net/publication/352899574
CITATIONS READS
0 3,463
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rusi Rusmiati Aliyyah on 02 July 2021.
P uji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karnuia-Nya, telah
memberikan kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan buku ini tepat waktu
dengan judul “Bahan Ajar Sekolah Dasar” sebagai salah satu tugas dalam rangka Ujian Akhir
Semester Genap tahun akademik 2020-2021 pada mata kuliah Perspektif Pendidikan dengan
dosen pengampu ibu Dr. Rusi Rusmiati Aliyyah, M.Pd. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan mampu untuk menyelesaikan buku ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa`atnya di akhirat.
Tidak lupa, ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Dr. Rusi Rusmiati Aliyyah,
M.Pd yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas buku. Buku ini dibuat semata-
mata hanya untuk memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca tentang Bahan Ajar
Sekolah Dasar. Selanjutnya, saya berharap semoga dengan adanya buku ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Isnaini Nurhayati
COVER
Pendahuluan ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini membahas tentang (Siddiq, 2008) “Peran Bahan Pembelajaran
Dalam Kegiatan Pembelajaran” yang akan membekali para pembaca dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengembangkan bahan pembelajaran di sekolah dasar. Pembelajaran
merupakan proses atau kegiatan yang bersifat aktif dan saling berhubungan antara guru dengan
siswa sumber belajar, dan lingkungan baik di kelas maupun di luar kelas (Arifin, 2009: 10).
Peran Bahan ajar diperlukan untuk memotivasi guru agar kreatif membuat bahan ajar dan
memotivasi siswa agar pembelajaran lebih bemakna.
Pada bab pertama ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menjelaskan hakikat belajar dan pembelajaran.
2. Menjelaskan komponen-komponen pembelajaran.
3. Menjelaskan peran peran bahan pembelajaran bagi kegiatan pembelajaran.
Untuk mencapai kompetensi tersebut si atas, maka bab ini akan membahas tentang
Hakikat Belajar dan Pembelajaran Komponen-Komponen Pembelajaran, dan Peran Bahan
Pembelajaran Dalam Kegiatan Pembelajaran. Tujuan umum untuk mempelajari bab ini adalah
untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang peran bahan pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memahami Hakikat Belajar
dan Pembelajaran, Komponen-Komponen Pembelajaran, dan Peran Bahan Pembelajaran Dalam
Kegiatan Pembelajaran.
Belajar adalah proses interaski antara stimulus dan respon dalam buku Omar Hamalik
(Thorndike, 1980:43). Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra.
Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Belajar menurut Gagne dalam teori belajar dan
pembelajaran “Learning is relatively permanent change in behavior that result from past
experience or purposeful instruction”(Gagne, 2010:4). Belajar adalah suatu perubahan perilaku
yang relative menetap yang dihasilkan dari hasil pengalaman masalalu ataupun dari
pembelajaran yang bertujuan/direncanakan. Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya
dengan lingkungan baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga
menghasilkan perubahan yang bersifat relative menetap.
Berdasarkan dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan yang
dimaksud dengan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk mencoba memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa,
maupun dalam bertindak yang ada pada diri seseorang. Dari pengertian tersebut terdapat tiga
unsur pokok dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Proses
Belajar adalah proses mental emasional atau proses berpikir dan merasakan. Seorang
dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas dan perasaan itu sendiri tidak
dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat
melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa, sebagai contoh: siswa bertanya, menanggapi,
b. Perubahan Perilaku
Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang
yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari kegiatan belajarnya.
Pengetahuan dan keterampilannya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya
bertambah pula. Menurut para ahli psikologi perubahan perilaku terjadi karena faktor
kematangan dan sebuah pengalaman. Perubahan perilaku sebagian hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga domain yaiu: Kognitif, Afektifdan Psikomotorik.
Domain Kognitif meliputi perilaku daya cipta, yang berkaitan dengan kemampuan
intektual manusia, antara lain: Knowladge, Comperehention, Application, Analysis, Sintetis, dan
Evaluation. Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu
kemampuan menguasai nilai-nailai yang dapat membentuk sikap seseorang. Domain
psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik.
c. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi
dengan lingkungannya, baik lingkungan pisik yaitu lingkungan disekitar inidvidu baik dalam
bentuk alam sekitar maupun lingkungan sosial dalam bentuk hasil ciptaan manusia. Belajar dapat
dilakukan dari pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung. Siswa yang
melakukan eksperimen adalah contoh belajar dnegan pengalaman langsung. Sedang siswa
belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku adalah contoh belajar melalui
pengalaman tidak langsung.
2. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain)
untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran
merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran adalah proses yang
sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu (Pribadi,
2009:10). Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
Berdasarkan semua pendapat di atas mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif antara guru yang memberikan
bahan pembelajaran dengan siswa sebagai obejeknya. Proses pembelajaran merupakan kegiatan
yang didalamnya terdapat system rancangan pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi
antara pemateri (guru) dengan peneriman materi (murid/siswa). Adapun beberapa rancangan
proses kegiatan pembelajaran yang harus diterapkan adalah dengan melakukan pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran serta metode pembelajaran.
B. Komponen-Komponen Pembelajaran
Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) berupa hasil yang dapat
diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan
pembelajaran selanjutnya. Sedangkan bagi siswa sebagai dampak pengiring (nurturent effect)
berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar
yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. Jadi, ciri
utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar
Menurut (Oemar Hamalik, 2005:77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Komponen Siswa
Aspek penting dari komponen siswa adalah karakteristiknya. Siswa adalah individu yang
unik dan memiliki sifat individu yang berbeda antara siswa satu dengan yang lain. Dalam satu
kelas tidak ada siswa yang memiliki karakteristik sama persis, baik kecerdasan, emosi, kebiasaan
belajar, kecepatan belajar, dan sebagainya. Hal ini menghendaki pembelajaran pada siswa
(student centeral), yaitu pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
karakteristik siswa secara individual. Misalnya, pembelajaran yang menyediakan bahan
pembelajaran yang bersifat alternative dan bervariasi, sehingga siswa dapat memilih bahan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik (minat dan bakat) yang dimiliki. Disamping itu
siswa memiliki tipe belajar yang berbeda, ada yang bertipe visual, auditif, audio-visualistis, dan
sebagainya. Berdasarkan tipe belajar siswa ini, maka dalam pembelajaran guru seharusnya
menyiapkan/menyediakan bahan pembelajaran yang bersifat alternative dan variatif untuk
melayani perbedaan tiap belajar siswa tersebut.
3. Komponen Guru
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus berperan ganda, dalam arti guru tidak hanya
sebagai pengajar (informatory) saja, akan tetapi harus mampu menjadi programmer
pembelajaran, motivator belajar, fasilitator pembelajaran, organisator, konduktor, actor, dan
Profesi guru sebagai pelimpahan dari tugas orang tua yang tidak mampu lagi memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu kepada anak. Apalagi dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat dan budaya pada
umumnya, maka berkembang pula tugas dan peranan guru. Guru sebagai salah satu sumber
belajar memang dapat berperan banyak, seperti tersebut pada alinea di atas. Dalam kaitan dengan
peran tersebut guru sudah semestinya dapat menyiapkan sumber-sumber belajar lain yang
dibutuhkan siswa dalam rangka menguasai materi pembelajaran yang ditargetkan dalam
kurikulum, yang dimana kurikulum sebagai rancangan pendidikan yang mempunyai kedudukan
yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil
pendidikan rusi(Aliyyah et al., n.d.)
Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep,
prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau
materi yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran. Skop dan sekuen materi pelajaran
telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum sekolah. Karena sifat materi
kurikulum yang berbentuk garis besar program pembelajaran (GBPP), maka dalam pelaksanaan
pembelajaran, materi pelajaran harus dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya
dengan bahan pembelajaran yang utuh. Selain itu, setiap pembelajaran akan dilaksanakan,
hendaknya guru memahami karakteristik isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar
tidak salah dalam memilih strategi pembelajarannya, interaksi pembelajaran, pengelolaan kelas,
pemilihan bahan pembelajaran dan media pembelajaran, serta alat evaluasinya.
Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru sebaiknya memilih metode
pembelajaran yang tepat. Artinya metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi
pelajaran, karakteristik siswa, dan ketersediaan fasilitas pendukungnya, dan ketersediaan waktu.
Pertimbangan yang terpenting dalam memilih metode pembelajaran adalah metode harus mampu
mengaktifkan siswa, dalam arti megaktifkan mental emosional siswa dalam proses pembelajaran.
Karena pembelajaran yang membelajarkan adalah pembelajaran yang mengaktifkan faktor
internal siswa (mental emosional) dalam belajar.
Guru memiliki banyak peran dalam pembelajaran tatap muka, termasuk diantaranya guru
sebagai informatory harus berusaha menginformasikan materi/pesan pembelajaran secara jelas
dan mudah diterima oleh siswa. Ini berarti guru harus menyiapkan bahan pembelajaran seperti
alat peraga dan media pembelajaran yang dapat membantunya dalam menyajikan pesan
Dalam pembelajaran jarak jauh, media pembelajaran dapat diujudkan dalam bentuk
bahan pembelajaran yang dipersiapkan/didesain untuk belajar mandiri seperti: modul (bahan ajar
cetak), radio/audio pembelajaran, televisi pembelajaran, CD / video pembelajaran, dan e-learning
lewat web-based/internet. Khusus media sebagai bahan pembelajaran, dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu bahan pembelajaran yang didesain dengan tidak menggunakan
komponen pembelajaran lengkap dan dengan menggunakan komponen pembelajaran lengkap.
Dalam konteks pembelajaran, bahan pembelajaran merupakan komponen yang harus ada
dalam proses pembelajaran, karena bahan pembelajaran merupakan suatu komponen yang
akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan
sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan pembelajaran maka
pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa. Bahan pembelajaran dapat “didesain” dalam
berbagai macam format. Ada bahan pembelajaran dalam bentuk bahan cetak, audio, video, bahan
pembelajaran berbasis computer (CAI), dan berbagai bentuk alat peraga dan media
pembelajaran. Dan dari beberapa format tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua macam, yaitu
format bahan pembelajaran dengan komponen lengkap dan komponen tidak lengkap. Bahan
pembelajaran dalam bentuk komponen lengkap, didesain untuk pembelajaran mandiri, sedang
bahan pembelajaran komponen tidak lengkap adalah bahan pembelajaran dalam bentuk alat
Bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga, peran utamanya adalah meragakan
sesuatu pengertian yang abstrak agar menjadi konkrit. Dalam pembelajaran, alat peraga
berfungsi untuk menghilangkan verbalisme, memudahkan pemahaman terhadap materi pelajaran
yang sulit dan abstrak. Bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berfungsi sebagai
perantara dalam komunikasi pembelajaran, karena pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
komunikasi antara siswa dengan sumber pesan pembelajaran. Pesan pembelajaran yang didesain
dalam bentuk media pembelajaran akan membuat komunikasi pembelajaran menjadi lebih efektif
dan efisien.
Atas dasar peran bahan pembelajaran baik sebagai alat peraga, sebagai media
pembelajaran maupun sebagai sumber belajar, maka pada garis besarnya bahan pembelajaran
mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Sebagai bahan belajar mandiri. bahan pembelajaran ini dilengkapi dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran, ilustrasi
media, prosedur pembelajaran, latihan, tes formatif dilengkapi kunci jawaban, umpan
balik, dan daftar pustaka. Misalnya, modul pembelajaran, audio pembelajaran,
video/CD pembelajaran, dan CAI.
