(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan & Konseling)
Disusun Oleh :
Kelompok VI
NAMA NPM
Hasanudin 218610078
Rahma Yuliani 218610180
Rahmawati 218610084
Rifda Khairi Nishriya 218610081
Semester 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP ARRAHMANIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Nikmat,
serta Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bimbingan
& Konseling yang berjudul “Bimbingan Belajar Di Sekolah Dasar”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai hari pembalasan.
Dan kami sangat berterimakasih kepada Ibu Dra. N. Ilis, M. S.i. yang telah
memberikan suatu kepercayaan untuk membuat tugas ini.
Dan pada akhirnya, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan selalu
kami nantikan dari teman-teman khususnya para pembaca, apabila dalam
pembuatan tugas ini jauh dari kesempurnaan dan tidak sesuai sebagaimana tugas
mestinya.
Lebih dan kurangnya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan semoga tugas
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis, Aamiin
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN…………………................................................. 4
A. Pengertian Bimbingan Belajar di SD ............................................... 4
B. Tujuan Bimbingan Belajar di SD ..................................................... 5
C. Jenis-Jenis Bimbingan Belajar ......................................................... 8
D. Jenis-Jenis Masalah Belajar………………………………………. 9
E. Mengidentifikasi Murid yang Diperkirakan Mengalami Masalah Belajar
…………………………………………………………………….. 10
F. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar……………. 9
G. Upaya Membantu Murid Dalam Mengatasi Masalah Belajar……. 14
H. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar……………………... 18
I. Peran Guru Kelas Dalam Kegiatan Bk Di SD……………………. 19
J. Strategi Pembelajaran Di SD……………………………………... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dilakukan ketika mereka masih kecil, tapi dilakukan bahkan sejak dalam
kandungan sampai ia tumbuh dewasa. Berbagai permasalahan kerap terjadi di
sekolah tingkat dasar, guru SD harus mampu menangani hal-hal tersebut.
Seringkali akibat salah penanganan dapat menyebabkan seorang anak
mengalami tekanan, stress bahkan depresi hingga menyebabkan trauma di
masa kecil. Anak menjadi tidak mau berangkat ke sekolah karena
permasalahan di sekolah.
Bimbingan konseling di sekolah dasar memegang peranan penting dalam
mengatasi permasalahan yang di hadapi siswa SD. Guru harus memahami
bentuk layanan bimbingan dan strategi memberikan bimbingan belajar maupun
bimbingan konseling demi tercapainya tujuan Pendidikan yang sudah di
rumuskan.
Selain bimbingan konseling adapula bimbingan belajar yang merupakan
hal yang menunjang keberhasilan dalam mendidik anak pada fase sekolah
dasar. Apalagi penguasaan pelajaran di SD akan menjadi pondasi dalam
menghadapi fase Pendidikan berikutnya. Dalam kelompok yang lebih kecil
pembimbingan akan lebih baik dan akan lebih kondusif. Bimbingan belajar di
sekolah bertujuan agar siswanya mampu menyesuaikan diri dengan situasi
pendidikan yang tengah dihadapinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimamksud dengan bimbingan belajar ?
2. Apa saja tujuan bimbingan belajar di SD ?
3. Apa saja jenis-jenis bimbingan belajar di SD ?
4. Apa saja jenis-jenis masalah belajar di SD?
5. Bagaimana mengetahui murid yang diperkirakan mengalami masalah
belajar ?
6. Apa saja yang merupakan faktor penyebab terjadinya masalah-masalah
murid di SD ?
2
7. Bagaimana cara membantu anak dalam mengatasi masalah belajar yang
dihadapi ?
8. Apa saja peran guru dalam proses belajar mengajar ?
9. Apa saja peran guru kelas dalam kegiatan BK di SD ?
10. Apa saja macam-macam strategi bimbingan belajar di SD ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian bimbingan belajar
2. Memahami tujuan bimbingan belajar di SD
3. Memahami jenis-jenis bimbingan belajar di SD
4. Memahami jenis-jenis masalah belajar di SD
5. Mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
6. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah murid di
SD
7. Mengungkapkan cara-cara membantu anak dalam mengatasi masalah
belajar yang dihadapinya
8. Mengetahui peran guru dalam poses belajar mengajar
9. Mengetahui peran guru kelas dalam kegiatan BK di SD
10. Memahami strategi bimbingan belajar di SD
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dasar, tetapi ambisi orang tua yang sangat berharap anaknya meraih prestasi
makin meningkat seiring perkembangan jaman.
5
2) Murid yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran, seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasinya yang sedang (Relatively
Qualified Students).
3) Murid dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran
seperti yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasinya yang berada di
bawah ukuran batas lulus (Unqualified Students).
b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) siswa sendiri untuk belajar dalam
bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi siswa sebagai berikut :
1) Murid yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (Overachievers).
2) Murid prestasinya sesuai dengan apa yang diperkirakan (Estimated,
predicted) berdasarkan tes kemampuan belajarnya.
