Anda di halaman 1dari 13

BIMBINGAN DAN KONSELING

PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
BIMBINGAN KONSELING

DISUSUN OLEH : NIA OCTAVIANI


NIM : 220110060
SEMESTER : V (LIMA)

STAI MIFTAHUL HUDA AL AZHAR (STAIMA)


KOTA BANJAR PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, atas rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tidak lupa pula penulis
ucapkan terima kasih kepada Bapak Firdaus Firmansyah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan Konseling yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Seperti yang kita ketahui “Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar” itu sangat
penting bagi guru dan orang tua untuk mengetahui tingkah laku siswa. Semuanya kami bahas pada
makalah ini. Mengapa Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar sangat di butuhkan
oleh guru dan orang tua.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang Bimbingan dan Konseling pada
jenjang Sekolah Dasar, dan peran guru beserta orang tua di sekolah dasar. Semoga makalah ini dapat
membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki banyak
kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada
penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan
dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Banjar, November 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


A. Pengertian Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar ...................... 3
B. Peran Guru Dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar .......... 5
C. Peran Orang tua dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar ... 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, manusia
juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari
keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan
megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap potensi tanpa menimbulkan konflik
dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan
untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya (Nur
Ihsan, 2006 : 1)
Memasuki sekolah dasar bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan setiap siswa.
Walaupun dari segi usia mereka relatif sama, yaitu sama-sama berada dalam rentang usia 6 tahun
sampai 12/13 tahun, tetapi dari sifat-sifat umum lainnya terdapat perbedaan-perbedaan yang
menonjol antara satu dengan yang lain. Sebagian dari mereka telah memperoleh pengalaman
pendidikan taman kanak-kanak dan sebagian lagi langsung memasuki sekolah dasar. Dilihat dari segi
tingkat perkembangannya, sebagian mungkin sudah cukup matang mengikuti pendidikan, mereka
relatif tidak terseleksi, karena biasanya sekolah dasar menampung semua calon yang masuk. Dengan
demikian terdapat variasi kemampuan yang dimiliki oleh siswa sesamanya.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-
masalah perkembangan peserta didik. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan
pendekatan yang tepat digunakan di sekolah dasar karena pendekatan ini lebih berorientasi kepada
pengembangan ekologi perkembangan peserta didik.
Sejalan dengan aspek-aspek perkembangan peserta didik, layanan bimbingan di sekolah dasar
digolongkan ke dalam bimbingan belajar, pribadi, dan karir. Ada kelompok populasi khusus yang
menurut layanan bimibingan khusus, yaitu untuk anak berbakat, kesulitan belajar, dan berperilaku
bermasalah.
Perbedaan berbagai sifat yang dimiliki oleh siswa sesamanya itu dapat menimbulkan berbagai
kesulitan, baik siswa itu sendiri maupun bagi guru yang menyelenggarakan pengajaran. Sebagian dari
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dapat diatasi dengan prosedur pengajaran biasa, dan sebagian
lagi memerlukan prosedur khusus yang disebut bimbingan. Oleh sebab itu, para guru kelas dituntut
memiliki dua kemampuan pokok sekaligus, yaitu (1) kemampuan melakukan pengajaran, dan (2)
kemampuan menyelenggarakan bimbingan. Untuk melaksanakan tugas tersebut sekaligus, guru
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang anak serta bimbingan dan konseling.

1
Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya bantuan untuk menunjukan perkembangan
manusia secara optimal baik secara kelompok maupun idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya
dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan juga sangat dipelukan karena dengan adanya
bimbingan dapat mengantarkan peserta didik pada pencapai Standar dan kemampuan profesional dan
Akademis, serta perkembangan dini yang sehat dan produktif dan didalam bimbinganya, selain ada
pelayanan juga ada prinsip – prinsipnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari bimbingan konseling pada Jenjang Sekolah Dasar?
2. Bagaimana peran guru dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar?
3. Bagaimana peran orang tua dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah
Dasar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bimbingan dan koseling pada Jenjang Pendidikan Dasar.
2. Untuk mengetahui peran guru dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah
Dasar.
3. Untuk mengetahui peran orang tua dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang
Sekolah Dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar


Bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya memberikan arahan, panduan, nasihat dan
biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat menuntun kea rah yang baik. Dalam pembahasana ini,
“bimbingan “ perlu dipahami bukan hanya sebagai suatu istilah umum yang mengandung arti-arti
seperti itu melainkan harus dipahami sebagai konsep yang utuh, yang menjelaskan bagaimana
seharusnya membantu siswa secara cepat dalam keseluruhan upaya pendidikan di sekolah.
Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di antaranya yang klasik dan
sudah cukup lama berkembang di Amerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia
adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen dan Schmullere
(1964) sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang telah
terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung
bebannya sendiri (Crow, 1960: 14).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan
pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya.
Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya. (Jones, dalam Djumhur dan M. Surya 1975: 10).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya
secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen dan Schmuller 1964: 3).
Walaupun masing-masing ahli itu merumuskan pengertian bimbingan dengan cara yang
berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
1) Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. Namun demikian, tidaklah berarti
bahwa setiap bentuk bantuan adalah bimbingan. Untuk dapat dikatakan sebagai
bimbingan, maka bentuk bantuan itu harus memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu prinsip,
tujuan, dan metode tertentu sebagaimana terkandung di dalam pengertian bimbingan itu
sendiri.
2) Bimbingan diberikan dalam bentuk gagasan-gagasan atau ide yang perlu
dipertimbangkan oleh individu yang dibimbing sebelum dia membuat sesuatu keputusan.

3
3) Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yaitu orang-orang yang memiliki pengetahuan dan
terlatih secara baik dalam bidang bimbingan dan konseling.
Untuk memudahkan mengingat pengertian bimbingan di atas Prayitno (1987: 36) merumuskan
pengertian bimbingan yang unsur-unsur pokoknya diawali oleh huruf-huruf yang ada dalam istilah
bimbingan itu sendiri, yaitu:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasihat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
Dengan memasukkan unsur-unsur tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian bantuan kepada individu agar dapat mandiri, dengan menggunakan bahan, berupa
interaksi, nasihat, gagasan, dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Sebagai konsep yang tersendiri, istilah ”bimbingan” sering dipandangkan dengan ”konseling”
yang diadopsi dari bahas ainggris, yaitu counseling sehingga ”bimbingan dan konseling” sering
disingkat menjadi ”BK”. Pada tahun tujuh puluhan counseling diterjemahkan kedalam bahasa
indonesia menjadi ”penyuluhan”. Pada akhir tahun sembilan puluhan, istilah penyuluhan dianggap
tidak cocok lagi karena notasinya lebih bersifat hubungan antardua pribadi, yaitu antara seorang
konselor dengan yang diberi bantuan (konseli atau disebut klien). Konseling harus dipahamisebagai
salah satu jenis pelayanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan disekolah.
1) Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar
Semua siswa memiliki kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta
pemahaman dan apresiasi terhadap individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat
yang majemuk individu harus memperoleh informasi dan member respons yang tepat.
Bimbingan perkembangan didasarkan atas suatu premis bahwa penghargaan yang positif
terhadapmartabat manusia merupakan suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling
bergantung (interdependent society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini,
setiap irang yang terlibat di dalam program bimbingan dan konseling di sekolah dasar harus
berupaya mencapai tujuan berikut, yaitu semua siswa dapat:
a) Mengalami perasaan positif dari interaksi dengan teman sebayanya, guru, orang tua
dan orang dewasa lainnya;

4
b) Memperoleh makna pribadi dari akivitas belajarnya;
c) Mengembangan dan memelihara perasaan positif terhadap dirinya sendiri, terhadap
kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat memahami dan menghubungkan
dengan perasaannya.
d) Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai
yang konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk
e) Mengembangka dan memperkaya keterampilan study untuk memaksimumkan
keckapan yang dimilikinya
f) Belajar tentang berbagai keterampilan yang diperlukan untuk hidup lebih baik
dalam perkembangan yang wajar dalam memecahkan masalah-masalah yang
mungkin dihadapinya
g) Mengembangkan keterampilan-keterampilan penyusun tujuan, perencanaan dan
pemecahan masalah
h) Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan
i) Menunjukkan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya
j) Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk membantu
anak mengembangkan sikap dan keterampilan yang dapat memperkaya
kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya

B. Perang Guru Dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar
Bimbingan di sekolah dasar bukan merupakan suatu pelayanan special, melainkan merupakan
bagian integral dari program pendidikan. Menurut lioyd-jones, barry, dan wolf dalam stone (1983)
titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah dasar adalah pada masalah perkembangan siswa.
Menurut farwell dan peter dalam stone (1983). Titik berap bimbingan di sekolah dasar adalah
pada pengembangan pemahaman diri dan dilaksanakan dalam sitiasi informal, namun alangkah lebih
baiknya jika pelayanan yang diberikan tetap direncanakan.setiap guru memiliki peranan kunci dalam
bimbingan dan dia harus memiliki program bimbingan yang mencakup tujuan dan aktivitas, metode,
dan penilaian keberhasilan pelaksanaan program.
Guru adalah penentu program bimbingan, dimana dia harus mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan siswa akan bimbingan serta menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga
memfasilitasi sikap dan perilaku siswa kea rah yang lebih baik dengan para siswa dan bekerja sama
dengan pihak lain untuk membantu tercapainya tugas perkembangan siswa. Inilah iklim yang harus
diciptakan untuk pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar.
Guru mempunyai perang yang sangat penting didalam program bimbingan dan koseling di
sekolah, terlebih di sekolah dasar. Peran guru sekolah dasar dalam bimbingan dan konseling berbeda