2. Alat peraga pembelajaran, misalnya model kerangka manusia, model bumi/globe,
herbarium, insektarium, bak pasir, ritatoon dan rotation, dan sebagainya.
3. Sumber belajar dalam pembelajaran, digunakan sebagai bahan acuan dalam
membahas suatu topic materi pembelajaran. Contonya “Modul Belajar dan
Pembelajaran” digunakan sebagai sumber belajar/sumber bahan dalam membahas
“Pentingnya Media dalam Pembelajaran”.
Bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga pembelajaran dan media pembelajaran
diklasifikafikan dalam beberapa kelompok:
1. Bahan pembelajaran berbentuk media visual, seperti gambar, foto, peta, globe, dan
sebagainya.
2. Bahan pembelajaran audio, seperti radio, CD audio, kaset rekaman, piringan hitam,
dan sebagainya.
Bahan pembelajaran dalam bentuk sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua
bentuk sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) dan sumber belajar yang
dimanfaatkan (by utilization). Baik sumber belajar dalam wujud manusia (human recourses)
maupun sumber belajar bukan manusia (non human recourses). Bahan pembelajaran cetak
seperti modul adalah sumber belajar non human yang dirancang/didesain untuk pembelajaran,
sedang alam sekitar adalah contoh sumber belajar non manusia yang tinggal dimanfaatkan (by
utilization)(Fitria, 2013). Guru adalah contoh sumber belajar human yang dirancang (by design)
lewat pendidikan guru, sedang pembelajaran dengan menghadirkan dokter untuk mengajarkan
materi tentang hidup bersih adalah contoh sumber belajar human yang dimanfaatkan (by
utilization), karena dokter tidak dirancang untuk menjadi guru.
RANGKUMAN
Belajar sebagai usaha sadar yang dilakukan individu untuk merubah diri menjadi lebih
maju melalui pengalaman. Dan belajar merupakan proses mental emosional yang terjadi pada
diri individu dalam berinteraksi dengan ligkungannya (pengalaman). Pembelaran sebagai upaya
terjadinya aktivitas belajar, hendakya dipersiapkan secara matang, dengan memperhatikan
kelengkapan komponen pendukung pembelajaran yang membelajarkan. Dalam kaitannya dengan
aktivitas belajar sebagai proses mental dan emosional siswa dalam mencapai kemajuan, maka
guru hendaknya berperan dalam memfasilitasi agar terjadi proses mental emosional siswa
sehingga dapat dicapai kemajuan tersebut.
Bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga, berperan sebagai alat bantu pembelajaran
untuk meragakan suatu arti atau pengertian. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam proses
pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berperan sebagai alat
perantara dalam proses komunikasi pembelajaran antara guru dan siswa. Media berfungsi
mempermudah penyampaian pesan pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif dan
efisien. Sumber belajar diklasifikasikan dalam sumber belajar yang dirancang (by design) dan
dimanfaatkan (by utilization) baik sumber belajar dalam bentuk manusia (human) maupun bukan
manusia (non human).
dan Karakteristiknya
PENDAHULUAN
Bahan pembelajaran merupakan hak dasar yang harus dimiliki oleh tiap satuan
pendidikan. Setiap guru diwajibkan untuk memiliki bahan ajar sebagai acuan dalam mengajar.
Ketersedian bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur dalam standar isi dan standar proses
pendidikan. Kedua peraturan tersebut merupakan prinsip penyelenggaraan pendidikan. Pada bab
kedua ini akan membahas tentang (M Djauhar Siddiq, 1883) “Bahan Pembelajaran Sekolah
Dasar dan Karakteristiknya” yang akan membekali para pembaca dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengembangkan bahan pembelajaran di sekolah dasar.
Untuk mencapai kompetensi di atas, maka bab ini akan membahas tentang Pengertian
Bahan Pembelajaran Sekolah Dasar, Karakteristik Bahan Pembelajaran Sekolah Dasar, dan
Bentuk-bentuk Bahan Pembelajaran Sekolah Dasar. Tujuan umum dari pembahasan pada bab ini
adalah agar mahasiswa memahami bahan pembelajaran sekolah dasar dan karakteristiknya,
sedangkan tujuan khususnya adalah mampu memahami tentang pengertian bahan pembelajaran
yang ada di sekolah dasar, dapat menjelaskan karakteristik bahan pembelajaran sekolah dasar,
dan dapat menjelaskan macam-macam bentuk bahan pembelajaran SD.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar relatif tinggi. Peran guru
tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Karena dalam pembelajaran siswa
melaksanakan aktivitas belajar yang sangat bervariasi, misalnya, mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemonstrasikan, melakukan latihan, membongkar
dan memasang kembali suatu bangunan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal,
mengkaji bahan cetak, dan sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari
sekedar sebagai informatory atau penceramah saja (Dewi & Nur, 2014).
Bahan ajara dalah segalah bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Abdul, 2007). Bahan
yang dimaksud dapat berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi
kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh
siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Bahan ajara dalah segala informasi, alat, dan teks yang digunakan guru atau instruktur
dalam melaksanakan pembelajaran dikelas (Belawati, 2013). Materi yang terdapat dalam bahan
ajar disusun secara sistematis sehingga dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran di
kelas. Bahan Pembelajaran adalah seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran
yang “didesain” untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sungkono, 2003). Suatu bahan
pembelajaran memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep,
prinsip, kaidah, atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai disiplin ilmu serta
informasi lain dalam pembelajaran.
Berdasarkan dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa bahan ajar merupakan segala bahan baik itu informasi, alat, maupun teks yang harus
disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dipelajari oleh
siswa melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Jadi, bahan ajar tidak hanya mendorong siswa untuk mengetahui (learning to
know), tetapi juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk
hidup bersama (learning to live together).
Bahan Pembelajaran Sekolah dasar merupakan seperangkat bahan yang memuat materi
atau isi pembelajaran Sekolah Dasar (sesuai kurikulum SD) yang “didesain” dalam bentuk bahan
Menurut para ahli media bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran
diklasifikasikan dalam beberapa bentuk (Yaumi, 2017).
1. Media grafis, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk symbol-
simbol komunikasi visual. Contohnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram,
bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan bulletin.
2. Media audio, yaitu mediayang menyajikan desain materi dalam bentuk lambang-
lambang auditif. Media audio ini terdiri dari: media radio, media rekaman,
laboratorium bahasa.
3. Media Proyeksi diam yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi layaknya
media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik diproyeksikan dengan peralatan
yang disebut proyektor. Media proyeksi diam, terdiri dari: film bingkai (slide), film
rangkai (filmstrip), media transparansi (OverheadProjector/Transparancy).
4. Media Proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi dalam
bentuk objek yang bergerak. Yang termasuk media ini, terdiri dari: film, televisi,
computer (animasi), dan permainan simulasi.
5. Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi (verbal tulis dan
gambar) dalam bentuk cetak. Yang termasuk media cetak adalah buku, modul surat
kabar, majalah, LKS, dan sebagainya.
6. Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk
keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda tertentu.
Yang termasuk media nyata ini, seperti obyek, specimen, mock up, herbarium,
insektarium, dan sebagainya.
C. Bentuk Bahan Pembelajaran Sekolah Dasar
Secara garis besar dalam sub unit ini akan diuraikan format bahan pembelajaran dalam
bentuk: media sederhana, media grafis, media cetak media audio, media video, dan media
berbasis komputer. Mengapa media-media tersebut yang diprioritaskan dalam unit ini.
Pertimbangan utamanya, karena media-media tersebut sangat mungkin dikembangkan disekolah
dasar, dan sifatnya juga alternative yang dapat dipilih.
Akan tetapi bila di lingkungan sekitar tidak didapatkan alat peraga, maka guru berusaha
mengembangkan alat peraga-alat peraga sederhana, asal dapat dan mampu membantu
menjelaskan materi pelajaran yang bersifat abstrak. Misalnya, obyek, specimen, mock up, model
tiruan (globe, kerangka manusia), bak pasir, ritatoon (gambar cerita), rotatoon (gambar seri yang
diputar), herbarium, insektarium, dan sebagainya. Alat-alat peraga tersebut nampaknya masih
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai bahan ajar di sekolah dasar, apalagi efektivitasnya
masih tinggi dalam menanamkan konsep/materi pelajaran untuk siswa sekolah dasar. Kelebihan
alat peraga sederhana diantaranya:
Media grafis adalah betuk bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk gambar dan
tulisan hasil gambar dan tulisan tangan. Guru dapat menggambar berbagai bentuk benda yang
tidak mungkin diperoleh benda aslinya di sekitar sekolah. Guru dapat menggambar binatang
buas yang berbahaya bila dipelajari secara langsung. Guru dapat menggambar benda planet
seperti matahari, bulan, bintang yang jauh di langit, dan guru dapat menggambar benda-benda
lain yang cocok dengan materi yang diajarkan.
Bahan pembelajaran dapat juga didesain dengan format media cetak bahan pembelajaran
dengan format ini lebih menekankan pada teknis produksi media melalui proses cetak (printed
material). Hal ini dilakukan karena adanya perkembangan teknologi cetak mencetak. Informasi
yang semula hanya ditulis tangan pada daun lontar, kayu dan kertas, pada perkembangan
teknologi cetak mencetak maka informasi disampaikan dalam bentuk cetak mesin. Beberapa
contoh media cetak ini antara lain surat kabar, majalah, brosur, makalah, buku teks, dan
sebagainya.
Berbeda dengan media grafis dan cetak, media audio sangat berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol atau lambang auditif, baik
verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang
termasuk kelompok media audio, antara lain: radio, tape rekorder, piringan hitam, laboratorium
bahasa, CD audio pembelajaran. Untuk pembelajaran di sekolah dasar media audio yang
mungkin dapat dikembangkan adalah dengan media rekam audio atau program kaset audio.
Program kaset audio yaitu suatu program instruksional yang direkam pada pita kaset
audio yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder. Kaset
audio banyak digunakan baik untuk program berdiri sendiri maupun untuk mengiringi gambar-
gambar proyeksi seperti gambar, foto, slide, film strip dan bahan cetak. Kaset audio dapat juga
dipakai untuk belajar klasikal, kelompok dan perorangan seperti di laboratorium bahasa. Media
ini dapat menjadi bahan pembelajaran yang berdaya guna karena harganya relatif murah,
pembuatannya cukup sederhana dan dapat didengarkan di kelas, di ruang perpustakaan, di
rumah, di halaman dan di perjalanan. Secara garis besar kelebihan mediaError! Bookmark not
defined. audio khususnya program kaset audio adalah:
Media video hanyalah salah satu dari jenis media audio-visual. Media-media seperti film,
televisi, slide suara, permainan simulasi dan sebagainya adalah termasuk kelompok media audio-
visual. Video pembelajaran sebagai media audio-visual menampilkan pesan gerak. Pesan yang
Program Microsoft Word dalam komputer dapat untuk mengembangkan bahan belajar
dalam bentuk cetak dengan variasinya, misalnya mengembangkan program transparansi dengan
teknik tulis dan gambar lewat komputer yang dicetak dalam kertas transparansi. Program Power
point dapat digunakan untuk membuat bahan presentasi yang menarik, apalagi dilengkapi dengan
sajian warna, gambar dan animasi gerak. Program ini juga dapat dicetak dalam bentuk
transparansi. Masih banyak program komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
program belajar di sekolah dasar.
