Anda di halaman 1dari 17

PERAN PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Drs. H. M. Solehuddin Sulaiman, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 13:

Raudlotul Jannah ( 202105010035 )


Zhunnun Qothrunnada ( 202105010055 )
Anggi Windra Kusuma ( 202105010058 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia nikmat iman, kehidupan, dan
hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Sosiologi Pendidikan”. Tak lupa
shalawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman sekarang.
Pada kesempatan terima kasih juga kepada Bapak Sholeh selaku dosen pengampu mata
kuliah ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung kami
dalam menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
Judul dari makalah kami yaitu ”Peran Pendidikan dan Perubahan Sosial”. Harapan kami
makalah ini dapaat bermanfaat bagi kami, dan teman-teman semua. Dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan makalah kami dimasa mendatang. Demikian, apabila ada
kesalahan dan penyimpangan kamo mohon maaf yang sebersar-besanya.

Sidoarjo, 01 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang lain.
Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat. Pendidikan
adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan sosial dan
sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan
mesyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya
dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial
juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan
pengaruh budaya dari luar.
Pendidikan sejak dulu sampai sekarang merupakan hal terpenting dalam hidup
manusia. Pendidikan memberikan kemajuan pemikiran umat manusia, sehingga taraf
hidup mereka meningkat. Dalam perkembangannya dari zaman ke zaman pendidikan
berubah menjadi suatu sistem. Suatu sistem pendidikan yang tersusun secara sistematis
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat 1, yang menjelaskan bahwa
pendidikan dilaksanakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, nonformal,dan
informal. Ketiga jalur pendidikan ini satu sama lain saling berkait dan membutuhkan
untuk melakukan perubahan sosial vang terjadi di masyarakat kelak. Selain ketiga jalur
tersebut anak-anak Indonesia wajib menempuh pendidikan "wajib belajar 9 tahun",
sebagai program pemerintah dalam meningkatkan SDM masyarakat Indonesia.
Pendidikan mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan sosial.
Perubahan sosial sebagai bentuk inovasi yang berkaiatan dengan seluruh aspek kehidupan
manusia yang bertujuan meningkatkan kemakmuran. Bermacam konsep perubahan sosial
disodorkan para ahli dalam menganalisis fenomena tersebut yaitu, konsep kemajuan
sosial, konsep sosialistik, konsep perubahan siklus, teori sejarah, teori partikularistik,
toeri sosiologi serta sosiologi dan perubahan sosial. Pendidikan dalam perspektif
perubahan sosial dimasa depan banyak dikonsepkan oleh sebagian ahli, pendidikan
adalah sebagai proses yang dapat mengubah perilaku individu dalam konteks teori
perubahan sosial akan mempunyai dampak terjadinya perubahan baik pada tingkat
individu sebagai agen maupun tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur
sosial yang ada di masyarakat. Diharapkan pendidikan dalam perubahan sosial dapat
menghasilakn generasi yang kritis serta solutif dalam menghadapi permasalahan sebagai
bagian perubahan sosial masyarakat dewasa ini dan selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan?
2. Bagaimana fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat
3. Apa pengertian perubahan sosial?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat
3. Untuk memahami pengertian perubahan sosial
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap
pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Artinya bahwa pendidikan
merupakan suatu cara dimana lebih menekankan terhadap keterkaitannya antara peserta
didik dan pendidik. Peserta didik dianalogikan sebagai orang yang belum dewasa,
sedangkan pendidik sendiri dianalogikan sebagai orang yang lebih dewasa. Dengan
demikian pendidikan tidak akan berdiri tanpa adanya dua aspek tersebut.
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di ketahui
dua istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia
pendidikan, yaitu pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan
pedagoik artinya “ilmu pendidikan”. Kata pedagogos yang pada awalnya berarti
pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari
pedagogos) berarti seorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya
ke daerah berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu: segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan,
pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai pada perkembangan iman. Dalam pengertian
yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan dan budaya ada bersama dan saling memajukan.

