Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN DAN SEKOLAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu: Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh, M.Pd. Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd.

Disusun Oleh: Nama : NASLUR NPM : 11510020

PROGRAM PASCASARJANA (S2) MANAJEMEN PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG TAHUN 2011

Kata Pengantar

Syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul Pendidikan dan Sekolah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kami sanjungkan kepada nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya sebagai penerang dunia yang dulu penuh dengan kejahiliahan. Mendiskusikan pendidikan selalu menjadi hal yang menarik dan tidak pernah ada ujungnya, karena pendidikan selalu menjadi kebutuhan manusia sepanjang zaman. Dunia pendidikan yang begitu luas cakupannya menjadi bahan diskusi yang selalu hangat. Namun disini kami tidak akan membahas pendidikan secara menyeluruh, karena tentunya itu akan sangat tidak memungkinkan. Dalam makalah ini kami mencoba memperbincangkan pendidikan kaitannya dengan sekolah sebagai institusi penyelenggara pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Landasan Pendidikan yaitu Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh, M.Pd. dan Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd. yang selalu memberikan pencerahan tentang pendidikan, serta teman-teman pascasarjana manajemen pendidikan semester 1/a yang selalu menjadi motivator bagi kami. Kami sadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran yang konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Semarang, September 2011 Penulis

PENDIDIKAN DAN SEKOLAH

A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah masalah manusia. Pendidikan dilaksanakan oleh dan untuk manusia. Proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang terlaksana secara sistematis. Pendidikan pada dasarnya adalah tanggung orang tua dalam sebuah rumah tangga. Namun dalam prakteknya rumah tangga tidak selalu siap untuk melaksanakan pendidikan, sehingga banyak keluarga mempercayakan pendidikan kepada sekolah. Sekolah diharapkan mampu mendidik dengan baik sehingga peserta didik kelak bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karenanya sekolah mempunyai hubungan dengan masyarakat. Manusia dalam kehidupannya selalu mengembangkan akal dan budinya. Perkembangan akal dan budi tersebut menimbulkan budaya (kebudayaan). Sebaliknya, perkembangan kebudayaan memerlukan pendidikan, oleh karena itu jelas ada hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai pengertian dan unsur-unsur pendidikan, hubungan antara pendidikan, masyarakat, dan sekolah, serta kesenjangannya dengan tuntutan kemajuan zaman.

B. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk lebih memahami tentang pengertian pendidikan perlu dipahami beberapa batasan tentang pendidikan berikut ini: a. Pendidikan sebagai proses transfer dan transformasi budaya, yaitu merupakan kegiatan pewarisan budaya dari generasi ke generasi. Transformasi terlaksana dalam tiga kemungkinan, yaitu (a) nilai-nilai yang masih sesuai diteruskan dan dikembangkan, (b) nilai yang telah tidak sesuai diperbaiki, dan (c) yang tidak sesuai perlu diganti. b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu kegiatan sistemik dan sistematis, terarah kepada terbentuknya kepribadian anak didik. Sistemik artinya

menyeluruh

(manusia

seutuhnya),

dan

sistematis

berarti

bertahap

dan

berkesinambungan. c. Pendidikan sebagai proses pembentukan warga Negara, yaitu kegiatan untuk membekali anak didik menjadi warga negara yang baik. d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, yaitu membimbing anak didik dengan member bekal dasar untuk dapat bekerja. 2. Unsur-unsur Pendidikan Pendidikan sebagai proses merupakan suatu sistem, yaitu kesatuan yang terdiri atas unsur-unsur yang saling terkait dan menentukan. Unsur-unsur itu meliputi komponen input (anak didik, pendidik, materi pendidikan, metode dan media), proses dan keluaran (out put). a. Input 1. Anak didik adalah anak muda yang belum dewasa, berstatus sebagai objek sekaligus subjek dalam pendidikan, yang ingin mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang otonom, mandiri, mampu memecahkan berbagai masalah, dan mencapai tujuan hidupnya. 2. Pendidik, dalam arti sempit berarti yang bertanggungjawab dalam proses pendidikan yaitu guru, sedangkan dalam arti luas meliputi keluarga dan masyarakat. Pendidik dipersyaratkan memiliki kewibawaan yang berasal dari kemampuan (profesionalisme), kepercayaan peserta didik, dan kasih saying. 3. Materi pendidikan, dalam pendidikan formal terjabar dalam kurikulum, sedangkan dalam pendidikan non-formal berupa nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. 4. Metode, media, dan sarana-prasarana pendidikan sebagai alat penunjang pembelajaran. b. Proses pembelajaran atau interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pendidik dan anak didik yang terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan. Proses pendidikan juga dipengaruhi oleh situasi lingkungan. c. Out put atau keluaran adalah manusia terdidik yang bercirikan kedewasaan, kemandirian, keluasan dan kedalaman ilmu pengetahuan, keterampilan, ketinggian moral, atau singkatnya adalah manusia seutuhnya.

C. HUBUNGAN ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT Sekolah dan masyarakat terkait erat dalam hal pendidikan. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan oleh masyarakat (atas tuntutan keluarga) untuk dapat

membantu

keluarga

dalam

mendidik

anak-anak

mereka,

memenuhi

tuntutan

perkembangan zaman (kebudayaan, IPTEK, lapangan kerja). Dengan kemajuan IPTEKS, orang tua dan masyarakat tidak lagi mampu mendidik anak-anak mereka untuk memenuhi tuntutan kemajuan zaman, maka didirikanlah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, bahkan teah terjadi salah kaprah bahwa pendidikan menjadi tugas utama sekolah, bukan orang tua. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik. Perubahan dalam masyarakat dapat mengubah sekolah dan sebaliknya perubahan sekolah menimbulkan perubahan dalam masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat juga dapat disebut sebagai hubungan transmitif, karena melalui seklah dapat disosialisasikan (ditranmisi, dipindahkan) nilainilai dan budaya masyarakat dari generasi ke generasi. Pendidikan (sekolah) wajib

mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat kepada anak didik dengan berbagai perubahan (perbaikan-perbaikan), yang disebut transformasi budaya. Maka antara sekolah dan masyarakat terdapat hubungan transformatif. Wadah hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah Komite Sekolah. Komite sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan satuan pendidikan maupun lembaga pemerintah lainnya. Komite sekolah mempunyai tujuan: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di satuan pendidikan. 2. Meningkatkan tanggungjawab dan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

D. PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN Pendidikan berfungsi dalam proses transformasi dan transaksi serta transfer budaya. Transformasi budaya berarti pelestrarian budaya dengan mewariskan budaya kepada generasi penerus untuk dilestarikan dan dikembangkan. Dengan demikian, generasi muda (anak didik) adalah generasi pewaris serta penerus kebudayaan. Transaksi budaya berarti proses tukar menukar budaya, saling mendapatkan dan member, saling mempengaruhi antar budaya untuk mengembangkan jati diri individu, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Transfer budaya berarti peralihan, penyaluran, pewarisan buaday dari generasi tua kepada generasi muda sebagai generasi penerus atau pewaris.

Dengan keunikan manusia dan lingkungannya, manimbulkan kemajemukan dan kesenjangan antar budaya masyarakat dan bangsa. Pendidikan dituntut untuk mampu mengurangi adanya kesenjangan budaya tersebut. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan: 1. Pendidik (guru) harus memiliki wawasan luas tentang keadaan social budaya masyarakat, sehingga tidak menimbulkan arogansi, eksklusivisme, dan pahampaham sempit lainnya. 2. Pendidik (guru) harus meiliki pandangan lintas budaya agar mampu mengembangkan jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta kerjasama antar bangsa. Hal ini sangat diperlukan karena bangsa Indonesia memiliki kemajemukan budaya. 3. Secara umum guru dituntut memiliki paham inklusif (bukan eksklusif), mampu menampung dan merangkul berbagai budaya yang berbeda, berjiwa pluralis dan toleran.

E. PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia mempunyai sifat selalu berubah. Karena hakikat pendidikan juga untuk perubahan. Pendidikan seharusnya menciptakan dan memanage perubahan, bukan menentangnya. Pendidikan harus memahami, belajar dari, dan mengantisipasi perubahan. Tiga factor utama terjadinya perubahan social budaya yaitu: 1. Perkembangan IPTEK IPTEK berkembang sangat cepat. Hal ini mengakibatkan banyak mata pelajaran di sekolah-sekolah menjadi ketinggalan zaman. Perkembangan IPTEK juga mempunyai dampak positif dan negativ pada anak didik. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian serius semua komponen pendidikan. Jika kita kaji secara mendalam, kemajuan IPTEK teruatama dunia internet berdampak sangat besar bagi dunia pendidikan. Perkembangan IPTEK tersebut hendaknya direspon pendidikan (guru) dengan: a. Guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan IPTEK. b. Guru hendaknya menguasai sumber belajar serta sumber informasi. c. Pendidik hendaknya memahami tentang masalah lapangan kerja, kehidupan politik dan ekonomi. d. Pendidik hendaknya menguasai teknik-teknik pembelajaran, termasuk pendidikan orang dewasa dan pendidikan sepanjang hayat.

2. Pertumbuhan Penduduk Meningkatnya jumlah penduduk tidak terlepas dari perkembangan IPTEK. Dengan kemajuan IPTEK pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, angka kematian dapat ditekan, dan usia rata-rata semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah anak usia sekolah, berarti meningkatkan beban dan tanggungjawab pendidikan. Meningkatnya jumlah penduduk juga menyebabkan terjadinya urbanisasi yang menimbulkan masalah social di kota, termasuk masalah pendidikan. Sebaliknya, pendidikan yang lebih maju di kota menyebabkan urbanisasi , sehingga penyelenggaraan pendidikan terpusat di kota-kota. Desa-desa ditinggalkan oleh penduduk yang berpendidikan, sehingga menjadi terisolasi dan tertinggal dalam hal pendidikan. 3. Lingkungan Hidup Perusakan lingkungan hidup turut berpengaruh terhadap pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu melestarikan lingkungan hidup. Lingkungan hidup dapat rusak dengan adanya penebangan hutan yang tidak terkontrol, pembuangan limbah industry yang tidak memperhatikan lingkungan, serta pemakaian pupuk dan obat kimia yang berlebihan. Hal-hal tersebut dapat ditanggulangi dengan penyadaran lewat pendidikan.

Daftar Pustaka

Kusdaryani, Wiwik. Trimo. 2009. Landasan Kependidikan. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai