Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB KELUARGA DAN MASYARAKAT


TERHADAP PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas harian dalam mata kuliah
Sosiologi Pendidikan

KELOMPOK 6:
1. Ade Saputra : (2122.006)
2. Novia Putri Mimanda : (2122.013)
3. Fitria Ayuni Pratiwi : (2122.035)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Januar, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) S1


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2023 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berisikan tentang tanggung jawab keluarga dan masyarakat
terhadap pendidikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimah kasih
atas dukungan yang telah diberikan untuk menyelesaikan Makalah ini.
Penyusunan Makalah ini dibuat Penulis dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah sosiologi pendidikan Semester 3.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Bukittinggi, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN

A. Membangun Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan ......................... 4


B. Membangun Perpustakaan Sekolah Berbasis Masyarakat ........................ 6
C. Harapan Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................................... 8
D. Tanggung Jawab Pemerintah Terhadap Pendidikan ................................. 11
E. Tanggung Jawab Keluarga Terhadap Pendidikan ..................................... 13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Kritik dan Saran ........................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu faktor yang mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai dari lahir hingga akhir hayatnya yang sering
dikenal dengan istilah pendidikan seumur hidup (Long Life Education).
Secara konsep etimologi, pendidikan merupakan upaya secara sadar dan
terarah yang dilakukan dalam rangka mencerdaskan suatu individu dan
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia agar menjadi
suatu individu sempurna, berakhlak mulia dan bertaqwa kepada allah, cerdas
serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan proses mentranfer pemikiran
atau ilmu (Transfer of Kowledge) yang dilakukan oleh seorang pendidik
kepada peserta didik. Selain itu, pendidikan merupakan alat untuk merubah
fikiran tradisional kearah modern.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas maka memerlukan
peranan dari keluarga, pemerintah dan juga masyarakat. Keluarga merupakan
lingkungan yang paling utama, hal ini disebabkan karena sebagian besar
waktu dihabiskan di lingkungan keluarga, sehingga pendidikan paling banyak
ditempuh oleh anak-anak adalah keluarga. Menurut Hasbullah, keluarga
sebagai lembaga pendidikan memiliki fungsi yakni berupa perkembangan
kepribadian anak dan mendidiknya, serta mendukung pendidikan yang
dilaksanakan disekolah.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih berada dibawah di
negara-negara se-asia pasifik hal ini didasarkan data dari Unesco. Hal ini bisa
karena faktor laju pertumbuhan anak di Indonesia tidak sesuai dengan laju
pertumbuhan sarana dan prasarana sekolah. Adapun faktor lainnya yang
menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia rendah disebabkan oleh
masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Dengan kualitas
pendidikan di Indonesia yang masih rendah tak terlepas juga dari pengakuan
sekolah itu sendiri, yang mana ada sebagain kecil dari sekolah di Indonesia
tidak dapat pengakuan dikutip dari data balitbang tahun 2003.

1
Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan anak utamanya pendidikan dasar sesuai dengan amanat dalam
UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 berbunyi: “setiap warga negara berhak
mendapatkan pedidikan” dan pada ayat 2 berbunyi: “ setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”,
Selain peran dari pemerintah juga terdapat peran masyarakat, masyarakat juga
disebut sebagai lembaga pendidikan non formal yang secara sadar dan terarah
memberikan pendidikan kepada seluruh anggota masyarakat. Tanpa adanya
masyarakat pendidikan belum berjalan dengan maksimal, hal ini didasarkan
pada hampir diseluruh Indonesia memiliki komite disekolahnya yang
merupakan wakil masyarakat dalam membantu sekolah. Masyarakat sudah
sadar bahwa dukungan yang mereka lakukan akan membantu keberhasilan
dari pembelajaran di sekolah. Dengan demikian pemerintah, masyarakat dan
keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk kualitas pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Bagaimana membangun peran serta masyarakat dalam pendidikan ?
2. Bagaimana membangun perpustakaan sekolah berbasis masyarakat ?
3. Bagaimana harapan peningkatan kualitas pendidikan ?
4. Bagaimana tanggung jawab pemerintah terhadap pendidikan ?
5. Bagaimana tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui membangun peran serta masyarakat dalam pendidikan.
2. Untuk mengetahui membangun perpustakaan sekolah berbasis masyarakat.
3. Untuk mengetahui harapan peningkatan kualitas pendidikan.
4. Untuk mengetahui tanggung jawab pemerintah terhadap pendidikan.
5. Untuk mengetahui tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan.

