Anda di halaman 1dari 32

BIMBINGAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu : Dra N.Ilis, M.S.i

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan & Konseling)

Disusun Oleh :
Kelompok VI

NAMA NPM
Hasanudin 218610078
Rahma Yuliani 218610180
Rahmawati 218610084
Rifda Khairi Nishriya 218610081

Semester 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP ARRAHMANIYAH
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Nikmat,
serta Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bimbingan
& Konseling yang berjudul “Bimbingan Belajar Di Sekolah Dasar”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai hari pembalasan.
Dan kami sangat berterimakasih kepada Ibu Dra. N. Ilis, M. S.i. yang telah
memberikan suatu kepercayaan untuk membuat tugas ini.

Dan pada akhirnya, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan selalu
kami nantikan dari teman-teman khususnya para pembaca, apabila dalam
pembuatan tugas ini jauh dari kesempurnaan dan tidak sesuai sebagaimana tugas
mestinya.
Lebih dan kurangnya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan semoga tugas
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis, Aamiin

Depok, 15 Agustus 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 3

BAB II : PEMBAHASAN…………………................................................. 4
A. Pengertian Bimbingan Belajar di SD ............................................... 4
B. Tujuan Bimbingan Belajar di SD ..................................................... 5
C. Jenis-Jenis Bimbingan Belajar ......................................................... 8
D. Jenis-Jenis Masalah Belajar………………………………………. 9
E. Mengidentifikasi Murid yang Diperkirakan Mengalami Masalah Belajar
…………………………………………………………………….. 10
F. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar……………. 9
G. Upaya Membantu Murid Dalam Mengatasi Masalah Belajar……. 14
H. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar……………………... 18
I. Peran Guru Kelas Dalam Kegiatan Bk Di SD……………………. 19
J. Strategi Pembelajaran Di SD……………………………………... 20

BAB III : PENUTUP………………………………………………………. 28


A. Kesimpulan ...................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3


dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Sejalan dengan undang-undang sisdiknas tersebut maka dirumuskan


tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,
warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar). Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan
selanjutnya dan pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya
terletak pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber
daya manusianya yang berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah
sumber daya manusia, maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia
Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk
mencapai kemajuan bangsa.
Pendidikan dasar adalah fase yang sangat penting dalam kehidupan
seorang, di mana pada fase tersebut sangat mempengaruhi kepribadian dan
pembentukan karakter seseorang. Pendidikan terhadap anak tidak hanya

1
dilakukan ketika mereka masih kecil, tapi dilakukan bahkan sejak dalam
kandungan sampai ia tumbuh dewasa. Berbagai permasalahan kerap terjadi di
sekolah tingkat dasar, guru SD harus mampu menangani hal-hal tersebut.
Seringkali akibat salah penanganan dapat menyebabkan seorang anak
mengalami tekanan, stress bahkan depresi hingga menyebabkan trauma di
masa kecil. Anak menjadi tidak mau berangkat ke sekolah karena
permasalahan di sekolah.
Bimbingan konseling di sekolah dasar memegang peranan penting dalam
mengatasi permasalahan yang di hadapi siswa SD. Guru harus memahami
bentuk layanan bimbingan dan strategi memberikan bimbingan belajar maupun
bimbingan konseling demi tercapainya tujuan Pendidikan yang sudah di
rumuskan.
Selain bimbingan konseling adapula bimbingan belajar yang merupakan
hal yang menunjang keberhasilan dalam mendidik anak pada fase sekolah
dasar. Apalagi penguasaan pelajaran di SD akan menjadi pondasi dalam
menghadapi fase Pendidikan berikutnya. Dalam kelompok yang lebih kecil
pembimbingan akan lebih baik dan akan lebih kondusif. Bimbingan belajar di
sekolah bertujuan agar siswanya mampu menyesuaikan diri dengan situasi
pendidikan yang tengah dihadapinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimamksud dengan bimbingan belajar ?
2. Apa saja tujuan bimbingan belajar di SD ?
3. Apa saja jenis-jenis bimbingan belajar di SD ?
4. Apa saja jenis-jenis masalah belajar di SD?
5. Bagaimana mengetahui murid yang diperkirakan mengalami masalah
belajar ?
6. Apa saja yang merupakan faktor penyebab terjadinya masalah-masalah
murid di SD ?

2
7. Bagaimana cara membantu anak dalam mengatasi masalah belajar yang
dihadapi ?
8. Apa saja peran guru dalam proses belajar mengajar ?
9. Apa saja peran guru kelas dalam kegiatan BK di SD ?
10. Apa saja macam-macam strategi bimbingan belajar di SD ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian bimbingan belajar
2. Memahami tujuan bimbingan belajar di SD
3. Memahami jenis-jenis bimbingan belajar di SD
4. Memahami jenis-jenis masalah belajar di SD
5. Mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
6. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah murid di
SD
7. Mengungkapkan cara-cara membantu anak dalam mengatasi masalah
belajar yang dihadapinya
8. Mengetahui peran guru dalam poses belajar mengajar
9. Mengetahui peran guru kelas dalam kegiatan BK di SD
10. Memahami strategi bimbingan belajar di SD

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Belajar

Menurut Prayitno Erman Amti 1994. 99. Bimbingan adalah proses


pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu baik anak anak remaja maupun dewasa agar orang
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
dapat dikembangkan berdasarkan norma norma yang berlaku.
Pengertian bimbingan menurut Crow Crow Prayitno 2004.94 adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki kepribadian yang
memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri membuat keputusan sendiri dan menanggung
bebannya sendiri.
Pengertian belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan pengetahuan
sikap kebiasaan pemahaman keterampilan daya pikir dan kemampuan.
Pengertian bimbingan belajar adalah salah satu kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan bantuan kepada para peserta didik agar bisa mendapatkan
prestasi atau hasil belajar yang lebih optimal di lembaga tempat mereka
menuntut ilmu. Bimbingan belajar biasanya diberikan oleh pihak sekolah
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran -pelajaran tertentu.
Atau orang tua secara mandiri mencari lembaga lembaga bimbingan belajar di
luar sekolah untuk mengatasi masalah belajar yang dialami anaknya.
Bimbingan belajar untuk anak SD kini kian marak meskipun masih sekolah

4
dasar, tetapi ambisi orang tua yang sangat berharap anaknya meraih prestasi
makin meningkat seiring perkembangan jaman.

B. Tujuan Bimbingan Belajar di SD


Tujuan Bimbingan Belajar diantaranya :
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan
tugas, dalam mengembangkan keterampilan serta dalam bersikap terhadap
guru.
2. Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
3. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi

Secara operasional bimbingan belajar di sekolah dasar terpadu dengan


proses pembelajara secara keseluruhan. Sehingga disamping peran guru
sebagai pengajar kepedulian guru pun terhadap keragaman individu murid
merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan
bimbingan belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan
pelayanan kepada murid secara individu atau perorangan, disamping
memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan.
Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar murid, guru dapat melakukan
evaluasi (penilian) berdasarkan orientasi (tinjauan) dalam segi:

a. Tujuan yang sesuai dengan rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK),


maka akan ditemukan kualifikasi murid sebagai berikut :
1) Murid yang benar-benar dapat dinilai sebagai menguasai pelajaran
seperti yang ditunjukkan oleh angka prestasinya yang tinggi (Qualified
Students).

5
2) Murid yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran, seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasinya yang sedang (Relatively
Qualified Students).
3) Murid dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran
seperti yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasinya yang berada di
bawah ukuran batas lulus (Unqualified Students).

b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) siswa sendiri untuk belajar dalam
bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi siswa sebagai berikut :
1) Murid yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (Overachievers).
2) Murid prestasinya sesuai dengan apa yang diperkirakan (Estimated,
predicted) berdasarkan tes kemampuan belajarnya.
3) Murid yang prestasinya ternyata lebih rendah dari apa yang
diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajar
(Underachievers).

c. Berdasarkan waktu yang ditetapkan (time allowed) untuk menyelesaikan


sesuatu program belajar, maka akan kita temui kualifikasi siswa sebagai
berikut :
1) Murid yang ternyata dapat meyelesaikan pelajaran atas pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pelajaran
tersebut.
2) Murid yang dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan tepat sesuai
dengan waktu yang telah dialokasikan (siswa normal).
3) Yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan
berdasarkan waktu yang telah ditetapkan (Slow learners) : siswa
lambat.

6
d. Dengan menggunakan norm referenced (PAN) dimana prestasi seorang
siswa dibandingkan dengan siswa lainnya (baik teman sekelompok
ditempat yang sama maupun ditempat yang lain) maka akan ditemukan
kategorisasi siswa sebagai berikut :
1) Murid yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata
prestasi kelompoknya (Higher groups).
2) Murid yang prestasinya selalu di sekitar rata-rata (mean) dari kelompok
yang sama (averages).
3) Murid yang prestasinya selalu berada dibawah nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (lowerr-groups).

