Anda di halaman 1dari 18

MEMAHAMI FUNGSI DAN

LEMBAGA PENDIDIKAN

MAKALAH

Oleh :

KELOMPOK 5

AISYAH ALIYA NAZARANI (K7622006)


AISYAH NURRUSYIFA (K7622007)
ANGGY NIGGAR CAHYA WARDANI (K7622017)
ANYA MAYA YUKANA DEWI (K7622021)
ARINA YULIANA (K7622023)
BAGUS PRASETYO RISZKI HIDAYAT (K7622029)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “MEMAHAMI FUNGSI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN’’ ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang dasar dan tujuan pendidikan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.Walaupun demikian, kami menyadari dalam
menyusun makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kata,
kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................III
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Lembaga pendidikan keluarga...............................................................................................5
B. Lembaga pendidikan sekolah................................................................................................7
C. Lembaga pendidikan di masyarakat....................................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................17
PENUTUP........................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................................17
B. SARAN................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bagian terdahulu telah disinggung tentang lingkungan atau tempat


terlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah,
dan mayarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan
sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut
masalah lingkungan di mana pendidikan terebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga,
sekolah, dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan
menurut warna dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan
ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan
tersebut ebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendididkan yang
secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi
generasi mudanya.
Ketiga penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di
antara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling
menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Dengan kata lain, perbuatan mendidik yang dilakukan oleh orang tua terhadap
anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh
masyarakat ebagai lingkungan sosial anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di kemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian lembaga pendidikan keluarga?
b. Apa pengertian lembaga pendidikan sekolah ?
c. Apa pengertian lembaga pendidikan masyarakat?

C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui lembaga pendidikan keluarga
b. Mengetahui lembaga pendidikan sekolah
c. Mengetahui lembaga pendidikan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga pendidikan keluarga


Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan
kepribadian, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah keluarganya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus
menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin.
Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola
hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam
kandungan.
Begitu pentingnya pengaruh pendidikan anak dalam keluarga, sehingga
orang tua harus menyadari tanggung jawab terhadap anaknya. Tanggung jawab
yang harus dilakukan orang tua antara lain
1. Memelihara dan membesarkannya
Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan,
karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup
secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya
Orang tua bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, termasuk
menjamin kesehatan anak, baik secara jasmani ataupun rohani dari berbagai
penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3. Mendidik dengan berbagai ilmu
Orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak.
Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anaknya kelak, sehingga pada masa dewasanya
mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan sosial, bangsa, dan agamanya.
4. Membahagiakan kehidupan anak
Kebahagiaan anak menjadi bagian dari kebahagiaan orang tua. Oleh sebab
itu, orang tua harus senantiasa mengupayakan kebahagiaan anak dalam kapasitas
pemenuhan kehidupan sesuai dengan perkembangan usianya, yang diiringi dengan
memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik.

Untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab itu, dalam konsep


pendidikan modern, orang tua seyogianya bersifat demokratis terhadap anak.
Artinya, orang tua mampu menciptakan suasana dialogis dengan anak, sehingga
dapat menumbuhkan hubungan keluarga yang harmonis, saling menghormati,
disiplin, dan tahu tanggung jawab masing-masing
Setiap orang tua memiliki tugas kependidikan dan hal itu hendaknya bisa
dijalankan dengan baik karena setiap orang tua pasti memiliki kepentingan
terhadap anak-anaknya yaitu :
a. Anak sebagai generasi penerus keturunan
b. Anak merupakan kebanggaan dan belaian kasih orang tua
c. Doa anak yang sholeh dan sholehah merupakan investasi bagi orang tua setelah
mereka wafat.

