henti sebah masih harus
mencapai sesuatu yang harus mereka capai. Tetapi terdapat sebagaian orangtua
menganggap anak adalah beban, mereka harus membiayai sekolah, membesarkan
mereka, dan banyak lagi. Tetapi yang harus kita yakini Allah telah menitipkan
kepada kita pastilah dia akan memberikan rezeki bagi orangtuanya, oleh karena
itu, dalam Alquran, kataanak (aulad ) seringkali disandingkan dengan kata harta
(amwal). Sehingga anak diturunkan untuk menyenangkan manusia.
Dalam makalah ini, kami akan mengakaji mengenai konsep dasar dari
metode pendidikan anak dalam keluarga yang meliputi fungsi dan tanggung jawab
keluarga, berbagai macam metode pendidikan anak dalam keluarga, faktor yang
mempengaruhi metode pendidikan anak dalamkeluarga serta implikasi dari
pendidikan anak dalam keluarga. Hal apa sajakah yang dapat diterapkan dan hal
apa saja yang tertanam dalam diri seorang anak setelah menempuh pendidikan
1
dalam keluarga sebelum ia melanjutkan pada jenjang pendidikan selanjutnya,
yaitu sekolah dengan lingkup pergaulan yang lebih luas.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar metode pendidikan anak dalam keluarga.
2. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak.
3. Mengetahui metode yang digunakan dalam mendidik anak dalam keluarga.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi metode pendidikan anak dalam
keluarga.
5. Mengetahui implikasi dari pendidikan anak dalam keluarga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar metode pendidikan anak dalam keluarga
Dalam KBBI metode adalah cara teratur yang digunakan
untukmelaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yangdikehendaki.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”, kata ini
terdiri dari dua suku kata yaitu:“metha” yang berarti melalui atau melewati dan
“hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan”.
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodas” metha berarti melalui dan hodas berarti jalan
atau cara. Dengan demikian metode dapat berarti suatu caraatau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Pendidikan dalam bahasa Arab adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba.
Kata pengajaran dalam bahasa Arab adalah ta’lim dengan kata kerja ‘allama.
Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya tarbiyah wa ta’lim sedangkan
Pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya adalah Tarbiyah Islamiyah. Jadi secara
umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian
muslim.
3
dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, cara, perbuatan mendidik.
4
yang valid. Pengukuran dan penjelasan indikator keberfungsian keluarga ini bisa
dipergunakan sebagai pijakan dalam menyusun instrumen dan juga dalam
pelaksanaan program pembangunan keluarga pada masa mendatang.
Ahli studi keluarga seperti Brock dan Barnard (1999) dan Walsh (1982)
melihat keberfungsian keluarga sebagai sistem keluarga yang sehat yang bisa
dilihat dari struktur dan proses interaksi dalam keluarga. Penelitian tentang
keluarga yang sehat merujuk kepada keberfungsian primer keluarga tersebut.
Penelitian mengenai konsep dan instrumentasi keberfungsian keluarga telah
memperoleh perhatian luas sejak kebelakangan ini, dan penjelasan konsep serta
indikator keberfungsian tersebut kini oleh Walker (1978) telah dibagi ke dalam
enam area keberfungsian yaitu:
Peranan adalah pola perilaku individu yang berulang dan dijalankan sesuai
dengan fungsi dalam kehidupan keluarga hari ke hari. Peranan menggambarkan
stuktur keluarga dan memelihara proses interaksi dalam keluarga.
a) Wujud diferensiasi yang jelas antara peranan orang tua, anak, dan
pasangan.
5
b) Peranan mungkin dibagi, kebalikan atau perubahan, tergantung pada
situasi.
c) Peranan baru dapat dicoba dan peranan lama dimodifikasi.
d) Peranan ini juga selaras merentasi situasi dan anggota-anggota keluarga.
e) Orang tua berbagi dalam perawatan dan pengasuhan anak.
6
d) Kerjasama bukan kompetisi adalah nilai keluarga.
e) Hubungan interpersonal dengan anggota bukan keluarga dihargai
sepanjang rutinitas keluarga tidak terganggu.
f) Anggota keluarga mengambil alih tanggungjawab bagi perasaan dan
tingkah laku.
g) Perbedaan opini dihargai, dan kesepakatan bersama selalunya hasil dari
diskusi.
5. Komunikasi Keluarga
a) Pesan verbal dan non verbal adalah congruent dan intensitas setiap pesan
jelas dan terbuka.
b) Konflik diselesaikan melalui diskusi.
c) Kebanyakan komunikasi keluarga dengan nada yang positif.
7
d) Semua anggota keluarga mempunyai kemampuan menggunakan
pemecahan masalah yang dapat menyelesaikan konflik secara efisien.
Sub sistem keluarga (subsystem). Komponen yang juga penting adalah sub
sistem atau sub kelompok dalam keluarga dan bagaimana mereka memelihara
sistem keluarga. Jenis-jenis sub sistem termasuk orang tua ,pasangan (suami atau
isteri), dan kelompok adik beradik, dan aliansi antara dan di kalangan anggota
kelompok. Kejelasan sempadan antara sub sistem orang tua, pasangan dan adik
beradik.
Pengasuhan ini terlihat pada saat mulai kehamilan, yang berarti keamanan
anak dan segala sesuatu yang bersifat keduniawian pada saat dalam kandungan.
8
Dari sini bisa ditarik kesimpulan seorang ibu pada dasarnya seorang pengasuh
anak. Bahwa dia tidak secara langsung di tugaskan untuk mengasuh anak
sendirian akan tetapi peran seorang ibu juga memberikan pendidikan dari usia dini
hingga ke jenjang Pendidikan formal.
9
iman dan ajaran Islam, sebagai Aqidah maupun ibadah dan hanya mengambil
Islam sebagai agamanya al-Qur' an sebagai imannya dan rasul sebagai pemimpin
dan teladannya. Pembinaan dan pembiasaan ajaran agama pada anak sejak kecil,
sangat penting karena dengan demikian akan dapat mengetahui dan menangkap
bahasa dan pengertian yang berhubungan dengan agama secara berlahan-lahan
karena kecerdasannya belum sampai ke taraf untuk mendapat hal-hal yang sifat
abstrak.
10
disadari pula bahwa anak dilahirkan dengan membawa bakat, potensi,
kemampuan serta sikap dan sifat yang berbeda.
Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan sebagai tanah liat
yang bisa ”dibentuk” sesuka hati oleh orang tua. Namun harus disesuaikan dengan
perkembangan jiwa dan potensi anak sebagai tanda kasih sayang dan tanggung
jawab moral orang tua yang secara konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan
mempunyai suatu pola relasi hubungan antara kesadaran kewajiban dengan
kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa tanggung jawab orang tua terhadap
anaknya sangatlah besar, terutama dalam pendidikannya. Pendidikan agama
dalam keluarga telah disyariatkan oleh Allah SWT dalam al-Quran dan
diinterpretasikan melalui hadits Nabi Muhammad SAW. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
11
3. Al-Quran Surat Al-Furqon ayat 74-75, artinya.
“Kewajiban orang tua kepada anaknya ialah memberi nama yang baik,
mendidik sopan santun dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, memberi
makan dengan makanan yang baik serta mengawinkannya apabila ia telah
mencapai dewasa” (HR. Muslim).
12
d) Menunaikan hak anak. Menunaikan hak anak dan menerima kebenaran
darinya dapat menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya dan sebagai
pembelajaran bahwa kehidupan itu adalah memberi dan menerima.
e) Mendoakan, bagaimanapun doa orangtua selalu dikabulkan disisi Allah
swt.
f) Membelikan mainan anak dalam Islam tidak memiliki
larangan bahkan Rasululah shallallahu alai wa sallam memberi
pengakuan terhadap mainan Aisyah radhiyallahuanha. Hal ini menjadi
bukti tentang pentingnya mainan bagi anak-anak dan kecintaan mereka
pada benda-benda kecil berbentuk dan memiliki rupa. Orangtua
membelikan mainan anak sesuai dengan usia dan kemampuannya.
g) Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan.Orangtua
mempersiapkan segala macam sarana dan prasarana agar anak berbakti
kepada kedua orangtua dan menaati perintah Allah.
h) Membantu anak berbakti. Mempersiapan segala macam sarana agar anak
selalu berbakti kepada orangtua dan menaati perintah Allah serta
membantu anak untuk selalu menurut dan mengerjakan ketaatan serta
mendorongnya mengerjakan perintah.
i) Tidak suka marah dan mencela. Rasululah shallallahu alai wasallam
memiliki seorang pembantu namun beliau tidak pernah mencela atau
marah pada pembantunya dalam mengerjakan pekerjaan
13
anggota keluarganya (anak-anaknya). Karena apabila orang tua tidak memiliki
ilmu pengetahuan baik tentang tata cara mendidik, mengasuh, membimbing anak
maupunlainnya, niscaya pelaksanaan pendidikan dalam rumah tangga
sebagaimana yang diharapkan sulit diwujudkan (gagal). Dalam hal ini Sunartana
dalam bukunya Masalah dan Kesulitan Belajar, menjelaskan bahwa ; “cara orang
tua mendidik anaknya dapat merupakan sebab dari kegagalan anak-anak dalam
belajar”.