Dari kriteria keberhasilan belajar murid di atas, hendaknya guru


memperoleh gambaran tentang murid yang termasuk kedalam kelompok
syarat berhasil, cukup berhasil dan kelompok yang .lebih berhasil di dalam
belajarnya. Sehingga guru akan lebih terampil dalam menangani murid-
murid, khususnya bagi merekayang benar-benar memerlukan perhatian
khusus dalam proses pembelajarannya sehar-hari.

Bimbingan belajar di sekolah bertujuan agar siswanya mampu


menyesuaikan diri dengan situasi pendidikan yang tengah dihadapinya.
Dengan mengikuti bimbingan belajar, siswa akan mendapatkan banyak
keuntungan yang meliputi semakin pahamnya siswa terhadap mata pelajaran
yang selama ini dianggap sulit, mengembangkan kemampuan untuk
bersosialisasi, dan juga meningkatkan prestasi dari siswa itu sendiri.

Prestasi dan daya tangkap anak pada suatu mata pelajaran memang
berbeda-beda. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Orang
tua harus mengarahkan anaknya jika si anak tersebut mendapati kesulitan
terhadap suatu mata pelajaran. Salah satunya adalah dengan mengikuti
bimbingan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

7
Layanan bimbingan dan konseling (BK) di Sekolah Dasar (SD) merupakan
salah satu bentuk fasilitas peserta didik konseling, agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal terlebih pada masa SD merupakan puncak anak
belajar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan kognitif anak
mengalami perkembangan yang pesat. Adapun fungsi bimbingan belajar
adalah sebagai berikut :

1. Membantu anak dalam memahami materi pelajaran mengisi waktu anak


dengan hal positif membuat anak lebih aktif, percaya diri, dan mudah
bersosialisasi mendapatkan pergaulan yang positif mengembangkan
potensi anak untuk meraih prestasi

2. Bimbingan belajar bisa jadi pilihan yang tepat terutama ketika orangtua
dengan berbagai kesibukannya tidak dapat mendampingi proses belajar
anak.

C. Jenis-jenis Bimbingan Belajar


Bimbingan belajar terdiri dari 3 jenis yang bisa dipilih sesuai dengan minat
belajar.
1. Bimbingan Belajar Kelembagaan.
Bimbingan belajar kelembagaan tidak jauh beda dengan kondisi di
sekolah. Yang membedakan hanya jumlah pengajar dan siswa. Jika di
sekolah satu pengajar dihadapkan dengan puluhan siswa. Namun di
lembaga bimbingan belajar satu pengajar dihadapkan dengan beberapa
siswa saja sehingga pengajar lebih fokus untuk memperhatikan
perkembangan belajar anak. begitu pula anak juga akan merasa lebih
mudah memahami materi dan anak juga lebih leluasa untuk bertanya
tentang materi yang mereka rasa belum paham. Di lembaga bimbingan
belajar anak juga akan belajar untuk bersosialisasi. Bertemu dengan teman
baru tentu anak belajar untuk mengetahui karakter setiap orang berbeda-

8
beda. Bimbingan kelembagaan akan memberikan fasilitas diantaranya
adalah ruangan yang nyaman dengan AC dan full wifi, modul bimbingan
belajar, metode pembelajaran yang mudah dan menarik, dan bebas untuk
konsultasi materi, soal, maupun PR.
2. Bimbingan belajar privat / les privat
Jenis bimbingan belajar privat biasanya membutuhkan biaya yang
tidak sedikit karena harus menyewa satu tentor untuk menangani satu
anak. Tentor akan datang ke rumah anak yang akan dibimbing belajar
secara privat. Pembelajaran model seperti ini memang lebih membuat anak
merasa nyaman. Karena anak akan mendapatkan panduan secara langsung
dari sang tentor. Jadi setiap kali anak mengalami kesulitan anak bisa
langsung berkonsultasi dengan tentor. Tujuan adanya les privat ini yaitu
untuk membantu anak memecahkan masalah mata pelajaran yang mereka
rasa sangat sulit untuk diselesaikan. Akan tetapi les privat ini terlihat tidak
terstruktur karena tidak adanya kurikulum yang jelas didalamnya.

