Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGENAL KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

OLEH

GROUP 3
KARMITA 19.1300.015
RAHMASARI 19.1300.017
AHMAD FAUZI D 17.1300.123

Makalah Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Mengenal Karakteristik Peserta Didik” ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafa’at nya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Andi Zulfiana, M.Pd


selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kepada penulis dalam bidang studi ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 19 April 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Guru dalam membimbing peserta didik....................................................3

B. perkembangan peserta didik dan kesulitan peserta didik....................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................9

B. Saran....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami
perkembangan. Perkembangan merupakan sebuah peroses menuju
kedewasaan. Oleh sebab itu, peserta didik harus selalu didampingi dengan
perkembangan yang baik. Perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungannya seperti sosial budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh sebab itu, perkembangan peserta didik perlu dikawal dan
didampingi untuk mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini karena
tanpa adanya pendampingan, lingkungan yang memberikan pengaruh
negatif dan juga positif susah untuk dikendalikan dan dikontrol.

Pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah secara umum tidak dapat


dilepaskan dari karakteristik peserta didik dan karakteristik
pembelajaranya. Dasar pemikiran penyelengaraan bimbingan konseling
tidak lepas dari pengembangan pesera didik secara optimal. Bimbingan
dan konseling berupaya mempasilitasi pesera didik agar mamapu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugastugas
perkembangannya mencakup aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral spiritual. Oleh sebab itu berbagai macam bimbingan dan konseling
muncul dengan berbagai ciri khas tekniknya masing-masing yang
dilaksanakan untuk membantu mengembangkan potensi peserta didik.
Tidak terkecuali bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

Menurut pendapat Irham dan Wiyani (2014: 29) perlunya bimbingan


dan konselinng di sekolah dasar pada dasarnya tidak lepas dari
peroblematika perkembangan peserta didik. Pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar memiliki perbedaan dengan pelaksanannya di
sekolah menengah. Bimbingan konseling di sekolah dasar lebih
menekankan pentingnya peran guru dalam fungsi-fungsi bimbingan
dengan model pembelajaran guru kelas. Hal ini dipastikan lebih baik
karena guru lebih banyak memiliki waktu untuk mengenal anak secara
lebih mendalam dan menjalin hubungan secara efeketif dan bimbingan
konseling di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orangtua, mengingat
pentingnya orangtua dan pengaruh orangtua dalam kehidupan anak
sebelum dan selama di sekolah dasar.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa saja peran guru BK dalam membimbing peserta didik
2) Mengenal perkembangan peserta didik dan diagnosa kesulitan belajar
peserta didik

C. TUJUAN PENULISAN
1) Mengetahui apa saja peran guru BK dalam membimbing peserta didik
2) Mengetahui dan Mengenal perkembangan peserta didik dan diagnosa
kesulitan belajar peserta didik
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PERAN GURU BK DALAM PEMBIMBINGAN PESERTA DIDIK.


Guru BK (Bimbingan Konseling) memiliki peran penting dalam sekolah
untuk memantau, membuat dan memastikan siswa berperilaku baik. Setiap
sekolah mempunyai guru BK untuk menangani berbagai kasus yang terjadi di
lingkungan sekolah, khususnya yang melibatkan siswa dan siswi di sekolah.

Guru bimbingan dan konseling harus berusaha semaksimal mungkin untuk


dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya. Oleh karena itu pembimbingn jangan sampai
mencampuri wewenang dan tanggung jawab yang bukan wewenangnya.
Karena pekerjaan pembimbing berhubungan langsung dengan pribadi orang,
maka guru bimbingan dan konseling harus :
1) Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
2) Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
3) Menghargai bermacam-macam klien. Jadi, dalam menghadapi klien,
pembimbing harus menghadapi klien dengan derajat yang sama.
4) Pembimbing tidak diperkenankan menggunakan tenaga pembantu yang
tidak ahli atau tidak terlatih.
5) Pembimbing tidak diperkenankan mengambil tindakan-tindakan yang
mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien.
6) Pembimbing tidak diperkenankan mengalihkan klien kepada konselor lain
tanpa persetujuan klien.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa guru bimbingan


dan konseling harus dapat membantu dan menyelesaikan masalah peserta
didiknya dengan semaksimal mungkin, kemudian juga harus dapat
menerapkan beberapa asas-asas dalam bimbingan konseling dengan sebaik-
baiknya terutama asas kerahasiaan, dimana dengan memegang teguh asas
kerahasiaan ini maka peserta didik akan lebih percaya kepada guru bimbingan
dan konseling yang akan membantunya dalam menyelesaikan permasalahan
yang dialaminya (Sodikin 2014).