B. Fungsi Dan Peranan Pendidikan dalam Masyarakat


Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan
sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua telah
menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan
sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang
berupa nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan
politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Berbicara
tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam
pendapat. Wuradji menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif
mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi sosialisasi
2. Fungsi kontrol sosial
3. Fungsi pelestarian budaya Masyarakat
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja
5. Fungsi seleksi dan alokasi
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial
7. Fungsi reproduksi budaya
8. Fungsi difusi kultural
9. Fungsi peningkatan sosial
10. Fungsi modifikasi sosial
Jeane H. Ballantine menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu
sebagai berikut:
1. Fungsi sosialisasi
2. Fungsi seleksi, latihan dan alokasi
3. Fungsi inovasi danperubahan sosial
4. Fungsi pengembangan pribadi dan social
Meta Spencer dan Alec Inkeles menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut:
1. Memindahkan nilai-nilai budaya
2. Nilai-nilai pengajaran
3. Peningkatan mobilitas sosial
4. Fungsi stratifikasi
5. Latihan jabatan
6. Mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial
7. Membentuk semangat kebangsaan
8. Pengasuh bayi
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi
antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain:
1. Fungsi Sosialisasi
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam
masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa berjalan
dengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat
melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini
guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat mengemban
amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anak- memahami dan
kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya. Sekolah mengemban tugas
untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan
mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk
memenuhi fungsi dan tugasnya tersebut sekolah menetapkan program dan kurikulum
pendidikan, beserta metode dan tekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi
nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
2. Fungsi Kontrol Sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan
tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk
melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam ini individu bisa mengambil
nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan
mengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik
peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan
baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan
pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia,
sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara
Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
3. Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik
yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih
layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu
upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.
Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan
pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk pelestarian budaya di
setiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sunda
serta kesenian setempat. Begitu juga untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia,
dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap daerahnya serta tanah air.
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan
tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi
selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah tertentu
harus mengikuti ujian tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujian nasional) atau
NEM. Dan setelah penyerahan nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu
sampai nilai yang terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini
maka bagi yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan untuk masuk di
sekolah dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada
pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan berbagai cara
yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai
dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan
kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-
keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada abad
modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan
berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan
sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut
akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan
demikian peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial
bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh
karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan.
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah sebagai partner
masyarakat akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan
masyarakat.
C. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia di mana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
Soemardjan, mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara
penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi
kebutuhannya.
Dengan kata lain perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu
selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, polapola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial. Bentuk perubahan sosial yaitu :
1. Perubahan Sosial Secara Lambat
Perubahan sosial secara lambat dikenal dengan istilah evolusi, merupakan
perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan perubahan
kecil yang saling mengikuti. Ciri perubahan secara evolusi ini seakan perubahan itu
tidak terjadi di masyarakat, berlangsung secara lambat dan tidak mengakibatkan
kehidupan.
2. Perubahan Sosial Secara Cepat
Perubahan sosial yang berjalan cepat disebut revolusi. Selain terjadi secara
cepat juga menyangkut hal-hal yang mendasar bagi kehidupan masyarakat serta
lembaga- lembaga kemasyarakatan, dan sering menimbulkan disintegrasi dalam
sosial, ekonomi politik.
3. Perubahan Sosial Kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsurunsur
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung/ berarti bagimasyarakat
karena tidak berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga
kemasyarakatan.
4. Perubahan Sosial Besar
Perubahan sosial yang besar merupakan perubahan yang dapat membawa
pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta menimbulkan perubahan pada
lembaga kemasyarakatan seperti yang terjadi pada masyarakat yang mengalami
proses modernisasiindustrialisasi.
5. Perubahan Sosial yang Direncanakan
Perubahan sosial yang direncanakan atau rekayasa sosial “engineering”
merupakan perubahan yang diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh
pihak-pihak yang akan mengadakan perubahan di dalam masyarakat (agent of
change).
6. Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak direncanakan (tidak dikehendaki) merupakan
perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan/ dikehendaki oleh masyarakat dan
dijangkauan pengawasan masyarakat, bisa terjadi perubahan yang direncanakan/tidak
dikehendaki ternyata diharapkan dan diterima oleh masyarakat seperti reformasi yang
terjadi di Indonesia.
Menurut Soekanto, suatu proses perubahan tentang struktur dan fungsi sistem-sistem
sosial setidaknya terjadi dalam tiga tahap:
1. Invensi, yakni suatu proses di mana perubahan itu disadari dari dalam masyarakat itu
sendiri diciptakan oleh masyarakat itu sendiri yang kemudian muncullah perubahan-
perubahan.
2. Diffusi, di mana ide-ide atau gagasan yang didapat dari luar itu kemudian
dikomunikasikan dalam suatu masyarakat.
3. Konsekuensi, adanya hasil dari pada adopsi terhadap perubahan tersebut Suatu
perubahan yang terjadi baik dari faktor-faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri
maupun berasal dari luar masyarakat itu (hasil teknologi baru) tidak selalu
menghasilkan akibat-akibat yang sama.
Peran pendidikan dalam perubahan sosial masyarakat Indonesia yaitu:
1. Berpikir Kritis dan inovatif
Pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka untuk meningkatkan
kemampuan analisis kritis yang berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan
dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan akan memberikan nilai-
nilai tertentu kepada manusia, terutama dalam membuka pikirannya, menerima halhal
baru, maupun cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk
dapat berpikir secara obyektif, rasional dan melihat ke masa depan, berusaha
menciptakan kehidupan yang lebih maju.
Berbekal pendidikan, masyarakat akan terdorong untuk berusaha menciptakan
berbagai penemuan kebudayaan yang baru agar masyarakatnya mampu hidup
mengikuti perkembangan zaman. Peran pendidikan dalam konteks ini sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional seperti di amanatkan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003 menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Menjadi warga negara
yang demokratis, serta bertanggung jawab.
2. Mendorong sikap menghargai hasil karya seseorang
Sikap positif masyarakat terhadap berbagai hasil karya anggota
masyarakatnya, merupakan indikasi bahwa masyarakat tersebut ingin maju lewat hasil
karya baru warganya yang diharapkan dapat membawa perubahan dan kebaikan bagi
kehidupan masyarakatnya: Seperti penghargaan, pemberian tanda jasa, penghargaan
kenaikan jabatan dan sebagainya, mendorong masyarakat untuk terus berprestasi
lewat karyakarya baru mereka, sehingga membawa perubahan dalam masyarakatnya.
3. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem yang
memberikan peluang atau kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk
mengalami mobilitas sosial vertikal secara luas, di mana setiap warga masyarakat
memiliki kesempatan untuk meraih prestasi dan memiliki kedudukan/ status sosial
yang lebih tinggi.
Pendidikan dalam hal ini berperan dalam mendewasakan manusia seperti
dikemukakan oleh Sugihartono (2007) bahwa pendidikan selanjutnya diartikan
sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pekerjaan yang lebih baik.
4. Pemahaman atas keberadaan masyarakat yang heterogen.
Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang
mempunyai perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi dan sebagainya,
mempermudah terjadinya konflik-konflik dalam masyarakat, sehingga sering muncul
goncangan-goncangan yang mendorong terjadinya perubahan kehidupan masyarakat:
Di dalam komunitas masyarakat Transmigran yang berasal dari berbagai macam
daerah/wilayah Indonesia yang padat penduduknya, harus berkumpul dalam satu
wilayah yang sama, menjalankan kehidupan bersama.
Karena mereka berasal dari daerah yang berbeda, cenderung berperilaku
Sesuai budaya asalnya masingmasing, sehingga sering terjadi ketidak cocokan di
antara mereka karena menganut nilai dan norma yang berbeda, maka muncullah
gesekan/konflik. Berangkat dari sinilah pendidikan diharapkan memiliki peran yang
kuat dalam memperbaiki moral bangsa. Hal ini sependapat dengan pendapat Sudjana
bahwa pendidikan adalah upaya mengembangkan kemampuan atau potensi individu
sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat serta
memiliki nilai-nilai moral sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan kata lain
pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya.
5. Orientasi ke masa depan
Masyarakat yang mampu berpikir ke arah masa depan ( memiliki Visi, Misi
dan tujuan hidup yang jelas) akan terdorong untuk mewujudkan cita-cita masa
depannya: Masyarakat mampu tumbuh sebagai masyarakat yang dinamis, aktif dan
kreatif, yaitu masyarakat yang selalu berusaha menghasilkan penemuan-penemuan
baru yang diharapkan mampu untuk merubah kehidupan masyarakatnya menuju
terwujudnya masyarakat baru yang dicita-citakan. Dalam konteks masa depan
tersebut, karenanya visi pendidikan seharusnya lahir dari kesadaran bahwa kita
sebaiknya jangan menanti apapun dari masa depan.
Pendidikan sebagai suatu sarana dalam perubahan sosial, dalam kehidupan
dunia ini akan selalu menerima didikan dari lingkungan, baik lingkungan keluarga,
sekolah atau pekerjaan hingga lingkungan masyarakat. Pendidikan dalam era modern
ini bertujuan menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir
kritis, sikap tidak mudah menyerah pada segala situasi dan sikap tanggap terhadap
perubahan. Sehingga cara berpikir dan sikap tersebut akan melepaskan diri dari
ketergantungan dan kebiasaan bersangkut pada orang lain. Pendidikan merupakan
institusi yang berupaya menghubungkan dan memelihara warisan budaya suatu
masyarakat sesuai dengan perubahan sosial. Proses perubahan sosial seringkali tidak
teratur dan menyeluruh sehingga melahirkan perbedaan di berbagai kalangan
masyarakat.
Pendidikan bagi manusia memberikan penanaman nilai moralitas sejak dini.
Manusia memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan juga pendidikan etika
mampu meningkatkan kepribadian dan norma-norma yang berlaku. Manusia
diberkahi pemikiran untuk mempertimbangkan dan memutuskan baik maupun kurang
baik. Pendidikan etika diyakini dapat mempengaruhi sikap, tindakan atau perilaku
seseorang. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh kepribadiannya, dan etika akan
mengawal perilakunya.
Kemampuan manusia merujuk pada aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Ketiganya sangat dibutuhkan oleh manusia untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa serta berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat tentunya akan membawa dampak
luas ke seluruh institusi masyarakat, sehingga memunculkan seperti kemiskinan,
kejahatan, kriminalisasi dan lainnya, yang mana dampak negatif dari perubahan sosial
yang tidak bisa dicegah. Untuk itu pendidikan harus mampu menganalisis kebutuhan
nilai, pengetahuan dan keterampilan serta teknologi yang sangat diperlukan untuk
menyiapkan dan mengantisipasi masyarakat dalam menghadapi perubahan. Karena
perlu penyesuaian seseorang yang menyebabkan dia berkembang, yaitu melalui
pendidikan. Pendidikan sebagai faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
dengan sistem pendidikan yang ada. Masalah perubahan adalah sejauh mana sikap
menerima dan menghadapi perubahan. Dan merubah sikap seseorang ialah masalah
pendidikan, sebab merubah sikap seseorang diakitkan dengan perubahan yang berarti
merubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan perlu ditingkatkan baik secara formal, informal, maupun
nonformal. Hal yang demikian itu sangat penting sebab pendidikan dapat menentukan
arah dan tujuan hidup seseorang. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa
ketiga sistem pendidikan ini memliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan
meningkatkan pendidikan tentunya akan mempengengaruhi sumber daya manusia
menjadi lebih baik lagi. Seseorang akan banyak memilik bekal untuk menghadapi
berbagai fenomena perubahan yang nantinya akan dihadapinya. Apalagi pada zaman
modern ini, perubahan pasti terjadi dan mengalami berbagai dampak pada aspek
kehidupan manusia.
Pada era sekarang ini abad ke 21 identik dengan globalisasi, yang mana tidak
ada demografi atau batas antar negara. Kehidupan manusia pada era ini mengalami
perubahan dengan tatanan kehidupan yang sebelumnya. Teknologi informasi dan
komunikasi berkembang dengan pesat, dan pastinya terjadi perubahan. Salah satunya
ialah banyak penggunaan teknologi untuk menggantikan sumber daya manusia dalam
pekerjaan agar lebih cepat dan mudah. hal itu membuat masyarakat semakin sulit
untuk mencari pekerjaan. Oleh sebab itu peningkatan kualitas manusia melalui
pendidikan begitu penting dan berguna untuk menjalani kehidupannya. Pendidikan
merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam segala
aspek kehidupan dan sarana pewarisan budaya.
Bagian ini merupakan bagian utama dari artikel penelitian dan biasanya
merupakan bagian terpanjang dari sebuah artikel/jurnal. Hasil penelitian yang
disajikan pada bagian ini merupakan hasil akhir dari penulisan artikel/jurnal. Proses
analisis data seperti perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak perlu
disajikan. Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis yang perlu dilaporkan.
Tabel dan grafik dapat digunakan untuk memperjelas penyajian hasil penelitian secara
lisan. Tabel dan bagan harus dikomentari atau didiskusikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu cara dimana lebih menekankan terhadap keterkaitannya
antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik dianalogikan sebagai orang yang belum
dewasa, sedangkan pendidik sendiri dianalogikan sebagai orang yang lebih dewasa. Dengan
demikian pendidikan tidak akan berdiri tanpa adanya dua aspek tersebut.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-
macam, diantaranya fungsi sosialisasi, fungsi kontrol sosial, fungsi pelestarian budaya
masyarakat, fungsi seleksi latihan dan pengembangan tenaga kerja, fungsi pendidikan dan
perubahan sosial, dan fungsi sekolah dalam masyarakat.
Perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia di mana perubahan
mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
DAFTAR ISI

Pendidikan, T. P. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Kordinator MKDP Landasan


Pendidikan.
Rizayani, S., Syaharuddin, S., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Jumriani, J. (2022).
Kebijakan Pengentasan Kemiskinan melalui Program Keluarga Harapan di Kota
Banjarbaru. PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 2(1), Article 1.
https://doi.org/10.20527/pakis.v2i1.5209.
Syaharuddin, S., Jumriani, J., & WARMANSYAH ABBAS, E. (2021). Konsep Dasar
Sosiologi Untuk Pembelajaran.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Jumriani, J. (2022). Putting
Transformative Learning in Higher Education Based on Linking Capital. Journal of
Education and Learning (EduLearn), 16(1).

Anda mungkin juga menyukai