3. Bimbingan belajar online


Bimbingan belajar jenis ini memang sangat simple. Ini merupakan
bimbel jenis terobosan baru yang memudahkan siswa untuk belajar. Siswa
tidak perlu datang langsung menemui tentor, begitu pula sebaliknya tentor
juga tidak perlu datang langsung menemui anak yang akan di bimbing. Les
ini sangat cocok untuk anak yang memiliki banyak kegiatan namun tetap
ingin mendapatkan bimbingan dalam masalah belajarnya. Namun les
online ini masih sangat jarang di Indonesia.

D. Jenis –Jenis Masalah Belajar


Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang

9
dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokan kepada
murid-murid yang mengalami :
1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapat pendidikan atau pengarahan khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang
bersemangat dalam belajat, mereka seolah-olah tanpak jera dan malas.
5. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan
seharusnya.
6. Sering tidak sekolah.

E. Mengidentifikasi Murid yang Diperkirakan Mengalami Masalah Belajar


Murid yang mengalami masalah belajar, dapat di definisi melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah alat yan disusun untuk mengungkapkan kapan
sejauh mana murid telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang
ditetapkan sebelumnya murid-murid dikatakan telah mencapai tujuan
pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang

10
berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketentuan ini
merupakan penerapan dari belajar tuntas (mastery learning) yang didasakan
bahwa setiap murid dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan
bahan yang disajikan, yaitu persentase minimal yang harus dicapai oleh
murid yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang
ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran. Murid yang
seperti ini digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah belajar dan
memerlukan bantuan khusus, sedangkan murid yang sudah menguasai
secara tuntas semua bahan-bahan yang disajikan sebelum waktu yang
ditetapkan berakhir, digolongkan sebagai murid yang sangat cepat dalam
belajar. Mereka ini patut untuk mendapatkan pelajaran tambahan.

2. Tes Kemampuan Belajar


Setiap murid mempunyai kemampuan dasar atau kecenderungan
tertentu. Tingkat kemampuan ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan
menggunakan tes kecerdasan yang sudah baku. Diasumsikan bahwa anak
normal, memiliki tingkat kecerdasan (IQ) 90-109. Hasil yang dicapai murid
hendaknya dapat mencerminkan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
Murid yang kemampuan dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang
lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang dimilikinya, maka murid yang
bersangkutan digolongkan sebagai yang mengalami masalah belajar.

3. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar


Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu factor yang penting
dalam belajar. Sebagian dari hasil belajar, ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan yang dilakukan oleh murid dalam belajar. Kebiasaan belajar
menunjuk pada bentuk dan pola perilaku yang dilakukan terus menerus oleh
murid dalam belajar.

11
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar murid, dapat diketahui
melalui pengamatan yang dilakukan di dalam kelas. Tetapi pengamatan
biasanya terbatas pada sikap dan kebiasaan yang diterima oleh alat indera.
Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah
dikembangkan beberapa alat berupa “Skala sikap dan kebiasaan belajar”.

F. Faktor- faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar Murid di SD


Setelah seorang guru mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam
belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat
melanjutkan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah
yang dialami murid dalam belajar. Masalah belajar cenderung sangat
kompleks, karena masalah belajar mengandung pengertian, bahwa:
Pertama, masalah belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang
berlainan. Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang murid atau
lebih, belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama.
Kedua, dari sebab yang sama dapat timbul masalah yang berlainan
seringkali suatu kondisi yang sama dimiliki oleh beberapa orang murid, namun
menimbulkan masalah-masalah yang berlainan pada masing-masing individu.
Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang
satu dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh
seorang murid tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari
berbagai sebab yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu :
a) Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid it sendiri).
Antara lain :
1. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ
perasaan, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit
menahun (alergi, asma, dsb).

12
2. Ketidak seimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental),
seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasanya
cenderung kurang.
3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa
menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa taku, benci dan
antipasti, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan da sikap yang salah, seperti
kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam
belajan, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

b). Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor dari luar diri individu) yaitu berasal
dari :
1. Sekolah, antara lain : sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu
berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru), metode mengajar
yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan
belajar.
2. Keluarga, antara lain : keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis,
sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
keadaan ekonomi.
3. Masyarakat, antara lain; adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang
mendukung kegiatan belajar di sekolah, teman sebaya yang memiliki
perilaku kurang baik.

Menurut Depdikbud (1995) Faktor yang menyebabkan masalah belajar


adalah:
a. Lemahnya motivasi belajar,
b. Kurang intensifnya bimbingan pengajar,
c. Kurangnya kesempatan berlatih atau berprak-tik,
d. Tidak ada upaya dan kesempatan reinforcement,
e. Kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan.