RANGKUMAN
Bahan pembelajaran SD adalah suatu perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pembelajaran SD yang “didesain” untuk mencapai tujuan pembelajaran SD. Isi pelajaran dalam
bahan pembelajaran dapat berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang tercakup
dalam mata pelajaran SD. Bahan pembelajaran juga berisi pengetahuan, keterampilan, nilai,
Beberapa format sajian bahan pembelajaran yang dapat dikembangkan di sekolah dasar:
1) format Media Sederhana, yaitu format alat peraga visual yang digunakan guru yang sering
diambil dari lingkungan sekitar yang relevan dengan materi pelajaran dan dalam bentuk benda-
benda nyata. Misalnya, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang yang diawetkan (herbarium
dan insektarium), dan benda-benda lainnya. 2) format Media Grafis, yaitu bentuk bahan
pembelajaran yang didesain dalam bentuk gambar dan tulisan hasil gambar dan tulisan tangan,
seperti gambar, sketsa, diagram, dsb. 3) format media cetak, yaitu bahan pembelajaran yang
didesain dengan format cetak. 4) format media audio, pesan yang disampaikan dituangkan ke
dalam simbol atau lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non
verbal. Contohnya adalah: radio, tape rekorder, piringan hitam, laboratorium bahasa, CD audio
pembelajaran. 5) format video, pesan yang ditampilkan bisa bersifat fakta (seperti
kejadian/peristiwa, dan berita) maupun fiktif (seperti cerita), bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional. 6) format pembelajaran berbasis computer (CAI), yaitu pembuatan program
pembelajaran menggunakan bantuan computer.
Penggunaan media dan sumber belajar merupakan bagian yang sering dipakai dalam
pembelajaran. Bahan ajar yang baik dan menarik perlu dibuat agar siswa menjadi termotivasi
dalam proses pembelajaran. Pengembangan bahan-bahan ajar penting bagi guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan dapat dilihat dari
bagaimana proses pembelajaran berlangsung baik dari segi media pembelajaran, bahan ajar, atau
strategi pembelajaran yang digunakan di sekolah.
Pada bab ketiga ini pembaca akan memahami uraian tentang bagaimana (Isniatun
Munawaroh, 2011) pengembangan bahan pembelajaran sederhana dan grafis di SD, mulai dari
berbagai macam bahan pembelajaran sederhana dan grafis sampai dengan cara pengembangan
bahan pembelajaran sederhana dan grafis tersebut. Materi ini patut untuk dipahami bagi seorang
guru SD karena bahan pembelajaran sederhanan dan grafis merupakan bajan pembelajaran yang
akan banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Mudah-mudahan pembaca dapat
mempelajari pembahasan ini secara tuntas, pembaca diharapkan dapat:
Untuk mencapai kompetensi di atas, maka bab ini akan membahas tentang bahan
pembelajaran sederhana, cara pengembangan bahan pembelajaran sederhana, bahan
pembelajaran grafis, dan cara pengembangan bahan pembelajaran grafis. Tujuan umum
mempelajari bab ini adalah membekali pembaca tentang bagaimana memahami tentang
pengembangan bahan pembelajaran sederhana dan grafis, sedangkan tujuan khususnya adalah
untuk memahami konsep bahan pembelajaran sederhana, cara pengembangan bahan
pembelajaran sederhana, bahan pembelajaran grafis, dan cara pengembangan bahan
pembelajaran grafis.
Papan tulis (Boards) telah lama digunakan dan sulit dipastikan sejak kapan mulai
digunakan. Fungsi papan tulis adalah menuliskan pokok-pokok pesan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru terutama digunakan secara klasikal, menuliskan pesan pembelajaran
dalam bentuk ilustrasi, bagan dan sejenisnya, dan mengerjakan tugas atau soal latihan dalam
pembelajaran klasikal. Ada 5 jenis Boards yang bias digunakan dalam proses pembelajaran
antara lain yaiu:
1) Chalkboard
Biasanya chalkboard merupakan bagian permanen dari suatu kelas, namun ada pula yang
tidak permanen sifatnya. Awalnya chalkboard selalu berwarna hitam dan terbuat dari papan,
karena itu disebut blackboard. Saat ini chalkboard memiliki bermacam-macam warna misalnya
hijau atau biru. Saat ini sudah banyak papan tulis yang dibuat dari bahan seperti asbes semen,
pressedwood, woodfiber, massy-surfacedglass, plastic atau vitreous-coatedstellboards.
Papan bulletin adalah alat yang digunakan untuk memamerkan gagasan-gagasan tertentu.
Papan buletin ini banyak terbuat dari bahan gabus limolium, kain guni (burlap) atau bahan-bahan
lain yang sejenis. Papan buletin ini banyak digunakan untuk memberi rangsangan pada kondisi
kelas sehingga menjadi menarik, menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru,
memberi jalan keluar bagi siswa berbakat,membangkitkan semangat kelas dan mengembangkan
rasa memiliki dan tanggung jawab di antara sesama siswa.
Papan flanel merupakan papan yang dilapisi dengan kain flanel ataupun jenis kain
berbulu. Kegunaan papan ini adalah untuk menyajikan pesan yang dapat ditempelkan pada kain
tersebut. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, mengembangkan
perbendaharaan kata, dramatisasi, mengembangkan konsep tentang pokok-pokok cerita,
membuat diagram, grafik dan sebagainya.
Magnetik board pada dasarnya mirip dengan chalkboard tetapi permukaan bagian
belakangnya dilapisi dengan lembaran baja sehingga kain mengikat bahan yang ditempelkan
pada board. Bahan tersebut mudah didapat dan sudah banyak dijual.
Papan listrik ini umumnya dikembangkan sendiri oleh guru. Prinsip dari papan listrik ini
adalah mencocokkan pertanyaan dengan jawaban yang ditandai dengan menyalanya bola lampu.
Bila belajar dengan menggunakan papan ini siswa dapat menjelaskan pertanyaan dengan
memilih jawaban yang telah disediakan
Bahan pembelajaran ini melibatkan lebih banyak perasaan dan pengertian siswa
dibandingkan dengan media lainnya. Media ini memberikan pengertian yang mendalam dan
pemahaman yang lebih lengkap akan benda-benda yang nyata. Unsur manipulasi merupakan
unsur penting dalam penggunaan media tiga dimensi, dengan memainkannya diharapkan siswa
dapat belajar.
1) Specimen
Berbagai jenis specimen yang biasa digunakan dalam pembelajaran antara lain adalah:
Merupakan tiruan dari suatu objek yang berbentuk tiga dimensi, diciptakan sedemikian
rupa sehingga bentuknya serupa walaupun dalam segi-segi yang lain tidak serupa. Pertimbangan
yang seringkali dikedepankan dalam penggunaan model sebagai bahan pembelajaran adalah;
ukuran, waktu, letak, kerumitan dan pemahaman tentang proses. Objek yang terlalu besar atau
juga terlalu kecil sering menjadi kendala pemanfaatan benda asli dalam pembelajaran. Oleh
karena itu perlu menciptakan tiruan yang dalam ukuran yang lebih kecil agar peserta didik dapat
memahami suatu objek yang terlalu besar. Sebaliknya juga demikian untuk objek yang terlalu
kecil sehingga sulit atau tidak memungkinkan untuk dilihat dengan mata biasa maka diperlukan
model dengan ukuran yang lebih besar.
Berbagai kejadian masa lampau, dapat berupa benda atau makhluk hidup yang telah
punah. Sebagai contoh adalah model binatang purba Dinosaurus akan dapat memberi
pemahaman yang lebih konkrit terhadap pesan yang terkait dengan masa lampau. Demikian juga
bangunan yang sudah punah juga dapat dibuat model tiruannya. Pesan belajar seringkali terkait
dengan objek yang letaknya sangat jauh dari peserta didik, misalnya saja tentang planet dan
antariksa. Maka sangatlah penting dibuat benda tiruanya sehingga pembelajaran akan lebih
efisien. Begitu juga dengan objek yang berstruktur rumit akan menimbulkan kendala tersendiri
dalam pembelajarannya. Oleh karena itu benda tiruan yang lebih sederhana diharapkan akan
menjadi media pembelajaran yang efektif.
3) Mock-Ups
Mock-ups didefinisikan sebagai alat tiruan yang mempresentasikan gerak atau fungsi dari
bagian tertentu suatu benda. Sebagai contoh adalah mock-up tentang konversi energy pada ketel
uap. Bahan pembelajaran sederhana ini memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran karena fungsi dan proses kerja dapat dipresentasikan disamping bentuknya juga
menyerupai model. Namun demikian media jenis ini juga memiliki kelemahan yang perlu
diperhatikan sehingga kendala yang mungkin terjadi dapat diantisipasi pemecahannya. Seringkali
4) Diorama
Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses
yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan
pemandangan yang sebenarnya. Misalnya dengan memanfaatkan kotak kardus, peti kayu atau
kotak sepatu. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran IPS
tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran Lainnya.
c. Realita
Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa perubahan.
Dengan memanfaatkan realita dalam proses pembelajaran siswa akan lebih aktif dalam
mengamati, menangani, memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk
meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan sumber-sumber belajar serupa. Dalam mata
pelajaran IPA Pengembangan Bahan Pembelajaran misalnya, kegiatan terhadap bagian-bagian
tumbuhan di halaman sekolah diharapkan dapat menyebabkan timbulnya minat siswa terhadap
tumbuhan secara langsung. Contoh lain pemanfaatan realita, misalnya guru membawa ikan atau
binatang lainnya ke dalam kelas.
Penggunaan realita dalam pembelajaran sangat baik dilakukan karena dapat menampilkan
ukuran, suara dan gerakan yang sesungguhnya. Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya
tentang tanaman yang dibawa ke kelas untuk dipelajari, dibandingkan dari sekedar melihat
gambar. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum
mempergunakan realita sebagai bahan pembelajaran, yaitu perlu dipertimbangkan secara masak
benda-benda apa yang dapat dimanfaatkan/dihadirkan ke dalam proses pembelajaran, bagaimana
cara agar benda-benda yang digunakan sesuai dengan pola pembelajaran di kelas, dan dari mana
kita dapat memperoleh benda-benda tersebut. Jika ketiga hal tersebut sudah dipertimbangkan
dengan baik, maka pemanfaatan realita sebagai bahan pembelajaran dan sebagai bagian dari
upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran akan semakin efektif.
e. Rotatoon
Sesuai dengan namanya bahan pembelajaran ini merupakan alat pertunjukan yang bisa
diputar. Rota artinya berputar, Toon artinya pertunjukan. Bahan pembelajaran ini tergolong ke
dalam tiga dimensi bukan karena sifatnya, tetapi karena ukurannya. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan Ritatoon, yakni menampilkan pesan pembelajaran yang dikemas dalam gambar
(dua dimensi) berseri. Namun demikian dilihat dari segi fisiknya, kedua media pembelajaran
tersebut tampak berbeda. Rotatoon menggunakan gambar seri yang bersambungan dan digulung
pada tempat gulungan yang diletakkan pada bagian tepi kotak. Presentasi gambar ditempatkan
pada lobang yang menyerupai layar monitor pada pesawat televisi.
Kebutuhan belajar siswa adalah kesenjangan antara kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki siswa saat ini dengan kemampuan dan keterampilan yang kita harapkan akan dimiliki
siswa. Kebutuhan belajar ini harus dijadikan patokan bagi guru dalam menyusun bahan
pembelajaran baik berupa materi maupun media yang akan dikembangkan untuk membantu
proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dipahami oleh para guru
sebelum mengembangkan bahan pembelajaran termasuk media sederhana, karena tujuan
pembelajaran merupakan tolok ukur berhasil tidaknya proses pembelajaran.
3. Pengembangan Materi.
Telah kita ketahui bersama bahwa penyampaian materi hanya secara verbal sangat tidak
efektif untuk itu guru perlu memilih materi materi tertentu yang perlu dimediakan. Tentu saja
materi yang dipilih ialah materi yang dapat disajikan dengan lebih baik melalui media daripada
hanya melalui penjelasan lisan dari guru.
5. Produksi
Dalam tahap produksi seorang guru sudah harus menentukan jenis bahan pembelajaran
sederhana apa yang akan diproduksi, menggunakan dua dimensi atau tiga dimensi.
Selain fungsi tersebut, grafis juga memiliki fungsi khusus untuk menyederhanakan
informasi dan memperjelas sajian agar mudah dipahami dan diingat. Dalam dunia pendidikan,
umumnya media grafis dikombinasikan dengan media lainnya. Media grafis terdiri dari berbagai
jenis yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di SD yaitu grafik, bagan, diagram,
sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe.
b. Bagan (Chart)
Bagan berfungsi untuk memvisualisasikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila
hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan saja. Bagan menurut kinder (1965) dapat
siklasifikasikan menurut jenis, rancangan media dan materialnya. Menurut rancangannya bagan
dibedakan menjadi tiga yaitu bagan balik, bagan tertutup dan poster.
Diagram merupakan salah satu penyajian secara visual dengan menggunakan garis atau
menggunakan gambar geometris tertentu. Diagram bersifat abstrak sehingga diperlukan latar
belakang pengetahuan tertentu tentang pesan yang didiagramkan supaya dapat dipahami secara
jelas. Tujuan penggunaan diagram dalam pembelajaran adalah:
1) Menjelaskan struktur suatu alat, benda ataupun abjek lain secara global.
2) Menunjukkan bagian-bagian penting secara skematis dan sederhana.
3) Menyederhanakan suatu struktur yang kompleks.
Poster merupakan suatu gambar yang cukup besar yang ditekankan pada penyampaian
suatu ide pokok. Poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi pesan dengan
cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya memiliki ciri-ciri berwarna, menyajikan ide
tunggal, tulisan yang digunakan jelas, kaya dengan variasi, lugas dan seringkali mengandung
pernyataan yang berlebihan (hiperbola). Adapun fungsi poster sebgai media pendidikan adalah
untuk mengembangkan ide yang akan dibahas dalam suatu diskusi dan untuk membangkitkan
motivasi siswa.
e. Gambar Kartun
Gambar kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol dan
kadang-kadang agak berlebihan untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap sesuatu,
seseorang, situasi atau kejadian tertentu. Gambar kartun biasanya hanya memuat esensi pesan
yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci dengan
menggunakan simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.
f. Petadan Globe
Peta dan Globe merupakan bahan pembelajaran berbentuk grafis yang disajikan dengan
simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis yang dirancang untuk menunjukkan hubungan dan
menyatakan data suatu lokasi. Peta dan gambar dalam proses pembelajaran digunakan untuk
saling melengkapi karena pada umumnya peta dan globe memberikan informasi tentang keadaan
Setelah melalui tahan pengembangan media grafis tersebut, seorang guru sudah harus
menentukan jenis bahan pembelajaran grafis apa yang akan diproduksi. Berikut ini akan
disajikan cara-cara pembuatan beberapa bahan pembelajaran grafis.
1. Grafik
Pemakaian grafik sudah sangat meluas mulai dari sekolah, instansi pemerintah,
perusahaan bahkan rumah sakit sehingga pembuatannyapun sudah tidak asing lagi bagi para
guru. Untuk kegiatan pembelajaran grafik dapat langsung dibuat oleh para guru di papan tulis
sehingga bahan pembelajaran ini mudah dan murah karena tidak memerlukan biaya. Namun jika
grafik yang dibuat akan dituangkan dalam media lain selain papan tulis maka harus
mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu:
Cara membuatnya:
Khusus untuk pembuatan jenis grafik gambar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu; hendaknya berbentuk sederhana, perbandingan atau perhubungannya jelas, pemakaian
warna dan gunakan lambang-lambang yang umum dikenal.
2. Bagan
Sama halnya dengan grafik, bahan pembelajaran grafis dalam bentuk bagan sudah sangat
umum digunakan oleh para guru, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan bahan pembelajaran grafis dalam bentuk bagan.
a. Buatlah bagan dengan teliti, hendaknya ukuran lambang atau gambar-gambar dibuat
dengan teliti dan tepat.
b. Lambang-lambang atau gambar yang digunakan hendaknya sederhana.
c. Jangan lupa berilah pewarnaan pada bagan agar tampilannya lebih menarik.
d. Hendaknya bagan yang dibuat jelas untuk dibaca dan dipelajari.
e. Hindari bagan yang sangat penuh dengan tulisan atau gambar sehingga terkesan
berjejal dan sulit untuk dipahami.
3. Diagram
a. Kertas manila
b. Pensil
c. Penggaris
d. Jangka (jika diperlukan)
e. Spidol
Cara membuatnya:
Cara pembuatan:
Tahapan dalam pengembangan bahan pembelajaran grafis sama halnya dengan tahapan
dalam pengembangan bahan pembelajaran sederhana yang telah dijelaskan pada subunit
sebelumnya dalam unit ini. Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan bahan
pembelajaran grafis adalah sebagai berikut: (1) Penentuan kebutuhan Belajar Siswa, (2)
Perumusan Tujuan/Kompetensi Pembelajaran, (3) Pengembangan Materi, (4) Visualisasi Pesan
pembelajaran, (5) Produksi.
Bahan ajar cetak merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan. Bahan
ajar cetak bukan hanya bahan ajar yang disusun oleh indivisu atau kelompok, melainkan
handout, modul, LKS, dan sebagainya. Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan
pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah
Dasar. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan
ajar cetak yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk digunakan dalam pembelajaran.
Pada bab 4 ini pembaca akan memahami uraian tentang bagaimana pengembangan bahan
pembelajaran cetak di SD(Isniatun, 2011). Materi ini patut pahami sebagai seorang guru SD
karena bahan pembelajaran cetak sangat membantu siswa mencapai ketuntasan materi belajar
sesuai dengan irama belajarnya masing-masing. Mudah-mudahan pembaca dapat memahami
secara menyeluruh apa yang akan diuraikan dalam bab ini. Setelah mempelajari bab 4 ini secara
tuntas, pembaca diharapkan dapat:
Untuk mencapai kompetensi di atas, maka bab ini akan membahas tentang bahan
pembelajaran cetak, dan cara pengembangan bahan pembelajaran cetak. Tujuan umum
mempelajari bab ini adalah membekali pembaca tentang bagaimana memahami tentang
pengembangan bahan pembelajaran cetak, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memahami
konsep bahan pembelajaran cetak, dan cara pengembangan bahan pembelajaran cetak.
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan Dayton, 1985).
Bahan bentuk ajar atau materi pembelajaran lain adalah bahan cetak (handout, buku , modul,
LKS, dan leaflet) (Mulyasa, 2006). Jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis
antara lain: (a) bahan ajar yang dirancang untuk belajar, seperti buku, handout, LKS, dan modul;
(b) bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar, mislanya kliping,
Koran, film, iklan, atau berita(Koesnandar, 2008).
Berdasarkan semua pendapat di atas mengenai pembelajaran bahan cetak menurut para
ahli dapat disimpulkan bahwa Bahan pembelajaran cetak dapat diartikan sebagai perangkat
bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat
materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata
pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran. Bahan ajar
cetak merupakan bahan untuk ajar berupa lembaran buku kertas yang dapat dipegang dan dibaca
secara langsung seperti modul, handout, dan lembar kerja.
Bahan ajar perlu dikembangkan dan diorganisasikan agar pembelajaran tidak jauh dari
tujuan/kompetensi yang akan dicapai dan diharapkan akan efektif dan efisien. Efektif artinya
pembelajaran akan berhasil baik dan efisien berarti tidak memerlukan waktu yang lama. Dalam
proses pembelajaran bahan ajar cetak memiliki posisi yang sangat strategis untuk menyampaikan
materi yang akan diajarkan. Keberadaannya sebagai pedoman belajar bagi siswa saat tidak
bertemu gurunya secara langsung, misalnya saat para siswa belajar di rumah. Maka bahan ajar
harus memiliki kemampuan berinteraksi untuk membelajarkan siswa.
Mengingat peran yang disandangnya, maka bahan ajar tidaklah sama dengan buku teks.
Jika buku teks bersifat umum dan hanya memuat materi pelajaran saja maka bahan ajar cetak
tidaklah demikian. Bahan ajar cetak lebih bersifat khusus dan lengkap. Artinya khusus bagi siapa
bahan ajar tersebut ditujukan sehingga sangat sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap
berarti hal-hal yang dipandang perlu dalam proses pembelajaran juga dicantumkan pada bagian
Jika melihat fenomena kurikulum yang kini tengah berlaku di negara kita yaitu kurikulum
tungkat satuan pendidikan, maka seorang guru tidak bisa lagi dengan begitu saja memilih bahan
ajar cetak yang dapat digunakan untuk pembelajaran siswa. Pertimbangan yang paling mendasar
adalah apakah bahan ajar cetak tersebut sangat sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.
Pemberlakuan kurikulum tersebut memberi ruang sekaligus sebuah tuntutan bagi para guru untuk
mengembangkan bahan ajar cetak yang sesuai dengan kurikulum di sekolahnya dan tentunya
sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapinya.
Bahan ajar cetak memiliki karakteristik harus mampu membelajarkan sendiri para siswa
(self-instructional). Artinya bahan ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang
sejelas-jelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru
maupun secara mandiri. Proses pembelajaran yang baik adalah bukan hanya menyampaikan
materi yang harus dikuasai siswa, tetapi juga merangsang siswa agar termotivasi untuk belajar
mandiri, karena kemampuan belajar mandiri adalah kemampuan yang harus dimiliki SDM masa
mendatang agar dapat selalu meningkatkan kualitas dirinya dan keberadaan bahan pembelajaran
cetak mampu mengakomodasi hal tersebut.
b. Self-contained
Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi,
prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu
sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis,
latihan/tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus
dikerjakan oleh siswa.
c. Self-instructional material
Bahan ajar cetak juga memiliki karakteristik mampu membelajarkan peserta didik (self-
instructional) Pengembangan Bahan Pembelajaran material, artinya dalam bahan pembelajaran
Bahan pembelajaran cetak identik dengan bahan pembelajaran grafis. Hal tersebut karena
bahan pembelajaran cetak pada hakikatnya mengkombinasikan unsure-unsur grafis yaitu
perpaduan unsure gambar, tukisan dan kata-kata atau pesan. Menurut Steffen Peter Ballstaedt
(1994), bahan ajar cetak memiliki keuntungan yaitu:
Sebuah buku tertulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau dengan bimbingan guru. Modul merupakan suatu unit program pembelajaran yang disusun
dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar, dalam pengertian ini dapat diketahui bahwa
modul yang dimaksud sebagai modul pembelajaran (instructional module). Dari pengertian
tersebut dapat dipahami bahwa modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan
satu unit bahan pelajaran.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa modul memiliki beberapa karakteristik
tertentu, yaitu; berbentuk unit pembelajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan
belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar, memungkinkan belajar mandiri
dan merupakan realisasi perbedaan individual serta perwujudan pembelajaran individual. Namun
bukan berarti modul tidak dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas, karena beberapa
metode pembelajaran di kelas, sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Misalnya ada
guru yang mengandalkan metode ceramah tetapi menyelipkan pemanfaatan satu atau beberapa
modul untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Ada juga guru yang menggunakan
serangkaian modul lengkap dari suatu pelajaran atau memberikan keleluasaan bagi siswa untuk
memilih modul yang akan dipelajari.