Di antara anggota keluarga, maka peranan ibu adalah yang paling dominan
dan penting terhadap anak-anaknya. Hal tersebut dikarenakan sejak anak
dilahirkan, ibu adalah orang yang selalu di sampingnya. Ibu yang memberikan
makan dan minum, memelihara, dan selalu mencengkerama dengan anak-
anaknya. Itulah sebab kenapa kebanyakan anak lebih dekat dan lebih mencintai
ibunya daripada anggota keluarga lain. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya
merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali.
Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai
mendidik anak-anaknya. Baik dan buruknya pendidikan ibu terhadap anak-
anaknya berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di
kemudian hari. Oleh karena itu pendidikan yang dimiliki oleh seorang ibu sangat
penting sebagai modal dalam mendidik anaknya. Ibu yang baik akan memberikan
satu tradisi yang baik dan berguna bagi anak-anaknya. Tradisi tersebut seperti
melekatkan hati sang anak dengan masyarakatnya melalui berbagai aktivitas yang
berguna. Minim sekali orang yang terlepas dari jangkauan ibunya.
Ibu adalah pendidik dan sekolah bagi rakyat yang mau mengajar dan
mendidik tanpa mengenal lelah. Ibu mencurahkan semua waktu tenaga emosi dan
ekonomi untuk mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Di samping
ibu, seorang ayah juga memegang peranan yang penting pula. Dalam ilmu
pendidikan, peranan ayah dalam mendidik anak-anaknya antara lain :
1. Sumber kekuasaan di dalam keluarganya
2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar
3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
4. Pelindung terhadap ancaman luar
5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
6. Pendidik dalam segi-segi rasional

Ada beberapa ikhtiar yang bisa dilakukan oleh ayah untuk mendidik anak dalam
mengembangkan karakternya antara lain :
a. Selalu menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan anak walaupun hanya
sebentar. Keterlibatan ayah ini dapat dilakukan melalui permainan, pemberian
pujian, dukungan, dan menanyakan kejadian-kejadian yang dialami anak pada
hari itu.
b. Menghindari tingkah laku, meremehkan, memarahi, dan memerintah anak
karena hal ini akan menimbulkan perilaku agresif dan tidak kooperatif pada anak.
c. Mengusahakan ikut terlibat secara aktif dalam mentransfer nilai-nilai yang
baik bersama anak.
d. Mengupayakan diri sebagai figur idola bagi anak-anaknya.
Beberapa faktor yang menyebabkan orang tua harus mendelegasikan tugas dan
kewajiban mendidik anak-anaknya mereka kepada pendidik di lembaga-lembaga
pendidikan yaitu :
1. Keterbatasan waktu yang tersedia pada orang tua
2. Keterbatasan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki oleh para orang tua
3. Keterbatasan terhadap kepemilikan fasilitas-fasilitas pendidikan yang dimiliki
oleh orang tua
4. Efisiensi biaya yang dibutuhkan dalam proses pendidikan anak
5. Efektivitas program pendidikan anak.

B. Lembaga pendidikan sekolah


Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan
dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam
keluarga. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat
kelak.
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah di sini adalah pendidikan yang
memperoleh eeorang diekolah ecara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi).
Ada beberapa karakteritik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah
ini, yaitu sebagai berikut:
a) Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi ata jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
b) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
c) Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan
yang harus diselesaikan.
d) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban
terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang
secara efektif dan efesien dari dan oleh erta umtuk mayarakat, merupakan
perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
mendidik warga Negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis
yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.

1. Tanggung Jawab Sekolah


Sebagai pendidikan yang berifat formal, sekolah menerima fungsi
pendidikan Berdasarkan asas-asas tanggung jawab berikut.
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan
tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku,
dalam hal ini undang-undang pendidikan UUSPN Nomor 20 Tahun
2003.
b. Tanggung jawab keilmuan Berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan
tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat
dan bangsa.
c. Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab professional
pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini
Berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggung jawab ini
merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua
(masyarakat) kepada sekolah dari para guru.

2. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah


Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan
keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian banyak orang
tua (dengan berbagai alasan) menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya
kepada sekolah.
Dari kenyataan-kenyataan terebut, sifat-sifat pendidikan sekolah terebut
adalah sebagai berikut.
a. Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua)
Dalam sebuah keluarga tidak selamanya teredia kesempatan dan
kesanggupan memberikan pendidikan kepada anaknya, sehingga
keluarga menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah. Di
sekolah, anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu yang
lain. Diamping itu juga diberikan pelajaran menghargai keindahan,
membedakan benar dan salah serta pendidikan agama. Materi-materi
tersebut jelas sangat sulit diselenggarakan di lingkungan keluarga.
b. Lembaga pendidikan formal
Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah mempunyai
bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah
direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi, mialnya
sekolah ada rencana pelajaran, jam pelajaran dan peraturan lain yang
menggambarkan bentuk dari program sekolah secara keseluruhan.
c. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubungan darah
antara guru dan murid seperti halnya di keluarga, tetapi Berdasarkan
hubungan yang bersifat kedinasan. Murid juga tidak secara kodrat
harus mengikuti pendidikan sekolah tertentu, karena itu sekolah
merupakan pendidikan yang tidak berifat kodrat. Dalam hal ini
sudah barang tentu hubungan antara pendidik dan anak didik di
sekolah tidak seakrab hubungan didalam kehidupan keluarga, sebab
di antara guru dan murid tidak ada ikatan Berdasarkan hubungan
darah, disamping terlalu banyaknya murid yang dihadapi oleh guru.
3. Fungi dan Peranan Sekolah
Didalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Naional pada
Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga,
maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar Serta memperbaiki dan
memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara
itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui
kurikulum, antara lain sebagai berikut.
a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik,
dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna bagi agama, bangsa, dan Negara.
Jelasnya bia dikatakan bahwa sebagian bear pembentukan kecerdasan
(pengertian), sikap dan minat sebagai bagian dari pembentukan
kepribadian, dilaksanakan oleh sekolah. Kenyataan ini menunjukkan,
betapa penting dan besar pengaruh dari sekolah.Fungsi sekolah itu,
sebagaimana diperinci oleh Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum
Pendidikan, adalah ebagai berikut.
d. Mengembngkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Disamping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebernarnya adalah
menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecedasan.
Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan
fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
1). Spesialisasi
Diantara cirri semakin meningkatnya kemajuan masyarakat ialah
semakin bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan
dan lembaga sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah
mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
2). Efisiensi
Terdapatnya sekolah ebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien dengan
alasan sebagai berikut.
a) Seumpama tidak ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya
harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan efisien,
karna orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta
banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan
dimaksud.
b) Pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu
dan sistematis.
c) Disekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus.
3). Sosialisasi
Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses
sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi
makhluk sosial, makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya dia berada di
masyarakat.
a). Konservasi dan transmisi cultural
Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang
hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan
kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam
hal ini tentunya adalah anak didik.

b). Transisi dari rumah ke masyarakat


Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan
diri pada orang tua, maka memasuki sekolah dimana ia mendapat
kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab
sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
4. Macam-macam Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempunyai
banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
a. Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan
1. Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah,
baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan
tenaga pengajar. Penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah ini
ditetapkan didalam Pasal 31 UUD 1945, yang pengaturan
penyelenggaraannya diatur menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sitem Pendidikan Nasional. Instansi penyelenggara pada
umumnya adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud) untuk sekolah-sekolah umum dan Departemen
Agama untuk sekolah yang berciri khas Agama Islam.
2. Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain
pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Hal ini sebagaimana
dinyatakan dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 47 ayat (1)
yaitu : “Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang
seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional”. Dilihat dari statusnya, sekolah swasta ini
terdiri dar :
a) Disamakan
b) Diakui
c) Terdaftar
d) Tercatat
Sedang untuk pendidikan tinggi sekarang baik PTN maupun PTS
menggunakan system akreditas. Dengan system akreditas ini
memungkinkan perguruan tinggi swasta lebih leluasa
mengembangkan lembaganya dengan standar-standar yang sudah
diatur dalam ketentuan yang berlaku.
b. Ditinjau dari Sudut Tingkatan
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
a) Pendidikan Dasar, terdiri dari :
1. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
2. SMP / MTs
b) Pendidikan Menengan, terdiri dari :
1. SMA dan MA
2. SMK dan MAK
c) Pendidikan Tinggi, terdiri dari :
1. Akademi
2. Institut
3. Sekolah Tinggi
4. Universitas
Selain jenjang pendidikan tersebut, ada juga dielenggarakan
pendidikan anak usia dini, yaitu suatu penyelenggaraan pendidikan
yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki Pendidikan Dasar.

c. Ditinjau dari Sifatnya


a) Sekolah Umum
Sekolah Umum adalah sekolah yang belum mempersiapkan anak
dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini
penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan
yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.
b) Sekolah Kejuruan
Ini adalah lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak
untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti : SMEA,
MAPK (MAK), SMKK, STM dan sebagainya.