3) Murid yang prestasinya ternyata lebih rendah dari apa yang
diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajar
(Underachievers).
6
d. Dengan menggunakan norm referenced (PAN) dimana prestasi seorang
siswa dibandingkan dengan siswa lainnya (baik teman sekelompok
ditempat yang sama maupun ditempat yang lain) maka akan ditemukan
kategorisasi siswa sebagai berikut :
1) Murid yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata
prestasi kelompoknya (Higher groups).
2) Murid yang prestasinya selalu di sekitar rata-rata (mean) dari kelompok
yang sama (averages).
3) Murid yang prestasinya selalu berada dibawah nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (lowerr-groups).
Prestasi dan daya tangkap anak pada suatu mata pelajaran memang
berbeda-beda. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Orang
tua harus mengarahkan anaknya jika si anak tersebut mendapati kesulitan
terhadap suatu mata pelajaran. Salah satunya adalah dengan mengikuti
bimbingan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
7
Layanan bimbingan dan konseling (BK) di Sekolah Dasar (SD) merupakan
salah satu bentuk fasilitas peserta didik konseling, agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal terlebih pada masa SD merupakan puncak anak
belajar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan kognitif anak
mengalami perkembangan yang pesat. Adapun fungsi bimbingan belajar
adalah sebagai berikut :
2. Bimbingan belajar bisa jadi pilihan yang tepat terutama ketika orangtua
dengan berbagai kesibukannya tidak dapat mendampingi proses belajar
anak.
8
beda. Bimbingan kelembagaan akan memberikan fasilitas diantaranya
adalah ruangan yang nyaman dengan AC dan full wifi, modul bimbingan
belajar, metode pembelajaran yang mudah dan menarik, dan bebas untuk
konsultasi materi, soal, maupun PR.
2. Bimbingan belajar privat / les privat
Jenis bimbingan belajar privat biasanya membutuhkan biaya yang
tidak sedikit karena harus menyewa satu tentor untuk menangani satu
anak. Tentor akan datang ke rumah anak yang akan dibimbing belajar
secara privat. Pembelajaran model seperti ini memang lebih membuat anak
merasa nyaman. Karena anak akan mendapatkan panduan secara langsung
dari sang tentor. Jadi setiap kali anak mengalami kesulitan anak bisa
langsung berkonsultasi dengan tentor. Tujuan adanya les privat ini yaitu
untuk membantu anak memecahkan masalah mata pelajaran yang mereka
rasa sangat sulit untuk diselesaikan. Akan tetapi les privat ini terlihat tidak
terstruktur karena tidak adanya kurikulum yang jelas didalamnya.
9
dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokan kepada
murid-murid yang mengalami :
1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapat pendidikan atau pengarahan khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang
bersemangat dalam belajat, mereka seolah-olah tanpak jera dan malas.
5. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan
seharusnya.
6. Sering tidak sekolah.
10
berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketentuan ini
merupakan penerapan dari belajar tuntas (mastery learning) yang didasakan
bahwa setiap murid dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan
bahan yang disajikan, yaitu persentase minimal yang harus dicapai oleh
murid yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang
ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran. Murid yang
seperti ini digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah belajar dan
memerlukan bantuan khusus, sedangkan murid yang sudah menguasai
secara tuntas semua bahan-bahan yang disajikan sebelum waktu yang
ditetapkan berakhir, digolongkan sebagai murid yang sangat cepat dalam
belajar. Mereka ini patut untuk mendapatkan pelajaran tambahan.
11
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar murid, dapat diketahui
melalui pengamatan yang dilakukan di dalam kelas. Tetapi pengamatan
biasanya terbatas pada sikap dan kebiasaan yang diterima oleh alat indera.
Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah
dikembangkan beberapa alat berupa “Skala sikap dan kebiasaan belajar”.
12
2. Ketidak seimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental),
seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasanya
cenderung kurang.
3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa
menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa taku, benci dan
antipasti, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan da sikap yang salah, seperti
kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam
belajan, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
b). Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor dari luar diri individu) yaitu berasal
dari :
1. Sekolah, antara lain : sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu
berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru), metode mengajar
yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan
belajar.
2. Keluarga, antara lain : keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis,
sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
keadaan ekonomi.
3. Masyarakat, antara lain; adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang
mendukung kegiatan belajar di sekolah, teman sebaya yang memiliki
perilaku kurang baik.
13
Lebih lanjut Callis (dalam Depdikbud, 1995) menje-laskan bahwa
masalah belajar disebabkan oleh :
a. kurang informasi dan kurang pengertian tentang diri sendiri (lack of
informatiaon and undertanding about self),
b. kurang informasi dan kurang pengertian tentang lingkun-gannya
(lack of information and understanding of the envi-ronmentaly)
c. kurang terampil (lack of skill).
14
kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan
lingkungannya (Abin Syamsuddin Makmun, 1998: 228)[1][2].
2. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam proses
belajar, dengan tujuan untuk menambah dan/atau memperluas pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila
murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas keberhasilan dan
kemampuan dalam belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan mempunyai
dampak negatif apabila murid merasa kurang diperhatikan dan kurang
dihargai.
15
f. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti
suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan
menjengkelkan.
g. Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
h. Mempelajari hasil belajar yang diperoleh.
Disamping dengan cara bantuan di atas terdapat beberapa cara yang lain
yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik adalah :
16
1) Membantu murid menyususun rencana yang baik. Rencana ini memuat
pokok dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan
dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahanyang bersangkutan, alat-
alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
2) Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas.
Dalam hal ini, murid perlu mengetahuai apa yang harus dikerjakan
sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara
memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh
guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-
mengajar berakhir (setelah sampai di rumah).
3) Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk pada banyaknya
kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan
membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi
atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
4) Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien
dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah
metode SQR3 (Survey, Question, Read, Recite, Write den Review)
yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
5) Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teatur, bersih dan
rapi.
6) Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang
telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantauan dan
pengawasan yang berkesinambungan.
7) Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat.
Misalnya dengan memindahkan tempat duduk murid yang dilkukan
secara berkala, membetulkan posisi duduk murid (tidak terlalu
membungkuk jarak mata denghan buku kurang lebih 30 cm) memeriksa
kuku dan sebagainya.
17
8) Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang
meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara
menjawab soal ujian, dan segi-segi administratif penyelenggaraan.
18
pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, mandiri, berwibawa, dan
disiplin, agar guru berpotensi menjadi tenaga pendidik yang professional.
2. Guru sebagai pengajar Mengajar adalah salah satu cara mentransfer ilmu
terhadap peserta didik karena kegiatan belajar mengajar diantaranya
dipengaruhi hubungan peserta didik dengan guru untuk dapat
melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki
kemampuan profesional dalam mengelola proses pembelajarannya yaitu:
a. Menguasai bahan.
b. Mengelola program belajar mengajar.
c. Mengelola kelas.
d. Menggunakan media belajar dengan baik.
e. Menguasai landasan pendidikan.
f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
h. Mengenal fungsi layanan bimbingan.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan.
19
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
20
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada
guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,sistematik, dan lengkap sehingga
anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a) Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini
sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut,
dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya. ataupun
tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari
kepada siswanya.
c) Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru
memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk
memberikan contoh kepada siswa.
21
jawaban nya dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang
menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek
belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki
kemauan dan kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk
berpikir.
e) Jika jumlah siswayang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa SPI merupakan strategi yang menekankan
kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan mental
(intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan
equilibration.Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan,
diantaranya :
a) Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa
melakukan diskusitentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b) Metode pemberian tugas
22
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini
guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh
siswa,sehingga siswa menjadi aktif.
c) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu
aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan
waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi
pembelajaran.
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan
strategi ini, diantaranya :
a) Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem
solving dapat menggunakan metode metode lainnya yang dimulai dari
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
23
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pembelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui konsep dialogis yang menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajran yang
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang di ajarkan. Strategi ini menggunakan beberapa
metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk
siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas
aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
24
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau
suku yang berbeda (heterogen), sustem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Strategi ini
menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a) Metode diskusi.
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b) Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan
pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
c) Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan
tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d) Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi
tugas guna menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa
akan tugas yang diberikan.
25
ketika ia belajar. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning komunity), pemodelan
(modeling), dan penilaian sebarnya (authentic assement). Karakteristik
pembelajaran konteksual :
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik.
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (learning be doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in a group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning
ask an enjoy activity).
26
sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa
sehingga siswa lebih paham.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan perubaha perilaku yang disebabkan oleh karena
individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan bimbingan
belajar sendiri merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu
(murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam
belajar. Bimbingan belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap dan
kebiasaan yang baik, menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta
mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan
kepada murid-murid yang mengalami keterlambatan akademik,
ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi
dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar dan sering tidak
sekolah. Guru dapat mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami
masalah belajar melaui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan keniasaan belajar. faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah belajar cenderung sanagt kompleks karena masalah
belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan, ada pula dari sebab
yang sama tetapi menimbulkan masalah yang berbeda dan ada pula yang
disebabkan oleh hal-hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
membantumurid dalam mengatasi masalah belajar bisa dengan pengajaran
perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan
peningkatan keterampilan belajar.
28
DAFTAR PUSTAKA
Garry,R & Kingsley,H.I. (1987). The Nature and Condition of learning. New
Jersey: Practice Hall.
https://nusacaraka.com/2019/01/23/jenis-jenis-bimbingan-belajar-di-sd/
http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah
dasar.html
https://www.academia.edu/43578990/Makalah_Bimbingan_belajar_SD
Sunaryo Hartadiningrat, dkk. 1999. Bimbingan di Sekolah Dasar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
29