2
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut:
1. Pembaca diharapkan dapat memperoleh informasi tentang peran serta
masyarakat dalam pendidikan.
2. Pembaca diharapkan dapat memperoleh informasi tentang perpustakaan
sekolah berbasis masyarakat.
3. Pembaca diharapkan dapat memperoleh informasi tentang harapan
peningkatan kualitas pendidikan.
4. Pembaca diharapkan dapat memperoleh informasi tentang tanggung jawab
pemerintah terhadap pendidikan.
5. Pembaca diharapkan dapat memperoleh informasi tentang tanggung jawab
keluarga terhadap pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Membangun Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan


Secara istilah masyarakat memiliki arti sekelompok manusia yang
hidup dalam suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak dalam
relatif sama yang hidup dalam suatu kelompok.1 Dalam meningkatkan peranan
masyarakat tentu perlu mengubah pola pandang masyarakat terhadap
pendidikan, walaupun hal tersebut tidaklah mudah namun bila tidak dilakukan
kapan lagi memiliki rasa kepedulian, keterlibatan dan peran aktif masyarakat
dengan tingkatan maksimal yang dapat diperoleh di dunia pendidikan.
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekolompok orang
yang memiliki kualitas diri yang dimulai dari pendidikan rendah sampai
pendidikan tinggi. Baiknya kualitas masyarakat, dapat ditentukan dari kualitas
pendidikan para anggotanya, semakin baik kualitas pendidikan anggotanya
maka baik pula kualitas masyakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan
lingkungan ketiga pendidikan (non formal) setalah pendidikan keluarga (in
formal) dan pendidikan sekolah (formal). Tanggung jawab masyarakat
terhadap pendidian sebenarnya masih belum terlalu jelas, hal ini dikarenakan
oleh beberapa faktor seperti: waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang
terjadi di masyarakat, peran masyarakat antara lain menciptakan suasana yang
dapat menunjang pelaksanaan pendidikan Nasional, ikut melaksanakan
pendidikan non pemerintah (sosial).
Walaupun tanggung jawab masyarakat belum jelas, namun masyarakat
harus berperan aktif dalam melaksanakan pendidikan, karena masyarakat
merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah.
Oleh sebab itu, untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas maka kualitas
masyarakat pun harus baik, agar keduanya saling menunjang satu sama
lainnya. Dengan demikian masyakat sebagai salah satu lingkungan tempat

1
Siti Khusnul Bariyah, (2019), „Peran Tripusat Pendidikan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak‟, Jurnal Kependidikan, 7.2, 228–39 hlm. 233

4
terjadinya pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
keberlansungan segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan.
Adapun tingkatan peran serta masyarakat yaitu:
1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Pada
tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk
mendidik anak-anak.
2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada
PSM (Peran Serta Masyarakat) jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam
perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana,
barang, atau tenaga.2
3. Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan
menerima apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya
komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya
yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya.
4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang
ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang
dialami anaknya.
5. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam
kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada
studi tur, pramuka, kegiatan keagamaan, dan sebagainya.
6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang
tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan,
masalah jender, gizi, dan sebagainya.3 Dapat pula misalnya, berpartisipasi
dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah dapat
menampungnya, menjadi narasumber, guru bantu, dan sebagainya.

2
Ropin Sigalingging, 2021, Penerapan Pembelajaran Paradigma Baru Kepemimpinan
Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran Di Sekolah Penggerak (Bandung: Tata Akbar).
hlm 76.
3
Abdul Rahmat, 2021, Hubungan Sekolah Dan Masyarakat: Mengelola Partisipasi
Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Sekolah (Yogyakarta: Zahir Publishing). hlm 119.

