Anda di halaman 1dari 43

1 i

BAHAN AJAR
EVALUASI PEMBELAJARAN AUTENTIK

Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.

PENERBIT CV. PENA PERSADA

2 i
BAHAN AJAR
EVALUASI PEMBELAJARAN AUTENTIK

Penulis:
Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.

ISBN : 978-623-315-562-5

Design Cover :
Retnani Nur Briliant

Layout :
Eka Safitry

Penerbit CV. Pena Persada


Redaksi :
Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas
Jawa Tengah
Email : penerbit.penapersada@gmail.com
Website : penapersada.com Phone : (0281) 7771388
Anggota IKAPI

All right reserved


Cetakan pertama : 2021

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang


memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa
izin penerbit

3 i
Kata Sambutan-Editor

Kami menyampaikan penghargaan yang


setinggi-tingginya kepada penulis yang
telah dapat menyelesaikan buku ini dan
sebagai editor buku ini dapat dikatakan
layak untuk dijadikan bahan pengkajian
sebagai seorang guru/dosen dan agar
pembaca dapat memahami tentang
bagaimana evaluasi pembelajaran dilakukan dalam proses
pembelajaran sesuai tuntutan abad 21 dan tuntutan kurikulum.
Buku ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada
Guru/Dosen dan Calon Guru/Dosen tentang evaluasi atau
penilaian autentik dalam proses pembelajaran di era industry 4.0.
Buku ini disusun sebagai bahan ajar dalam perkuliahan. Buku
merupakan hasil karya original penulis sebagai ahli dalam bidang
teknologi pembelajaran. Buku ini diberi judul: Evaluasi
Pembelajaran
Kami berharap, para pembaca khususnya Guru/Dosen atau
Calon Guru/Dosen dapat dijadikan pijakan untuk menerapkan
bentuk penilaian di masa industry 4.0. Selanjutnya saya ucapkan
selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini dengan sebaik-
baiknya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih pada penulis, para
pembaca buku ini, semoga kedepan dapat bermunculan buku-
buku lainnya untuk merperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi
di Indonesia.

Surabaya, Januari 2021

Prof. Dr. H. Iskandar Wiryokusumo, M.Sc.

3 33
Kata Pengantar

Rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT, buku ini
dapat saya selesaikan sesuai dengan rencana. Buku yang saya beri
judul Evaluasi Pembelajaran disusun untuk membantu para
Guru/Dosen dan Calon Guru/Dosen di lingkungan sekolah
maupun perguruan tinggi dalam melaksanakan evaluasi dalam
proses pembelajaran.
Penulis sadar, bahwa dalam penyusunan buku ini masih
banyak kekurang sempurnaan dalam penulisan. Oleh karena itu
saran atau masukan untuk penyempurnaan buku ini saya
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan buku ini. Saran dan
masukan dapat disalurkan pada e-mail saya: anfatirul@gmail.com.
Akhirnya disampaikan banyak terima kasih atas partisipasi
dalam membaca buku ini. Semoga buku ini dapat menuntun para
Guru/Dosen dan Calon Guru/Dosen dalam menerapkan evaluasi
di era industry 4.0 dan tuntutan Kurikulum Sekarang

Surabaya, Januari 2021

Penulis.

4 44
DAFTAR ISI

Kata Sambutan-Editor .......................................................................... iii


Kata Pengantar ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................v
DESKRIPSI DAN TUJUAN KOMPETENSI MATAKULIAH ........ vii
BAB. 1 KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN................................ 1
Tujuan Kompetensi: .................................................................. 1
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ......................................... 2
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran ................................................ 7
TUGAS........................................................................................ 9
BAB. 2 MACAM EVALUASI PEMBELAJARAN ............................. 10
Tujuan Kompetensi: ................................................................ 10
A. Macam-macam Evaluasi Pembelajaran ............................... 11
B. Bentuk Non Tes Sebagai Instrumen Evaluasi ..................... 15
TUGAS...................................................................................... 19
BAB. 3 PERUBAHAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN... 20
Tujuan Kompetensi: ................................................................ 20
A. Pembaharuan Evaluasi Pembelajaran. ................................. 21
B. Penilaian Autentik .................................................................. 24
C. Asessment Autenthic dalam Tuntutan Kurikulum. .............. 27
D. Assesment Autentic dan Pembelajaran Autentic ............... 28
E. Jenis-jenis Asessment Autentik ............................................. 31
F. Ciri-ciri dan Karakteristik Penilaian Autentik .................... 38
G. Manfaat Penilaian Autentik ................................................... 41
TUGAS...................................................................................... 43

5 55
BAB. 4 PENILAIAN AUTENTIK ....................................................... 44
Tujuan Kompetensi: ............................................................... 44
A. Teknik-teknik Penilaian Autentik ........................................ 45
B. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik ....................................... 65
C. Kinerja Evaluasi Autentik...................................................... 70
D. Perbedaan Penilaian Autentik dan Penilaian Tradisional 70
TUGAS ..................................................................................... 83
BAB. 5 RUBRIK ..................................................................................... 84
Tujuan Kompetensi: ............................................................... 84
A. Rubrik Penilaian ..................................................................... 85
B. Manfaat Rubrik ....................................................................... 87
C. Langkah-langkah Pengembangan Rubrik ........................... 87
D. Contoh-contoh Rubrik ........................................................... 88
TUGAS ................................................................................... 107
BAB. 6 VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...................................... 108
Tujuan Kompetensi: ............................................................. 108
A. Konsep Validitas dan Reliabilitas ....................................... 109
B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................. 109
C. Jenis Validitas dan Reliabilitas ............................................ 110
D. Uji Validitas dan Reliabiltas. ............................................... 113
TUGAS ................................................................................... 125
BIODATA PENULIS .......................................................................... 126

6 66
DESKRIPSI DAN TUJUAN KOMPETENSI
MATAKULIAH

DESKRIPSI:
Mata kuliah Evaluasi Pembelajaran memberikan pengetahuan
pada guru dan dosen untuk menerapkan evaluasi dalam bentuk
autentik yaitu bentuk evaluasi yang berbasis permasalahan
autentik yang sedang berkembang di lapangan sesuai tuntutan
kurikulum. Tuntutan kurikulum menjadi dasar dalam
mengembangkan evaluasi yang berbentuk masalah autentik.
Evaluasi Pembelajaran ini memberikan bagaimana mendesain
evaluasi, macam-macam evaluasi autentik, perubahan-perubahan
evaluasi yang harus dipahami, bentuk penilaian autentik, cara
menyusun rubrik penilaian dan pengukuran sebagai bentuk
keabsahan instrument evaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas
instrument, agar instrument yang akan digunakan dapat
digunakan dan memiliki kredibilitas instrument yang baik,
sehingga instrument evaluasi dapat digeneralisasi dan mencadi
acuan bagi guru dan dosen lain sebagai pedoman penilaian.

TUJUAN KOMPETENSI MATAKULIAH:


Setelah semua materi secara keseluruhan disajikan, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen diharapkan dapat menyusun alat atau
instrumen evaluasi sesuai bidang mata ajar yang diampu oleh
setiap guru atau dosen dengan langkah yang benar sesuai tunttan
abad 21 dan kurikulum.

7 77
BAHAN AJAR
EVALUASI PEMBELAJARAN AUTENTIK

viii 8
BAB. 1
KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.1, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat menjelaskan pengertian evaluasi
dengan menyesuaikan kondisi sekarang sesuai dengan
tuntutan kurikulum
2. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.1, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikasi tujuan evaluasi
sesuai dengan tujuan pengadaan evaluasi autentik

viii 9
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pada dasarnya merupakan informasi yang
dibutuhkan saat selesainya suatu program tertentu untuk
mengetahui apakah sesuatu yang telah diinformasikan
tersebut dipahami atau tidak. Banyak pendapat yang
dilontarkan tentang pemahaman evaluasi, namun pendapat
tersebut memiliki prinsip dan tujuan yang sama tentang
pengertian evaluasi. Ada beberapa istilah dalam evaluasi
pembelajaran seperti pengukuran, assessment, dan penilaian
yang sering dipakai dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Untuk tidak dijadikan kerancuan dalam
pengertian dan pemakaiannya dalam proses pembelajaran,
saya akan memaparkan pengertian tersebut.

1. Pengukuran (measurement)
Pengukuran dalam bidang pembelajaran berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut,
akan tetapi karakteristik atau atributnya. Pengukuran
merupakan suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu
objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas
yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu
objek yang tersebut.
Djaali & Pudji Muljono, 2007: Pengukuran juga
dapat diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta
suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu.
Hopkins & Antes (1990): mengartikan pengukuran
sebagai suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa
angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai
beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
Pendapat lain dari Cangelosi (1995): Pengukuran adalah
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal
ini Guru/Dosen dan Calon Guru/Dosen menaksir prestasi
pebelajar dengan membaca atau mengamati apa saja yang

2 2
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Lembaga pendidikan evaluasi sangatlah diperlukan
untuk mengevaluasi hal-hal seperti itu karena mereka dapat
memajukan lembaga dan proses pembelajaran di sekolah
tersebut. Manfaat atau tujuan pembelajaran dari evaluasi
adalah:
1. Untuk Peserta Didik: Dengan diadakannya evaluasi atau
penilaian peserta didik dapat menentukan apakah hasil
kerjanya memuaskan atau tidak.
2. Untuk Guru/Dosen dan Calon Guru/Dosen: (1)
Guru/Dosen akan menentukan peserta didik yang
memenuhi syarat untuk melanjutkan dan di mana
keterlambatan atau tinggal. (2) Guru/Dosen akan
menentukan apakah materi yang diajarkan sudah benar
atau tidak. (3) Guru/Dosen akan menentukan apakah
metode yang digunakan untuk mengajar yang benar atau
tidak.
3. Untuk Sekolah: (1) Sekolah dapat mengetahui kondisi
pembelajaran di sekolah yang benar atau tidak. (2)
Informasi dari Guru/Dosen tentang kesesuaian kesesuaian
kurikulum. (3) Informasi yang diperoleh penilaian dari
tahun ke tahun, sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman. (4) Tujuan utama dalam proses belajar mengajar
semakin informasi yang akurat pada tingkat tujuan
instruksional oleh peserta didik, sehingga mereka dapat
mencoba untuk melakukan tindak lanjut.
Menurut dari segi jenis evaluasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Fungsi Evaluasi pendidikan: Fungsi evaluasi ada
beberapa fungsi dalam penggunaannya:
2. Evaluasi Berfungsi Selektif: Guru/Dosen memiliki cara
untuk mengadakan Seleksi bagi calon peserta didik, untu
memilih apakah atau tidak peserta didik naik ke tingkat
berikutnya, untuk memilih peserta didik yang harus
beasiswa, untuk memilih peserta didik yang memiliki hak
untuk meninggalkan sekolah.
3. Evaluasi Berfungsi Diagnostik: Guru/Dosen akan tahu

3 3
TUGAS
Dari apa yang saudara lakukan dalam melaksanakan
evaluasi dalam proses pembelajaran pada mata ajar
yang saudara ampu, menurut pendapat anda apakah
konsep evaluasi itu sendiri dan memiliki tujuan apa
evaluasi yang saudara lakukan. Berilah penjelasan
saudara dengan pikiran saudara dalam hubungan
pelaksanaan evaluasi yang saudara lakukan!!

4 4
BAB. 2
MACAM EVALUASI PEMBELAJARAN

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.2, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat mengidentifikasi macam-
macam evaluasi sesuai tuntutan kurikulum
2. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.2, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikasi bentuk-
bentuk non-tes instrument evaluasi autentik

5 5
A. Macam-macam Evaluasi Pembelajaran
Beberapa alat evaluasi dapat dipakai sesuai tujuan
evaluasi yang akan dipergunakan. Teknik penilaian tersebut
seperti tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian
diri, dan penilaian antar teman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik. Menurut Permendiknas No.20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan mengenai teknik
penilaian hasil belajar yaitu :
1. Penilaian hasil belajar oleh Guru/Dosen menggunakan
berbagai teknik Penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik
atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung dan di luar kegiatan
pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok
dapat berbentuk tugas rumah dan proyek.
Sedangkan bentuk-bentuk tes dapat dikatagorikan
sebagai berikut:

1. Berdasarkan Fungsinya
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes
sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta
didik, tes ini dapat dibedakan menjadi enam golongan:
a. Tes Seleksi: Tes seleksi sering dikenal dengan istilah
ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan
dalam rangka penerimaan calon peserta didik baru,
dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon
peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian
banyak calon yang mengikuti tes. Materi pada tes
seleksi ini merupakan materi prasyarat untuk
mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh
calon.

6 6
B. Bentuk Non Tes Sebagai Instrumen Evaluasi
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik
yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan
melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik evaluasi
non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk
menilai kepribadian peserta didik secara menyeluruh
meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain.
Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Pada prinsipnya, setiap melakukan evaluasi
pembelajaran, kita dapat menggunakan teknik tes dan no-
ntes, sebab hasil belajar atau aspek-aspek pembelajaran
bersifat aneka ragam, perlu diketahui bahwa tes bukanlah
satu-satunya cara untuk melakukan evaluasi hasil belajar
peserta didik, teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik
non-tes. Dengan teknik ini evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan tanpa menguji peserta didik tersebut, melainkan
dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observation),
melakukan wawancara (interview), penyebaran angket
(questionnaire), memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen
(documentari analysis). Teknik non tes ini memegang peranan
penting terutama dalam rangka evaluasi hasil belajar peserta
didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah
keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes
sering digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive domain). Berikut
ini adalah beberapa jenis evaluasi non tes:

TUGAS
Dari macam-macam bentuk evaluasi yang saudara
ketahui, apakah pendapat saudara tentang perbedaan
evaluasi yang bersifat tes dan non-tes. Manakah yang
terbaik yang saudara lakukan untuk mendukung era
industry 4.0 dalam pelaksanaan penilaian atau evaluasi
yang saudara lakukan dalam proses pembelajaran yang
saudara lakukan. Berikan pendapat dan pemikiran

7 7
BAB. 3
PERUBAHAN EVALUASI
DALAM PEMBELAJARAN

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.3, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat mengidentifikasi pembaharuan-
pembaharuan evaluasi yang benar
2. Setelah mempelajaran materi dalam Bab.3, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat, menjelaskan konsep penilaian
autentik sesuai tuntutan kurikulum
3. Setelah mempelajari materi dalam Bab. 3, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikasi assessment authentic
dan tututan kurikulum 2013 dengan tepat dan benar.
4. Setelah mempelajari materi dalam Bab. 3, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat, menjelaskan konsep assessment
authentic dalam belajar autentik dengan benar
5. Setelah mempelajari materi dalam Bab. 3, Guru/Dosen dan
Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikasi jenis-jenis, ciri-ciri,
karakteristik serta manfaat penilaian autentik dengan benar.

8 8
A. Pembaharuan Evaluasi Pembelajaran.
Perubahan dalam evaluasi pembelajaran dikemukakan
oleh Gagne (1985), Herman, Aschbacher, & Winter (1992),
Marzano, Pickering, & McTighe (1993) dijelaskan dengan jelas
di bawah ini yaitu:
1. Perubahan dari Teori Behavioristik ke Teori Kognitif.
a. Perubahan tekanan dari hasil belajar ke proses belajar
b. Perubahan dari respon pasif ke penyusunan makna
secara aktif
c. Perubahan dari evaluasi keterampilan secara terpisah
ke keterampilan terintegrasi
d. Perhatian ke metakognisi (ketrampilan pengolahan diri
dan belajar) dan keterampilan konatif (motivasi dan
bidang-bidang lain yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar)
e. Perubahan makna tentang Orang yang tahu dan
Terampil dari akumalasi fakta dan keterampilan yang
terisolasi ke penggunaan pengetahuan
2. Perubahan dari Evaluasi dengan Menggunakan Kertas
ke Autentik.
a. Perubahan tekanan dari kertas yang bersifat
pengetahuan ke autentik yang bersifat fakta.
b. Perubahan pengetahuan yang bersifat pilihan ke
problem autentik yang sesuai dengan kadian nyata.
3. Potopolio: dari Evaluasi Sesaat ke Evaluasi Terus
Menerus
a. Sebagai dasar evaluasi oleh Guru/Dosen
b. Sebagai dasar evaluasi diri oleh peserta didik
c. Sebagai dasar evaluasi oleh orang tua
4. Perubahan dan Evaluasi Aspek Tunggal ke Evaluasi
Multi-demensional
a. Pengakuan bahwa peserta didik memiliki berbagai
kemampuan dan bakat
b. Pengakuaan bahwa kemampuan peserta didik dapat
dikembangkan

9 9
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah
merupakan bentuk pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar pebelajar untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik terdiri
dari kata: Assessment merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi dan autentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar
sekali pun. Di samping itu, Ketika menerapkan penilaian
autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta
didik, guru/dosen menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Penilaian autentik dan tuntutan kurikulum 2013,
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Di samping itu, Penilaian tersebut
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
lebih autentik. Di samping itu, Penilaian autentik sangat
relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam
pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk
mata pelajaran yang sesuai. Penilaian autentik sering
dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan
standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
C. Asessment Autenthic dalam Tuntutan Kurikulum.
Assesment autentic memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum. Karena, asessment semacam ini mampu

10 1
0
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain.Asesmen autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan pebelajar untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan
pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya
jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
Kata lain dari assesment autentic adalah penilaian kinerja,
portofolio, dan penilaian proyek. Assesment autentic
adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang
sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar
pebelajar yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat
khusus, hingga yang jenius. Assesment autentic dapat juga
diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya
pada proses atau hasil pembelajaran.
Asessment autentic sering dikontradiksikan dengan
penilaian yang menggunkan standar tes berbasis norma,
pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat
jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak
diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim
digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
Asessment Autentik dapat dibuat oleh guru/dosen sendiri,
guru/dosen secara tim, atau guru/dosen bekerja sama
dengan peserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali
pelibatan peserta didik sangat penting. Asumsinya, peserta
didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika
mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta
untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka

11 1
1
D. Assesment Autentic dan Pembelajaran Autentic
Asessment Autentic menicayakan proses belajar yang
Autentik pula. Menurut Ormiston belajar autentik
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang
dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar
sekolah atau kehidupan pada umumnya. Asessment semacam
ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka
secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan
yang dimilikinya.
Contoh assesment autentic antara lain keterampilan
kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan
perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran,
portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta
memamerkan dan menampilkan sesuatu.
Asessment autentic mengharuskan pembelajaran yang
autentik pula. Menurut Ormiston belajar autentik
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang
diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Assesment
Autentic terdiri dari berbagai teknik penilaian:
1. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta
didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang
pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja.
2. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks.
3. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keteampilan, dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, asessment autentic akan bermakna
bagi guru/dosen untuk menentukan cara-cara terbaik agar
semua peserta didik dapat mencapai hasil akhir, meski
dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian
tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan
kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam
pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan

12 1
2
E. Jenis-jenis Asessment Autentik
Dalam rangka melaksanakan assesment autentic yang
baik, guru/dosen harus memahami secara jelas tujuan yang
ingin dicapai. Untuk itu, pembelajar harus bertanya pada diri
sendiri, khususnya berkaitan dengan:
1. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan
dinilai;
2. Fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan
dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan
3. Tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen
autentik disajikan berikut ini.
Beberapa jenis penilaian autentik adalah sebagai
berikut:

1. Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan
parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan
aspek-aspek yang akan dinilai. Guru/dosen dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik
menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan
mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini,
guru/dosen dapat memberikan umpan balik terhadap
kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
maupun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk
merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui
muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari
indikator atau subindikator yang harus muncul dalam
sebuah peristiwa atau tindakan.
b. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
Digunakan dengan cara pembelajar menulis laporan
narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing
peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan
tersebut, guru/dosen dapat menentukan seberapa baik
peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

13 1
3
F. Ciri-ciri dan Karakteristik Penilaian Autentik
Model penilaian autentik pada Kurikulum 2013
sebagaimana diketahui bahwa penilaian pada kurikulum
KTSP berbeda dengan kurikulum 2013. Dalam kurikulum
2013, penilaian dilakukan secara komperehensif untuk
menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran meliputi: ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan (Lampiran Permendikbud Nomor 66 tahun
2013). Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik serta
proses dan hasil belajar secara utuh. Dalam penilaian
autentik setiap guru/dosen mengetahui perkembangan
peserta didik dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar di
kelas. Setiap komponen yang ada di kelas termasuk antar
peserta didik ikut terlibat dalam penilaian autentik ini. pada
kurikulum sebelumnya penilaian menggunakan skala 0
hingga 100, sedangkan aspek afektif menggunakan huruf A,
B, C, dan D.
Penilaian autentik dilakukan dengan cara peserta didik
diminta menampilkan sejumlah tugas dalam dunia
sesungguhnya yang memperlihatkan aplikasi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang esensial. Adapun ciri-ciri
penilaian autentik adalah sebagai berikut.
1. Penilaian harus mengukur semua aspek pembelajaran:
yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam
melakukan penilaian terhadap peserta didik harus
mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau
hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Penilaian kinerja
atau produk dipastikan bahwa kinerja atau produk
tersebut merupakan cerminan dari kompetensi peserta
didik secara nyata dan objektif.
2. Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembelajaran:. Artinya, dalam melakukan penilaian
terhadap peserta didik, guru/dosen dituntut untuk
melakukan penilaian terhadap kemampuan atau
kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau

14 1
4
G. Manfaat Penilaian Autentik
Mueller menyatakan bahwa penilaian autentik yang
diterapkan dalam proses pembelajaran dapat memberikan
beberapa manfaat. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
penilaian autentik adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan penilaian autentik memungkinkan
dilakukannya pengukuran secara langsung terhadap
kinerja guru/dosen sebagai indikator capaian kompetensi
yang dibelajarkan. Penilaian yang hanya mengukur
capaian pengetahuan yang telah dikuasai guru/dosen
hanya bersifat tidak langsung. Tetapi, penilaian otentik
menuntut pembelajar untuk berunjuk kerja dalam situasi
yang konkrit dan sekaligus bermakna yang secara
otomatis juga mencerminkan penguasaan dan
keterampilan keilmuannnya. Unjuk kerja tersebut bersifat
langsung, langsung terkait dengan konteks situasi dunia
nyata dan tampilannya juga dapat diamati langsung. Hal
itu lebih mencerminkan tingkat capaian pada bidang yang
dipelajari.
2. Penilaian autentik memberi kesempatan guru/dosen
untuk mengkonstruksikan hasil belajarnya. Penilaian
haruslah tidak sekadar meminta guru/dosen mengulang
apa yang telah dipelajari karena hal demikian hanyalah
melatih mereka menghafal dan mengingat saja yang
kurang bermakna. Dengan penilaian autentik guru/dosen
diminta untuk mengkonstruksikan apa yang telah
diperoleh ketika mereka dihadapkan pada situasi konkret.
Dengan cara ini guru/dosen akan menyeleksi dan
menyusun jawaban berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki dan analisis situasi yang dilakukan agar
jawabannya relevan dan bermakna.
3. Penilaian autentik memungkinkan terintegrasikannya
kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu
paket kegiatan yang terpadu. Dalam pembelajaran
tradisional, juga model penilaian tradisional, antara
kegiatan pengajaran dan penilaian merupakan sesuatu

15 1
5
TUGAS
Tuntutan abad 21 di era industry 4.0 adalah menuntut
kita harus berubah dengan bagaimana kita mengajar.
Proses pembelajaran dikehendaki dengan melakukan
proses pembelajaran dengan model blended learning.
Berhubungan dengan model tersebut tentunya
perubahan evaluasi dalam proses pembelajaran dituntut
untuk dilakukan dengan bentuk penilaian autentik.
1. Dari tuntutan perubahan evaluasi tersebut apa
pendapat pribadi saudara tentang perubahan
evaluasi tersebut?
2. Jenis dan bentuk evaluasi apa yang akan saudara
terapkan pada bidang studi saudara? Berikan alas
an saudara pemilihan jenis dan bentuk evaluasi
yang saudara pilih!!
3. Berikan pilihan saudara yang terbaik dalam
melakukan evaluasi autentik yang saudara lakukan
dan saudara pilih!! Berikan alasan saudara dengan
pendapat pribadi saudara tentang pilihan tersebut!!

16 1
6
BAB. 4
PENILAIAN AUTENTIK

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajari materi dalam Bab.4, Guru/Dosen
dan Calon Guru/dosen dapat mengidentifikasi Teknik-
teknik penilaian autentik sesuai ketentuan
2. Setelah mempelajari materi dalam Bab.4, Guru/Dosen
dan Calon Guru/dosen dapat, mengidentifikasi bentuk-
bentuk penilaian autentik dengan benar
3. Setelah mempelajari materi dalam Bab.4, Guru/Dosen
dan Calon Guru/dosen dapat, menjelaskan kinerja
evaluasi autentik dengan benar
4. Setelah mempelajari materi dalam Bab.4, Guru/Dosen
dan Calon Guru/dosen dapat, membedakan penilaian
autentik dan penilaian tradisional dengan benar.

17 1
7
A. Teknik-teknik Penilaian Autentik
1. Teknik Penilaian Kompetensi Sikap
Alport (dalam Griffin dan Peter, 1991:56)
menyatakan bahwa afektif merupakan bentuk integrasi
dari beberapa karakter, yaitu: prediksi respon baik dan
tidak baik, sikap dibentuk oleh pengalaman, dan tercermin
dalam kegiatan sehari-hari. Karakteristik sikap yang
dinilai merupakan bentuk perasaan individual dan
emosional peserta didik. Dalam melakukan penilaian ini
guru/dosen harus cermat dan hati-hati karena skala sikap
biasanya sulit ditentukan secara objektif. Komponen
penilaian sikap pada pebelajar meliputi emosi, konsistensi,
target/tujuan, dan ketertarikan/minat. Indikator yang
dapat digunakan pada skala sikap misalnya baik-tidak
baik, indikator pada minat misalnya tertarik-tidak tertarik
dan sebagainya. Pengukuran sikap dapat dilakukan
dengan teknik skala, metode observasi, dan respon
psikologi.
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka)
yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu atau objek. Sikap juga sebagai ekspresi
dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan
yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan
atau keyakinan seseorang mengenai objek. Kemudian
komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap
Sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang,
karena orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran
tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara
optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata
pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran

18 1
8
B. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik
Semakin tinggi tingkat perkembangan dan jenjang
pendidikan peserta didik maka pengusaan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan semakin besar (luas), tetapi
penguasaan kompetensi sikap semakin kecil karena
diasumsikan bahwa penguasan kompetensi sikap sudah
tertanam dijenjang sebelumnya. Pada jenjang pendidikan
yang rendah, seperti SD/MI dan SMP/MTS penanaman
kompetensi sikap harus benar-benar menjadi penekanan dan
perhatian, sehingga ketika peserta didik kelak melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi memiliki fondasi
sikap yang lebih kuat dan dijenjang yang lebih tinggi tinggal
memperdalam kompetensi pengetahuan dan
keterampilannya.
Pelaksanaan penilaian autentik tidak lagi
menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-
choice, matching, true-false, dan paper and pencil test), tetapi
menggunakan format yang memungkinkan pebelajar untuk
menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu
performasi dalam memecahkan suatu masalah. Penilaian
autentik tidak mengondisikan peserta didik belajar secara
hafalan dan hanya sekedar mengerjakan beberapa soal tertulis
melainkan lebih melibatkan peserta didik dalam kegiatan-
kegiatan seperti melakukan eksperimen sains, riset sosial,
penulisan laporan, membaca dan menginterpretasi literatur,
serta menyelesaikan soal-soal aplikatif.
Model penilaian autentik akan berhasil jika peserta
didik mengetahui apa yang diharapkan guru/dosen. Oleh
karena itu, guru/dosen harus menyampaikan secara jelas
kompetensi peserta didik yang diharapkan dan yang ingin
dicapai. Jadi, penilaian autentik merupakan suatu bentuk
tugas yang menginginkan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja secara nyata yang merupakan penerapan pengetahuan
yang dikuasainya secara teoretis. Penilaian autentik menuntut
peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan,
keterampilan, dan pebelajar harus mampu menghasilkan

19 1
9
D. Perbedaan Penilaian Autentik dan Penilaian
Tradisional
Penilaian tradisional merujuk pada ukuran-ukuran
yang dipaksakan, seperti tes pilihan ganda, isian, benar salah,
menjodohkan dan bentuk-bentuk serupa lainnya yang biasa
digunakan dalam pendidikan. Penilaian autentik adalah
proses pengumpulan informasi oleh guru/dosen tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menujukkan secara
tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai
dan tercapai. Lebih lanjut Hill & Ruptic (1994) menyatakan
bahwa assesment adalah suatu proses untuk mengumpulkan
bukti dan mendokumentasikan pembelajaran dan
pertumbuhan anak.
Pada hakikatnya baik penilaian tradisional maupun
penilaian autentik sama-sama memiliki tujuan esensial
berkaitan dengan misi utama sekolah adalah membantu
warga negara produktif. Namun pada implementasinya
kedua pandangan tersebut memiliki strategi dan teknik yang
berbeda. Adapun teknik penilaian autentik adalah sebagai
berikut.
1. Penilaian Pengamatan
Pengamatan merupakan teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, sehingga
penilaian pengamatan (kinerja) adalah penilaian yang
dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pebelajar
dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam
penilaian kinerja diperlukan instrumen berupa lembar
pengamatan atau lembar observasi. Penilaian pengamatan
berguna untuk mengukur keterampilan pebelajar
melakukan kinerja tertentu. Contoh kinerja yang dapat
diamati antara lain: bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,

20 2
0
TUGAS
1. Dengan pelaksanaan evaluasi terdahulu
dibandingkan dengan bentuk evaluasi autentik
yang sekarang harus dilakukan, apa pendapat
saudara secara pribadi tentang perbedaan tersebut.
Berikan alas an saudara.
2. Kinerja apakah yang harus ditingkatkan dalam
melakukan evaluasi autentik?
3. Dan evaluasi autentik yang bagaimana yang ingin
saudara lakukan untuk mengevaluasi pebelajar
dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan!!

21 2
1
BAB. 5
RUBRIK

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajari materi dalam Bab.5, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat menjelaskan pengertian
rubrik dengan benar
2. Setelah mempelajari materi dalam Bab.5, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikasi manfaat
rubrik dengan benar
3. Setelah mempelajari materi dalam Bab.5, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat, mengidentifikan langkah-
langkah merencang rubric dengan tepat dan benar
4. Setelah mempelajari materi dalam Bab.5, Guru/Dosen
dan Calon Guru/Dosen dapat, merancang rubrik sesuai
macam dan kompetensi yang diajarkan dengantepat dan
benar.

22 2
2
A. Rubrik Penilaian
Hasil pengukuran, yang dihasilkan melalui baik nontes
yaitu yang menghasilkan data kualitatif melalui tes dan non
tes, menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor
akan dijadikan dasar untuk menetukan nilai atau skor
kemajuan belajar pebelajar. Dapat dikatakan bahwa Rubrik
penilaian merupakan dijadikan panduan yang digunakan
untuk menentukan skor hasil penyelesaiaan pekerjaan peserta
didik. Oleh karenan itu Rubrik dapat dijadikan panduan
penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan
guru/dosen dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil
pekerjaan peserta didik.
Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang
diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan
peserta didik disertai dengan panduan untuk mengevaluasi
masing-masing karakteristik tersebut. Kriteria penilaian
(Rubrics) merupakan alat pemberi skor yang berisi daftar
kriteria untuk sebuah pekerjaan atau tugas.
Sebelum kita merancang rubric penilaian, ada beberapa
yang perlu dipertimbangkan dalam menyusunnya,
pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai patokan untuk
menilai suatu rubrik, yaitu:
1. Seberapa jauh rubrik tersebut (jelas) berhubungan
langsung dengan criteria yang dinilai?
2. Seberapa jauh rubrik tersebut mencakup keseluruhan
standar dimensi kinerja yang dinilai?
3. Apakah kriteria yang dipilih sudah menggunakan standar
yang secara umum berlaku dalam bidang kinerja yang
dinilai?
4. Sejauhmana dimensi dan skala yang digunakan terdefinisi
dengan baik?
5. Jika menggunakan skala numerik sejauh mana angka-
angka yang digunakan itu memang secara adil
menggambarkan perbedaan dari setiap kategori kinerja?
6. Seberapa jauh selisih skor yang dihasilkan oleh rater yang
berbeda?

23 2
3
B. Manfaat Rubrik
Adapun manfaat rubrik dalam penilaian proses
pembelajaran ialah sebagai berikut:
1. Rubrik menjelaskan deskripsi tugas.
2. Rubrik memberikan informasi bobot penilaian.
3. Peserta didik memperoleh umpan balik yang cepat dan
akurat.
4. Penilaian lebih objektif dan konsisten.
5. Para peserta didik jadi pembelajaran aktif.
6. Para peserta didik memperoleh content knowledge dan
procedural knowledge.
7. Para peserta didik dapat menilai kinerja kelompoknya
sendiri.
8. Baik guru/dosen maupun peserta didik memperoleh alat
refleksi yang efektif tentang proses pembelajaran yang
telah berlangsung.
9. Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil
kerja peserta didik.
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu agar peserta didik
diharapkan secara jelas memahami dasar penilaian yang akan
digunakan untuk mengukur suatu kinerja peserta didik.
Kedua pihak guru/dosen dan peserta didik akan mempunyai
pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang
diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi
pendorong atau motivator bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran.

C. Langkah-langkah Pengembangan Rubrik


Dalam pengembangan rubrik, perlu diperhatikan
beberapa langkah. Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (1995)
menyebutkan bahwa langkah-langkah pengembangan rubrik
adalah sebagai berikut
1. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan
diasessment.

24 2
4
D. Contoh-contoh Rubrik
Beberapa contoh berikut dapat membimbing
pembelajaran dalam merancang rubrik. Contoh berikut
dicontohkan rubrik yang memiliki jumalah soal 8 soal
pertanyaan.

25 2
5
TUGAS
1. Dengan cara lain apakah yang saudara lakukan bila
saudara tidak melakukan atau membuat rubrik sebagai
pedoman dalam menentukan kemajuan belajar
pebelajar? Berilah penjelasan saudara!!
2. Buatlah rubrik yang sesuai dengan mata ajar yang
saudara ajarkan di sekolah atau perguruan tinggi?

26 26
BAB. 6
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Tujuan Kompetensi:
1. Setelah mempelajari materi dalam Bab.6, Guru/dosen dan
Calon guru/dosen dapat menjelaskan pengertian Validitas
dan Reliabilitas dengan benar
2. Setelah mempelajari materi dalam Bab.6, Guru/dosen dan
Calon guru/dosen dapat, mengetrapkan uji validitas dan
reliabilitas dengan benar

27 27
A. Konsep Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan instrument penilaian atau
pengukuran yang dapat dipertanggung jawabkan dan dpat
dipakai oleh semua kalangan, maka instrument tersebut
hendaknya dilakukan uji coba instrument. Uji coba
instrument dilakukan pertama kali dilakukan uji validitas dan
reliabilitas instrument. Uji coba ini harus dilakukan agar
instrument yang akan kita terapkan memiliki keabsahan
tentang instrument tersebut. Apakah instrument tersebut
telah tepat mengukur apa yang hendak kita ukur dan
memiliki ke-ajekan dalam pemakaiannya.
Untuk mendapatkan instrument yang dapat
dipergunakan tentang apa yang hendak diukur maka
instrument tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis
instrument dengan uji validitas, dan untuk mendapatkan ke-
ajekan instrument yaitu bahwa instrument tersebut
diterapkan mendapatkan hasil yang sama bila diterapkan
disegala kondisi dalam proses pembelajaran. Analisis yang
dilakukan untuk melihat ke-ajekan tersebut maka dipakai
analisis dengan menggunakan uji reliabilitas instrument.
Untuk menunjukkan uji validitas dan reliabilitas
instrument akan dibahas secara rinci pada bagian dibawah
ini.

B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Validitas merupakan standar ukuran yang dapat
menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.
Validitas mengarah pada ketepatan interpretasi hasil
penggunan prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan
pengukurannya. Jadi validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika
hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki
kesejajaran antara tes dan kriteria. Sehingga dapat disebut
Validitas adalah derajat fungsi pengukuran suatu tes, atau

28 28
C. Jenis Validitas dan Reliabilitas
Selanjutnya, validitas isi terbagi lagi menjadi dua tipe,
yaitu:
1. Face Validity (Validitas Muka) adalah tipe validitas yang
paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan
pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi
alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin
diukur maka dapat dikatakan maka validitas muka telah
terpenuhi.
2. Logical Validity (Validitas Logis) disebut juga sebagai
Validitas Sampling (Sampling Validity) adalah validitas
yang menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan
representasi dari aspek yang hendak diukur. Validitas
logis sangat penting peranannya dalam penyusunan
prestasi dan penyusunan skala, yaitu dengan
memanfaatkan blue-print atu table spesifikasi.
3. Construct validity (Validitas konstruk) adalah tipe validitas
yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkap
suatu trait atau konstruk teoritis yang hendak diukurnya..
Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus
berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai
trait yang diukur. Validitas konstruk adalah seberapa
besar derajat tes mengukur hipotesis yang dikehendaki
untuk diukur. Konstruk adalah perangai yang tidak dapat
diamati, yang menjelaskan perilaku. Menguji validitas
konstruk mencakup uji hipotesis yang dideduksi dari
suatu teori yang mengajukan konstruk tersebut.
4. Criterion-related validity (Validitas berdasar kriteria).
Validitas ini menghendaki tersedianya kriteria eksternal
yang dapat dijadikan dasar pengujian skor alat ukur.
Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan
diprediksi oleh skor alat ukur.
Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor
kriterianya, prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan
dua macam validitas, yaitu:
1. Validitas Prediktif. Validitas Prediktif sangat penting
artinya bila alat ukur dimaksudkan untuk berfungsi

29 29
D. Uji Validitas dan Reliabiltas.
Instrumen yang telah dibuat sangatlah perlu diuji
keabsahannya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Sebagian pembaca mungkin bertanya-tanya selama ini,
apa sih perbedaan antara uji validitas dan reliabilitas?
keduanya adalah dua hal yang benar-benar berbeda, namun
saling melengkapi satu sama lain. Keduanya perlu dilakukan
dengan tujuan agar alat ukur yang kita gunakan dapat
menghasilkan data yang benar-benar dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan penelitian. Valid berarti sahih atau
tepat apa yang diukur sedangkan reliabel adalah handal,
yaitu digunakan kapan saja dan dimana saja maka hasilnya
tetaplah sama. Pada prakteknya, sebuah item soal dalam
sebuah alat ukur haruslah valid terlebih dahulu, baru
kemudian diuji kehandalannnya. Jadi dapat dimaknai,
bahwa: soal yang valid belum tentu reliabel. Sedangkan soal
yang reliabel, maka pastilah sudah valid. Demikian kiranya
perbedaan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu derajat ketepatan/kelayakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang
akan diukur.artinya bahwa validitas adalah Derajat
ketepatan/kelayakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur apa yang akan diukur serta sejauh mana
instrumen tersebut menjalankan fungsi pengukurannya .
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi
adalah suatu proses yang dilakukan oleh penyusun atau
pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara
empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan

30 30
TUGAS

Q Q Q Tota
No. Q1 Q2 Q3 Q4 Q6 Q8 Q10 Q11
5 7 9 l
1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
2. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
3. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 66
4. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 66
5. 5 6 5 6 6 5 6 5 6 6 6 62
6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
7. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
8. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 66
9. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 66
10. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 66
11. 6 6 6 4 6 6 6 6 6 2 4 58
12. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

Dari data tersebut diatas, lakukan uji validitas dan uji


reliabilitas, silahkan saudara lakukan uji tersebut (uji
dengan SPSS atau dengan manual). Pilih salah satu
diantaranya untuk menyelesaikan uji tersebut!!

31 31
BIODATA PENULIS

Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul,


ST., M.Pd. Dilahirkan di Madura,
Kota Bangkalan, 9 Agustus 1961.
Anak ke. 2 dari 9 bersaudara,
menyelesaikan Studinya di SD
Negeri Saksak Bangkalan (1983),
SMP Negeri 1 Bangkalan (1986),
dan SMA Negeri 1 Bangkalan
(1989). Melanjutkan S-1 di IKIP
Negeri Surabaya Program Studi Pendidikan Teknik Listrik, S-1 di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya di Program Studi Teknik
Elektro (2001), S-2 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya di
Program Studi Teknologi Pembelajaran (2002), dan S-3 Universitas
Negeri Malang di Program Studi Teknologi Pembelajaran (2012).
Menjadi Tenaga Pengajar di IKIP PGRI Surabaya (sekarang
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) sejak tahun 1985-
Sekarang. Menjadi ketua jurusan Pendidikan Teknik Listrik
(FPTK-IKIP PGRI Surabaya) dan Ketua Program Studi Teknik
Elektro (Fakultas Teknik Industri-Universittas PGRI Adi Buana
Surabaya). Alih tugas unit kerja dari Pengajar S-1 menjadi pengajar
S-2 Program Studi Teknologi Pembelajaran Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tahun 2004-sekarang dan
pernah menjabat Ketua Program Studi Teknologi Pembelajaran
dan Kepala Perpustakaan Pascasarjana Univeristas PGRI Adi
Buana Surabaya.
Pada tahun 2009-2010 mendapat kesempatan mengikuti
studi Sandwich Program di University of Queendsland Brisbane
Australia. Pada tahun 2006-sekarang dipercaya menjadi Asesor
BAN-SM (SMK) Jawa Timur. Dan diberi kesempatan kerjasama
antara Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan PUSTEKKOM
Diknas Jakarta untuk menjadi duta dan nara sumber dalam
memperkenalkan televisi pendidikan, edukasi-net pada tahun
2006-2007 di Makassar, Lombok, dan Atambua serta nara sumber
pembuatan media pembelajaran SD di Bogor dan Jakarta untuk

32 32
Guru-guru se Indonesia.Mendapat Penghargaan dari VDGOOD
International Scienties Awards 2021 on Engineering Science and
Medicine.
Berbagai penelitian baik mandiri maupun hibah, artikel, dan
makalah dalam seminar nasional dan internasional (Malaysia)
pernah diikuti dan dilakukan. Beberapa Buku yang pernah
dihasilkan adalah Pengantar Pendidikan, Profesi Kependidikan,
Research and Development, Desain Blended Learning, Teori
Belajar, Produksi Media Pembelajaran, Karakteristik Pebelajar,
Teknologi Pendidikan dan Problematika Pendidikan, Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, Menguak Pendidikan-Pembelajaran
Dahulu dan Sekarang, Menjadi Guru dan Dosen Profesional,
Inovasi dalam Proses Pembelajaran, Disain Pengembangan
Instruksional, Evaluasi dan Pengukuran, Media Interaktif,
Metodologi Penelitian & Pengembangan, dan Belajar dan
Pembelajaran, Pengembangan Bahan Ajar, Metode Penelitian
Kuantitatif, dan Pengembangan Kurikulum

33 33
SINOPSIS
Evaluasi Pembelajaran Autentik

Buku ini disusun untuk menghantar para calon


guru/dosen dan guru/dosen dalam menyusun evaluasi
pembelajaran berdasarkan pemasalahan autentik. Buku ini
membahas macam-macam, jenis-jenis, dan bentuk evaluasi
dalam proses pembelajaran. Dalam bahasan disajikan
bagaimana merancang dan membuat instrument penilaian
tuntutan abad 21 di era industry 4.0 juga tuntutan kurikulum
saat ini.
Penilaian autentik disajikan dalam buku ini, dari
pengertian, jenis, bentuk, dan macam-macam penilaian
autentik. Pembahasan dilengkapi dengan contoh-contoh
bagaimana membuat rubrik penilaian dalam evaluasi
autentik atau disebut juga assessment authentic. Macam
penilaian autentik dan bentuk penilaian autentik disajikan
juga dalam bahasan buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi calon guru/dosen dan
guru/dosen dalam merancang atau menyusun penilaian
autentik beserta rubriknya. Sumbang saran sangat
diharapkan dalam penyempurnaan buku ini. Ide atau
masukan saudara dapat di kirim melalui e-mail penulis:
anfatirul@gmail.com Akhirnya selamat mempelajari buku ini,
semoga bermanfaat bagi kemajuan proses pembelajaran di
Indonesia abad 21 di era industry 4.0.

34 34

Anda mungkin juga menyukai