Anda di halaman 1dari 74

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVUALIZATION (TAI)


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA SMP

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi suatu tugas mata kuliah


Seminar Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu
Entit Puspita, S.Pd., M.Si.

Oleh

Silvia Winda Natasya

NIM 1601505

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2019
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai nabi
terakhir yang telah membawa kita dari alam yang penuh dengan kebakhilan ke
alam yang terang benderang.
Makalah yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan
Tipe Team Assisted Indivualization (TAI) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Seminar Pendidikan Matematika.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan wawasan dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun untuk dijadikan
landasan perbaikan makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, Mei 2019

Penulis

ii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang secara langsung ataupun
tidak langsung telah membantu penulis. Oleh karena itu, saya selaku penulis
makalah dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Tipe Team
Assisted Indivualization (TAI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII ingin menyampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Entit Puspita, S. Pd., M. Si, selaku doses pembimbing, yang senantiasa


meluangkan waktu dari kesibukan beliau untuk membimbing dan
memberikan masukan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan,
2. Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd, selaku Koordinator Mata Kuliah Seminar
Pendidikan Matematika serta Pembimbing Mata Kuliah Seminar
Pendidikan Matematika yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan makalah seminar ini,
3. Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed, selaku Ketua Departemen Pendidikan
Matematika Universitas Pendidikan Indonesia,
4. Orang tua, keluarga, dan teman tercinta yang telah senantiasa berdoa dan
memberikan motivasi dan kasih sayang yang telah diberikan,
5. Pihak lainnya yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu-
persatu.
Hanya doa terbaik yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan tersebut dengan sesuatu yang lebih baik. Aamiin.

Bandung, Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
UCAPAN TERIMAKASIH ...............................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Batasan Masalah ..............................................................................7
C. Rumusan Masalah............................................................................7
D. Tujuan .............................................................................................8
E. Manfaat ...........................................................................................8
F. Definisi Operasional ........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................9


A. Bahan Ajar ......................................................................................9
1. Karakteristik Bahan Ajar...........................................................9
2. Jenis-jenis Bahan Ajar ..............................................................10
3. Fungsi Bahan Ajar ....................................................................11
4. Peran Bahan Ajar ......................................................................12
B. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................................14
1. Unsur Berpikir Kritis ................................................................15
2. Indikator Berpikir Kritis ............................................................16
C. Model Pembelajaran Kooperatif.......................................................19
D. Tipe Team Assisted Indivualization ..................................................20
1. Karakteristik Tipe TAI ..............................................................20
2. Prosedur Pembelajaran Tipe TAI ..............................................22
3. Kelebihan TAI ..........................................................................22

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................24


A. Pengembangan Bahan Ajar ..............................................................24

iv
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................................24
Lampiran B.1 RPP .............................................................................25
Lampiran B.2 Materi ..........................................................................35
Lampiran B.3 Instrumen Penilaian Sikap ...........................................40
Lampiran B.4 Instrumen Penilaian Pengetahuan.................................41
Lampiran B.5 Instrumen Penilaian Keterampilan ...............................45
C. Lembar Kerja Siswa ........................................................................46
D. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...........................51
Lampiran D.1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ...................52
Lampiran D.2 Instrumen Soal ............................................................55
Lampiran D.3 Kunci Jawaban Instrumen Soal ....................................57

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................61


A. Simpulan .........................................................................................61
B. Saran ...............................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................63


LAMPIRAN ......................................................................................................64

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis Ennis ...........................................................16

Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif .........................................19

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai proses awal manusia mengenal tentang segala sesuatu
yang ada dalam kehidupan dan memiliki dampak besar bagi perkembangan di
masa depan. Secara umum, pendidikan memiliki arti suatu proses kehidupan
dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupannya. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari
pernyataan-pernyataan tersebut jelas bahwa pendidikan merupakan hal penting
dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
Pentingnya pendidikan di era globalisasi ini salah satunya yaitu memberikan
pemahaman mengenai suatu hal. Perkembangan ilmu pengetahuan tentunya harus
dibarengi pemahaman atas dasar ilmu itu sendiri, misalnya dalam ilmu
matematika. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan, khususnya dalam mengembangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selama ini, matematika masih menjadi pelajaran yang ditakuti oleh
siswa. Tidak sedikit siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika dan
beranggapan bahwa matematika itu sulit. Padahal matematika merupakan salah
satu ilmu yang digunakan di segala bidang keilmuan, seperti ilmu kedokteran,
ekonomi, pertanian, dan lain sebagainya. Matematika juga menjadi salah satu alat
untuk menghadapi revolusi industri, termasuk era revolusi industri 4.0. Contohnya
dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang pesat
dilandasi oleh perkembangan matematika.
Berdasarkan data UNESCO tahun 2012, mutu pendidikan matematika di
Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang

1
2

menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari


hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for
Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran
matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand
dan Uruguay. Hal ini, menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia
masih jauh dari yang diharapkan oleh kurikulum, yakni pembelajaran yang
mengarah pada abad 21. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
khususnya pada matematika, langkah yang dapat dilakukan untuk menyikapi dan
mengikuti tuntutan zaman yang semakin maju dan kompetitif salah satunya
dengan menerapkan “the way of thinking” yaitu kemampuan berpikir, seperti
berpikir kritis, kreatif, penalaran, dan pemecahan masalah.
Proses berpikir dapat diasah melalui pembelajaran matematika itu sendiri
dengan cara menyelesaikan suatu soal matematika yang mempunyai keterkaitan
dengan kemampuan mengingat, mengenai hubungan diantara konsep-konsep
matematika, menyadari adanya hubungan sebab akibat, hubungan analogi ataupun
perbedaan, yang kemudian dapat memunculkan gagasan-gagasan original, serta
lancar dan luwes dalam pembuatan keputusan atau kesimpulan secara cepat, tepat
dan bijaksana. Proses berpikir yang dibangun sejak awal dalam upaya
menyelesaikan suatu masalah dapat melatih kemampuan yang ada sehingga dapat
memahami dan menguasai apa yang dikerjakan selama proses itu terjadi. Dengan
demikian siswa harus dilatih agar memiliki kemampuan berpikir kritis.
Berpikir kritis menjadi satu dari tempat kompetensi belajar yang dibutuhkan
masa depan. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir kritis akan membawa
seseorang untuk berpikir dan bekerja dengan lebih teliti (Cotrell, 2011). Berpikir
kritis juga membantu seseorang dalam memilah informasi yang relevan atau tidak.
Hal tersebut sangat berguna untuk memecahkan masalah dan mengerjakan tugas
yang lebih besar. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (2000),
mengungkapkan bahwa yang termasuk berpikir kritis dalam matematika adalah
kemampuan berpikir yang meliputi unsur menguji, mempertanyakan,
menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi
ataupun suatu masalah matematika.
3

Menurut Zdravkovich (Syutaridho, 2015) dapat dikatakan bahwa berpikir


kritis adalah berpikir yang akurat, relevan, wajar dan juga teliti dalam konteks
menganalisis masalah, mensintesis, generalisasi, menerapkan konsep,
menafsirkan, mengevaluasi mendukung argumen dan hipotesis, memecahkan
masalah, dan juga dalam membuat keputusan. Sangat kompleks sekali keahlian
yang dimiliki oleh siswa ketika kita memandang berpikir kritis itu dari segi
proses. Jika kita mengkaji pemahaman diatas maka sangat penting rasanya untuk
kita mengembangkan soal berpikir kritis dan layaknya soal berpikir kritis itu
mendominasi dalam masalah matematika. Ennis mendefinisikan berpikir kritis
sebagai suatu proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan-keputusan
yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai apa yang diyakini dan apa yang
akan dilakukan. Dalam memutuskan apa yang dipercaya dan apa yang akan
dilakukan, diperlukan informasi yang reliabel dan pemahaman terhadap topik atau
studi lapangan. Berdasarkan semua hal tersebut seseorang dapat mengambil
keputusan yang reliabel. Oleh karena itu, menurut Ennis terdapat indikator-
indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir,
yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun
keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (interfence), membuat
penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy
and tactics).
Berpikir kritis dan kreatif secara logis, analitis, dan sistematis, sangat
diperlukan ketika belajar matematika agar kelak mampu menyaring informasi,
memilih layak tidaknya suatu kebutuhan, memiliki sudut pandang yang berbeda,
dan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapi
dan terus berinovasi dalam berbagai hal. Pada pembelajaran matematika yang
dominan mengandalkan kemampuan daya pikir, guru perlu membina kemampuan
berpikir khususnya berpikir kritis, agar mampu mengatasi permasalahan
pembelajaran matematika.
Berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan untuk melibatkan
pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan menggunakan strategi
kognitif dalam menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi
matematis yang kurang dikenal dengan cara reflektif. Selain itu kemampuan
4

berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang dapat diterima akal reflektif yang
diarahkan untuk memutuskan apa yang dikerjakan atau diyakini, dalam hal ini
tidak sembarangan, tidak membawa ke sembarang kesimpulan tetapi kepada ke
kekesimpulan yang terbaik. Guru dalam melakukan pembelajaran matematika
dikelas hendaknya memfasilitasi siswa dalam mengembangkan proses berpikir
kritis, guru harus melakukan tindakkan yang mendorong siswa merefleksikan
kemampuannya. Guru harus membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis melalui beberapa hal diantaranya model, dan metode
pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar secara aktif.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006,
“Pelajaran matematika perlu diberikan kepada setiap siswa sejak taman kanak-
kanak sampai ke perguruan tinggi untuk membekali siswa kemampuan berpikir
logis, analitis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama”.
Berpikir kritis dapat juga dikatakan sebagai suatu keterampilan berpikir
secara reflektif untuk memutuskan hal-hal yang dilakukan dimana kemampuan
berpikir kritis setiap siswa tidaklah sama, oleh karena itu kemampuan berpikir
kritis dalam proses pembelajaran perlu dilatih dan dikembangkan oleh guru. Salah
satu cara yang dapat dikembangkan dalam melatih kemampuan berpikir kritis
bagaimana siswa dapat mencari dan menemukan masalah, menganalisis masalah,
membuat hipotesis mengumpulkan data, menguji hipotesis serta menentukan
alternatif penyelesaian.
Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya adalah mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting
dilakukan guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak melenceng dari
kompetensi yang ingin dicapainya, karena ketersediaan bahan sesuai tuntutan
kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya
bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada
kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah
ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan
ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga
profesional.
5

Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya
untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu (Sungkono, 2009).
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan
siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi
siswa, tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
Hal tersebut diperparah lagi jika guru dalam menjelaskan materi pembelajarannya
terlalu cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu, bahan ajar merupakan hal yang
sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran termasuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembelajaran di sekolah yang diarahkan ke model
pembelajaranya. Pembelajaran di sekolah dapat diterapkan dengan menggunakan
berbagai model pembelajaran, untuk memenuhi tujuan pembelajaran tersebut
khususnya dalam kemampuan berpikir kritis. Salah satu model pembelajaran yang
dapat dipilih yaitu model kooperatif. Dengan model ini, siswa dapat bekerjasama
membangun pengetahuan mereka. Roger, dkk (Miftahul Huda, 2015:29)
mengatakan bahwa “Cooperative learning is group learning activity organized in
such a way that learning is based on the socially structured change of information
between learners in group in which each learner is held accountable for his or
her own learning and is motivated to increase the learning of other”.
Yang dimaksud pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran
kelompok yang di organisasi oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok
pebelajar yang didalamnya setiap pebelajar bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran
anggota-anggota yang lain. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa akan
6

mendapatkan kesempatan untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan siswa


lainnya dengan cara berkunjung ke kelompok lain. Jadi, ketika proses
pembelajaran berlangsung terjadi interaksi kelas yang tidak hanya antara siswa
dengan anggota kelompoknya saja tetapi juga dengan siswa dari kelompok lain.
Salah satu dari beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Team
Assisted Individualization (TAI). Model ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Menurut Slavin (dalam
Suyitno, 2007), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction
(TAI) dirancang khusus untuk mengajarkan matematika karena memiliki dasar
pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual
berkaitan dengan kemampuan masing-masing siswa. Selain itu, pembelajaran
dengan tipe Team Assisted Individualization ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual yang melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
(Suyitno, 2007:20). Hal ini relevan dengan tujuan tipe TAI untuk meminimalisasi
pengajaran individual yang terbukti kurang efektif, selain juga ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memotivasi siswa dengan belajar
kelompok. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah. Dalam pembelajaran TAI ini, siswa ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan
selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang
memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial
yang tinggi (Suyitno, 2007: 10). Dengan model kooperatif tipe Team Assisted
Individualization diharapkan ketika siswa dihadapkan pada suatu masalah, mereka
dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah bersama kelompok melalui
pengembangan ide dan kemampuan berpikir kritis.
Aljabar merupakan salah satu bagian dari matematika yang dipelajari di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dalam
matematika, aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang penting dalam
membentuk karakter matematika siswa. Karena dengan aljabar siswa dilatih untuk
berpikir kritis, kreatif, bernalar, dan berpikir abstrak. Berpikir kritis tersebut bisa
7

muncul apabila dalam pembelajaran adanya masalah yang menjadi pemicu


sehingga peserta didik akan mempertanyakan berbagai informasi yang diterima
dan menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menganalisis dan mengevaluasi
permasalahan tersebut dengan menggunakan alasan yang logis. Untuk itu setiap
siswa harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya agar
kemampuan berpikir kritis tersebut terarah dan tersusun dengan baik. Namun,
berdasarkan hasil penelitian dari Lana Sugiarti (2017) kebanyakan siswa masih
belum mampu memanfaatkan kemampuan berpikir kritisnya dalam
menyelesaikan soal matematika. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa hanya
terpaku pada contoh yang diberikan oleh guru tanpa mengembangkan kemampuan
berpikirnya mengenai konsep yang pernah dipelajari sebelumnya. Siswa juga
enggan untuk bertanya tentang permasalahan yang mereka hadapi, sehingga
ketika diadakan evaluasi, siswa mengalami kekeliruan dan kesulitan dalam
menjawab soal pada pelajaran matematika khususnya dalam materi aljabar, karena
masih banyak siswa yang belum mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengembangkan bahan ajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk
memfasilitasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
pada materi aljabar di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Oleh karena itu, pada
makalah ini diberikan judul “Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran
Matematika Menggunakan Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP”.

B. Batasan Masalah
Penulisan makalah ini memfokuskan pada bahan ajar pembelajaran
matematika menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VII pada materi
aljabar dengan topik operasi hitung bentuk aljabar.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk bahan ajar dalam pembelajaran matematika dengan model
kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa?
8

D. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut
yaitu untuk mengembangkan bahan ajar pada pembelajaran matematika yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan
model kooperatif dengan tipe TAI.

E. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan dalam dunia
pendidikan, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar menggunakan model
kooperatif tipe Team Assisted Individualization untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi
penulis tentang pengembangan bahan ajar dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi pembaca dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa.

F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman terhadap definisi yang digunakan
dalam penelitian ini, maka beberapa definisi yang perlu dijelaskan adalah sebagai
berikut :
1. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat bentuk bahan atau materi pelajaran yang
dapat membantu tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara
sistematis dan utuh, sehingga tercipta pembelajaran yang mudah dan
9

lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik yang memungkinkan


siswa untuk belajar. Bahan ajar yang akan dibahas dalam makalah ini
berupa LKS yang dilengkapi dengan RPP.
2. Team Assisted Individualization (TAI)
Team Assisted Individualization ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif yang menggabungkan gagasan-gagasan
pembelajaran kooperatif dan individual berkaitan dengan kemampuan
masing-masing siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada model TAI
adalah siswa belajar secara individual, diskusi kelompok, pemberian kuis
untuk menentukan kelompok belajar sekaligus mengecek pemahaman siswa
terhadap materi, dan yang terakhir siswa diberikan penghargaan atas hasil
kerjanya.
3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan berpikir seorang
individu dalam menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan pengetahuan
sebelumnya, penalaran matematis, dan menggunakan strategi kognitif dalam
menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis yang
kurang dikenal dengan cara reflektif.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bahan Ajar
Menurut KTSP (Depdiknas, 2008: 199), bahan ajar atau materi pembelajaran
secara garis besar terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur),
keterampilan, dan sikap (nilai) yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Menurut Pannen (dalam John, tt),
bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar
adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan seperangkat bentuk bahan atau materi pelajaran yang dapat membantu
tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh, sehingga
tercipta pembelajaran yang mudah dan lingkungan belajar yang menyenangkan
dan menarik yang memungkinkan siswa untuk belajar.
1. Karakteristik Bahan Ajar
Widodo dan Jasmadi menjelaskan bahwa bahan ajar memiliki beberapa
karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive,
dan user friendly (dalam Dewey John). Berikut penjelasan dari masing-
masing karakteristik:
a. Self-instructional, yaitu bahan ajar yang dikembangkan dapat membuat
siswa mampu membelajarkan diri sendiri. Untuk memenuhi karakter
self instructional, maka dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang
dirumuskan dengan jelas. Selain itu dengan bahan ajar akan
memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi
pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih
spesifik.

9
10

b. Self-contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi


atau subkompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu bahan ajar
secara utuh.
c. Stand-alone, yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung
pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
bahan ajar lain.
d. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
e. User-friendly, yaitu setiap instruktur dan paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakaiannya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespons dan mengakses sesuai
keinginannya.
2. Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013: 306) jenis bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk,
cara kerja dibedakan menjadi empat macam:
a. Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, foto/gambar, dan bagan.
b. Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem
yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan
atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset,
radio, piringan hitam, dan compact diskaudio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contoh: video, compact disk, dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan
video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan
untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari
presentasi. Contoh: compact disk interaktif.
11

3. Fungsi Bahan Ajar


Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi
siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan
subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari. Menurut Prastowo (2011)
bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana hasil
pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran
klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo:
2011).
a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
1) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan
pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif
dan belajar sesuai kecepatan siswa dalam belajar).
2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :
1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi
proses peserta didik dalam memperoleh informasi.
3) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakan materi,
onformasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam
pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses
pembelajaran kelompoknya sendiri.
12

2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila


dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
4. Peran Bahan Ajar
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran
penting. Peran tersebut menurut Prastowo (2013) meliputi peran bagi guru,
siswa, dan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Menghemat waktu guru dalam mengajar, artinya dengan adanya bahan
ajar siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi
yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara
rinci lagi. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator dan juga meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan interaktif
b. Bagi Siswa
1) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru
2) Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.
4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5) Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.
c. Bahan Ajar dalam Pembelajaran
1) Pembelajaran Klasikal: (a) dapat dijadikan sebagai bahan yang tak
terpisahkan dari buku utama; (b) dapat dijadikan
pelengkap/suplemen buku utama; (c) dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa; dan (d) dapat dijadikan
sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana
mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik
dengan topik lainnya.
2) Pembelajaran Individual: (a) sebagai media utama dalam proses
pembelajaran; (b) alat yang digunakan untuk menyusun dan
mengawasi proses siswa memperoleh informasi; dan (c) penunjang
media pembelajaran individual lainnya.
13

3) Pembelajaran Kelompok: (a) Bersifat sebagai bahan yang


terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara
memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok,
serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri
dan (b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama yang jika
dirancang sedemikian rupa dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Kemendikbud No. 103 Tahun 2014, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru. RPP mencakup:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. Kelas/semester;
4. Materi pokok;
5. Alokasi waktu;
6. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
7. Tujuan pembelajaran;
8. Materi pembelajaran;
9. Metode pemebelajaran;
10. Media pembelajaran;
11. Sumber belajar;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup;
13. Penilaian hasil pembelajaran.
RPP yang dibuat pada penelitian ini disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Team Assisted Individualization (TAI)
14

pada materi aljabar dengan topik operasi hitung bentuk aljabar yang
didasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Menurut Depdiknas (2008) lembar kerja siswa adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa
(LKS) mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
a. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar
mengajar.
b. Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan
menghemat waktu penyajian suatu topik.
c. Untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa.
d. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.
e. Dapat membantu siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
f. Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi,
sistematis, mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik
perhatian siswa.
g. Dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan
motivasi belajar dan rasa ingin tahu.
h. Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau
klasikal, karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan
kecepatan belajarnya.
i. Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif
mungkin.

B. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Presseisen (Runisah, 2008) mengatakan bahwa berpikir kritis diartikan
sebagai keterampilan berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk
menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan
interpretasi, mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami
asumsi yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model presentasi yang dapat
dipercaya, ringkas dan meyakinkan. Menurut Abdullah (2013:72) menyatakan
15

berpikir kritis merupakan berpikir menggunakan penalaran, berpikir reflektif,


bertanggung jawab, dan expert dalam berpikir. Berdasarkan pengertian tersebut
maka seseorang dikatakan berpikir kritis apabila dapat memperoleh suatu
pengetahuan dengan cara hati-hati, tidak mudah menerima pendapat tetapi
mempertimbangkan menggunakan penalaran, sehingga kesimpulannya terpercaya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengertian berfikir kritis menurut Krulik dan Rudnik (dalam Abdullah,
2013:72) adalah mengelompokkan, mengorganisasi, mengingat, dan menganalisis
informasi yang diperlukan, menguji, menghubungkan dan mengevaluasi semua
aspek dari situasi masalah. Ennis (dalam Abdullah, 2013:73) mendefinisikan
berpikir kritis sebagai suatu proses berpikir dengan tujuan untuk membuat
keputusan-keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai apa yang
diyakini dan apa yang akan dilakukan. Dalam memutuskan apa yang dipercaya
dan apa yang akan dilakukan, diperlukan informasi yang reliabel dan pemahaman
terhadap topik atau lapangan studi. Berdasarkan definisi Ennis maka seseorang
yang berpikir kritis mampu mengambil keputusan mengenai apa yang diyakini
dan apa yang akan dilakukan berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan
pemahaman terhadap topik yang dihadapi.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli di atas, terdapat
satu kesamaan mengenai pengertian berpikir kritis, yaitu aktivitas mental yang
dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: memahami
dan merumuskan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang
diperlukan dan dapat dipercaya, merumuskan praduga dan hipotesis, menguji
hipotesis secara logis, mengambil kesimpulan secara hati-hati, melakukan
evaluasi dan memutuskan sesuatu yang akan diyakini atau sesuatu yang akan
dilakukan, serta meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Berpikir kritis
matematis artinya berpikir kritis dalam bidang matematika.
1. Unsur Berpikir Kritis
Menurut Ennis (dalam Prihatini, 2015) ada enam unsur dasar dalam
berpikir kritis yang dikenal dengan singkatan FRISCO (Focus, Reason,
Inference, Situation, Clarity, Overview). Adapun penjelasan dari FRSICO
adalah sebagai berikut.
16

a. Focus (fokus), artinya memusatkan perhatian terhadap pengambilan


keputusan dari permasalahan yang ada.
b. Reason (alasan), memberikan alasan rasional terhadap keputusan yang
diambil.
c. Inference (simpulan), membuat simpulan yang berdasarkan bukti yang
meyakinkan dengan cara mengidentifikasi berbagai argumen atau
anggapan dan mencari alternatif pemecahan, serta tetap
mempertimbangan situasi dan bukti yang ada.
d. Situation (situasi), memahami kunci dari permasalahan yang
menyebabkan suatu keadaan atau situasi.
e. Clarity (kejelasan), memberikan penjelasan tentang makna dari
istilah-istilah yang digunakan.
f. Overview (memeriksa kembali), melakukan pemeriksaan ulang secara
menyeluruh untuk mengetahui ketepatan keputusan yang sudah
diambil.
2. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Ennis terdapat 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam
5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu memberikan penjelasan sederhana
(elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support),
menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance
clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Kemudian 12
indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti pada tabel
di bawah ini:
Tabel 2.1
Indikator Berpikir Kritis menurut Ennis

No
Kelompok Indikator Sub Indikator
.
 Mengidentifikasi atau
merumuskan pertanyaan
Memberikan  Mengidentifikasi atau
Memfokuskan
1. penjelasan merumuskan kriteria untuk
pertanyaan
sederhana mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
 Menjaga kondisi berpikir
17

 Mengidentifikasi
kesimpulan
 Mengidentifikasi kalimat-
kalimat pertanyaan
 Mengidentifikasi kalimat-
Menganalisis kalimat bukan pertanyaan
argument  Mengidentifikasi dan
menangani suatu
ketidaktepatan
 Melihat struktur dari suatu
argumen
 Membuat ringkasan
Bertanya dan  Memberikan penjelasan
menjawab sederhana
pertanyaan  Menyebutkan contoh
 Mempertimbangkan
keahlian
 Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
 Mempertimbangkan
Mempertimbangkan kesesuaian sumber
apakah sumber dapat  Mempertimbangkan
dipercaya atau tidak penggunaan prosedur yang
tepat
 Mempertimbangkan risiko
untuk reputasi
 Kemampuan untuk
Membangun memberikan alasan
2 keterampilan
 Melibatkan sedikit dugaan
dasar
 Menggunakan waktu yang
singkat antara observasi dan
laporan
 Melaporkan hasil observasi
Mengobservasi dan  Merekam hasil observasi
mempertimbangkan  Menggunakan bukti-bukti
laporan observasi yang benar
 Menggunakan akses yang
baik
 Menggunakan teknologi
 Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
Mendeduksi dan  Siklus logika Euler
mempertimbangkan  Mengkondisikan logika
3. Menyimpulkan hasil deduksi  Menyatakan tafsiran
Menginduksi dan  Mengemukakan hal yang
mempertimbangkan umum
18

hasil induksi  Mengemukakan kesimpulan


dan hipotesis
 mengemukakan hipotesis
 merancang eksperimen
 menarik kesimpulan sesuai
fakta
 menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki
 Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan latar belakang
fakta-fakta
 Membuat dan menentukan
Membuat dan hasil pertimbangan
menentukan hasil berdasarkan akibat
pertimbangan  Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan penerapan
fakta
 Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
 Membuat bentuk definisi
 Strategi membuat definisi
 Bertindak dengan
Mendefinisikan
memberikan penjelasan
istilah dan
lanjut
Memberikan mempertimbangkan
suatu definisi  Mengidentifikasi dan
4. penjelasan
menangani ketidakbenaran
lanjut
yang disengaja
 Membuat isi definisi
 Penjelasan bukan
Mengidentifikasi
pernyataan
asumsi-asumsi
 Mengonstruksi argument
 Mengungkap masalah
 Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi
yang mungkin
Menetukan suatu  Merumuskan solusi
Mengatur tindakan alternatif
5. strategi dan  Menentukan tindakan
taktik sementara
 Mengulang kembali
 Mengamati penerapannya
 Menggunakan argument
Berinteraksi dengan
 Menggunakan strategi
oranglain
logika
19

 Menggunakan strategi
retorika
 Menunjukkan posisi, orasi,
atau tulisan

Adapun indikator berpikir kritis yang penulis gunakan yaitu 1)


Memberikan penjelasan sederhana dengan memfokuskan pertanyaan dan
menganalisis argument, 2) Membangun keterampilan dasar dengan
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, 3) Memberikan
penjelasan lebih lanjut dengan mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan
suatu definisi, 4) Menyimpulkan dengan menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, serta 5) Mengatur strategi dan taktik
dengan menggunakan strategi logika.

C. Model Pembelajaran Kooperatif


Slavin mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif dalam suatu
kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 siswa dengan struktur kelompok heterogen.
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan prestasi akademis,
keterampilan sosial, dan menanamkan toleransi dan penerimaan terhadap
keanekaragaman individu.
Pembelajaran kooperatif ini menuntut siswa untuk belajar bersama, saling
mencurahkan pendapat tentang ide, gagasan, wawasan, pengetahuan, pengalaman,
tugas, dan tanggung jawab bersama, saling membantu, berlatih interaksi,
komunikasi, sosialisasi, menyelesaikan permasalahan, serta saling melengkapi
antara kekurangan dan kelebihan siswa.
Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif. Terdapat enam
langkah utama atau tahapan dalam kegiatan pembelajaran model kooperatif.
Berikut table fase-fase pembelajaran kooperatif.
Tabel 2.2
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan tujuan dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
20

dan memotivasi siswa yang akan dicapai serta memotivasi siswa


Guru menyajikan informasi kepada siswa
Fase 2
dengan cara demonstrasi atau lewat bahan
Menyajikan informasi
bacaan.
Fase 3 Guru menginformasikan kepada siswa cara
Mengorganisasikan siswa membentuk kelompok belajar dan membantu
ke dalam kelompok- setiap kelompok agar melakukan transisi
kelompok belajar secara efisien.
Fase 4
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Fase 5 materi yang telah dipelajari atau masing-
Evaluasi masing kelompok mempresentasikan hasil
belajarnya.
Fase 6 Guru memberikan penghargaan hasil belajar
Memberikan penghargaan individual dan kelompok.

D. Tipe Team Assisted Individualization (TAI)


Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk
mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Assisted
Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai
5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi (Suyitno, 2007:10).
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice.
Slavin membuat model ini berdasarkan beberapa alasan. Pertama, model ini
mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan individu. Kedua, TAI melatih
siswa untuk peduli dengan orang lain yaitu temannya. Model pembelajaran ini
disusun untuk memecahkan masalah kesulitan belajar secara individu.
1. Karakteristik Tipe Team Assisted Individualization
Dalam tipe Team Assisted Individualization, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelomkpok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen serta diikuti
21

dengan pemberibantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya.


Dengan pembelajaran kelompok diharapkan para siswa dapat meningkatkan
pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum
dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu
kelompok, siswa diajarkan menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan
penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain
untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya.
Salah satu ciri dari pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu kemampuan
siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-
masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara, karena pada
pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka
siswa yang pandai ikut bertangung jawab membantu temannya yang lemah
dalam kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan
terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok
tersebut. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan cara diskusi dan
komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling
belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi
kesempatan menyalurakan kemampuan, saling membantu belajar, dan saling
menilai kemampuan peranan diri sendiri maupun teman lainnya.
Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan
komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a. teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 – 5
siswa.
b. placement test, yakni pemberian pretest kepada siswa atau melihat rata-
rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada
bidang tertentu.
c. student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d. team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkannya.
22

e. team scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. teaching group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
g. facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil bardasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
h. whole class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
2. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Dalam pembelajaran TAI memiliki beberapa langkah sebagai berikut.
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 –
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda-beda serta kesetaraan
gender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa
jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis.
3. Kelebihan Team Assisted Individualization
a. Mengurangi kecemasan
1) Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
23

2) Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling


kerjasama (cooperation).
3) Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
b. Belajar melalui komunikasi (learning through communication), seperti:
1) Mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau
menyampaikan gagasan, konsep dan keahlian sampai benar-benar
memahaminya.
2) Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab (take
responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
3) Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan
etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level),
dan cacat fisik (disability).
c. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar
bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah ia miliki, dan menemukan pemahamannya
sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan dan
mempertanyakan gagasan-gagasan baru yang muncul dalam
kelompoknya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Bahan Ajar


Bahan ajar yang dikembangkan pada makalah ini berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS), dengan materi
ajar aljabar pada topik operasi hitung bentuk aljabar yang merupakan materi kelas
VII SMP untuk semester ganjil. Bahan ajar ini dikembangkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indivualization (TAI). Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini bertujuan untuk memfasilitasi dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis terkait masalah kontekstual
dari konsep operasi hitung bentuk aljabar.
Bahan ajar ini disesuaikan dengan kurikulum 2013, untuk mencapai
kompetensi dasar, yaitu pada 3.5) Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan
operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian) dan pada 4.5) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk
aljabar dan operasi pada bentuk aljabar. Selain kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa, tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa juga terdapat
dalam bahan ajar ini.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pelaksanaan pembelajaran dijadikan acuan bagi guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar lebih terarah untuk mempermudah dan membantu
tercapainya kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan juga untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pelaksanaan pembelajaran dalam
makalah ini direncanakan untuk dua pertemuan dengan masing-masing pertemuan
diberikan alokasi waktu 2 x 40 menit. Berikut ini bentuk bahan ajar rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang penulis kembangkan:

24
25

Lampiran B.1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP / MTs


Kelas / Semester : VII / 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bentuk Aljabar
Submateri : Operasi Hitung Bentuk Aljabar
Alokasi Waktu : @ 2 × 40 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
26

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Capaian Kompetensi


INDIKATOR CAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1.1 Menghargai dan 1.1.1 Memberi dan menjawab salam di
menghayati ajaran agama awal dan akhir pembelajaran.
yang dianutnya. 1.1.2 Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan pembelajaran.
2.1 Menunjukkan sikap jujur, 2.1.1 Memiliki rasa ingin tahu yang
tertib dan mengikuti ditandai dengan bertanya kepada
aturan, konsisten, disiplin siswa lain dan atau guru.
waktu, ulet, cermat dan 2.1.2 Menunjukkan sikap aktif dan
teliti, maju berkelanjutan, percaya diri dalam proses
bertanggung jawab, pembelajaran.
berpikir logis, kritis, dan, 2.1.3 Menunjukkan sikap jujur dan
kreatif serta memiliki rasa tanggung jawab dalam
senang, ingin tahu, menyelesaikan tugas yang diberikan
ketertarikan pada ilmu guru.
pengetahuan, sikap
terbuka, percaya diri,
santun, objektif, dan
menghargai.
3.5 Menjelaskan bentuk 3.5.1 Menyelesaikan operasi penjumlahan
aljabar dan melakukan bentuk aljabar
operasi pada bentuk 3.5.2 Menyelesaikan operasi pengurangan
aljabar. bentuk aljabar
3.5.3 Menyelesaikan operasi perkalian
bentuk aljabar
3.5.4 Menyelesaikan operasi pembagian
bentuk aljabar
4.5 Menyelesaikan masalah 4.5.1 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan operasi
bentuk aljabar dan operasi bentuk aljabar
pada bentuk aljabar. 4.5.2 Menjabarkan operasi bentuk aljabar

C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat
menunjukkan sikap religius, jujur, bertanggung jawab, disiplin, aktif, berpikir
kritis, dan percaya diri.
27

Pertemuan-1:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok
diharapkan siswa mampu:
1. menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar,
2. terampil dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar,
3. terampil dalam menjabarkan penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar.
Pertemuan-2:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok
diharapkan siswa mampu:
1. menyelesaikan operasi perkalian dan pembagian bentuk aljabar,
2. terampil dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan
dengan perkalian dan pembagian bentuk aljabar.

D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan-1:
a. Fakta
Unsur-unsur dalam aljabar yaitu variabel, koefisien, konstanta, dan
suku.
b. Konsep
Penjumlahan Bentuk Aljabar
𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 = (𝑎 + 𝑏) 𝑛
Pengurangan Bentuk Aljabar
𝑎𝑛 – 𝑏𝑛 = (𝑎 – 𝑏) 𝑛
Keterangan :
a dan b = koefisien
n = variabel
c. Prinsip

Sifat Asosiatif
𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐
28

Sifat komutatif:
𝑎+𝑏 =𝑏+𝑎
Sifat distributif:
𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐)
𝑎 × (𝑏 − 𝑐 ) = (𝑎 × 𝑏) − (𝑎 × 𝑐)
d. Prosedur
 Langkah-langkah menyelesaikan masalah berkaitan dengan
penjumlahan bentuk aljabar.
 Langkah-langkah menyelesaikan masalah berkaitan dengan
pengurangan bentuk aljabar.
2. Pertemuan-2:
a. Fakta
Unsur-unsur dalam aljabar yaitu variabel, koefisien, konstanta, suku,
sifat-sifat operasi hitung.
b. Konsep
Perkalian Bentuk Aljabar
(𝑥 + 𝑎)(𝑥 + 𝑏)
Pembagian Bentuk Aljabar
𝑐𝑥
𝑐𝑥 ÷ 𝑐 = =𝑥
𝑐
Keterangan :
a dan b = konstanta
c = koefisien
x = variabel
c. Prinsip
 Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar.
 Perkalian dua bentuk aljabar.
d. Prosedur
2) Langkah-langkah menyelesaikan masalah berkaitan dengan
perkalian bentuk aljabar.
3) Langkah-langkah menyelesaikan masalah berkaitan dengan
pembagian bentuk aljabar.
Lihat (lampiran B.2)
29

E. Metode dan Sumber Belajar


1. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, penugasan, dan tanya jawab
2. Model Pembelajaran : Kooperatif Team Assisted Individualization

F. Media Pembelajaran, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Alat : Papan tulis, spidol/kapur
3. Sumber Pembelajaran :
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru
Matematika Kelas VII Revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa
Matematika Kelas VII Revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan – 1 (2 Jam Pelajaran / 2 × 40 menit)
Langkah
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka dan mengajak
siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran
dengan meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan meminta
siswa untuk mempersiapkan kelengkapan dan
peralatan yang diperlukan.
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. 10 menit
4. Guru menginformasikan mengenai proses
pembelajaran yang akan dilakukannya model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization, sebagai suatu variasi model
pembelajaran.
5. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan
kembali tentang pembahasan materi pertemuan
sebelumnya dengan cara tanya jawab.
30

Inti Eksplorasi
6. Guru membentuk beberapa kelompok siswa terdiri
dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang 15 menit
heterogen, dimana dalam setiap kelompok terdapat
minimal satu siswa yang diunggulkan. (Teams)
7. Siswa diberikan tugas untuk dikerjakan secara
individual berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
tentang penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar. (Student Creative)
8. Guru mengamati siswa dalam menyelesaikan
tugasnya.
9. Setelah siswa menyelesaikan LKSnya, hasil
pekerjaan siswa secara individu di bawa ke
kelompok belajar untuk didiskusikan.
Elaborasi:
10. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa, mengoreksi jawaban, dan 15 menit
memberikan masukan kepada teman satu sama lain
yang satu kelompok. (Student Creative & Team
Study)
11. Guru berkeliling kelas mengamati kegiatan diskusi
yang sedang dilakukan dan memberikan bantuan
dengan membimbing dan mengarahkan setiap
kelompok yang mengalami kesulitan dalam
berdiskusi atau kepada siswa jika diperlukan.
12. Siswa saling membantu teman sekelompoknya
yang dirasa menjawab LKS belum benar dan yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakannya
dengan memanfaatkan tutor sebaya. (Team Study)
Konfirmasi:
13. Guru mengarahkan siswa dan teman
sekelompoknya untuk mempersiapkan hasil diskusi
kelompoknya yang akan dipresentasikan.
14. Perwakilan setiap kelompok menyampaikan atau 10 menit
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
15. Kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi
dengan bertanya, meyanggah, ataupun
menambahkan dari hasil presentasi.
16. Guru mengapresiasi terhadap kelompok yang sudah
menjawab dengan benar.
17. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi 5 menit
tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan.
31

(Teaching Group)
18. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
19. Untuk pengecekan kemampuan berpikir kritis 20 menit
siswa, guru memberikan lembar latihan-1 yang
dikerjakan oleh setiap siswa secara individual.
Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai
individual. (Fact Test)

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati
sikap peserta didik yang meliputi: sikap religius,
bekerja sama, disiplin, aktif, dan percaya diri.
Penutup 20. Guru memberi semangat belajar pada siswa.
21. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari di pertemuan
selanjutnya yaitu tentang perkalian dan pembagian
bentuk aljabar.
5 menit
22. Siswa diminta untuk baca dan pelajari terlebih
dahulu materi untuk pertemuan selanjutnya di buku
paket matematika siswa halaman 216 – 230.
23. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam penutup.

Pertemuan – 2 (2 Jam Pelajaran / 2 × 40 menit)


Langkah
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka dan mengajak
siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran
dengan meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan meminta
siswa untuk mempersiapkan kelengkapan dan 10 menit
peralatan yang diperlukan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan memotivasi siswa belajar.
4. Guru menginformasikan mengenai proses
pembelajaran yang akan dilakukannya model
32

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted


Individualization, sebagai suatu variasi model
pembelajaran.
5. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan
kembali tentang pembahasan materi pertemuan
sebelumnya yaitu tentang penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar.
Inti Eksplorasi
6. Guru membentuk beberapa kelompok siswa terdiri 15 menit
dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang
heterogen, dimana dalam setiap kelompok terdapat
minimal satu siswa yang diunggulkan. (Teams)
7. Siswa diberikan tugas untuk dikerjakan secara
individual berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
tentang penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar. (Student Creative)
8. Guru mengamati siswa dalam menyelesaikan
tugasnya.
9. Setelah siswa menyelesaikan LKSnya, hasil
pekerjaan siswa secara individu di bawa ke
kelompok belajar untuk didiskusikan.

Elaborasi:
10. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa, mengoreksi jawaban, dan 15 menit
memberikan masukan kepada teman satu sama lain
yang satu kelompok. (Student Creative & Team
Study)
11. Guru berkeliling kelas mengamati kegiatan diskusi
yang sedang dilakukan dan memberikan bantuan
dengan membimbing dan mengarahkan setiap
kelompok yang mengalami kesulitan dalam
berdiskusi atau kepada siswa jika diperlukan.
12. Siswa saling membantu teman sekelompoknya
yang dirasa menjawab LKS belum benar dan yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakannya
dengan memanfaatkan tutor sebaya. (Team Study)
Konfirmasi:
13. Guru mengarahkan siswa dan teman
sekelompoknya untuk mempersiapkan hasil diskusi
kelompoknya yang akan dipresentasikan.
14. Perwakilan setiap kelompok menyampaikan atau 10 menit
33

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


15. Kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi
dengan bertanya, meyanggah, ataupun
menambahkan dari hasil presentasi.
16. Guru mengapresiasi terhadap kelompok yang sudah
menjawab dengan benar.
17. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi 5 menit
tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan.
(Teaching Group)
18. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
19. Untuk pengecekan kemampuan berpikir kritis 20 menit
siswa, guru memberikan lembar latihan-1 yang
dikerjakan oleh setiap siswa secara individual.
Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai
individual. (Fact Test)

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati
sikap peserta didik yang meliputi: sikap religius,
bekerja sama, disiplin, aktif, dan percaya diri.
Penutup 20. Guru memberi semangat belajar pada siswa.
21. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari di pertemuan
5 menit
selanjutnya.
22. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam penutup.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan dan soal tes tertulis
3. Prosedur Penilaian :
Waktu
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian
Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama
1. Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
melakukan pembelajaran
2. Bekerjasama dalam kegiatan
34

berkelompok
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Disiplin dalam pembelajaran
5. Percaya diri dalam pembelajaran
2. Pengetahuan Tes tertulis (LKS) Penyelesaian
1. Mengidentifikasi operasi bentuk tugas
aljabar berkelompok
2. Menyatakan operasi
penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar
3. Keterampilan Pengamatan Pada saat
1. Terampil dalam menyelesaikan penyelesaian
masalah berkaitan dengan tugas dan
penjumlahan dan pengurangan diskusi
bentuk aljabar
2. Terampil dalam menjabarkan
operasi penjumlahan dan
pengurangan dalam bentuk
aljabar

4. Instrumen Penilaian:
a. Penilaian Sikap (lampiran B.3)
b. Penilaian Pengetahuan (lampiran B.4)
c. Penilaian Keterampilan (lampiran B.5)
35

Lampiran B.2

MATERI

A. Bentuk Aljabar
Bentuk Aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya
memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk
aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya: jumlah harga ketika membeli berbagai jenis buah,
banyaknya penggunaan listrik selama satu bulan, banyaknya pelanggan suatu
toko, perhitungan ongkos produksi pabrik, dan lain sebagainya.
Adi memiliki permen 5 lebih banyak dari permen Bayu, jika permen Bayu
dinyatakan dalam x, maka banyaknya permen Adi adalah (x – 5), bentuk
seperti inilah yang dinamakan dengan bentuk aljabar. Dengan mempelajari
bentuk aljabar, maka kejadian-kejadian tersebut dapat terpecahkan. Ada
beberapa unsur-unsur yang akan ditemui dalam bentuk aljabar adalah sebagai
berikut:
1. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya, dilambangkan dengan huruf kecil. Misalnya: a, b, c, dst.
2. Koefisien yaitu berupa angka yang mendampingi variabel.
3. Konstanta yaitu suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan
tidak memuat variabel.
4. Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh jumlah atau selisih.

Suku mempunyai beberapa jenis yaitu sebagai berikut.


a. Suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama. Contoh: 2𝑥 dan −5𝑥 dan 3𝑦 dan
– 𝑦.
36

b. Suku tidak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat
dari masing-masing variabel tidak sama.
c. Suku satu (suku tunggal) adalah bentuk aljabar yang tidak
dihubungkan oleh suatu operasi jumlah atau selisih. Contoh:
3𝑥, 2𝑎2 , −6𝑦.
d. Suku dua (binomial) adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh
satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2𝑥 – 𝑦, 4𝑎2 + 𝑏.
e. Suku tiga (trinomial) adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh
dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 𝑥 + 𝑦 – 2𝑥𝑦.
f. Suku banyak adalah bentuk aljabar yang memiliki lebih dari dua suku.

B. Operasi Bentuk Aljabar


1. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan merupakan bentuk aljabar
yang hanya dapat dilakukan pada suku yang sejenis, dengan cara
mengoperasikan pada suku yang sejenis. Dalam penjumlahan dan
pengurangan yang dijumlah ataupun dikurangkan adalah koefisiennya
dalam suku yang sama.
Penjumlahan Bentuk Aljabar
𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 = (𝑎 + 𝑏)𝑛
Pengurangan Bentuk Aljabar
𝑎𝑛 – 𝑏𝑛 = (𝑎 – 𝑏)
Keterangan :
a dan b = koefisien
n = variabel
Bentuk-bentuk aljabar dapat dijumlahkan ataupun dikurangkan dengan
menggunakan sifat asosiatif, komutatif, dan distributif dengan melihat
suku-suku yang sejenis dan koefisien dari masing-masing suku.
Sifat Asosiatif : 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐
Sifat komutatif :𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎
Sifat distributif : 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐)
𝑎 × (𝑏 – 𝑐) = (𝑎 × 𝑏)– (𝑎 × 𝑐)
37

Langkah-langkah:
a. Menjabarkan
b. Kelompokkan suku-suku sejenis
c. Jumlahkan atau kurangkan koefisien suku-suku yang sejenis

2. Operasi Perkalian

Operasi hitung perkalian pada bentuk aljabar ada dua bentuk, yaitu
perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar dan perkalian antara
dua bentuk aljabar.
Pada operasi perkalian bentuk aljabar terdapat sifat-sifat, sebagai berikut.
Sifat Asosiatif : 𝑎 × (𝑏 × 𝑐 ) = (𝑎 × 𝑏 ) × 𝑐
Sifat Komutatif :𝑎×𝑏 = 𝑏×𝑎
Sifat Distribusi : 𝑎 × (𝑏 + 𝑐 ) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐)
𝑎 × (𝑏 − 𝑐 ) = (𝑎 × 𝑏) − (𝑎 × 𝑐)
a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Untuk melakukan operasi perkalian antara konstanta dengan bentuk
aljabar, dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan mengalikan
konstanta tersebut dengan konstanta pada bentuk aljabar.
Contoh :
1) 4 × 3𝑥 = 12𝑥
2) 2 × 8𝑥 = 16𝑥
3) 2 × (3𝑥 + 4𝑦) = (2 × 3𝑥) + (2 × 4𝑦) = 6𝑥 + 8𝑦
4) 4 × (3𝑥 + 4𝑦) − 3 × (2𝑥 + 𝑦) = (12𝑥 + 16𝑦) − (6𝑥 + 3𝑦) =
6𝑥 − 13𝑦
b. Perkalian antara dua bentuk aljabar
Seperti pada perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar,
dalam perkalian dua bentuk aljabar berlaku juga sifat distributif.
38

Untuk suku yang sejenis, jika variabel dikalikan maka akan menjadi
pangkat, misal 𝑦 × 𝑦 = 𝑦 2 , sedangkan konstanta dikalikan seperti
biasa. Untuk suku yang tidak sejenis maka variabelnya akan dituliskan
saja, dan konstanta dikalikan seperti biasa.

3. Operasi Pembagian
Operasi pembagian pada bentuk aljabar dilakukan dengan cara
membagi konstantanya seperti biasa, namun untuk variabelnya, dilihat
dulu koefisien dari kedua variabel nya, kemudian bagi masing-masing
variabelnya dengan koefisiennya.
Bentuk pembagian aljabar:

𝑎𝑛
𝑎𝑛 ÷ 𝑎 = =𝑛
𝑎
Keterangan : a = koefisien
n = variabel

Langkah-langkah:
a. Merubah menjadi bentuk pecahan dimana penyebutnya adalah
pembaginya.
39

b. Setelah mengubah menjadi bentuk pecahan maka selanjutnya adalah


menentukan faktor persekutuan dari kedua bentuk aljabar tersebut.
Contoh:
a. 2𝑥 ÷ 2 = 𝑥
(24𝑥 2 𝑦+12𝑥𝑦 2) 24𝑥 2 𝑦 12𝑥𝑦 2
b. (24𝑥 2 𝑦 + 12𝑥𝑦 2 ) ÷ 4𝑥𝑦 = = +
4𝑥𝑦 4𝑥𝑦 4𝑥𝑦

= 6𝑥 + 3𝑦
40

Lampiran B.3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : VII / 1
Materi Pokok : Operasi Bentuk Aljabar
Waktu Pengamatan : 2 x 40 menit

Aspek yang dinilai


Nama Peserta
No. Rasa
Didik Membaca Bekerja Percaya
Ingin Disiplin Aktif
doa sama diri
Tahu

1.

2.

3.

4.

...
Kolom aspek yang dinilai diisi berdasarkan kriteria berikut.
SB : Sangat Baik
B : Baik
KB : Kurang Baik

Mengetahui Bandung, ............... 2019


Kepala SMP .................... Guru Mapel Matematika

......................................... Silvia Winda Natasya


NIP. NIM. 1601505
41

Lampiran B.4

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Pertemuan - 1

Indikator Penilaian
Pencapaian
Soal / Instrumen Kunci Jawaban Skor
Kompetensi
a. 3𝑥 + 4𝑦 − 2 + 3 + 4𝑥 +
2𝑦
1. Tentukan hasil dari = 3𝑥 + 4𝑥 + 4𝑦 + 2𝑦 −
3.5.1 penjumlahan dari bentuk 2+3
Menyelesaikan aljabar berikut. = 7𝑥 + 6𝑦 + 1
operasi a. (3𝑥 + 4𝑦 − 2) + 10
penjumlahan (3 + 4𝑥 + 2𝑦) = ⋯ b. 7 − 7𝑎 − 17𝑐 + 2𝑎 + 9𝑐 −
bentuk aljabar b. 7 − (7𝑎 + 17𝑐 ) + 10
(2𝑎 + 9𝑐 − 10) = ⋯ = −7𝑎 + 2𝑎 − 17𝑐 + 9𝑐 +
7 − 10
= −5𝑎 − 8𝑐 − 3
a. 7𝑦 − 3 − 4𝑤 + 6
= 7𝑦 − 4𝑤 − 3 + 6
2. Tentukan hasil dari
3.5.2 = 7𝑦 − 4𝑤 + 3
pengurangan dari bentuk
Menyelesaikan
aljabar berikut.
operasi b. 8𝑎 − 5𝑏 + 10𝑐 + 2𝑎 − 10
a. (7𝑦 − 3) − (4𝑤 − 6) = ⋯
pengurangan 4𝑏 − 8𝑐
b. (8𝑎 − 5𝑏 + 10𝑐 ) −
bentuk aljabar = 8𝑎 + 2𝑎 − 5𝑏 − 4𝑏 +
2(−𝑎 + 2𝑏 + 4𝑐 ) = ⋯
10𝑐 − 8𝑐
= 10𝑎 − 9𝑏 + 2𝑐
3. Di sebuah toko furniture Dik: Misalnya: k = kursi,
ada 10 buah kursi, 8 meja, l = lemari
dan 6 lemari. Pada suatu m = meja
4.5.1
hari terjual 2 kursi, 2 meja, Awal: 10k + 8m + 6l
Menyelesaikan
dan 3 lemari. Kemudian Terjual: 2k + 2m + 3l
masalah
datang lagi kiriman berupa Datang kiriman: 3k +
kontekstual 15
3 buah kursi, 2 meja, dan 4 2m + 4l
yang berkaitan
lemari. Sekarang ada berapa Dit: Berapa sisa furniture yang
dengan operasi
furniture yang belum terjual belum terjual?
bentuk aljabar
di toko furniture tersebut? Jawab:
Nyatakan dalam bentuk (10k + 8m + 6l) − (2k +
aljabar. 2m + 3l) + (3k + 2m + 4l)
42

= (10k − 2k + 3k) + (8m −


2m + 2m) + (6l − 3l + 4l)
= 11k + 8m + 7l
Jadi, sisa furniture yang belum
terjual di toko tersebut adalah
11k + 8m + 7l
4. Diberikan sebuah bentuk
aljabar sebagai berikut:  Bentuk 1:
𝟖𝒙 − 𝟐𝟏
4.5.2
Tulislah 2 bentuk aljabar 8𝑥 − 21 = 4𝑥 + 4𝑥 − 16 − 5
Menjabarkan
yang terdiri dari 4 suku,  Bentuk 2: 15
operasi bentuk
dimana 2 bentuk aljabar
aljabar
yang kalian buat merupakan 8𝑥 − 21 = 9𝑥 − 𝑥 − 25 + 4
penjabaran dari bentuk  Dan lain-lain
aljabar diatas!
Jumlah Skor 50

Pertemuan – 2

Indikator Penilaian
Pencapaian
Soal / Instrumen Kunci Jawaban Skor
Kompetensi
1. Nyatakan luas bangun datar 4) (𝑎 + 𝑎)(𝑎 + 𝑎) = 2𝑎 × 2𝑎
berikut dalam bentuk = (2𝑎)2 10
aljabar. 5) 3𝑎 × 3𝑏 = 3(𝑎 × 𝑏)
6) (2𝑠 + 𝑡) × 3𝑠
= (2𝑠 × 3𝑠) + (𝑡 × 3𝑠)
= 6𝑠 2 + 3𝑠𝑡
3.5.3
Menyelesaikan
operasi
perkalian
bentuk aljabar
2. Tentukan hasil kali dari a. (𝑎 – 1) (𝑎 – 7)
bentuk-bentuk aljabar = 𝑎2 − 7𝑎 − 𝑎 + 7
berikut. = 𝑎2 − 8𝑎 + 7
b. (𝑝 − 3𝑞)(2𝑝 + 5𝑞) 15
a. (𝑎 – 1) (𝑎 – 7) =
b. (𝑝 − 3𝑞 )(2𝑝 + 5𝑞 ) = = (𝑝 × 2𝑝) + (𝑝 × 5𝑞 ) +
(−3𝑞 × 2𝑝) + (−3𝑞 × 5𝑞 )
43

= 2𝑝2 + 5𝑝𝑞 − 6𝑝𝑞 −


15𝑞 2
= 2𝑝2 − 𝑝𝑞 − 15𝑞 2
3.5.4 8𝑧
3. Tentukan hasil pembagian a. 8𝑧 ÷ 4 = = 2𝑧
4
Menyelesaikan 16𝑎 3 𝑏
bentuk aljabar berikut. b. 16𝑎3 𝑏 ÷ 2𝑎𝑏 = =
operasi 2𝑎𝑏 15
a. 8𝑧 ÷ 4 2
pembagian 8𝑎
b. 16𝑎3 𝑏 ÷ 2𝑎𝑏
bentuk aljabar
Diketahui:
Jumlah sawah = 3 petak
Panjang sawah = (15𝑥 + 2) m
Lebar sawah = (7𝑥 + 3) m
Luas persegi panjang = 𝑝 × 𝑙
4. Nova mempunyai 3 petak Ditanyakan: Luas seluruh
4.5.1 sawah berbentuk persegi petak sawah?
Menyelesaikan panjang. Masing – masing Jawab:
masalah sawah memiliki panjang Luas = 𝑝 × 𝑙
(15𝑥 + 2) meter dan
kontekstual = (15𝑥 + 2)(7𝑥 + 3) 20
lebarnya sebesar (7𝑥 + 3)
yang berkaitan meter. Tentukan luas = 105𝑥 2 + 45𝑥 + 14𝑥 + 6
dengan operasi seluruh petak sawah yang = 105𝑥 2 + 59𝑥 + 6
bentuk aljabar dimiliki oleh Nova ? Nova memiliki 3 petak sawah,
maka
3(105𝑥 2 + 59𝑥 + 6)
= 315𝑥 2 + 177𝑥 + 18
Jadi, luas seluruh petak sawah
yang dimiliki Nova adalah
(315𝑥 2 + 177𝑥 + 18) m2
Jumlah Skor 60
Petunjuk Penentuan Nilai Pengetahuan

Rumus penghitungan nilai:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai = × 100 dan Konversi nilai = ×4
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 100

Kategori nilai pengetahuan:


No. Rentang Nilai
1 0 ˂ D ≤ 1,00
2 1,00 ˂ D+ ≤ 1,33
3 1,33 ˂ C- ≤ 1,66
4 1,66 ˂ C ≤ 2,00
5 2,00 ˂ C+ ≤ 2,33
6 2,33 ˂ B- ≤ 2,66
44

7 2,66 ˂ B ≤ 3,00
8 3,00 ˂ B+ ≤ 3,33
9 3,33 ˂ A- ≤ 3,66
10 3,66 ˂ A ≤ 4,00

Mengetahui Bandung, ............... 2019


Kepala SMP .................... Guru Mapel Matematika

......................................... Silvia Winda Natasya


NIP. NIM. 1601505
45

Lampiran B.5

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII / 1
Materi Pokok : Operasi Bentuk Aljabar
Waktu Pengamatan : 2 x 40 menit

Indikator terampil dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan bentuk aljabar


dan dalam menjabarkan operasi hitung dengan bentuk aljabar.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menyelesaikan masalah berkaitan
dengan bentuk aljabar dan dalam menjabarkan operasi hitung dengan bentuk
aljabar.
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan bentuk aljabar dan dalam menjabarkan operasi hitung dengan
bentuk aljabar.
3. Sangat terampil jika menunjukkan adanya usaha untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan bentuk aljabar dan dalam menjabarkan operasi hitung dengan
bentuk aljabar.
Berilah tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Terampil dalam Menyelesaikan Terampil dalam Menjabarkan
Nama Peserta Masalah Berkaitan dengan Operasi Hitung dengan
No.
Didik Bentuk Aljabar Bentuk Aljabar
KT T ST KT T ST
1.
2.
3.
4.
...
Keterangan:
KT: Kurang terampil T: Terampil ST: Sangat Terampil

Mengetahui Bandung, ............... 2019


Kepala SMP .................... Guru Mapel Matematika

......................................... Silvia Winda Natasya


NIP. NIM. 1601505
46

C. Lembar Kerja Siswa (LKS)


Lembar kerja siswa yang dikembangkan terdiri dari kompetensi dasar, materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan petunjuk pengisi LKS. Lembar kerja
siswa ini digunakan siswa untuk dua pertemuan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Tujuan penulis mengembangkan bahan ajar LKS ini sebagai
panduan siswa supaya mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran serta untuk menghemat waktu dalam penyajian materi. Lembar
kerja siswa juga berisi latihan-latihan soal yang disesuaikan dengan kompetensi
dasar, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan indikator kemampuan berpikir
kritis matematis. Berikut ini bentuk bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) yang
penulis kembangkan:
47

KEGIATAN 1
BENTUK ALJABAR

(Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar)

Nama :

Kelas :

Petunjuk Umum: Kerjakan lembar kerja ini secara


individu. Ikuti arahan pada lembar kerja ini dan
tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang
dipahami.

1. Tentukan hasil dari penjumlahan bentuk aljabar berikut.


a) (3𝑥 + 4𝑦 − 2) + (3 + 4𝑥 + 2𝑦) =
b) 7 − (7𝑎 + 17𝑐 ) + (2𝑎 + 9𝑐 − 10) =

2. Tentukan hasil dari pengurangan bentuk aljabar berikut.


a) (7𝑦 − 3) − (4𝑤 − 6) =
b) (8𝑎 − 5𝑏 + 10𝑐 ) − 2(−𝑎 + 2𝑏 + 4𝑐 ) =
48

3. Di sebuah toko furniture ada 10 buah kursi, 8 meja dan 6 lemari. Pada
suatu hari terjual 2 kursi, 2 meja dan 3 lemari. Kemudian datang lagi
kiriman berupa 3 buah kursi, 2 meja dan 4 lemari. Sekarang ada berapa
furniture yang belum terjual di toko furniture tersebut? Nyatakan dalam
bentuk aljabar.

4. Diberikan sebuah bentuk aljabar sebagai berikut:


𝟖𝒙 − 𝟐𝟏
Tulislah 2 bentuk aljabar yang terdiri dari 4 suku, dimana 2 bentuk aljabar
yang kalian buat merupakan penjabaran dari bentuk aljabar diatas!
49

KEGIATAN 2
BENTUK ALJABAR

(Operasi Perkalian Bentuk Aljabar)

Nama :

Kelas :

Petunjuk Umum: Kerjakan lembar kerja ini secara


individu. Ikuti arahan pada lembar kerja ini dan
tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang
dipahami.

1. Nyatakan luas bangun datar berikut dalam bentuk aljabar.


50

2. Tentukan hasil kali dari bentuk-bentuk aljabar berikut.


a. (𝑝 − 3𝑞 )(2𝑝 + 5𝑞 ) = ⋯
b. (𝑦 2 + 3𝑦 + 2)(𝑦 − 5) = ⋯

3. Tentukan hasil pembagian bentuk aljabar berikut.


a. 8𝑧 ÷ 4
b. 16𝑎3 𝑏 ÷ 2𝑎𝑏

4. Nova mempunyai 3 petak sawah berbentuk persegi panjang. Masing – masing


sawah memiliki panjang (15𝑥 + 2) meter dan lebarnya sebesar (7𝑥 + 3)
meter . Tentukan luas seluruh petak sawah yang dimiliki oleh Nova ?
51

D. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis


Instrumen tes yang dibuat oleh penulis terdiri dari 8 buah soal uraian yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu Latihan – 1 dan Latihan – 2. Pada Latihan – 1
diberikan ketika presentasi kelompok sudah dilakukan semua dan dikerjakan oleh
setiap siswa secara individual. Sedangkan, untuk Latihan – 2 diberikan ketika
presentasi kelompok sudah dilakukan semua dan dikerjakan oleh setiap siswa
secara individual. Masing-masing kegiatan terdiri dari 4 soal memuat indikator
yang sama, penulis berpedoman kepada indikator berpikir kritis matematis Ennis.
Pada makalah ini juga terdapat kunci jawaban instrumen soal dan pedoman
pemberian skor. Berikut ini adalah instrumen yang dikembangkan oleh penulis.
52

Lampiran D.1

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Mata Pelajarang : Matematika


Materi / Pokok : Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester : VII / 1

Standar Kompetensi : Menentukan operasi bentuk aljabar serta menyelesaikan


masalahnya.
Kegiatan – 1
Indikator Kemampuan Berpikir
No. Soal
Kritis Matematis yang Diukur
1.  Memberikan penjelasan sederhana Pak Alam adalah seorang
dengan memfokuskan pertanyaan pedagang sayur. Persedian sayur di
dan menganalisis argument. toko Pak Alam sebanyak 4 kg
 Mengatur strategi dan taktik tomat, 3 kg kubis, dan 5 kg sawi.
dengan menentukan suatu Kemudian seorang pembeli membeli
tindakan. 1 kg tomat, dan 3 kg kubis. Pembeli
selanjutnya datang dan membeli 1 kg
tomat, 1 kg kubis, dan 2 kg sawi.
Untuk menambah persedian sayur,
Pak Alam membeli lagi sebanyak 2
kg tomat, 3 kg kubis, dan 2 kg sawi.
Nyatakan dalam bentuk aljabar:
a. Total persediaan sayur yang
dimiliki Pak Alam sebelum terjual
dalam bentuk aljabar.
b. Ada berapakah jumlah sayuran
yang sudah terjual?
c. Ada berapakah jumlah persediaan
sayuran Pak Alam yang belum
terjual?
2. Membangun keterampilan dasar Sederhanakanlah bentuk berikut.
dengan mengobservasi dan a. (11𝑥 − 13𝑦 + 𝑧) − (10𝑥 −
mempertimbangkan hasil observasi. 13𝑦 − 𝑧) = . . .
b. Jika 𝑎 = 2𝑥 + 3𝑦 , 𝑏 = 7𝑦 −
𝑥 , dan 𝑐 = −9𝑧 maka tentukan
nilai dari 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 =. . .
3. Memberikan penjelasan lebih lanjut Pak Soleh memiliki sebidang tanah
dengan mendefinisikan istilah dan berbentuk persegi panjang. Lebar
53

mempertimbangkan suatu definisi. tanah tersebut 4 meter lebih pendek


dari pada panjangnya dan keliling
tanah tersebut adalah 80 meter.
Berapakah panjang dan lebar tanah
milik Pak Soleh?
4. Menyimpulkan dengan menginduksi Ayah membeli 10 sak semen,
dan mempertimbangkan hasil induksi. 100 bata pres dan 12 batang
kayu, sudah dipergunakan untuk
membangun rumah 2 sak semen,
50 bata pres dan 5 batang kayu,
karena diperkirakan kurang, ayah
membeli lagi 4 sak semen, 20 bata
pres dan 7 batang kayu.
Berapakah sisa jumlah bahan
bangunan ayah sekarang?

Kegiatan – 2
Indikator Kemampuan Berpikir
No. Soal
Kritis yang Diukur
1. Memberikan penjelasan sederhana Uang Ghifa lebih lima ribu rupiah
dengan memfokuskan pertanyaan dan daripada uang Zidan sementara besar
menganalisis argument. uang Viggo tiga kali uang Zidan.
Misalkan uang Zidan adalah
𝑥 rupiah.
a. Berapakah jumlah uang Ghifa,
Zidan, dan Viggo dinyatakan
dalam 𝑥?
b. Berapakah banyaknya suku dari
kalimat penjumlahan tersebut?
c. Jika uang Zidan tiga puluh ribu
rupiah, berapakah jumlah uang
mereka?
d. Suku manakah yang nilainya
dapat berubah-ubah dan suku
manakah yang tidak dapat
berubah-ubah?
2. Membangun keterampilan dasar Tentukan keliling bangun berikut.
dengan mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi.
54

3.  Menyimpulkan dengan a. Yenni membawa 4 kotak yang


menginduksi dan masing-masing berisi 𝑎 kelereng
mempertimbangkan hasil induksi. dan 3 kotak yang masing-masing
 Mengatur strategi dan taktik berisi 𝑏 + 5 kelereng. Banyak
dengan menentukan suatu kelereng yang dibawa Yenni
tindakan. adalah?
b. Panjang kayu dinyatakan dalam
bentuk aljabar dengan panjang
(𝑥 2 + 5𝑥 + 6) satuan meter.
Kemudian dibagi sepanjang (𝑥 +
2) satuan meter. Berapa hasil
jumlah kayu setelah dipotong-
potong?
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut Ayu mempunyai papan alas ujian
dengan mendefinisikan istilah dan berbentuk persegi panjang seperti
mempertimbangkan suatu definisi. gambar di bawah ini.

Berapakah luas papan alas ujian


milik Ayu?
55

Lampiran D.2

INSTRUMEN SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Latihan – 1
1. Pak Alam adalah seorang pedagang sayur. Persedian sayur di toko Pak
Alam sebanyak 4 kg tomat, 3 kg kubis, dan 5 kg sawi. Kemudian
seorang pembeli membeli 1 kg tomat, dan 3
kg kubis. Pembeli selanjutnya datang dan
membeli 1 kg tomat, 1 kg kubis, dan 2
kg sawi. Untuk menambah persedian
sayur, Pak Alam membeli lagi sebanyak 2
kg tomat, 3 kg kubis, dan 2 kg sawi.
Nyatakan dalam bentuk aljabar:
a. Total persediaan sayur yang dimiliki Pak Alam sebelum terjual dalam
bentuk aljabar.
b. Ada berapakah jumlah sayuran yang sudah terjual?
c. Ada berapakah jumlah persediaan sayuran Pak Alam yang belum terjual?
2. Sederhanakanlah bentuk berikut.
a. (11𝑥 − 13𝑦 + 𝑧) − (10𝑥 − 13𝑦 − 𝑧) = . ..
b. Jika 𝑎 = 2𝑥 + 3𝑦 , 𝑏 = 7𝑦 − 𝑥 , dan 𝑐 = −9𝑧 maka tentukan nilai
dari 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = ⋯
3. Pak Soleh memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah
tersebut 4 meter lebih pendek dari pada panjangnya dan keliling tanah
tersebut adalah 80 meter. Berapakah panjang dan lebar tanah milik Pak
Soleh?
4. Ayah membeli 10 sak semen, 100 bata pres
dan 12 batang kayu, sudah dipergunakan untuk
membangun rumah 2 sak semen, 50 bata pres dan
5 batang kayu, karena diperkirakan kurang, ayah
membeli lagi 4 sak semen, 20 bata pres dan 7 batang kayu.
Berapakah sisa jumlah bahan bangunan ayah sekarang?
56

Latihan – 2

1. Uang Ghifa lebih lima ribu rupiah daripada uang Zidan sementara besar uang
Viggo tiga kali uang Zidan. Misalkan uang Zidan adalah 𝑥 rupiah.
a. Berapakah jumlah uang Ghifa, Zidan, dan Viggo dinyatakan dalam ?
b. Jika uang Zidan tiga puluh ribu rupiah, berapakah jumlah uang mereka ?
2. Tentukan keliling pada bangun berikut.

3. Tuliskan situasi aljabar dari setiap kondisi berikut. Kemudian sederhanakan


bentuk aljabar tersebut!
a. Yenni membawa 4 kotak yang masing-masing berisi 𝑎 kelereng dan 3
kotak yang masing-masing berisi 𝑏 + 5 kelereng. Banyak kelereng yang
dibawa Yenni adalah?
b. Panjang kayu dinyatakan dalam bentuk aljabar dengan panjang (𝑥 2 +
5𝑥 + 6) satuan meter. Kemudian dibagi sepanjang (𝑥 + 2) satuan
meter. Berapa hasil jumlah kayu setelah dipotong-potong?
4. Ayu mempunyai papan alas ujian berbentuk persegi panjang seperti gambar
di bawah ini.

Berapakah luas papan alas ujian milik Ayu?


57

Lampiran D.3

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN SOAL


Kegiatan – 1
No. Soal Jawaban Skor
1. Pak Alam adalah seorang Diketahui:
pedagang sayur. Persedian Misalkan tomat = t, kubis = k, dan
sayur di toko Pak Alam sawi = s
sebanyak 4 kg tomat, 3 kg Persediaan awal= 4𝑡 + 3𝑘 + 5𝑠
kubis, dan 5 kg sawi. Terjual 1 = 𝑡 + 3𝑘
Kemudian seorang pembeli Terjual 2 = 𝑡 + 𝑘 + 2𝑠
membeli 1 kg tomat, dan 3 kg Persediaan tambahan = 2𝑡 + 3𝑘 +
kubis. Pembeli selanjutnya 2𝑠
datang dan membeli 1 kg Dijawab:
tomat, 1 kg kubis, dan 2 kg a. Persediaan sayur sebelum
sawi. Untuk menambah terjual yaitu
persedian sayur, Pak Alam Persediaan awal= 4𝑡 + 3𝑘 +
membeli lagi sebanyak 2 kg 5𝑠
tomat, 3 kg kubis, dan 2 kg b. Jumlah sayuran yang sudah
sawi. terjual
(𝑡 + 3𝑘) + (𝑡 + 𝑘 + 2𝑠)
= 2𝑡 + 4𝑘 + 2𝑠 20
c. Jumlah persediaan sayuran
yang belum terjual
(4𝑡 + 3𝑘 + 5𝑠) − (𝑡 + 3𝑘) −
(𝑡 + 𝑘 + 2𝑠) + (2𝑡 + 3𝑘 +
Nyatakan dalam bentuk 2𝑠)
aljabar: = 4𝑡 + 3𝑘 + 5𝑠 − 𝑡 − 3𝑘 −
a. Total persediaan sayur 𝑡 − 𝑘 − 2𝑠 + 2𝑡 + 3𝑘 + 2𝑠
yang dimiliki Pak Alam = 4𝑡 − 𝑡 − 𝑡 + 2𝑡 + 3𝑘 −
sebelum terjual dalam 3𝑘 − 𝑘 + 3𝑘 + 5𝑠 − 2𝑠 + 2𝑠
bentuk aljabar. = 4𝑡 + 2𝑘 + 5𝑠
b. Ada berapakah jumlah Jadi, sisa persediaan sayuran Pak
sayuran yang sudah Alam yang belum terjual adalah 4
terjual? kg tomat, 2 kg kubis, dan 5 kg
c. Ada berapakah jumlah sawi.
persediaan sayuran Pak
Alam yang belum terjual?

2. a. (11𝑥 − 13𝑦 + 𝑧) − a. (11𝑥 − 13𝑦 + 𝑧) − 10𝑥 +


(10𝑥 − 13𝑦 − 𝑧) = ⋯ 13𝑦 + 𝑧
b. Jika 𝑎 = 2𝑥 + 3𝑦 , 𝑏 = = 11𝑥 − 10𝑥 − 13𝑦 + 13𝑦 +
7𝑦 − 𝑥, dan 𝑐 = −9𝑧 𝑧+𝑧 20
maka tentukan nilai dari = 𝑥 + 2𝑧
𝑎 + 𝑏 + 𝑐=⋯ b. 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
= 2𝑥 + 3𝑦 + (7𝑦 − 𝑥 ) +
58

(−9𝑧)
= 2𝑥 − 𝑥 + 3𝑦 + 7𝑦 − 9𝑧
= 𝑥 + 10𝑦 − 9𝑧
3. Pak Soleh memiliki sebidang Diketahui:
tanah berbentuk persegi Misalkan panjang tanah = 𝑝
panjang. Lebar tanah tersebut Lebar tanah = 4 meter lebih
4 meter lebih pendek dari pada pendek dari pada
panjangnya dan keliling tanah panjang
tersebut adalah 80 meter. =𝑝−4
Berapakah panjang dan lebar Keliling tanah = 80 meter
tanah milik Pak Soleh? Dijawab:
K = 2𝑝 + 2𝑙
80 = 2𝑝 + 2(𝑝 − 4) 25
80 = 2𝑝 + 2𝑝 − 8
80 = 4𝑝 − 8
88 = 4𝑝
𝑝 = 22
𝑙 =𝑝−4
= 22 − 4 = 18
Jadi, panjang dan lebar tanah
milik Soleh yaitu panjangnya 22
meter dan lebarnya 18 meter.
4. Ayah membeli 10 sak Diketahui:
semen, 100 bata pres dan Misal sak semen = s, batang
12 batang kayu, sudah kayu= k, bata pres= b
dipergunakan untuk Persediaan awal = 10𝑠 + 100𝑏 +
membangun rumah 2 sak 12𝑘
semen, 50 bata pres dan 5 Digunakan = 2𝑠 + 50𝑏 + 5𝑘
batang kayu. Tambahan persediaan = 4𝑠 +
Berapakah sisa jumlah bahan 20𝑏 + 7𝑘
bangunan ayah sekarang? Dijawab: 35
10𝑠 + 100𝑏 + 12𝑘 − (2𝑠 + 50𝑏
+ 5𝑘)
= 10𝑠 − 2𝑠 + 100𝑏 − 50𝑏 +
12𝑘 − 5𝑘
= 8𝑠 + 50𝑏 + 7𝑘
Jadi, sisa jumlah bahan bangunan
ayah sekarang yaitu 8 sak semen,
50 bata pres, dan 7 batang kayu.
Skor Total 100

Kegiatan – 2
No. Soal Jawaban Skor
1. Uang Ghifa lebih lima ribu Diketahui:
rupiah daripada uang Zidan Uang Ghifa = 5000 + uang Zidan 15
sementara besar uang Viggo Uang Viggo = 3 kali uang Zidan
59

tiga kali uang Zidan. Misalkan Uang Zidan = 𝑥


uang Zidan adalah 𝑥 rupiah. Jawab:
a. Berapakah jumlah uang a. Uang Zidan = 𝑥
Ghifa, Zidan, dan Viggo Uang Ghifa = 5000 + 𝑥
dinyatakan dalam 𝑥? Uang Viggo = 3𝑥
b. Jika uang Zidan tiga puluh b. Uang Zidan = 30000
ribu rupiah, berapakah Uang Ghifa = 5000 + 30000
jumlah uang mereka ? = 35000
Uang Viggo = 3(30000)
= 90000
2. Tentukan keliling pada bangun
berikut.
b+a+b

15
Keliling = 𝑎 + 𝑏 + 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 +
𝑏 + 𝑎 + (𝑏 + 𝑎 + 𝑏)
=𝑎+𝑎+𝑎+𝑎+𝑎+𝑎+𝑏+
𝑏+𝑏+𝑏
= 6𝑎 + 4𝑏
3. Tuliskan situasi aljabar dari a. Diketahui:
setiap kondisi berikut. Isi kotak merah = 𝑎 kelereng
Kemudian sederhanakan Isi kotak biru = (𝑏 + 5)
bentuk aljabar tersebut! kelereng
a. Yenni membawa 4 kotak Yenni membawa 4 kotak
merah yang masing-masing merah dan 3 kotak biru
berisi 𝑎 kelereng dan 3 Ditanyakan:
kotak biru yang masing- Berapa banyak kelereng yang
masing berisi 𝑏+5 dibawa Yenni?
kelereng. Banyak kelereng Jawab:
yang dibawa Yenni adalah? 4 kotak merah + 3 kotak biru
b. Panjang kayu dinyatakan = 4(𝑎) + 3(𝑏 + 5)
dalam bentuk aljabar = 4𝑎 + 3𝑏 + 15
50
dengan panjang (𝑥 2 + Jadi, banyak kelereng yang
5𝑥 + 6) satuan panjang. dibawa Yenni (4𝑎 + 3𝑏 + 15)
Kemudian dibagi kelereng.
sepanjang (𝑥 + 2) satuan
panjang. Berapa hasil b. Diketahui:
jumlah kayu setelah Panjang kayu: (𝑥 2 + 5𝑥 +
dipotong-potong? 6) satuan panjang
Panjang potongan: (𝑥 + 2)
satuan panjang
Ditanyakan:
Berapa jumlah kayu
potongan?
60

Jawab:

(𝑥 2 + 5𝑥 + 6)
(𝑥 + 2)
Jadi banyaknya kayu sebanyak
(𝑥 + 3) satuan buah.
4. Ayu mempunyai papan alas Diketahui:
ujian berbentuk persegi Panjang = 6𝑥 + 7
panjang seperti gambar di Lebar = 4𝑥 − 3
bawah ini. Ditanyakan:
Luas papan alas ujian?
Jawab:
Luas = 𝑝 × 𝑙 20
= (6𝑥 + 7)(4𝑥 − 3)
= 24𝑥 2 − 18𝑥 + 28𝑥 − 21
= 24𝑥 2 + 10𝑥 − 21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Berapakah luas papan alas luas papan alas ujian milik ayu
ujian milik Ayu? adalah 24𝑥 2 + 10𝑥 − 21
Skor Total 100
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan bahan ajar yang disusun, dapat ditarik
kesimpulan bahwa bentuk bahan ajar dengan materi operasi bentuk aljabar dapat
dikembangkan dengan menggunakan tipe Team Assisted Individualization untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP.
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa bahan
ajar dengan materi aljabar khususnya pada operasi bentuk aljabar yang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Hal ini dikarenakan dari
tipe TAI yang kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan dalam
pemecahan masalah dan juga dengan materi aljabar siswa dapat dilatih untuk
berpikir kritis. Pada pembelajaran tipe TAI, ketika siswa dihadapkan pada suatu
masalah, siswa dapat melakukan keterampilan pemecahan masalah bersama
kelompok melalui pengembangan ide dan kemamapuan berpikir kritisnya. Selain
itu, tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual
yang melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, karena kegiatan pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok. Dengan pembelajaran kelompok, siswa dapat
meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan memotivasi
belajar siswa, serta menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

B. Saran
Setelah penyusunan makalah dapat disesuaikan dengan baik, penulis
memberikan saran untuk mengembangkan bahan ajar pembelajaran matematika
menggunakan tipe TAI yaitu :
1. Mencari lebih banyak sumber/referensi terkait pembelajaran tipe TAI dan
contoh penerapannya.
2. Sebaiknya dilakukan pengujian bahan ajar dengan materi operasi bentuk
aljabar yang telah dibuat ke lapangan dengan tujuan untuk mengetahui

61
62

kualitas bahan ajar yang dibuat, karena bahan ajar pada makalah ini belum
dilakukan pengujian ke lapangan. Apabila bahan ajar dengan materi operasi
bentuk aljabar memberikan pembelajaran yang bermakna kepada siswa,
maka hendaklah kualitas bahan ajar ini disesuaikan mengikuti kondisi di
lapangan.
63

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. H. (2013). Berpikir Kritis Matematis. Jurnal Matematika dan


Pendidikan Matematika, 71-72.

Asterrina, A. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif


Matematis Melalui Pembelajaran Problem Centered Learning Siswa SMP.
Skripsi, Bandung: FPMIPA, UPI.

Ayi, H. (Tanpa Tahun). Makalah Pengembangan Bahan Ajar. Retrieved April 28,
2019, from Academia:
//www.academia.edu/30018106/Makalah_Pengembangan_Bahan_Ajar

Badruzaman. (2011). Implementasi Model Pembelajaran Team Assisted


Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih. Tesis, Semarang: IAIN Walisongo.

Cotrell. (2011). Critical Thinking Developing Effective Analysis and Argument.


New York: Macmillan Publisher.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Gaol, M. L. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy


Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Interaktif Setting
Kooperatif (PISK). Tesis, Bandung: SPs UPI.

Huda, M. (2015). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model


Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

John, D. (Tanpa Tahun). Pengertian Bahan Ajar Menurut Para Cendekiawan.


Retrieved April 28, 2019, from https://www.silabus.web.id/pengertian-
bahan-ajar-menurut-para-cendekiawan/

Katriani, L. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik. Retrieved April


30, 2019, from Staff UNY:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/laila-katriani-ssi-
msi/pengembangan-lembar-kerja-peserta-didik-lkpd-ppm-dipa-fakultas-
20141.pdf

Lana, S. (2016). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Bentuk


Aljabar. Pendidikan Matematika, Yogyakarta: UNY.
64

Lestari, A. D. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


(Team Assisted Individualization) Terhadap Pemahaman Konsep pada
Pokok Bahasan Trigonometri pada Siswa Kelas X Semester II SMU
Negeri 14 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi, Semarang:
FMIPA, UNS.

Lestari, K. E., & Ridwan, M. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika.


Kerawang: PT Refika Aditama.

Monica, L. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team


Assisted Individualization (TAI) dalam Peningkatan Aktivitas Belajar PAI
di SMP Budaya Bandar Lampung. Skripsi, Lampung: UTK, UIN Raden
Intan.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


Diva Press.

Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva


Press.

Prihatini, E., & dkk. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


Matematis Menggunakan Open Ended. Pendidikan Matematika,
Tangerang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya.

Ramlan. (2013). Meningkatkan Self-Efficacy pada Pembelajaran Matematika


Melalui Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
pada Siswa Kelas VII-A SMPN 27 Makassar. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran, 110-112.

Runisah. (2008). Penggunaan SQ3R dalam Pembelajaran Matematika untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA. Tesis,
Bandung: FPMIPA, UPI.

Sa'adah, D. (2015). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Team Assisted


Individualization (TAI) Dikombinasikan dengan Media Kartu Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP PGRI 5
Semarang pada Materi SPLDV. Skripsi, Semarang: FITK, UIN
Walisongo.

Sungkono. (2009). Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam


Proses Pembelajaran. Retrieved Juli 2, 2019, from Majalah Ilmiah
Pembelajaran:
https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/viewFile/6154/5341
65

Suriadi. (2006). Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan


Aspek Analogi untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis, Bandung: SPs UPI.

Suyitno, A. (2007). Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di


Sekolah. Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-Depag.

Syutaridho, & Rakhmawati, R. (2015). Pengembangan Soal Berpikir Kritis untuk


Siswa SMP Kelas VIII. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika , 219-
227.
66

Anda mungkin juga menyukai