5
dengan peran guru pada jenjang pendidikan atau sekolah lainnya. Peran guru sekolah dasar dalm
bimbingan dan konseling lebis luas dan mendalam dibandingkan dengan peran guru pada jenjang
pendidikan atau sekolah yang lebih tinggimengingat guru sekolah dasar harus berfungsi sebagai guru
kelas.
Peran yang harus dilakukan oleh guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD
meliputi berikut ini:
1. Mengidentifikasi kebutuhn, potensi, minat, bakat dan masalah tiap anak, terutama dalam
kegiatan belajar dikelas.
Guru harus berupaya untuk mengenal anak secara individual yang meliputi kecerdasan
(intelegensiah), bakat-bakat yang dimiliki; baik yang menonjol maupun yang lemah, sifat-sifat
pribadi yang khas, minat-minat kegemaran positif dan sebagainya. Implikasinya adalah para
guru kelas harus mengumpulkan data anak mengenai hal-hal tersebut. Cara yang bias
dilakukan, antara lain bekerja sama dengan pihak yang berkompeten untuk mengadakan
pemeriksaan atau pengukuran psikologis, menelaah pesentasi siswa dari waktu ke waktu
beserta latar belakang kehidupan keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Data tersebut semua
dicatat dalam buku pribadi siswa.
2. Mengindentifikasi gejala-gejalah salah suai pada diri anak dalam kegiatan sekolah
Guru harus berupaya memperhatikan kegiatan sehari-hari anak di sekolah, baik dalam
proses belajar-mengajar di kelas maupun dalam hubungan social dengan teman sebayanya.
Anak SD sering menunjukkan gejala salah suai dalam kedua arena tersebut, seperti mengantuk,
loyo, tidak bias menangkpa pelajaran, membolos, tidak mengerjakan tugas, tidak bias membaca
dan menulis, padahal sudah kelas 3, mudah marah atau menangis, mengganggu orang lain,
menarik diri dari pergaulan dan sebagainya. Gejala-gejala seperti ini, sangat berkaitan dengan
latar belakang kehifupan keluarga dan perlakuan guru di sekolah.
3. Member kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di lingkungan sekolah
Membimbing berarti member kemudahan kepada anak untuk tumbuh dan berkembang
secara wajar, sesuai dengan potensi yang dimiliki serta kesempatandan peluang lingkungannya.
Member tugas belajar secara terrah, memeriksa, member nilai secara fair dan member balikan
kepada siswa tentang hasil pekerjaannya, mengembangkan sikap-sikap social dan kebiasaan
belajar yang baik melalui berbagai kegiatan latihan dan permainan tertentu atau melalaui
kegiatan ekstrakurikuler, mengadakan kontak dan berbicara secara individual dengan siswa.
4. Melaksanakan bimbingan kelompok, baik di dalam maupun di luar sekolah
Cara yang paling strategis membimbing siswa di SD adalah melalui bimbingan kelompok.
Kelebihan strategi kelompok dibandingkan dengan strategi individual (perorangan) antara lain
adalah lebih efisien dan lebih sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SD.