5. Sumbangan Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan


Sebagaimana yang dikemukakan dalam uraian terdahulu bahwa
sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang
tidak bersifat kodrati. Meskipun demikian, sekolah berperan besar
dalam pengembangan berbagai aspek dari anak didik, apalagi dengan
kondisi seperti sekarang, yaitu untuk pengembangan kualitas sumber
daya manusia, tentu saja sekolah menjadi ujung tombak dan punya
peran sangat strategis.
Berikut ini dikemukakan beberapa sumbangan sekolah bagi
pendidikan anak.
a. Sekolah melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak,
serta memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik yang
dibawa dari keluarga.
b. Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menjadi pribadi
dewasa susila, sekaligus warga Negara dewasa susila.
c. Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan
memiliki kebudayaan bangsa.
Lewat bidang pengajaran, Sekolah membantu anak didik mengembangkan
kemampuan intelektual dan keterampilan kerja, sehingga anak didik
memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut membangun bangsa dan Negara.
C. Lembaga pendidikan di masyarakat
Masyarakat diarlikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu
daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya.
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial
dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah
dan wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku,
agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan
sebagainya). Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi
di dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga
setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut lampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan - kebiasaan,
pembentukan pengertian- pengertian (pengetahuan), sikap dan minat maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU Nomor 2 Tahun 2003 disebut
dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik
yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidupnya.
Pendidikan ini mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:
a. Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah.
b. Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah atau drop out.
c. Pendidikan untuk jangka waktu pendek.
d. Peserta tidak perlu homogen.
e. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
g. Keterampilan kerja sangat ditekan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
meningkat taraf hidup.

1. Beberapa istilah jalur pendidikan luar sekolah


Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat memiliki yang dikenal
dengan jalur pendidikan luar sekolah memiliki beberapa istilah di dalam kerangka
pelaksanaan pendidikannya, sebagai berikut.
a. Pendidikan sosial
Merupakan proses yang dilaksanakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk
mendidik individu dalam lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab
menjadi pendorong dke arah perubahan dan kemajuan.
b. Pendidikan masyarakat
Merupakan pendidikan yang ditunjukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda
di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan
dan sistem persekolahan resmi.
c. Pendidikan rakyat
Adalah tindakan- tindakan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh
rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan lapisan bawah.
d. Pendidikan luar sekolah
Dalam hal ini disebut juga “out of school education”,adalah pendidikan yang
dilakukan di luar sistem persekolahan biasa. Penekannya pada pendidikan yang
berlangsung di luar sekolah.
e. Mass education
Merupakan pendidikan yang ditunjukan kepada orang dewasa di luar lingkungan
sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan
umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
f. Adult education
Ialah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari
masa kewajiban belajar pengertian ini mengacu pada anak-anak yang tidak
tertampung di sekolah dasar yang telah berusia dewasa, dan untuk para drop out.
g. Extension education
Adalah salah satu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh perguruan tinggi
untuk menyatui hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia universitas, misalnya
Universitas Terbuka.
h. Fundamental education
Ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai untuk
mencapai kemajuan sosial, agar mereka dapat menempati posisi yang layak.
Sasaran utama pendidikan ini adalah daerah dan masyarakat terpencil dan
terbelakang dalam kehidupannya.

