Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

“ PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT “


Dosen pengampu : Marhani, M.Pd.I
Oleh kelompok 1
1. Anisa Riskia
2. Ahmad Zakariya
3. Achmad Syarifil Maqom

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) AL MA’ARIF


KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah diutus membawa risalah dan membebaskan umat
Islam dari belenggu kebodohan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AL Ma’arif Kalirejo
tahun akademik 2020/2021.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang
telah membantu, penulis mengucapkan banyak terimakasih dengan harapan
semoga apa yang telah di berikan kepada penulis, mendapatkan balasan yang
melimpah dan lebih baik dari Allah SWT.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca. Amiin

Kalirejo,
Penyusun

Kelompok I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing

bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti

kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat

dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua

golongan.

Di era ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Pendidikan berhubungan dengan trasmisi

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan

lainnya kepada generasi bangsa.

Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang

dengan berbagai ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan

yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan,

masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan pendidikan

secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak

sistematis.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan masyarakat ?

2. Peran masyarakat dalam pendidikan?

3. Fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat?

4. Fungsi sekolah dalam masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini agar kita dapat memahami adalah :

1. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian pendidikan dan

masyarakat.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran penting masyarakat dalam

pendidikan.

3. Mempermudah mahasiswa dalam mengetahui fungsi dan peran pendidikan

dalam masyarakat

4. Agar mahasiswa dapat mengerti tentang fungsi sekolah dalam masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat

a) Pendidikan

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun

sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau

berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan

pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada

hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu

menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”,

yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak

yang dibawa dilahirkan di dunia.

Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan),

mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak,

mengubah kepribadian sang anak.

Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan

peserta didik kepada yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan

Educere.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata

dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan,dan cara

mendidik.

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk

memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan

kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakatnya.

b) Masyarakat

Pengertian masyarakat Secara umum adalah sekumpulan individu-

individu yang hidup bersama. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab

dengan kata "syaraka". Syaraka, yang artinya ikut serta (berpartisipasi).

Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan "society" yang

pengertiannya adalah interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa

kebersamaan. Pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :.

1. Menurut Selo Soemardjan, pengertian masyarakat adalah orang-orang

yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Paul B. Horton, pengertian masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka

waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki


kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok

itu.

B. Peran Masyarakat dalam Pendidikan

Masyarakat umumnya memandang pendidikan sebagai peranan penting

dalam mencapai tujuan sosial. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk

iman dan takwa kepada Allah, meningkatkan kemajuan dan pembangunan

politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.

Peran masyarakat dalam pendidikan terlihat dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, BAB XV, Bagian Kesatu, Pasal 54, Ayat 1,2 dan 3.

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta

perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian

mutu pelayanan pendidikan.

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan

pengguna hasil pendidikan.

3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

C. Fungsi Dan Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat

1. Fungsi Pendidikan Dalam Masyarakat

Untuk Pengembangan Pendidikan Melalui Pendidikan Secara Sistemik,

Pendekatan sistemik terbadap pengembangan melalui pendidikan adalah

pendekatan dimana masyarakat tradisional sebagai input dan pendidikan


sebagai suatu lembaga pendidikan masyarakat sebagai pelaksana proses

pengembangan dan masyarakat yang dicita-citakan sebagai outputnya yang

dicita-citakan.

Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat

adalah:

a) Fungsi Sosialisasi.

Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola

perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti

sekarang ini. Pada masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan

mengikuti atau melibatkan diri dalam aktivitas orang-orang yang telah lebih

dewasa. Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian

menirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu

sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa.

Dengan semakin majunya masyarakat, pola budaya menjadi lebih

kompleks dan memiliki diferensiasi antara kelompok masyarakat yang satu

dengan yang lain, antara yang dianut oleh individu yang satu dengan individu

yang lain. Dengan perkataan lain masyarakat tersebut telah mengalami

perubahan-perubahan sosial.

b) Fungsi kontrol social

Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan

mengembangkan tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial mempergunakan

program-program asimilasi dan nilai-nilai subgrup beraneka ragam, ke dalam

nilai-nilai yang dominan yang memiliki dan menjadi pola anutan bagi

sebagiai masyarakat.
Sekolah berfungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan pandangan

hidup etnik yang beraneka ragam menjadi satu pandangan yang dapat

diterima seluruh etnik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sekolah

berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang

dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus

menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara

Indonesia kepada anak-anak di sekolah.

c) Fungsi pelestarian budaya masyarakat.

Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-

budaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya

daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian

daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal

bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.

Fungsi sekolah berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah

ini ada dua fungsi sekolah yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah

satu lembaga masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional

masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu daerah tertentu umpama sekolah

di Jawa Tengah, digunakan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa

Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya

Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya

Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah mempunyai tugas untuk

mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai

yang ada yang beragam demi kepentingan nasional.

d) Fungsi seleksi, latihan dan pengembangan tenaga kerja.


Proses seleksi terjadi di segala bidang baik mau masuk sekolah maupun

mau masuk pada jabatan tertentu. Untuk masuk sekolah tertentu harus

mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan tertentu harus mengikuti

testing kecakapan tertentu. Sebagai contoh untuk dapat masuk pada suatu

sekolah menengah tertentu harus menyerahkan nllai EBTA Murni (NEM).

Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk latihan dan

pengembangan tenaga kerja mempunyai dua hal. Pertama sekolah digunakan

untuk menyiapkan tenaga kera profesional dalam bidang spesialisasi tertentu.

Untuk memenuhi ini berbagai bidang studi dibuka untuk menyiapkan tenaga

ahli dan terampil dan berkemampuan yang tinggi dalam bidangnya. Kedua

dapat digunakan untuk memotivasi para pekerja agar memiliki tanggung

jawab terhadap kanier dan pekerjaan yang dipangkunya.

Sekolah mengajarkan bagaimanan menjadi seorang yang akan

memangku jabatan tertentu, patuh terhadap pimpinan, rasa tanggung jawab

akan tugas, disiplin mengerjakan tugas sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan.

Sekolah juga mendidik agar seseorang dapat menghargai harkat dan

martabat manusia, memperlakukan manusia sebagai manusia, dengan

memperhatikan segala bakat yang dimilikinya demi keberhasilan dalam

tugasnya.

Sekolah mempunyai fungsi pengajaran, latihan dan pendidikan. Fungsi

pengajaran untuk menyiapkan tenaga yang cakap dalam bidang keahlian yang

ditekuninya. Fungsi latihan untuk mendapatkan tenaga yang terampil sesuai

dengan bidangnya, sedang fungsi pendidikan untuk menyiapkan seorang


pribadi yang baik untuk menjadi seorang pekerja sesuai dengan bidangnya.

Jadi fungsi pendidikan ini merupakan pengembangan pribadi sosial.

e) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.

Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial

mempunyai fungsi, sebagai berikut:

 Reproduksi budaya,

Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah

sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan

fungsi pada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi

ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.

 Difusi budaya,

Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsi sebagai penghasil

nilai-nilai budaya baru juga berfungsi penghasil nilai-nilai budaya baru juga

berfungsi sebagai difusi budaya (cultural diffission). Kebijaksanaan-

kebijaksanaan sosial yang kemudian diambil tentu berdasarkan pada hasil

budaya dan difusi budaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya

menyebarkan penemuan-penemuan dan informasi-informasi baru tetapi juga

menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai dan pandangan hidup baru yang

semuanya itu dapat memberikan kemudahan-kemudahan serta memberikan

dorongan bagi terjadinya perubahan sosial yang berkelanjutan

 Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-

kelembagaan tradisional,

 Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi

sosial tradisional,
 Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap

institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.

Menurut Ki Hajar Dewantoro ada tiga lingkungan pendidikan yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Dari ketetapan MPR No. 1!/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar

Haluan Negara kita mengetahui bahwa pendidikan itu merupakan tanggung

jawab bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat.

Dari dua penjelasan tersebut di atas maka bentuk pendidikan dibagi

menjadi tiga bentuk yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan

pendidikan non formal (Undang-Undang nomor 2/1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional).

Pelaksanaan bentuk pendidikan adalah lembaga pemerintah, lembaga

keluarga, lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan lain. Lembaga

keluarga menyelenggarakan pendidikan informal, lembaga pemerintah,

lembaga keagamaan, lembaga pendidikan yang lain menyelenggarakan

pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Bentuk-bentuk pendidikan

nonformal cukup banyak jenisnya, seperti berbagai macam kursus

kcterampilan yang mempersiapkan tenaga terampil. Seperti kursus menjahit,

kursus komputer, kursus montir, kursus bahasa-bahasa asing dan sebagainya.

Bentuk pendidikan formal yang beçjalan ini terdiri dari empat jenjang

yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Menurut Undang Undang

Nomor : 2/1989, tentang jenjang pendidikan dibagi menjadi tiga jenjang

yaitu Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.


Pendidikan Dasar terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Tingkat

Pertama.

Proses pendidikan dari tiga bentuk pendidikan itu dipengaruhi oleh

sistem politik dan ekonomi. (Muhammad Dimyati, 1988 p, 163). Dengan

adanya bermacam-macam jenis politik dan bermacam-macam kondisi

ekonomi maka arah proses pendidikan akan bermacam-macam untuk masing-

masing bentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga, pemerintah,

lembaga keagamaan dan lembaga-lembaga non-agama.

2. Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat

Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga

pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah.

bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan

secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk

mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang

harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin

kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku,

jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk

rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan

dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Istilah

kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak

terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan

secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu

masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.


D. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat

Di muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu

pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal.

Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-

satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada

lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah

sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Sebagai partner masyarakat

Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak

pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Pengalaman pada

berbagai kelompok masyarakat, jenis bacaan, tontonan serta aktivitas-

aktivitas lainnya dalam masyarakat dapat mempengaruhi fungsi pendidikan

yang dimainkan oleh sekolah. Sekolah juga berkepentingan terhadap

perubahan lingkungan seseorang di dalam masyarakat. Perubahan lingkungan

itu antara lain dapat dilakukan melalui fungsi layanan bimbingan, penyediaan

forum komunikasi antara sekolah dengan lembaga sosial lain dalam

masyarakat.

2. Sebagai penghasil tenaga kerja.

Sebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan

masyarakat memiliki ikatan hubungan rasional di antara keduanya. Pertama,

adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah

dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, ketepatan sasaran atau

target pendidikan yang ditangani oleh lembaga persekolahan akan ditentukan

pula o!eh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah selaku pelayan dengan
masyarakat selaku pemesan. Ketiga, keberhasilan penunaian fungsi sekolah

sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian akan dipengaruhi oleh ikatan

objektif di antara keduanya. Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian,

penghargaan dan tunjangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan

objektif lainnya yang memberikan makna penting eksistensi dan produk.

Anda mungkin juga menyukai