13
Lebih lanjut Callis (dalam Depdikbud, 1995) menje-laskan bahwa
masalah belajar disebabkan oleh :
a. kurang informasi dan kurang pengertian tentang diri sendiri (lack of
informatiaon and undertanding about self),
b. kurang informasi dan kurang pengertian tentang lingkun-gannya
(lack of information and understanding of the envi-ronmentaly)
c. kurang terampil (lack of skill).

G. Upaya Membantu Murid Dalam Mengatasi Masalah Belajar


Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah belajar
antara lain:
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat menjadi
baik. Dibanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya
lebih khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan
jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi murid. Pengajaran
perbaikan bisa juga disebut pengajaran remedial. Pengajaran remedial
merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan
belajar-mengajar.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok
siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan,
dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi,
terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf
kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau

14
kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan
lingkungannya (Abin Syamsuddin Makmun, 1998: 228)[1][2].

2. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam proses
belajar, dengan tujuan untuk menambah dan/atau memperluas pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila
murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas keberhasilan dan
kemampuan dalam belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan mempunyai
dampak negatif apabila murid merasa kurang diperhatikan dan kurang
dihargai.

3. Peningkatan Motivasi Belajar


Guru dan staf sekolah lainnya berkewwajiban membantu murid
meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan
adalah dengan :
a. Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Murid akan terdorong untuk belajar
apabila ia mengetahui tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai.
b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat kemampuan dan minat murid.
c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan
menyenangkan.
d. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman (hukuman yang bersifat
membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan). Bila mana
perlu.
e. Menciptakan suasana hubungn yang hangat dan dinamis antara guru dan
murid, serta antara murid dengan murid.

15
f. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti
suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan
menjengkelkan.
g. Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
h. Mempelajari hasil belajar yang diperoleh.

4. Peningkatan Keterampilan Belajar


Prosedur yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan :
a. Membuat catatan waktu guru mengajar.
b. Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca.
c. Menegrjakan latihan-latihan soal.

5. Pengembanagan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik


Setiap murid diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara
kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang
terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua murid. Untuk itu murid
hendaknya dibantu dalam hal:
a. Menemtukan motif-motif yang tepat dalam belajar.
b. Memelihara kondisi kesehatan yang baik.
c. Mengataur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.
d. Memilih tempat belajar yang baik.
e. Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
f. Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.
g. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.

Disamping dengan cara bantuan di atas terdapat beberapa cara yang lain
yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik adalah :

16
1) Membantu murid menyususun rencana yang baik. Rencana ini memuat
pokok dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan
dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahanyang bersangkutan, alat-
alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
2) Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas.
Dalam hal ini, murid perlu mengetahuai apa yang harus dikerjakan
sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara
memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh
guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-
mengajar berakhir (setelah sampai di rumah).
3) Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk pada banyaknya
kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan
membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi
atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
4) Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien
dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah
metode SQR3 (Survey, Question, Read, Recite, Write den Review)
yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
5) Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teatur, bersih dan
rapi.
6) Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang
telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantauan dan
pengawasan yang berkesinambungan.
7) Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat.
Misalnya dengan memindahkan tempat duduk murid yang dilkukan
secara berkala, membetulkan posisi duduk murid (tidak terlalu
membungkuk jarak mata denghan buku kurang lebih 30 cm) memeriksa
kuku dan sebagainya.

17
8) Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang
meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara
menjawab soal ujian, dan segi-segi administratif penyelenggaraan.

H. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar


Menurut UU Republik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional
No.20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 5 menjelaskan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut ayat 6
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyawiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,serta berpartisipasi dalam
menyelenggrakan pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan yang secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang
peranan utama. Karena proses belajar mengajar mengandung serangkaian
perbuatan pendidik/guru dan siswaatas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Peran guru
dalam proses belajar mengajar,guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar
(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih
sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor) dan manager belajar (learning
manager). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi dari peran guru masa depan.
Dimana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan mendorong siswanya
untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan
mencapai prestasi setinggi-tingginya.
1. Guru Sebagai Pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualfikasi sebagai guru, dosen, konselor, dll, serta berpasrtisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru adalah pendidik yangmenjadi tokoh
panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu guru yang juga sebagai pendidik harus memiliki standar kualitas

18
pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, mandiri, berwibawa, dan
disiplin, agar guru berpotensi menjadi tenaga pendidik yang professional.

2. Guru sebagai pengajar Mengajar adalah salah satu cara mentransfer ilmu
terhadap peserta didik karena kegiatan belajar mengajar diantaranya
dipengaruhi hubungan peserta didik dengan guru untuk dapat
melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki
kemampuan profesional dalam mengelola proses pembelajarannya yaitu:
a. Menguasai bahan.
b. Mengelola program belajar mengajar.
c. Mengelola kelas.
d. Menggunakan media belajar dengan baik.
e. Menguasai landasan pendidikan.
f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
h. Mengenal fungsi layanan bimbingan.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan.

I. Peran Guru Kelas Dalam Kegiatan BK Di SD


Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat
penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaranyang
dirumuskan. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran
guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.

19
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

J. Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar


Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa macam strategi
pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu Strategi
pembelajaran ekspositori, Strategi pembelajaran inquiry, Strategi pembelajaran
berbasis masalah, Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir,
Strategi pembelajaran kooperatif, Strategi pembelajaran kontekstual CTL, dan
Strategi pembelajaran afektif yang didefinisikan sebagai berikut.
1. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

20
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada
guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,sistematik, dan lengkap sehingga
anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a) Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini
sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut,
dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya. ataupun
tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari
kepada siswanya.
c) Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru
memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk
memberikan contoh kepada siswa.

2. Strategi pembelajaran inquiry Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)


adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

21
jawaban nya dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang
menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek
belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki
kemauan dan kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk
berpikir.
e) Jika jumlah siswayang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa SPI merupakan strategi yang menekankan
kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan mental
(intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan
equilibration.Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan,
diantaranya :
a) Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa
melakukan diskusitentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b) Metode pemberian tugas

22
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini
guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh
siswa,sehingga siswa menjadi aktif.
c) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu
aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan
waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi
pembelajaran.
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan
strategi ini, diantaranya :
a) Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem
solving dapat menggunakan metode metode lainnya yang dimulai dari
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

23
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pembelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui konsep dialogis yang menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajran yang
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang di ajarkan. Strategi ini menggunakan beberapa
metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk
siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas
aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.

5. Strategi pembelajaran kooperatif


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tetentu untuk mencapai

24
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau
suku yang berbeda (heterogen), sustem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Strategi ini
menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b) Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan
pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.

c) Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan
tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d) Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi
tugas guna menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa
akan tugas yang diberikan.

6. Strategi pembelajaran konteksual CTL Contoxtual Teaching Learning


(CTL)
Adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuandan keterampilan baru ketika
usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru

25
ketika ia belajar. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning komunity), pemodelan
(modeling), dan penilaian sebarnya (authentic assement). Karakteristik
pembelajaran konteksual :
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik.
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (learning be doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in a group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning
ask an enjoy activity).

Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini,


diantaranya :
a) Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa yang sedang dipelajari kepada siswa
dengan menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih
memahami.
b) Metode Sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah

26
sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa
sehingga siswa lebih paham.

7. Strategi pembelajaran afektif


Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai
(value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam
kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan,


diantaranya :
a) Metode tugas atau resitasi
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa
akan tugas yang diberikan.
b) Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih
mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan perubaha perilaku yang disebabkan oleh karena
individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan bimbingan
belajar sendiri merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu
(murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam
belajar. Bimbingan belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap dan
kebiasaan yang baik, menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta
mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan
kepada murid-murid yang mengalami keterlambatan akademik,
ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi
dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar dan sering tidak
sekolah. Guru dapat mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami
masalah belajar melaui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan keniasaan belajar. faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah belajar cenderung sanagt kompleks karena masalah
belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan, ada pula dari sebab
yang sama tetapi menimbulkan masalah yang berbeda dan ada pula yang
disebabkan oleh hal-hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
membantumurid dalam mengatasi masalah belajar bisa dengan pengajaran
perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan
peningkatan keterampilan belajar.

28
DAFTAR PUSTAKA

Garry,R & Kingsley,H.I. (1987). The Nature and Condition of learning. New
Jersey: Practice Hall.
https://nusacaraka.com/2019/01/23/jenis-jenis-bimbingan-belajar-di-sd/
http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah
dasar.html
https://www.academia.edu/43578990/Makalah_Bimbingan_belajar_SD
Sunaryo Hartadiningrat, dkk. 1999. Bimbingan di Sekolah Dasar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

29

Anda mungkin juga menyukai