Aplikasi penggunaannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai
dengan irama belajarnya masing-masing.Untuk di SD, para guru harus menghindari penggunaan
modul-modul yang tebal dan berukuran besar, tetapi bukan berarti modul yang dikembangkan
tidak memiliki kelengkapan isi karena menghindari tampilan yang tebal. Ada kecenderungan
bahwa siswa di tingkat SD akan keengganan untuk membaca bahkan mempelajari buku materi
pembelajaran yang berukuran tebal dan besar. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita harus
“mencuri” perhatian siswa dengan mengembangkan modul saku yang memiliki tampilan tidak
tebal dan tidak berukuran besar (kurang lebih berukuran buku tulis), tetapi mudah di bawa dan
menarik untuk dipelajari. Hal ini memang membutuhkan kreativitas guru untuk dapat
mengembangkannya.
b. Handout
Bahan tertulis yang disisipkan oleh sesorang guru untuk membantu pengetahuan pserta
didik. Handout diartikan sebagai buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi pelajaran
secara lengkap. Berbeda halnya dengan modul yang isinya disajikan per unit terkecil dari materi,
jika handout menyajikan keseluruhan materi yang harus dipelajari. Namun walaupun memiliki
perbedaan ada beberapa kesamaan karakteristik antara handout dan modul. Walaupun tidak
Berbeda dengan modul dan handout, bahan pembelajaran cetak berbentuk LKS (lembar
kerja siswaError! Bookmark not defined.) dikemas dengan hanya menekankan pada latihan,
tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan
uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus benar-
benar dikembangkan berdasarkan pada analisis tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah
dijabarkan kedalam indicator pencapaian.
Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat serangkaian
soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya sehingga siswa benar-benar
dapat mempelajari bahan pembelajaran melalui soal-soal dan tugas. Selain itu kesimpulan
disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus disampaikan sebagai perulangan dan penguatan
materi untuk siswa.
a. Cara kompilasi terhadap bahan yang telah tersedia dan dilengkapi dengan panduang
belajar,
b. Menggunakan buku teks yang telah tersedia di pasaran dengan disetai panduan
belajar,
c. Menyadur buku teks yang sudah teersedia,
Untuk mengembangkan bahan ajar cetakError! Bookmark not defined. harus ditempuh
tahap-tahap berikut ini:
Bahan ajarError! Bookmark not defined. cetakError! Bookmark not defined. terdiri
atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan yang
utuh yang layak disebut bahan ajar. Susunan atau bangunan inilah yang dimaksud dengan
struktur bahan ajar. Secara umum, terdapat tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu judul,
petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau
langkah kerja dan penilaian. Sebagaimana telah disebutkan bahwa masing-masing bentuk bahan
ajar memiliki struktur yang berbeda.
Pada sub bab sebelumnya kita sudah mengenal 3 macam bentuk bahan pembelajaran
cetakError! Bookmark not defined. untuk SD, yaitu ModulError! Bookmark not defined.,
HandoutError! Bookmark not defined. dan Lembar Kerja SiswaError! Bookmark not
defined. (LKS). Berikut akan disajikan komponen-komponen dan cara penulisannya.
Merupakan paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran yang
mencakup; deskripsi mata pelajaran, kegunaan mata pelajaran, tujuanError! Bookmark not
defined. pembelajaran/kompetensi, bahan pendukung lainnya dan petunjuk belajar. Perlu
diketahui bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modulError! Bookmark not
defined. sangat tergantung kepada pembagian pokok-pokok bahasan dalam mata pelajaran.
Mungkin saja dalam satu mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan, sehingga letak
tinjauan mata pelajaran hanya terletak pada modul pertama saja.
Contoh:
Tinjauan Mata Pelajaran
Mata pelajaran IPS untuk kelas 4 Sekolah Dasar semester 1 akan membahas
tentang Pelestarian sumber daya alam dan pemetaan wilayah. Olah karena itu
mata pelajaran ini sangat penting bagi Kamu sebagai siswa SD kelas 4.
1. Menjelaskan…
2. Memahami…
3. …
Selain modul, mata pelajaran ini dilengkapi dengan satu set bahan belajar
kaset Audio interaktif sebagai bahan pendukung. Materi dalam modul ini
Bahan disajikan dalam
Ajar Sekolah Dasar2 mosul, yaitu: 44
Contoh:
Pendahuluan
Modul ini merupakan kelanjutan dari modul pertama. Tentu kalian masih
ingat bahasan dari modul 1 bukan? Dari modul 1 kalian telah mendapatkan
informasi tentang pelestariansumber daya alam. Dalam modul ini kalian akan
mempelajari tentang pemetaan wilayah. Setelah kamu mempelajari modul 2 ini,
diharapkan kamu dapat memiliki kemampuan tentang pengertian pemetaan wilayah,
dan mampu menggambar peta.
1. Pemetaan wilayah.
2. Menggambar peta
Bagian ini merupakan inti dari modulError! Bookmark not defined., karena berisi
tentang pemaparan materi yang disampaikan. Bagian ini terdiri dari beberapa sub bagian yang
disebut dengan Kegiatan BelajarError! Bookmark not defined. 1, Kegiatan Belajar 2 dan
sebagainya tergantung pada sub pokok bahasan yang kan dikembangkan dalam satu mata
pelajaran. Dalam kegiatan belajar terdapat uraiuan atau penjelasan secara rinci tentang isi
pelajaran yang diikuti contoh dan non-contoh. Sedapat mungkin setiap pemaparan disertai
dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan mampu menarik perhatian
siswaError! Bookmark not defined..
Prosedur dalam penulisan uraian materi dalam setiap kegiatan belajar sebaiknya
merumuskan pokok-pokok uraian, membuat pemetaan konsep pokok uraian sesuai dengan GBPP
yang telah dikembangkan sebelumnya, menentukan urutan penyajian, menulis uraian secara
deduktif/induktif dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, menyediakan bahan
pendukung berupa gambar, diagram dan sebagainya.
Secara prinsip latihan hendaknya; relevan dengan materi yang disajikan, sesuai dengan
kemampuan siswaError! Bookmark not defined., bentuknya bervariasi, bermakna/bermanfaat,
menantang siswa untuk berpikir kritis dan penyajiannya sesuai dengan karakteristikError!
Bookmark not defined. setiap mata pelajaran. Sementara langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam penyajian latihan adalah:
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu
modulError! Bookmark not defined. yang berfungsi menyimpulkan dan suatu perulangan
terhadap materi yang telah disajikan sehingga dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau
skemata baru dalam pikiran siswaError! Bookmark not defined..
6) Tes formatif
1) Kata pengantar.
2) Daftar isi.
3) Pendahuluan (seperti tinjauan mata pelajaran dalam modulError! Bookmark not
defined.).
4) Bab 1 berisi: uraian dari setiap pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran,
rangkuman dan latihan (biasanya dalam bentuk pertanyaan esai/tugas).
5) Bab 2 dan seterusnya.
6) Daftar Pustaka
Lembar kerja siswaError! Bookmark not defined. atau yang biasa disingkat dengan
LKS merupakan bahan pembelajaran cetakError! Bookmark not defined. yang paling
sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soal
dan latihan. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan pembelajaran
cetak bentuk ini adalah pada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah dikembangkan
sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator ketercapaiannya.
PengembanganError! Bookmark not defined. indikator dalam GBPP haruslah benar-benar
mewakili standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator inilah yang
akan dijadikan panduan dalam membuat soal-soal.
MateriError! Bookmark not defined. yang disajikan dalam LKS bukanlah pemaparan
secara menyeluruh seperti layaknya dalam modulError! Bookmark not defined. maupun
handout, tetapi hanya berupa ringkasan saja, tetapi pada bagian materi tertentu yang memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi maka pemaparan materi lebih difokuskan. Perlu diperhatikan,
bahwa latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik
yang beranekaragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula langkah-langkah
pengerjaannya jika soal tersebut berbentuk esai dan penugasan. KomponenError! Bookmark
not defined.-komponen LKS yaitu:
1) Kata pengantar.
2) Daftar isi.
3) Pendahuluan (berisi analis/daftar dari tujuanError! Bookmark not defined.
pembelajaran dan indikator ketercapaian berdasarkan hasil analisis dari GBPP).
4) Bab 1 berisi: ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut.
5) Lembar kerja: berisi berbagai soal yang dikembangkan dalam berbagai bentuk dan
teknik.
6) Bab 2 dan seterusnya.
7) Daftar Pustaka.
RANGKUMAN
1. Kata pengantar
2. Daftar isi
3. Pendahuluan (seperti tinjauan mata pelajaran dalam modulError! Bookmark not
defined.)
4. Bab 1 berisi: uraian dari setiap pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran, rangkuman
dan latihan (biasanya dalam bentuk pertanyaan esai/tugas).
5. Bab 2 dst
6. Daftar Pustaka
1. Kata pengantar
2. Daftar isi
3. Pendahuluan (berisi analis/daftar dari tujuanError! Bookmark not defined.
pembelajaran dan indikator ketercapaian berdasarkan hasil analisis dari GBPP)
4. Bab 1 berisi: ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut
5. Lembar kerja: berisi berbagai soal yang dikembangkan dalam berbagai bentuk dan teknik
6. Bab 2 dst
7. Daftar Pustaka
Untuk mencapai kompetensi di atas, maka bab ini akan membahas tentang konsep
mediaError! Bookmark not defined. pembelajaran, dan karakteristikError! Bookmark not
defined. media pembelajaran. TujuanError! Bookmark not defined. umum mempelajari bab
ini adalah membekali pembaca tentang bagaimana memahami tentang media pembelajaran,
sedangkan tujuanError! Bookmark not defined. khususnya adalah untuk memahami konsep
media pembelajaran dan karakteristik media pembelajaran(Susilana & Riyana, 2008).
Kata mediaError! Bookmark not defined. dalam “media pembelajaran” secara harfiah
berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi
yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”. Dengan demikian,
media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan
atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada
saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswaError!
Bookmark not defined. diperoleh melalui media.
Dari unsur-unsur di atas, tampaknya yang menjadi target (goal) dari suatu kegiatan
pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan nama “meaningful learning experience”, yaitu
suatu pengalamanError! Bookmark not defined. belajar yang bermakna sebagai hasil dari
suatu kegiatan pembelajaran (instruction). Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari
peran mediaError! Bookmark not defined. terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara
umum media mempunyai kegunaan:
a. Media audioError! Bookmark not defined. visual gerak, seperti: film bersuara, pita
video, film pada televisi, Televisi, dan animasi.
b. Media audioError! Bookmark not defined. visual diam, seperti: film rangkai suara,
halaman suara, dan sound slide.
c. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
d. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e. Media visual diam, seperti: halaman cetakError! Bookmark not defined., foto,
microphone, slide bisu.
f. Media audioError! Bookmark not defined., seperti: radio, telepon, pita audio.
g. Media cetakError! Bookmark not defined., seperti: buku, modulError! Bookmark
not defined., bahan ajar mandiriError! Bookmark not defined..
a. Media visual : yaitu mediaError! Bookmark not defined. yang hanya dapat dilihat,
yang termasuk kelompok visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet,
buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti diorama dan mokeup.
b. Media Audio : adalah mediaError! Bookmark not defined. yang hanya dapat
didengar saja, seperti kaset audio, radio, MP3 Player, iPod.
c. Media Audio Visual : yaitu mediaError! Bookmark not defined. yang dapat dilihat
sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, sound slide.
d. MultimediaError! Bookmark not defined. : adalah mediaError! Bookmark not
defined. yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara, animasi,
video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan
pembelajaran berbasis komputer (CBI).
e. Media Realia : yaitu semua mediaError! Bookmark not defined. nyata yang ada
dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan,
seperti tumbuhan, batuan, binatang, insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.
Secara sederhana kehadiran mediaError! Bookmark not defined. dalam suatu kegiatan
pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut:
Dalam hal ini tidak ada satu mediaError! Bookmark not defined. yang sempurna,
dengan kata lain dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristikError! Bookmark
not defined. siswaError! Bookmark not defined. dan semua mata pelajaran, namun media
sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan hal ini,
pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses
pendidikan yang fokusnya akan memperhatikan beberpa komponen, diantaranya:
a. Instructional Goals, yaitu tujuanError! Bookmark not defined. instruksional apa yang
akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian TujuanError! Bookmark
not defined. Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini
bisa dianalisis mediaError! Bookmark not defined. apa yang cocok guna mencapai
tujuan tersebut. Jika kita kaitkan dengan kurikulumError! Bookmark not defined.
berbasis kompetensi maka kita harus memperhatikan: standar kompetensi, kompetensi
dasar dan terutama indikator.
b. Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang akan
diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau
pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan
demikian kita bisa mempertimbangkan mediaError! Bookmark not defined. apa yang
sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
No Pertanyaan Ket
10 Apakah bahan tersebut sudah melalui pemantafan uji coba atau validasi?
Selain pertimbangan di atas konsep lain untuk memilih mediaError! Bookmark not
defined. dapat menggunakan pola seperti lain. Sejumlah pertimbangan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari;
Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty.
1. Media audioError! Bookmark not defined. visual gerak, seperti: film suara, pita video,
film, tv.
2. Media audioError! Bookmark not defined. visual diam, seperti: film rangkai suara,
halaman suara.
3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5. Media visual diam, seperti: halaman cetakError! Bookmark not defined., foto,
microphone, slide bisu.
6. Media audioError! Bookmark not defined., seperti: radio, telepon, pita audio.
7. Media cetakError! Bookmark not defined., seperti: buku, modulError! Bookmark not
defined., bahan ajar mandiriError! Bookmark not defined..
Media cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling
sering digunakan. Media ini termasuk kategori mediaError! Bookmark not defined. visual non
proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru
kepada siswaError! Bookmark not defined.). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,
huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti disebut “Media Grafis”.
Media grafisError! Bookmark not defined. termasuk media visual diam, sebagaimana halnya
dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada
GambarError! Bookmark not defined. dapat berupa sketsa dan diagram. SketsaError!
Bookmark not defined. adalah draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu
benda, orang, atau tempat tanpa menguraikan secara detal. Seorang guru mungkin dapat
membuat sketsa terhadap proses perlembangbiakan kupu-kupu yang dimulai dengan bertelur,
kemudia menjadi ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu. Sedangkan foto merupakan
representasi orang, tempat, dan benda-benda. Foto bisa digunakan dalam pembelajaran adalah
foto itu sendiri; kartu pos, ilustrasi dari buku, catalog, dan berbagai ilustrasi yang berukuran
besar.
Kelemahannya adalah:
GrafikError! Bookmark not defined. adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-
titik, garus atau gambar yang berfungsi untuk memggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atua peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas. Manfaat garfik adalah mempelajari dan mengingat data
kuantitatif dan hubungan-hubungannya, grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan
analisis, interpretasi, dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran,
jumlah pertumbuhan dan arah, penyajian data grafik yang jelas, cepat, menarik ringkas dan logis.
Ada beberapa jenis grafik yaitu:
1) GrafikError! Bookmark not defined. garis (Line Graph), yaitu grafik yang paling
dapat menggambarkan data secara tepat, dapat menggambarkan hubungan antara dua
kelompok data dan dapat digunakan untuk data-data yang kontinyu.
2. Media Display
a. Papan Tulis/White Board
Salah satu mediaError! Bookmark not defined. penyajian untuk PBM yang sering
digunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipakai untuk
penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white
board baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar
tulisan lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya. Syarat-
syarat papan tulis yang baik adalah:
Papan flanel adalah mediaError! Bookmark not defined. visual yang efektif untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat
dilipat sehingga praktis. GambarError! Bookmark not defined.-gambar yang akan disajikan
dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk
menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena
penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswaError! Bookmark not defined.,
penggunaan papan flanel dapat membuat sajian effesien.
1) Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin
pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2) Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan
berhamburan jatuh.
PetaError! Bookmark not defined./flip cahrt adalah: lembaran kertas yang berisikan
bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru dalam
menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya
dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi ini dapat berupa:
a. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada lembaran
transparan/plastik (acetate) atau gulungan transparan (scroll).
b. Tempat menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Tempat menunjukkan bayangan (silhoutte) suatu benda.
d. Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik dalam bentuk gerak atau diam.
e. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan.
f. Contoh: bagaimana gaya magnit bekerja terhadap serbuk besi
g. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu.
h. Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkunganError! Bookmark
not defined. kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga
dilihat dari proses berupa interaksiError! Bookmark not defined. siswaError! Bookmark not
defined. dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk terjadinya proses belajar
dan mempercepat penguasaan pengetahuan, keterampilanError! Bookmark not defined. dan
sikap positif terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya. Pemanfaatan sumber belajar dapat
dikatagorikan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang sengaja dirancang untuk pembelajaran (by
design) dan sumber belajar yang dapat langsung dimanfaatkan yang berada dilingkungan tempat
kegiatan belajar yang tidak secara khsusus dirancang untuk pembelajaran (by utilization).
Media pembelajaran berperan sebagai “wahana penyalur pesan atau informasi belajar
sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar. Secara umum mediaError! Bookmark not
defined. memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksiError!
Bookmark not defined. lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan
anak belajar mandiriError! Bookmark not defined. sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalamanError! Bookmark not defined.& menimbulkan persepsi yang sama. Jenis media
menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu: Media audioError! Bookmark not
defined. visual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv. Media audio visual diam, seperti:
film rangkai suara, halaman suara, Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara, Media visual
bergerak, seperti: film bisu, Media visual diam, seperti: halaman cetakError! Bookmark not
defined., foto, microphone, slide bisu, Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio, Media
cetakError! Bookmark not defined., seperti: buku, modulError! Bookmark not defined.,
bahan ajar mandiri.
Pada bab tujuh ini membahas tentang “Prosedur PengembanganError! Bookmark not
defined. Bahan Ajar”(Sagala, 2012) yang akan membekali para pembaca dengan pengetahuan
dan keterampilanError! Bookmark not defined. dalam mengembangkan prosedur
pengembangan bahan ajar. Pada Kegiatan BelajarError! Bookmark not defined. 7 ini akan
difokuskan pada prosedur pengembangan bahan ajar, dengan harapan di masa datang guru dapat
mengembangkan bahan ajarnya sendiri. Dengan menggunakan bahan ajar yang
dikembangkannya maka guru akan lebih percaya diri dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sehingga transformasi ilmu pengetahuan dan teknologiError! Bookmark not
defined. yang menjadi tanggung jawabnya di kelas dapat dilakukannya dengan efektif dan
efisien. Apabila kegiatan pembelajaran telah berlangsung dengan baik, diharapkan hasil belajar
siswanya pun akan baik pula. Kembali kepada prosedur pengembangan bahan ajar, paling tidak
ada lima langkah utama yang perlu Anda lakukan, yaitu berikut ini:
Untuk mencapai kompetensi tersebut si atas, maka bab ini akan membahas tentang
analisis, perancangan, pengembanga, evaluasiError! Bookmark not defined. dan revisi.
TujuanError! Bookmark not defined. umum untuk mempelajari bab ini adalah untuk
memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang prosedur pengembangan bahan ajar.
Sedangkan tujuanError! Bookmark not defined. khususnya adalah untuk memahami analisis,
perancangan, pengembangan, evaluasi dan revisi.
Pada tahap ini, yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi perilakuError!
Bookmark not defined. awal siswaError! Bookmark not defined., hal ini berkaitan dengan
tingkat penguasaan dan kemampuan mereka dalam bidang ilmu atau mata pelajaran yang akan
diberikan. Seberapa jauh siswa sudah menguasai isi mata pelajaran kita? Di samping itu, kenali
pula karakteristikError! Bookmark not defined. awal mereka. Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri
dan data demografi siswa, yang meliputi asal, usia, bahasa yang digunakan, latar belakang
ekonomi keluarga, dan sebagainya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram tentang
kompetensi yang akan dicapai siswaError! Bookmark not defined., baik kompetensi umum
maupun kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus jika dirumuskan
kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuanError! Bookmark not
defined. pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku,
antara lain dengan. melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu:
a. Audience, siapa yang akan memanfaatkan bahan ajar Anda? Misalnya, Siswa kelas 6
SD.
Acuan utama pemilihan topik mata pelajaran adalah kurikulumError! Bookmark not
defined. dan analisis instruksional yang telah Anda miliki. Selanjutnya, Anda juga dapat
menggunakan berbagai buku dan sumber belajar, serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu
mengkaji buku-buku tentang mata pelajaran Anda, termasuk ensiklopedia atau majalah ilmiah
Sekali lagi, pemilihan mediaError! Bookmark not defined. dan sumber belajar harus
Anda lakukan setelah Anda memiliki analisis instruksional, dan mengetahui tujuanError!
Bookmark not defined. pembelajaran Anda, yaitu kompetensi yang harus dicapai siswaError!
Bookmark not defined.. Anda diharapkan tidak memilih media hanya karena media tersebut
tersedia bagi Anda, selaku guru atau karena Anda suka dengan media tersebut. Di samping itu,
Anda diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media canggih yang
sudah semakin pesat berkembang saat ini, seperti komputer. Sedangkan yang perlu diingat,
media yang Anda pilih adalah untuk digunakan oleh siswa Anda dalam proses belajar. Jadi,
pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran Anda, yang
memudahkan siswa belajar, serta yang menarik dan disukai siswa Anda. Kata kuncinya adalah
"media yang dapat membelajarkan siswa". Media itulah yang perlu Anda pertimbangkan untuk
dipilih.
Menurut Bates (1995), beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih
mediaError! Bookmark not defined. untuk paket bahan ajar, antara lain akses, biaya,
pertimbangan pedagogis, interaktivitas, dan kemudahan penggunaan, pertimbangan
organisasi/manajemen kebaruan (novelty), dan kecepatan. Sumber belajar lain yang dapat Anda
gunakan adalah tokoh masyarakat atau tokoh penting yang sesuai dengan topik mata pelajaran
Anda. Jika ada seorang tokoh terkenal yang relevan dengan topik mata pelajaran, misalnya
polisi untuk topik tata tertib lalu-lintas ataupun guru tamu yang menguasai topik mata pelajaran,
Anda dapat mengundangnya ke kelas, dan Anda dapat memanfaatkannya berdampingan dengan
bahan ajar yang telah Anda kembangkan dalam proses belajar siswaError! Bookmark not
defined..
a. Urutan Penyajian
Urutan penyajian berhubungan dengan penentuan tema/isu atau konsep, teori, prinsip,
prosedur utama (chief teaching points) yang harus disajikan dalam topik mata pelajaran.
Berbagai urutan penyajian dapat Anda pilih, misalnya urutan kronologis (chronological)
berdasarkan urutan kejadian, geografis (place-to-place) berdasarkan lokasi tempat/bagian, alur
berputar (concentric circles) untuk mengulang kembali topik sebelumnya dan mengaitkan
dengan informasi baru, sebab-akibat (causal sequence), logika terstruktur (structural
logic/hierarchical) berdasarkan informasi awal yang diperlukan untuk memahami informasi
berikutnya, pemecahan masalah (problem-centered) berdasarkan masalah dan kemungkinan
solusinya, langkah mundur (backward chaining) berdasarkan isu yang paling akhir, kemudian
mundur sampai isu yang paling awal. Sementara itu, urutan pembelajaran diharapkan dapat
mengakomodasikan beragam urutan penyajian, dan mengombinasikannya dengan latihan/tugas,
dan contoh. Dalam pembelajaran, latihan/tugas dapat dilakukan oleh siswaError! Bookmark
not defined. terlebih dahulu, sebelum penyajian dan contoh atau contoh diberikan terlebih
dahulu, sebelum penyajian dan latihan/tugas. Dengan demikian, urutan pembelajaran dapat
menjadi PLC (penyajian, latihan, contoh), LPC (latihan, penyajian, contoh) atau CPL (contoh,
penyajian, latihan).
Contoh ragam aktivitasError! Bookmark not defined., terutama yang disebut dengan in
text activities, meliputi Diskusi kelompok, lakukan diskusi dengan teman-teman Anda mengenai
berbagai aktivitas (in text activities) yang sering Anda dan teman-teman Anda berikan kepada
siswaError! Bookmark not defined. Anda di kelas. Apa yang dapat Anda simpulkan dari hasil
diskusi tersebut?
1) Refleksi oleh siswaError! Bookmark not defined. tentang konsep atau topik yang baru
saja dibaca dan dipelajari atau yang pernah dialami dalam kehidupannya.
2) AnalisisError! Bookmark not defined. terhadap suatu kasus, dalam bentuk tercetak
atau audiovisual, untuk menerapkan konsep atau topik yang baru dipelajari.
3) Minta siswaError! Bookmark not defined. untuk bertanya/diskusi dengan siswa yang
lain tentang suatu konsep atau topic.
4) Minta siswaError! Bookmark not defined. untuk melakukan kegiatan tertentu
berdasarkan lembar kerja atau prosedur yang telah dijelaskan.
5) Minta siswaError! Bookmark not defined. untuk menulis catatan harian atau konsep
atau topik-topik yang dipelajarinya.
6) Minta siswaError! Bookmark not defined. untuk menulis catatan observasi dari suatu
pengamatan yang harus dilakukan dalam beberapa waktu yang ditentukan.
7) Minta siswaError! Bookmark not defined. memberi komentar terhadap suatu
gambaran peristiwa yang dipaparkan dalam bahan ajar. Misalnya, akibat dari banjir.
Beberapa saran yang dapat membantu memulai pengembangan bahan ajar adalah sebagai
berikut:
1. Tulislah apa yang dapat Anda tulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari buku pelajaran
atau panduan praktik.
2. Jangan merasa bahwa Anda harus memulai secara berurutan, dari Bab I atau Topik I, dan
lain-lain. Mulai di bagian mana saja yang Anda merasa dapat memulainya.
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar Anda untuk siswaError! Bookmark not defined.
yang Anda tahu/kenal. Ketika menulis dan mengembangkan bahan ajar, bayangkan diri
Anda sedang mengajar siswa tertentu, dan Anda berusaha agar pengalamanError!
Bookmark not defined. belajar siswa tersebut menarik, bermanfaat, dan efektif.
4. Ingat bahwa bahan ajar yang Anda kembangkan harus dapat memberikan
pengalamanError! Bookmark not defined. belajar kepada siswaError! Bookmark not
defined., sebagaimana seorang guru dapat memberikan pengalaman tersebut melalui
interaksinya dengan siswa.
Jika pada akhirnya, masih juga belum mampu bergerak untuk memulai langkah
pengembangan ini maka cobalah untuk memilih satu tujuanError! Bookmark not defined.
pembelajaran, kemudian lengkapi materi, mediaError! Bookmark not defined., dan
strateginya, mulailah menulis dan mengembangkan bahan ajar hanya untuk tujuan pembelajaran
tersebut dalam bentuk teks atau narasi, dalam bentuk LKS dan atau panduannya, contoh-
contohnya, latihan/tugasnya, dan lain-lainnya.
1. Telaah oleh ahliError! Bookmark not defined. materi. Mintalah pendapat ahli materi
(pakar bidang ilmu) atau rekan sejawat, tentang bahan ajar yang sudah Anda
kembangkan, terutama dari sisi validitas keilmuan, serta ketepatan cakupan
2. Uji coba satu-satu. Mintalah salah seorang siswaError! Bookmark not defined. atau
calon siswa yang akan menjadi sasaran utama sebagai pemakai bahan ajar untuk
membaca bahan ajar Anda, serta belajar menggunakan bahan ajar Anda. Identifikasi
Di samping itu, masih banyak lagi perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap bahan
ajar Anda, baik secara umum maupun khusus pada komponen-komponen tertentu dalam bahan
ajar. Perlu diingat bahwa perbaikan pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan
terpadu.
RANGKUMAN
Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik, ada lima langkah utama yang sebaiknya
diikuti, yaitu tahap analisis merupakan tahap untuk mencari informasi mengenai perilakuError!
Bookmark not defined. dan karakteristikError! Bookmark not defined. awal yang dimiliki
siswaError! Bookmark not defined., tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuanError!
Pada bab tujuh ini membahas tentang “StrategiError! Bookmark not defined. dan
MetodeError! Bookmark not defined. PembelajaranError! Bookmark not defined.” (Riyana,
2011) yang akan membekali para pembaca dengan pengetahuan dan keterampilanError!
Bookmark not defined. dalam mengembangkan Strategi dan metode pembelajaran sekolah
dasar. Masing-masing komponen saling berinteraksiyaitu saling berhubungan secaraaktif dan
saling mempengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran merujuk pada tujuan
Error! Bookmark not defined.yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu disampaikan
akan menggunakan strategiError! Bookmark not defined. yang tepat yang didukung oleh
media Error! Bookmark not defined.yang sesuai.
Pada bab pertama ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep startegi dan metode pembelajaran.
2. Menjelaskan cara menentukan strategiError! Bookmark not defined. pembelajaran.
3. Menjelaskan strategiError! Bookmark not defined. pembelajaran dan metode
pembelajaran.
4. Menjelaskan kriteria penggunaan strategiError! Bookmark not defined.
pembelajaran dan metode mengajar.
Untuk mencapai kompetensi tersebut si atas, maka bab ini akan membahas tentang
konsep startegi dan metode pembelajaran, cara menentukan strategiError! Bookmark not
defined. pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran, kriteria penggunaan
strategi pembelajaran dan metode mengajar. TujuanError! Bookmark not defined. umum
untuk mempelajari bab ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang
strategi dan metode pembelajaran. Sedangkan tujuanError! Bookmark not defined. khususnya
adalah untuk memahami konsep startegi dan metode pembelajaran, cara menentukan strategi
pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran, kriteria penggunaan strategi
pembelajaran dan metode mengajar.
MetodeError! Bookmark not defined. dan teknik di dalam proses belajar mengajar
bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuanError! Bookmark not
defined. tersebut.Dengan kata lain metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang
menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang
menyangkut kerampilan atau sikap. Sebagai contoh tujuan untuk aspek pengetahuan (Siswa
dapat menjelaskan konsep kebersihan), tujuan untuk aspek keterampilanError! Bookmark not
defined.: (Siswa dapat membersihkan ruangan kelas), tujuan untuk aspek sikap (Siswa
menghargai kebersihan). Untuk tujuan pertama (aspek pengetahuan)metode tanya jawab dan
diskusi dapat digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) sudah barang tentu tidak
cukup hanya dengan bicara bicara (tanya jawab dan diskusi) saja, akan tetapi harus sampai
praktek membersikkan ruangan dibawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga (aspek
sikap), tidak semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih srategi
yang lebih tepat, untuk itu termasuk pembiasaan dan diserta contoh dari guru. Jadi jelas kiranya
bahwa strategi Error! Bookmark not defined.belajar mengajar yang digunakan dipengaruhi
oleh tujuan pengajaran itu sendiri.
Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari pemilihan yang tepat dari strategiError!
Bookmark not defined. pembelajaran, maka Anda harus memperhatikan beberapa faktorError!
Bookmark not defined. untuk memilih strategi yang tepat. Beberapa fakor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran:
TujuanError! Bookmark not defined. pertama (aspek pengetahuan) metode tanya jawab
dan diskusi dapat digunakan. Akan tetapi untuk tujuan Error! Bookmark not defined.kedua
(aspek keterampilanError! Bookmark not defined.) sudah barang tentu tidak cukup hanya
dengan bicara (tanya jawab dan diskusi) saja, akan tetapi harus sampai prakte kmembersihkan
ruangan dibawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga (aspek sikap),tidak akan semudah
itu dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih strategiError! Bookmark not defined. yang
lebih tepat lagi, termasuk pembiasaan dan contoh dari guru. Jadi jelas kiranya bahwas trategi
belajar mengajar yang digunakan dipengaruhi oleh tujuan pengajaran itu sendiri.
Secara teoritis didalam ilmu atau mata pelajaran terdapat beberapa sifat materi, yaitu
fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilanError! Bookmark not defined.), dan
sikap (nilai). Mengajarkan materi materi tersebut berbeda yang satu dari yang lain bergantung
kepada sifatnya.
a. Mengajarkan Fakta. Mengajarkan fakta kelihatannya tidak terlalu sulit, sebab tujuan
1) Mengenal permasalahan.
2) Merumuskan masalah.
5) Implementasi dan evaluasiError! Bookmark not defined., dalam hal ini tugas
guru memberi pengarahan dan bimbingan di dalam setiap langkah pemecahan
masalah tersebut.
f. Mengajarkan Sikap. Mengajarkan sikap lebih sulit dan memerlukan waktu yang relatif
lebih lama. TujuanError! Bookmark not defined. utama mengajarkan sikap ialah
supaya siswa Error! Bookmark not defined.memiliki sikap atau nilai nilai tertentu,
Metode Error! Bookmark not defined.dan teknik yang digunakan didalam proses
belajar mengajar dengan jumlah siswaError! Bookmark not defined. puluhan orang akan
berbeda dengan metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa
beberapa orang saja.Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
a. Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara
utuh.
b. Siswa sebagai pribadi tersendiri. Setiap siswaError! Bookmark not defined. memiliki
perbedaan dari yang lain dalam hal: kemampuan, belajar, kebutuhan, dan sebagainya
yang berkaitan erat dengan proses belajar mengajar.
FaktorError! Bookmark not defined. fasilitas turut menentukan proses dan hasil
belajar. Bila kita merencanakan akan menggunakan metode demonstrasi didalam mengajarkan
suatu keterampilan Error! Bookmark not defined.tertentu kepada siswa Error! Bookmark not
defined.dengan menggunakan alat alat pelajaran yang telah ditetapkan; akan tetapi ternyata
alatnya itu kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang telah direncanakan
sudah barang tentu tidak dapat dilaksanakan sebagaimana harusnya dan hasilnya tidak akan
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
FaktorError! Bookmark not defined. waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut
jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu ialah berapa puluh menit
atau berapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar itu. Sedangkan
yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan atau pukul berapa pelajaran itu dilaksanakan. Pagi,
siang, sore, atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan mempengaruhi terhadap
proses belajar mengajar yang terjadi.
Bila strategiError! Bookmark not defined. pembelajaran seperti ini terpaksa harus
dilakukan, disarankan:
MetodeError! Bookmark not defined. tanya jawab dapat digunakan antara lain untuk
mendiagnose perkembangan siswaError! Bookmark not defined., menentukan tingkat
kemampuan kognitif siswa, menetapkan studi tambahan, dan memperkaya materi pelajatran.
Menurut Donald C. Orlich (1990: 195) semua pertanyaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga
katagori dasar, yaitu convergent, divergent, dan evaluative. Dengan pola pertanyaan convergent,
kemampuan siswa lebih terarah kepada tingkat kognitif rendah, yaitu aspek ingatan atau
pemahaman. Pertanyaan-pertanyaan convergent digunakan saat guru memulai pelajaran sebagai
ungkapan kemampuan awal siswa atau pengungkapan apersepsi, pada saat menyimpulkan
berbagai fakta atau keterangan, pada saat merumuskan konsep, atau dengan maksud lebih banyak
siswa yang terlibat memberikan jawaban. Beberapa contoh pertanyaan convergent:
a. Mengapa pertanyaan divergent dan evaluative lebih baik dari pada pertanyaan
convergent untuk meningkatkan sikap-sikap positif pada diri siswaError! Bookmark
not defined.?
3. Startegi Heuristik
Terdapat dua sub strategi Error! Bookmark not defined.belajar mengajar pada strategi
heuristik, yaitu discovery dan inquiry, kadang kadang disebut juga metode diskoperi dan inkuiri
atau metode penemuan. Discovery adalah proses mental, dimana individu mengasimilasi konsep
dan prinsip (Sund, 1975).Ataudengankatalain proses diskoperi terjadi apabila siswa Error!
Bookmark not defined.terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep atau prinsip. Sebagai contoh Mengapa (sepotong) kayu terapung di permukaan
air? Setelah melalui proses mengukur isi kayu, mengukur berat kayu, dan diperoleh berat jenis
kayu; dibandingkan dengan dengan berat jenis air. Diperoleh jawaban bahwa kayu terapung di
atas air karena berat jenis kayu lebih kecil dari pada berat jenis air. Akhirnya ditarik kesimpulan
bahwa benda yang berat jenisnya lebih kecil dari air, akan terapung di permukaan air. Inquiry
mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya dari pada discovery, misanya
merumuskan problema, merancang eksperimenError! Bookmark not defined., melakukan
eksperimen, menganalisis data, dan menarik kesimpulan; disertai sikap obyektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka. Jadi inkuiri adalah perluasan proses diskoperi yang digunakan dengan cara
yang lebih terbuka.
Siswa diberi tugas untuk mengerjakan sesuatu secara berkelompok (46orang). Hal-hal
yang perlu diperhatikan guru:
2) Membagikan tugas kepada setiap kelompok sesuai dengan kemampuan, minat, bakat,
anggota kelompok diatas.
b. Diskusi Kelompok
Diskusi merupakan proses tukar pendapat diantara para partisipan, dengan metode diskusi
para siswa Error! Bookmark not defined.diharapkan belajar lebih aktif untuk menemukan
rumusan sendiri. Diskusi kelompok kecil memiliki beberapa ciri antara lain:
Banyak keuntungan yang dapat diraih oleh siswaError! Bookmark not defined. dari
aktivitasError! Bookmark not defined. belajar melalui diskusi kelompok keceil, selain dari
diperolehmya rumusan-rumusan sebagai hasil diskusi, antara lain menumbuh kembangkan sikap
demokrasi, kritis, berfikir kreatifError! Bookmark not defined., kemampuan
mengemukakanpendapat secara sistematis, mengembangkan rasa tanggung jawab,menumbuhkan
keberanian mengemukakan pendapat, meningkatkanmotivasibelajar. Untuk meningkatkan
keefektifan kegiatan para partisipan kelompok kecil, guru dapat menekankan pada dua
keterampilan Error! Bookmark not defined.proses, yaitu keterampilan inkuiri, dan
keterampilan bekerja sama. GuruError! Bookmark not defined. dapat memfasilitasi diskusi
kelompok keeil dengan menggunakan beberapa asumsi mengenai proses interaksiError!
Bookmark not defined. kelompok kecil, yaitu interaksi, proses, struktur, peranan,
kepemimpinan, dan kekompakan kelompok.
MateriError! Bookmark not defined. disajikan tidak dalam betuk bahan tercetak
melainkan dikemas dalam bentuk audio visul. Penggunaan metode ini akan menarik perhatian
siswa Error! Bookmark not defined.serta cukup efektif menjangkau siswa dengan gaya belajar
yang berbeda-beda baik tipe visual, yuditif maupun kinestetik. Benuk sajian dapat dikemas
seperti CD, VCD, DVD maupun program Televisi
3. Studi Kasus
Studi kasus melibatkan penggunaan situasi yang sesungguhnya yang dapat memberikan
siswa Error! Bookmark not defined.pembelajaran yang kontekstual dan berharga. Biasanya
guru akan menyiapkan sebuah cerita yang berkaitan dengan konsep maupun keterampilanError!
Bookmark not defined. yang akan dipelajari. Siswa kemudian berdiskusi untuk melakukan
Arifin. (2009). Pengertian dan Hakikat Pembelajaran. Juornal Pendidikan, 1(2), 10.
Dewi, G., & Nur, L. (2014). Pengertian dan Hakikat Pembelajaran. Yoanda Amallya, 2008–2010.
Fitria. (2013). Bahan Ajar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Isniatun Munawaroh. (2011). Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana Dan Grafis. Read,
1–6.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. VII, 11–47.
Susilana, R., & Riyana, C. (2008). Komputer dan media pendidikan di sekolah dasar. Wacana
Prima, 5–35.
https://books.google.co.id/books?id=ku0_DwAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_
ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
PembelajaranError! Bookmark not defined. Suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru
atau yang lain) untuk membelajarkan siswaError! Bookmark
not defined. yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah),
pembelajaran merupakan tenaga professional yang
dipersiapkan untuk itu.
Instructional Effect Berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar
siswaError! Bookmark not defined. (angka/nilai) dan berupa
masukan bagi pengembangan pembelajaran selanjutnya.
Siswa Individu yang unik dan memiliki sifat individu yang berbeda
antara siswaError! Bookmark not defined. satu dengan yang
lain.
GuruError! Bookmark not defined. Seorang tenaga pendidik professional yang mendidik,
mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan
penilaian, serta melakukan evaluasiError! Bookmark not
defined. kepada peserta didik.
MateriError! Bookmark not defined. Pembelajara Bentuk bahan atua seperangkat substansu
pembelajaran untuk membuat guru/instruktur dalam kegiatan
belajar mengajar yang disusun secara sistematis dalam rangka
memunuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Media PembelajaranError! Bookmark not defined. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya.
Bahan Ajar Segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan
untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
Media Grafis Media yang menyajikan desain materi dalam bentuk symbol-
simbol komunikasi visual.
Media Audio Media yang menyajikan desain materi dalam bentuk lambing-
lambang auditif.
Media ProyeksiError! Bookmark not defined. Diam Media yang menyajikan desain
pesan/materi layaknya mediaError! Bookmark not defined.
Media ProyeksiError! Bookmark not defined. Gerak Media yang menyajikan desain
pesan/materi dalam bentuk objek yang bergerak.
Media Cetak Media yang menyajikan desain pesan/materi (verbal tulis dan
gambar) dalam bentuk cetakError! Bookmark not defined..
Media Nyata Media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk
keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian
dari benda tertentu.
Buletin Board Papan bulletin adalah alat yang digunakan untuk memamerkan
gagasan-gagasan tertentu.
Papan Flanel Papan yang dilapisi dengan kain flanel ataupun jenis kain
berbulu.
DioramaError! Bookmark not defined. Pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek,
kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan
bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan
pemandangan yang sebenarnya.
BaganError! Bookmark not defined. Untuk memvisualisasikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit bila hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan
saja.
DiagramError! Bookmark not defined. Merupakan salah satu penyajian secara visual
dengan menggunakan garis atau menggunakan gambar
geometris tertentu.
PosterError! Bookmark not defined. Merupakan suatu gambar yang cukup besar yang
ditekankan pada penyampaian suatu ide pokok.
PetaError! Bookmark not defined. dan GlobeError! Bookmark not defined. Merupakan
bahan pembelajaran berbentuk grafis yang disajikan dengan
simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis yang dirancang
untuk menunjukkan hubungan dan menyatakan data suatu
lokasi.
ModulError! Bookmark not defined. Suatu unit program pembelajaran yang disusun dalam
bentuk tertentu untuk keperluan belajar, dalam
pengertianError! Bookmark not defined. ini dapat diketahui
bahwa modulError! Bookmark not defined. yang dimaksud
sebagai modul pembelajaran (instructional module).
HandoutError! Bookmark not defined. Berisi materi ajar dalam suatu mata pembelajaran
secara utuh tanpa disajikan dalam kegiatan belajar. Biasanya
penyajiannya berdasarkan pada pokok-pokok bahasan yang
terdapat dalam suatu mata pelajaran pada semester tertentu.
LKS (Lembar Kerja SiswaError! Bookmark not defined.) Bahan pembelajaran cetakError!
Bookmark not defined. yang paling sederhana karena
komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada
pengembangan soal-soal dan latihan.
Media Audio Visual yaitu mediaError! Bookmark not defined. yang dapat dilihat
sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi,
sound slide.
MultimediaError! Bookmark not defined. Media yang dapat menyajikan unsur mediaError!
Bookmark not defined. secara lengkap seperti suara, animasi,
video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan dengan
komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).
Media Realia Semua mediaError! Bookmark not defined. nyata yang ada
dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup
maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang,
insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.
INDEKS
A B
audio pembelajaran · 8, 10, 15, 20, 22 Bagan · 31, 34, 36, 61, 28
audio-visual · 8, 10, 16, 20, 24 Bahan ajar cetak · 37, 38, 39, 43, 48, 29
bahan belajar · 10, 21, 50, 51
Diorama · 28
M
Domain Kognitif · 3
materi · 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17,
18, 20, 21, 22, 29, 30, 33, 35, 36, 37, 38,
E 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,
evaluasi · 5, 9, 11, 15, 39, 41, 42, 4, 6, 7, 11, 51, 54, 56, 57, 58, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
12, 16, 18, 20, 26 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30
Evaluasi · iv, 9, 57, 4, 10, 30 materi pembelajaran · 6, 10, 38, 39, 41, 42,
51, 56, 26, 27
G media · 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 17,
Gambar kartun · 32 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 33, 36, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56,
Globe · 32, 29 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 3, 6, 7, 10, 12,
Grafik · 31, 33, 36, 59, 61 13, 25, 27, 29, 30
grafis · 17, 19, 20, 23, 30, 31, 32, 33, 34, 35, Media audio · 17, 53, 59, 3
36, 40, 54, 59, 27, 29, 30 Media cetak · 17, 53, 59, 3
guru · 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, Media grafis · 17, 18, 31, 36, 59
18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 48, 50, 51, Media nyata · 17
52, 54, 55, 57, 58, 59, 60, 62, 63, 2, 4, 7,
BIOGRAFI PENULIS
Isnaini Nurhayati lahir di Jambi, 26 Januari 2002, anak bungsu dari lima
bersaudara. Penulis adalah seorang mahasiswi. Riwayat pendidikan yang
pernah ditempuh, Taman Kanak-kanak TK Purwasari lulus tahun 2008,
menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 136 Sumber Harapan pada tahun
2014, kemudian Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Pelepat Ilir
lulus pada tahun 2017, pada tahun 2020 menyelasikan pendidikan