b. Faktor Sosial
Dalam bukunya yang lain juga menjelaskan bahwa: “pengaruh dari teman
bergaul lebih cepat masuk kedalam jiwanya dari pada yang kita duga. Maka
bergaul yang baik akan berpengaruh yang baik terhadap diri anak, begitu juga
teman bergaul yang sebaliknya pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga”
Dari kedua pendapat diatas dipahami bahwa anak dapat belajar dengan
baik manakala memiliki teman bergaul yang baik serta pengawasan yang
bijaksana dari kedua orang tuanya, begitu juga sebaliknya jika anak didalam
interaksi (hubungan sosial) dengan teman-temannya baik dalam rumah tangganya
14
maupun teman bergaul di luar lingkungan keluarganya akan mempengaruhi pola
pada tingkah lakunya. Oleh sebab itulah interaksi social anak di perhatikan, dan
diawasi dengan baik terutama terhadap teman bergaulnya yang memiliki akhlak
dan moralitas yang baik.
c. Faktor Agama
Dalam hal ini Zakiah Daradjat dalam bukunya peranan Agama Dalam
Kesehatan Mental, menjelaskan bahwa : “Orang-orang yang tidak mengindahkan
agama, jiwanya kosong, hatinya kasar seolah-olah ia senang melihat orang
menderita di sampingnya.Orang-orang yang gelisah jiwanya pada umumnya akan
mencarikesenangan dalam menggelisahkan orang lain. Kekacauan, kemiskinan
dan kebodohan orang banyaklah yang akan memberikan kepuasaan hatinya yang
gelisah itu, disini pulalah letak kesengsaraan suatu masyarakat (keluarga) yang
ekonominya dikendalikan oleh orang-orang yang tidak beragama.
15
anak akan patuh dan taat akan perintah orang tuanya. Begitu juga sebaliknya jika
ajaran agama telah dimiliki maka masing-masing anggota keluarga baik ayah dan
ibu ataupun anak-anak akan terjalin hubungan yang harmonis dimana antara yang
satu dengan yang lainnya saling menghormati, mempunyai sikap toleransi yang
baik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing.
Dalam hal ini ada 4 hal yang harus dilakukan orang tua, yaitu: pertama,
menerima apa dilakukan oleh anak tanpa membandingkan dengan anak tetangga
yang mungkin lebih cepat daripada perkembangan anaknya. Kedua, memaafkan
yang menyulitkan, maksudnya, memaafkan semua tingkah laku anak yang
dipandang orang dewasa/orang tua mungkin salah dan sulit untuk dimaafkan.
Ketiga, tidak membebani anak dengan pekerjaan-pekerjaan atau pelajaran
tambahan sehingga kededasan anak dalam bermain kurang. Keempat, jangan
memaki/memarahi anak baik dalam bentuk verbal maupun fisik
16
dianjurkan untuk meningkatkan bobot spiritual, intelektual dan moralitasnya.
Peningkatan ini bisa ditempuh dengan memperbanyak ibadah, salat malam,
membaca Al-Qur'an, dan buku-buku, menjaga tutur kata, mengedepankan sikap
dermawan dan perilaku yang terpuji lainnya.
Anak yang memperoleh pendidikan iman sejak dini akan membekas dalam
sanubarinya. Ibarat kain yang dicelup dalam pewarna dan dibiarkan berhari-hari di
dalamnya, sehingga tidak ada pori-pori sekecil apapun yang tidak terwarnai.
Bukan seperti kapur yang dicelup ke dalam segelas air tinta,lalu segera diangkat .
Hanya pinggirnya yang tipis yang terwarnai. Celupan pendidikan imani semenjak
kecil akan sangat berpengaruh dalam kehidupandia selanjutnya. Ia hanya akan
menerima Islam sebagai pengatur kehidupannya, al-Qur'an sebagai pedomannya,
dan Rasulullah sebagai teladannya. Keimanan yang terpatri dalam hati akan
menghiasi lisan serta jasadnya, islam akan melekat menjadi baju. Bagi dirinya
sehingga dia akan malu menanggalkannya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Metode pendidikan anak dalam keluarga merupakan suatu
cara yangdilakukan orang tua sebagai komponen utama dalam lingkungan
keluargasebagai tripusat yang paling dasar dalam urutan lembaga pendidikan.
Keluarga merupakan pondasi yang sangat fundamental di dalammemepersiapkan
anak bagi perannya di masa depan.
Dari implikasi ada 4 hal yang harus dilakukan orang tua, yaitu: pertama,
menerima apa dilakukan oleh anak tanpa membandingkan dengan anak tetangga.
Kedua, memaafkan yang menyulitkan, maksudnya, memaafkan semua tingkah
laku. Ketiga, tidak membebani anak dengan pekerjaan-pekerjaan. Keempat,
jangan memaki/memarahi anak baik dalam bentuk verbal maupun fisik
3.2 Saran
Kami selaku penyusun masih merasa banyak kekurangan mengenai
makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca
18
sekalian menjadi hal yang amat penting agar makalah ini dan makalah-makalah
yang lainnya bisa menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2001).
19
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta Timur : Bumi Aksara,2018).
20