5
7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat
dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non
akademis, dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS).
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar
terhadap pendidikan. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup.
Segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan
pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan berkembang dan
dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
B. Membangun Perpustakaan Sekolah Berbasis Masyarakat
Pada umumnya sekolah di Indonesia baik umum atau swasta telah
memiliki perpustakaan sebagai pusat informasi dan juga sumber pengatahuan,
perpustakaan ini disebut dengan perpustakaan sekolah karena berada
dilingkungan sekolah guna menunjang aktivitas pembelajaran, perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna
menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat
sekolah baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun sekolah lanjut.4 Setiap
perpustakaan memiliki fungsinya tersendiri sesuai dengan jenis perpustakaan
tersebut dan juga pengguna yang dilayaninya. Tujuan didirikannya
perpustakaan sekolah sama dengan tujuan diselenggarakan pendidikan
sekolah itu sendiri, yakni untuk memberikan bekal kemampuan dan
pendidikan kepada siswa, oleh karena itu koleksi bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar dan
sesuai dengan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Menurut Yusup tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:5
1. Membantu siswa dalam proses peningkatan teknik membaca siswa.

4
A. Heris Hermawan, Wahyu Hidayat, and Ilham Fajari, (2020), „Manajemen
Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik‟, Jurnal Isema : Islamic
Educational Management, 5.1, 113–26. hlm 115.
5
Anis Zohriah, 2023, Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Perpustakaan Dalam
Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Kepustakaan (Jawa Barat: Penerbit Adab). hlm 93.

6
2. Membantu siswa agar menulis kreatif dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
3. Menumbuh kembangakan minat membaca siswa.
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksaan kurikulum.
5. Memberi dorongan dan menjaga semangat membaca serta semangat
belajar bagi para siswa.
6. Memperdalam pengalaman belajar siswa dengan membaca buku dan
koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang
disediakan oleh perpustakaan.
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu luang melalui kegiatan
membaca, khususnya buku-buku sumber bacaan lain yang bersifat kreatif
dan ringan, seperti fiksi, dan cerpen.6
Sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah yang telah diuraikan
sebelumnya, perpustakaan sekolah juga memiliki fungsi. Perpustakaan
sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, yang sesuai
dengan tujuan kurikulum masing-masing instansi sekolah untuk
mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan sumber informasi
agar kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah khususnya siswa dapat
terpenuhi.7
Akan tetapi, fungsi pendidikan tidak akan terasa karena minat
membaca dari siswa atau anak-anak bangsa Indonesia kian berkurang, faktor
penyebabnya tidak lain oleh lingkungan keluarga dan masyarakat serta
kemajuan dari teknologi. Menurut Hanani peran masyarakat, pemerintah dan
keluarga terhadap pendidikan sangatlah penting dalam mengatasi minat
membaca yang sangat rendah. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan
program literasi yaitu program membaca selama 30 menit, dengan

6
Andi Prastowo, 2018, Sumber Belajar Dan Pusat Sumber Belajar (Depok: Prenada
Media). hlm 153.
7
Endang Susilawati, (2013), „Kurangnya Minat Berkunjung Peserta Didik SMK Negeri 9
Padang Ke Perpustakaan‟, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 2.1, 470–76 hlm
473.

7
mewajibkan semua elemen masyarakat gemar membaca dan mengisi waktu
luang dengan membaca buku yang bermanfaat.
C. Harapan Peningkatan Kualitas Pendidikan
Kualitas dan mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada proses
dan hasil pendidikan. Proses dari segi konteks pendidikan yang berkualitas
didalam nya terlibat berbagai unsur seperti: input (bahan ajar, kognitif, afektif
dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan
guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber
daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.8 Dengan adanya
menajemen sekolah serta dukungan kelas yang berfungsi untuk
mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen
dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana
pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun
ekstra-kurikuler, baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun
yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar
pembelajaran.
Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau
prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah
tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil
test kemampuan akademis. Untuk hasil bukan hanya sebatas di akademis aja
melainkan juga non akademis seperti cabang tari, musik, olahraga dan lain-
lain. Bahkan prestasi sekolah juga bisa lewat hal yang tidak dapat dipegang
seperti: suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan
sebagainya. Selain itu kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem
pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses

8
Azwar Yusran Anas, Agus Wahyudi Riana, and Nurliana Cipta Apsari, (2015), „Desa
Dan Kota Dalam Potret Pendidikan‟, Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
2.3, 418–22. hlm 419.

8
pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah
dan faktor-faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya.9
Jadi, pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar,
sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan
perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara
optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif, serta mampu menjawab
berbagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa
yang akan datang.
Dalam hal ini untuk mewujudkan harapan pendidikan yang berkualitas
ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:
1. Perubahan kurikulum belajar
Kurikulum merupakan dasar atau jadwal pendidikan yang akan
diajarkan oleh guru kepada peserta didiknya. Perubahan kurikulum ini bisa
meningkatkan pendidikan namun dengan perubahan kurikulum ini kadang
menimbulkan kontroversi bagi semua orang. Perubahan kurikulum ini
harus dipertimbangkan dengan matang agar peserta didik dan pendidik
bisa melaksanakannya dengan baik.
2. Peningkatan mutu guru
Peningkatan mutu guru bisa dilakukan dengan penyeleksian guru
pendidik sebelum mereka mengajar pada suatu sekolah. Dengan adanya
seleksi yang tepat ini diharapkan guru benar-benar merupakan tenaga
pilihan yang bisa membimbing muridnya dengan baik. Pendidik dan
pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak
meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya.
Jasanya yang besar dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan
penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak termarjinalkan dalam
kehidupan masyarakat.

9
Estriana Arifah Suryadi, Siti Noviani, Anisa Purnama Sari, Supiyati, Alfina Ardianti
Amanik Saputri, 2022, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Dan Peran Pendidikan Di
Dalam Masyarakat (Cirebon: Guepedia). hlm 55.

9
3. Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Pada intinya bantuan ini dirancang pemerintah untuk membantu
sekolah yang tidak mampu agar bisa menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan yng layak dan dibutuhkan siswa didiknya. Namun, kadang
program ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
sehingga penyampaiannya masih belum optimal.
4. Bantuan Khusus Murid (BKM)
Program pemerintah ini khusus untuk membantu biaya bagi murid
yang tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan sama seperti anak
lainnya.
5. Sarana dan prasarana pendidikan yang maju dan layak
Bila mutu pendidikan di negara kita ingin maju maka sarana dan
prasarana dari pendidikan tersebut harus ditingkatkan lebih baik lagi. Bila
sarana pendidikan bagus dan modern maka siswa bisa melaksanakan
pendidikan dengan nyaman. Kenyamanan mereka itulah yang menjadi
kunci kesuksesan dalam proses belajar.
Dengan diberlakukannya kurikulum 2004 (KBK), kini guru lebih
dituntut untuk mengkontekstualkan pembelajarannya dengan dunia nyata,
atau minimal siswa mendapat gambaran miniatur tentang dunia nyata.
Harapan itu tidak mungkin tercapai tanpa bantuan alat-alat pembelajaran
(sarana dan prasarana pendidikan).
6. Pemerataan pendidikan10
Pendidikan tidak hanya untuk mereka yang berada di kota namun
didaerah terpencil juga harus mendapatkan pendidikan yang layak. Inilah
yang menjadi tugas pemerintah untuk pemerataan pendidikan di semua
wilayah.
7. Kurangi dan berantas korupsi
Korupsi dalam dunia pendidikan dilakukan secara bersama-sama
(Amin Rais menyebutnya korupsi berjamaah) dalam berbagai jenjang

10
Suwardi dkk, 2021, Pelayanan Publik Persepsi Pembangunan Dan Local Area City
Branding Konsep Dan Strategi (Surakarta: UnisriPress). hlm 321.

10
mulai tingkat sekolah, dinas, sampai departemen. Pelakunya mulai dari
guru, kepala sekolah, kepala dinas, dan seterusnya masuk dalam jaringan
korupsi. Sekolah yang diharapkan menjadi benteng pertahanan yang
menjunjung nilai-nilai kejujuran justru mempertotonkan praktik korupsi
kepada peserta didik.
D. Tanggung Jawab Pemerintah Terhadap Pendidikan
Pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas dari pendidikan. Dalam otonomi pendidikan,
pemerintah juga terlibat dengan dunia pendidikan yakni mencakup pemerataan
serta mutu, hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah itu sendiri. Pemerintah
menetapkan standar mutu pendidikan dan akan berupaya agar keragaman
prestasi siswa tidak berbeda jauh pada setiap lembaga pendidikan. Pemerintah
menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan.11 Peran ini dilakukan melalui perumusan kebijakan
umum, pelayanan teknis, dan monitoring program secara regular. Perubahan
peran ini mengubah hirarki pengambilan keputusan yang selama ini selalu
berawal dari pemerintah pusat dan bermuara ke sekolah-sekolah. Adanya
otonomi pendidikan hirarki pengambilan keputusan berubah menjadi piramida
terbalik, yaitu kedudukan sekolah berada di atas, sedangkan lembaga
pemerintah berada di bawah.
Karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran serta masyarakat
sangat diperlukan. Menurut Sihombing ada beberapa peran yang diharapkan
dapat dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam menata dan memantapkan
pelaksanaan pendidikan yang berbasis masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelayan masyarakat
Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat
seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan
membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa

11
Riduan, 2020, Pengantar Manajemen Pendidikan Perspektif Islam (Yogyakarta:
Guepedia). hlm 116.

11
berkembang secara optimal. Pemerintah dengan semua aparat dan
jajarannya perlu menampilkan diri sebagai pelayan yang cepat tanggap,
cepat memberikan perhatian, tidak berbelit-belit, dan bukan minta
dilayani. Masyarakat harus diposisikan sebagai fokus pelayanan utama.
2. Sebagai fasilitator
Pemerintah seharusnya merupakan fasilitator yang ramah, menyatu
dengan masyarakat, bersahabat, menghargai masyarakat, mampu
menangkap aspirasi masyarakat, mampu membuka jalan, mampu
membantu menemukan peluang, mampu memberikan dukungan, mampu
meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu menghidupkan
komunikasi dan partisipasi masyarakat tanpa masyarakat merasa
terbebani.12
3. Sebagai pendamping
Pemerintah harus melepaskan perannya dari penentu segalanya
dalam pengembangan program belajar menjadi pendamping masyarakat
yang setiap saat harus melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan
aktivitas masyarakat. Kemampuan petugas sebagai teman, sahabat, mitra
setia dalam membahas, mendiskusikan, membantu merencanakan dan
menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat perlu terus
dikembangkan. Sebagai pendamping, mereka dilatih untuk dapat
memberikan konstribusi pada masyarakat dalam memerankan diri sebagai
pendamping. Acuan kerja yang dipegangnya adalah tutwuri handayani
(mengikuti dari belakang, tetapi memberikan peringatan bila akan terjadi
penyimpangan). Pada saat yang tepat mereka mampu menampilkan ing
madya mangun karsa (bila berada di antara mereka, petugas memberikan
semangat), dan sebagai pendamping, petugas harus dapat dijadikan
panutan masyarakat.

12
Mokh Thoif, 2021, Tinjauan Yuridis Pendidik Nonformal Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Di Indonesia (Surabaya: Scopindo Media Pustaka). hlm 73.

12
4. Sebagai mitra
Apabila berangkat dari konsep pemberdayaan yang menempatkan
masyarakat sebagai subjek, maka masyarakat harus dianggap sebagai
mitra. Hubungan dalam pengambilan keputusan bersifat horizontal,
sejajar, setara dalam satu jalur yang sama. Tidak ada sifat ingin menang
sendiri, ingin tampil sendiri, ingin tenar/populer sendiri, atau ingin diakui
sendiri. Sebagai mitra, pemerintah harus dapat saling memberi, saling
mengisi, saling mendukung, dan tidak bersebrangan dengan masyarakat,
tidak terlalu banyak campur tangan yang akan menyusahkan, membuat
masyarakat pasif, dan akhirnya mematikan kreativitas masyarakat.
5. Sebagai penyandang dana
Pemerintah harus memahami bahwa masyarakat yang dilayani
pada umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu, baik dalam ilmu
maupun ekonomi. Pemerintah berperan sebagai penyedia dana yang dapat
mendukung keseluruhan kegiatan pendidikan yang diperlukan oleh
masyarakat yang disalurkan berdasarkan usulan dari lembaga pengelola.
E. Tanggung Jawab Keluarga Terhadap Pendidikan
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang
menjadi dewasa.13 Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti,
dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga
inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.
Anak merupakan masa depan bagi setiap orang tua. Pada usia balita,
anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tuanya
seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika menjelang usia
remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan minggat dari
rumah dan menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang berlebihan,

13
Amos Neolaka dkk, 2015, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup (Depok: Prenada Media). hlm 23.

13
terutama ibu, menyebabkan anak kehilangan perhatian. Tanggung jawab
kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak terhadap pendidikan
antara lain
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika
anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang
tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi
masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan
menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu
ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya
untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini
akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan
menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang
pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan
hendaknya mereka diberi hak pilih.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.14 Saling
menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif
sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim
kasih sayang dan keakraban. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya
mereka juga mau menghormati sesamanya.
4. Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan
terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan
terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan
berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap
dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri
dan yakin dengan kemampuannya sendiri.

14
Agung Pramujiono dkk, 2020, Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karater, Dan
Pembelajaran Yang HumaniS (Tanggerang Selatan: Indocamp). hlm 52.

14
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi
pendidikan, namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau
hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mendidik anak sesuai dengan
perkembangan anak. Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh
memaksakan kehendak kepada anak, namun harus memberikan kebebasan
kepada anak untuk memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah
dalam memilih.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran masyarakat sangatlah besar terhadap pendidikan. Lembaga
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur
pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Segala pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di
lingkungan sekolah akan berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam
masyarakat.
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah sama dengan tujuan
diselenggarakan pendidikan sekolah itu sendiri, yakni untuk memberikan
bekal kemampuan dan pendidikan kepada siswa. Peran masyarakat,
pemerintah dan keluarga terhadap pendidikan sangatlah penting dalam
mengatasi minat membaca yang sangat rendah.
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar,
sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan
perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara
optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif, serta mampu menjawab
berbagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa
yang akan datang.
Pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas dari pendidikan. Dalam otonomi pendidikan,
pemerintah juga teribat dengan dunia pendidikan yakni mencakup pemerataan
serta mutu, hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah itu sendiri.
Keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi pendidikan,
namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimana mendidik anak sesuai dengan perkembangan
anak.

16
B. Saran
Pemakalah menyadari pemaparan ini tidaklah mesti sebagai sesuatu
yang mutlak kebenarannya. Sangat banyaklah kesalahan dan kekurangan
yang ada. Pemakalah sangat mengharapkan adanya kritik yang membangun
sehingga pembahasan ini semakin sempurna dan dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Azwar Yusran, Agus Wahyudi Riana, and Nurliana Cipta Apsari, (2015),
„Desa Dan Kota Dalam Potret Pendidikan‟, Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2.3, 418–22
Bariyah, Siti Khusnul, (2019), „Peran Tripusat Pendidikan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak‟, Jurnal Kependidikan, 7.2, 228–39
Hermawan, A. Heris, Wahyu Hidayat, and Ilham Fajari, (2020), „Manajemen
Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik‟, Jurnal
Isema : Islamic Educational Management, 5.1, 113–26
Neolaka, Amos dkk, 2015, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup (Depok: Prenada Media)
Pramujiono, Agung dkk, 2020, Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karater, Dan
Pembelajaran Yang Humanis (Tanggerang Selatan: Indocamp)
Prastowo, Andi, 2018, Sumber Belajar Dan Pusat Sumber Belajar (Depok:
Prenada Media)
Rahmat, Abdul, 2021, Hubungan Sekolah Dan Masyarakat: Mengelola
Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Sekolah (Yogyakarta:
Zahir Publishing)
Riduan, 2020, Pengantar Manajemen Pendidikan Perspektif Islam (Yogyakarta:
Guepedia)
Sigalingging, Ropin, 2021, Penerapan Pembelajaran Paradigma Baru
Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran Di Sekolah
Penggerak (Bandung: Tata Akbar)
Suryadi, Siti Noviani, Anisa Purnama Sari, Supiyati, Alfina Ardianti Amanik
Saputri, Estriana Arifah, 2022, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Dan Peran Pendidikan Di Dalam Masyarakat (Cirebon: Guepedia)
Susilawati, Endang, (2013), „Kurangnya Minat Berkunjung Peserta Didik SMK
Negeri 9 Padang Ke Perpustakaan‟, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan
Dan Kearsipan, 2.1, 470–76
Suwardi dkk, 2021, Pelayanan Publik Persepsi Pembangunan Dan Local Area

18
City Branding Konsep Dan Strategi (Surakarta: UnisriPress)
Thoif, Mokh, 2021, Tinjauan Yuridis Pendidik Nonformal Dalam Sistem
Pendidikan Nasional Di Indonesia (Surabaya: Scopindo Media Pustaka)
Zohriah, Anis, 2023, Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Perpustakaan
Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Kepustakaan (Jawa Barat:
Penerbit Adab)

19

Anda mungkin juga menyukai