6
5. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh anak bersama guru
Guru kelas sebaiknya bekerja sama dengan anak membuat rencana-rencana tertentu yang
positif bagi perkembangan bakat, minat dan kemajuan anak, misalnya bagaimana menciptakan
kondisi kelas yang bersih dan sehat, mengadakan pertunjukan kesenian, mengadakan
perlombaan-perlombaan kreatif atau menghasilkan sesuatu yang berguna dan produktif,
mengadakan aksi dan amal social, dan keagamaan.
6. Melaksanakan pengajaran sesuai dengan kebutuhan anak
Dalam menyelenggarakan pengajaran, jangan sampai guru terbelenggu oleh struktur
materi pelajaran yang kaku dan cara-cara atau metode-metod yang konvensional. Guru harus
berupaya mengoperasionalkan kurikulum dalam konteks lingkungan sesuai dengan kebutuhan
anak.
7. Mengumpulkan data dan informasi tentang anak, terutama dalam kegiatan belajarnya
Guru harus berupaya agar setiap siswa memiliki catatan kumulatif yang berisi berbagai
data dan informasi penting tentang pertumbuhan dan perkembangan kegiatan dan hasil belajar
siswa dari waktu ke waktu.
8. Melaksanakan kontak dengan masyarakat, terutama dengan orang tua/wali anak,
antara lain mengadakan kunjungan rumah (Home Visit)
Setiap siswa memiliki orang tua wali. Merakalah yang mengurus dan memberikan
pengaruh signifikan terhadap pertumbungan dan perkembangan belajar siswa.
9. Melaksanakan konseling terbatas, mengingat hubungan yang baik dapatterjalin
dengan mudah antaraanak dan guru.
Sekalipun tidak dibekali dengan kemampuan dan keterampilan professional untuk
melaksanakan konseling, namun anda bias saja memberikan nasihat, petunjuk, contoh dan
member motivasi supaya siswa melakukan tindakan yang penting bagi dirinya sekarang dan
masa depannya.
10. Memberikan pelayan rujukan, yaitu melmpahkan anak tertentu kepada orang yang
lebih kompeten untuk mendapatkan bantuan yang tepat
Bila mana seorang gur berupaya membantu siswa tertentu sedemikian rupa, namun
ternyata belum ada perubahan-perubahan yang diharapkan pada pihak yang berkompeten untuk
mendapatkan layanan bantuan sebagaimana mestinya.

C. Peran Orang tua dalam Bimbingan dan Konseling pada Jenjang Sekolah Dasar
Perang orang tua dalam bimbingan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena peran
keduanya dalam hal bimbingan merupakan peran yang bersifat kolaborasf. Di samping mengajar,
guru memiliki tugas dan kewajiban membimbing siswa, demikian halnya orang tua di samping

7
memenuhi kebutuhan fisiologis juga memiliki kewajiban untuk membimbing sebagai suatu
kebutuhan psikologis anaknya. Perbedaannya terletak pada setting atau situasinya saja, dimana
bimbingan dari guru berlangsung dalam situasi formal, sedangkan bimbingan orang tua berlangsung
dalam situasi informal, namun keberhasilan subjek sama, yaitu “siswa SD” baik sebaik individu,
sebagai pelajaran maupun sebagai anggota masyarakat.
Perang yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua siswa dalam bimbingan dan konseling di SD
yaitu:
1. Mengadakan konsultasi dengan guru tentang anak
2. Memberikan balikan kepada guru tentang anak
3. Menjadi sumber belajar jika diperlukan
4. Berbagi informasi tentang membimbing anak
5. Mengetahui jadwal belajar anak
6. Mengetahui kondisi sekolah dan lingkungan sekitar
7. Berdialog dengan anak
8. Member ganjaran atau balikan kepada anak
9. Memberi bantuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh anak
10. Mengembangkan kebiasaan belajara yang baik

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya:
1. Kesadaran tentang perbedaan individual
2. Kesadaran akan perlunya system pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat
pada kebutuhan dan karakteristik anak
3. Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan
4. Kesadaran akan permasalahan individu dalam pendidikan,
5. Kesadaran akan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan yang modern.
Bimbingan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah membantu
perkembangan secara optimal, sedangkan tujuan khususnya bergantung kebutuhan dan karakteristik
tugas perkembangan siswa atau tahap perkembangan siswa.
Guru mempunyai peran yang sangat pentingdi dalam program bimbingan dan konseling di
sekolah, terlebih di sekolah dasar. Peran guru sekolah dasar dalam bimbingan konseling berbeda
dengan peran guru pada jenjang pendidikan atau sekolah lainnya.
Sedangkan peran orang tua dalam bimbingan konseling tidak dapat dapa di lepaskan dari
peranan guru dalam hal yang sama, mengingat kedua subjek tersebut bermuara pada tujuan yang
sama, yaitu tercapainya perkembangan individu siswa secara optimal. Dengan kata lain, ada
hubungan peran yang kuat di antara orang tuan dan guru dalam bimbingan dan konseling di Sekolah
Dasar.

B. Saran
Untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses bimbingan belajar harus dimulai dengan
menciptakan lingkungan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang
sebagai pribadi (manusia), selain dukungan yang diberikan oleh orang tua, guru, dan semua elemen
masyarakat dalam proses bimbingannya.
Dan Untuk lebih memahami semua tentang, Hakikat Bimbingan di Sekolah Dasar disarankan
para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini dapat memahami materi tersebut dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, R.L. & Mitchell, M.H. (1981). Introduction to guidance. New York: Macmillan.
Curriculum guide: Elementary Guidance and counseling. Published by alief independent school
district.
Erman amti dan majohan. (1991). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: dirjen dikti.
http://ikanurjannaharif96.blogspot.com/2017/04/v-behaviorurldefaultvmlo_17.html

10

Anda mungkin juga menyukai