Mulyasa mengatakan bahwa guru bimbingan dan konseling sebagai


pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma
kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena
melalui pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Perlu diingat
bahwa guru bimbingan dan konseling tidak diperkenankan mengalihtangan
kasuskan yang diatasinya tanpa seizin dan sepengetahuan dari siswa.
Sardiman mengatakan bahwa ada sembilan peran guru bimbingan dan
konseling, yaitu:
1) Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif
2) Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain
3) Motivator, guru harus mampu merangsang dan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas dan daya pikir (kreativitas)
4) Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai tujuan dan cita-cita
5) Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.
6) Trasmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
7) Fasilitator, guru akan memvberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar
8) Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa
9) Evaluator, guru memiliki otoritas untuk men ilai prestasi siswa

B.FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH


Sekolah bukan semata-mata tempat belajar bagi siswa, tetapi tempat
bermain, bersosialisasi, bimbingan dan konseling bagi mereka. Pengajaran
bimbingan dan konseling bagi siswa memiliki beberapa fungsi, di antaranya
sebagai berikut
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling berarti menghasilkan
pemahaman mengenai suatu hal bagi perkembangan siswa. Beberapa
pemahaman yang didapat oleh siswa, yaitu:
a) Pemahaman tentang peserta didik yang harus diketahui oleh siswa itu
sendiri, orangtua siswa, guru pada umumnya serta guru pembimbing.
b) Pemahaman mengenai lingkungan peserta didik, mulai dari lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah, yang harus
diketahui oleh siswa itu sendiri, orangtua siswa, guru pada umumnya
serta guru pembimbing.
c) Pemahaman lingkungan yang lebih luas mulai dari informasi jabatan atau
pekerjaan, informasi sosial dan budaya atau nilai-nilai yang harus
diketahui oleh peserta didik.

2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan dalam bimbingan dan konseling yaitu memberikan
pencegahan untuk menghindari berbagai masalah yang bisa terjadi pada
peserta didik. Tanpa adanya pencegahan, maka permasalahan dapat timbul
dengan mudah dan bisa mengganggu, menghambat, menyulitkan atau
merugikan proses perkembangan siswa.
3. Fungsi penuntasan dalam bimbingan dan konseling artinya pemberian solusi
untuk mengatasi berbagai masalah yang dirasakan oleh peserta didik. Solusi
tersebut akan diberikan guru BK kepada siswa yang mengalami masalah,
agar masalah itu cepat teratasi dan tidak mengganggu perkembangan siswa.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan


Fungsi bimbingan dan konseling selanjutnya yaitu fungsi pemeliharaan dan
pengembangan, artinya berbagai potensi dan kondisi positif yang dimiliki
peserta didik akan dipelihara dan dikembangkan lebih baik.

C. KESULITAN BELAJAR
Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar
yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya dalam hal ini ada siswa yang prestasi belajarnya baik dan kurang
baik. Bagi siswa yang prestasi belajarnya kurang baik dapat dikatakan bahwa
siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Kullase (1987: 73) menegaskan
kesulitan belajar terjadi apabila suatu kondisi dalam proses belajar yang
mengalami ukuran tertentu dalam mencapai suatu tingkah laku yang berbentuk
sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan perbuatan.
Dalyono (2001: 229) menegaskan kesulitan belajar adalah keadaan di
mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Dari
beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu bentuk atau kejadian yang menunjukkan bahwa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami hambatan-hambatan untuk
mencapai hasil belajar.

D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA


Siswa-siswa dalam kegiatan belajarnya untuk mencapai prestasi tidaklah
selalu lancar seperti apa yang diharapkannya. Siswa terkadang mengalami
berbagai kesulitan dalam kegiatan belajarnya, akibatnya dapat terwujud pada
kesukaran dan kegagalan dalam studi. Bila diteliti secara seksama, hambatan-
hambatan dalam kegiatan belajar, Sukardi (1988: 49) menggolongkan
hambatan-hambatan tersebut menjadi dua kelompok, yakni:
a. faktor endogen, yaitu faktor yang datang dari diri anak itu sendiri yang
bersifat (a) biologis yaitu hambatan yang bersifat kejasmanian, (b)
Psikologis, yakni hambatan yang bersifat kejiwaan
b. faktor eksogen, yaitu hambatan yang timbul dari luar diri anak yang
meliput: (a) faktor lingkungan keluarga, (b) faktor lingkungan sekolah, dan
(c) faktor lingkungan masyarakat.

E. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR


Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi
atau (mengenali segala gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa
tersebut. Upaya ini disebut diagnosis kesulitan belajar yang bertujuan untuk
menetapkan jenis kesulitan belajar siswa.

Wardani (dalam Syah, 2003: 185) menjelaskan langkah-langkah


diagnostik yang ditempuh guru pembimbing sebagai berikut:
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran. masalah dan hubungan antarbagian masalah
tersebut untuk memperoleh gan antarbagian masalah pengertian yang
benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
b. Langkah Sintesis
Hal ini merupakan langkah untuk membuat suatu rangkuman data
sehingga tampak dengan jelas masalah-masalah siswa yang berhubungan
dengan masalah belajar.b. Mewawancarai orang tua siswa ketika
mengikuti pelajaran.
c.Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
mengalami kesulitan belajar.
d Memberi diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakekat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan inteligensi khususnya kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar

F. LANGKAH MENGATASI KESULITAN BELAJAR


Sukardi mengemukakan langkah-langkah guru BK dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut
a. Langkah Analisis
Hal ini merupakan langkah untuk menelaah bagian-bagianHal ini
merupakan langkah untuk menelaah bagian-bagian masalah dan
hubungan antarbagian masalah tersebut untuk memperoleh pengertian
yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
b. Langkah Sintesis
Hal ini merupakan langkah untuk membuat suatu rangkuman data
sehingga tampak dengan jelas masalah-masalah siswa yang
berhubungan dengan masalah belajar.
c. Langkah Diagnosis
Suatu langkah proses mengenali berbagai macam masalah sampai
menentukan masalah atau kesulitan siswa yang berhubungan dengan
masalah belajar siswa itu sendiri.
d. Langkah Prognosis
Langkah atau usaha untuk memilih beberapa alternatif tindakan yang
dapat membantu siswa untuk mengurangi hingga menuntaskan masalah
atau kesulitan belajar siswa.
e. Langkah Treatment
Adapun langkah-langkah treatment yang dimaksud antara lain,
1) Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain
sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan
budaya, serta permasalahannya).
2). Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang
terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya/pemecahannya.
3). Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar
dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang).(Wibowo 2013)
4). Pemahaman tentanga adanya berbagai alternatif pengambilan
keputusan, dan berbagai konsekuensinya.
5). Pemahaman sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar,
timbulnya kegagalan belajar dan cara-cara penganggulangannya
(termasuk UN, UASBN dan UNBK)
6). Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.

f. Langkah Follow Up (tindak lanjut)


Pada langkah ini semua proses yang sudah dilalui akan di
followup/ditindak lanjuti sebagaimana hasil akhir pada langkah
(treatment/penyembuhan). Atau sebaliknya akan diulangi karena tidak
berhasil mulai dan proses awal karena tidak sesuai dengan yang
diharapkan/ tidak tepat sasaran.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami
perkembangan. Perkembangan merupakan sebuah peroses menuju kedewasaan.
Oleh sebab itu, peserta didik harus selalu didampingi dengan perkembangan yang
baik. Perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya
seperti sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu,
perkembangan peserta didik perlu dikawal dan didampingi untuk mencapai
perkembangan yang optimal. Hal ini karena tanpa adanya pendampingan,
lingkungan yang memberikan pengaruh negatif dan juga positif susah untuk
dikendalikan dan dikontrol.

Guru bimbingan dan konseling harus berusaha semaksimal mungkin


untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya. Oleh karena itu pembimbingn jangan sampai
mencampuri wewenang dan tanggung jawab yang bukan wewenangnya. Sebelum
menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat
dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi atau (mengenali segala
gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan
adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut

SARAN
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan dalam makalah kami sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Riyan Asdhi. 2013. “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dan Upaya
Guru BK Mengatasinya,” no. 3: hlm 12-14.
Wibowo, Riyan Asdhi. 2013. “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dan Upaya
Guru BK Mengatasinya,” no. 3: hlm 22-23.

Anda mungkin juga menyukai