2. Sasaran dan program pendidikan Nonformal


Dalam prespektif pendidikan seumur hidup, sumua orang secara potensial
merupakan anak didik dalam berbagai tahap dalam perkembangan hidupnya.
Karena itu anak didik yang dapat menjadi sasaran pendidikan jalur luar sekolah
tersebut sangat luas dan bervariasi. Dalam konteks ini paling tidak mereka dapat
diklasifikasikan ke dalam enam kategori, yang masing - masing dengan prioritas
program nya berikut ini.

a. Para buruh dan petani


Merupakan golongan terbesar dari masyarakat, mereka dengan pendidikan
yang sangat rendah tau bahkan tanpa pendidikan sama sekali. Pada umumnya
mereka hidup dalam suasana traisional dan kebiasaan hidup yang masih belum
maju. Mereka inilah terutama yang membutuhkan program baca tulis secara
fungsional (functional literacy).
Program pendidikan yang harus diberikan kepada mereka adalah sebagai
berikut.
1) Pendidikan yang bisa atau mampu menolong meningkatkan produktivitas
mereka dengan cara mengajarkan berbagai keterampilan dan metode baru
terutama seperti bertani atau sejenisnya. Dengan demikian diharapkan
memungkinkan mereka meningkatkan hasil pekerjaannya.
2) Pendidikan yang mampu mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban
sebagai warga negara dan sebagai warga negara dan sebagai kepala keluarga yang
baik, sehingga mereka menyadari bahwa pendidikan bagi anak-anak mereka yang
sangat penting.
3) Pendidikan yang mendidik mereka bagaimana memanfaatkan waktu senggang
secara efektif, terutama dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta
produktif sehingga hidupnya lebih berarti.

Apabila ketiga hal tersebut betul-betul diperhatikan maka bisa dipastikan


mereka akan menyadari manfaat dari program tersebut.
a. Para remaja putus sekolah
Golongan remaja yang menganggur karena tidak mendapatkan pendidikan
keterampilan tau under employed, disebabkan kurangnya bakat dan kemampuan
nya, memerlukan pendidikan vokasional yang khusus. Dalam upaya
perkembangan pribadinya, mereka perlu diberi pendidikan kultural dan kegiatan-
kegiatan yang rekreatif, serta pendidikaan yang bersifat remedial. Pendidikan ini
harus dapat menarik, merangsang, dan relavan dengan kebutuhan hidupnya.

b. Para pekerja yang berketerampilan


Agar mampu menghadapi berbagai tantangan yang menghadang hari
depan mereka, program pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya
yang bersifat kejuruan dan teknik, yang dapat mningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka miliki.
Bagi golongan pekerja yang berketerampilan ini program pendidikan yang
akan diberikan kepada mereka harus mengandung minimal 2 tujuan, yaitu:
1) Dapat menyelamatkan mereka dari bahaya kekurangan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki;
2) Akan membuka jalan bagi mereka untuk naik jenjang dalam promosi
kedudukan yang lebih baik.
c. Golongan teknisi dan profesional
Mereka umumnya menduduki posisi-posisi penting dalam masyarakat
karena itu kemajuan masyarakat banyak tergantung pada golongan ini. Agar
mereka tetap berperan dalam masyarakatnya, maka mereka harus senantiasa
memperbaharui dan menambah pengetahuan dan keterampilannya.
d. Para pemimpin masyarakat
Golongan ini termasuk para pemimpin politisi, agama, sosial dan
sebagainya, mereka dituntut untuk mensitesakan pengetahuan dari berbagai
macam profesi dan keahlian, dan selalu memperbarui sikap dan gagasan yang
sesuai dengan kemajuan dan pembangunan. Biasanya pengetahuantersebut tidak
pernah mereka peroleh dari pendidikan formal atau jalur sekolah.
e. Anggota masyarakat yang sudah tua
Disebabkan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak
pengetahuan yang belum mereka ketahui pada waktu masih muda. Oleh karena
itulah pendidikan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi mereka,
meskipun kalau dilihat dari segi materi tidak banyak menguntungkan.
Jumlah mereka makin lama makin makin bertambah besar, seiring dengan
makin bertambah panjangnya usia harapan hidup rata-rata manusia, disebabkan
lebih baiknya kesehatan. Itulah beberapa sasaran pelaksanaan pendidikan jalur
luar sekolah, yang sasaranya sangat luas, yaitu segala lapisan yang ada di
masyarakat, meskipun bentuk dan program pendidikan yang diberikan sangat
beragam dan bervariasi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Tentunya dari penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca. Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber
literasi lain. Hal tersebut bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat
semakin lengkap
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai