DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
BANJARMASIN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu tercurahkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
bejudul “Guru sebagai Konselor bagi Peserta Didiknya”.
Shalawat serta salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. sehingga kita bisa membedakan diantara perkara-perkara yang hak dan
yang batil dan perkara yang halal dan haram serta bisa mengetahui perkara yang diridhai dan
dimurkai Allah Swt.
Terima kasih terkhusus saya ucapkan kepada Dosen Pengampu Ibu Dra. Hj. Rusdiana
Hamid, M. Ag selaku dosen mata kuliah Profesi Keguruan yang telah memberikan bimbingan
kepada saya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik. Saya berharap makalah ini bisa
menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Saya merasa bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan semoga saya bisa jauh lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................ 7
B. Saran.......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan profesi konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling di
Indonesia telah diawali sejak tahun 1960-an. Bimbingan dan Konseling masuk
kedalam kurikulum sekolah sejak tahun 1965 yang mencantumkan bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan layanan yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
sistem pendidikan di sekolah. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) tahun 1989, secara eksplisit menyebutkan pelayanan bimbingan di sekolah
dan memberikan kedudukan sebagai tenaga pendidikan kepada petugas bimbingan.
Pada saat itu, profesi konselor secara legal formal telah diakui dalam sistem
pendidikan nasional.
Guru bimbingan konseling atau biasa disebut guru konselor merupakan profesi
yang sudah diakui keberadaannya di sekolah. Hal ini dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15
yang mengatakan, bahwa guru Bimbingan dan Konseling atau konselor adalah guru
pemegang sertifikat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan guru sebagai konselor?
2. Apa saja tugas dan tanggung jawab guru konselor?
3. Apa peran guru sebagai konselor?
4. Apa saja macam-macam peran guru sebagai konselor?
5. Bagaimana peran guru konselor dalam meningkatkan penerimaan diri siswa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari guru sebagai konselor
2. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab dari guru konselor
3. Untuk mengetahui peran guru sebagai konselor
4. Untuk mengetahui macam-macam peran guru sebagai konselor
5. Untuk mengetahui peran guru konselor dalam meningkatkan penerimaan diri
siswa
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Riswani dan Amirah Diniaty, Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hlm. 5
2
Andi Mapiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006), hlm. 7
3
Elfi Muawannahdan Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hlm.99
4
Prayitno, Konseling Pancawaskita, (Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang, 1998), hlm. 33
2
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling atau
konselor adalah seorang tenaga pendidik atau petugas dibidang konseling yang
memiliki kompetensi professional yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang
secara penuh dalam kegiatan bimbingan konseling terhadap peserta didik.
3
3. Melaksanakan persiapan bimbingan
4. Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggung jawabnya
5. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan
6. Menilai proses dan hasil kegiatan dan layanan bimbingan
7. Menganalisis hasil penilaian
8. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
9. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
bimbingan konseling.6
Beberapa peran konselor yang dilakukan saat menjalankan praktiknya, antara lain:
6
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 56
4
1. Melakukan diagnostik terhadap anak yang kesulitan belajar, memiliki prestasi
dibawah kemampuan atau underachiever. Selain itu, konselor juga mencari
tahu apakah dalam diri anak tersebut terdapat gangguan emosi yang
membutuhkan penanganan khusus.
2. Menyediakan konseling terhadap anak-anak yang mengalami sandungan
pribadi dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
3. Membantu mencari bantuan bagi anak-anak kurang mampu agar semangat
belajar dan kebutuhan sekolah dapat terpenuhi.
4. Menyediakan konsultasi dengan orang tua, guru, kepala sekolah supaya dapat
melihat perkembangan anak. Apakah selama pertumbuhan anak tersebut wajar
atau mengalami masalah secara emosional.
5. Merujuk anak yang butuh perlakuan intensif seperti spesialis maupun lembaga
masyarakat. Selanjutnya mengartikan hasil diagnosa dan memberikan
rekomendasi kepada orang tua dan guru.
6. Memberikan ceramah atau penataran bagi guru terkait perilaku dan
perkembangan anak didik. Selain itu, memberi masukan mengenai pengelola
kelas, pelaksanaan belajar, serta kesehatan mental.
7. Menciptakan dan mengembangkan program khusus bimbingan agar dapat
menanggulangi masalah yang dialami anak di sekolah.
8. Menjelaskan program-program bimbingan untuk lembaga masyarakat maupun
orang tua.
9. Meneliti dan melakukan evaluasi terkait tingkat efektivitas dari program
bimbingan konseling.
5
2. Director. Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
3. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.
4. Fasilisator. Guru akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses
pembelajaran.
5. Mediator. Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
6. Evaluator. Guru mempunyai otoritas untuk memilih perstasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didik berhasil atau tidak.
7. Informator. Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, study lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum.
8. Organisator. Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.7
7
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 23
8
Dewa Ketut Sukardi, Ibid, hlm. 96
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru bimbingan konseling atau konselor adalah seorang tenaga pendidik atau
petugas dibidang konseling yang memiliki kompetensi professional yang bertanggung
jawab dan memiliki wewenang secara penuh dalam kegiatan bimbingan konseling
terhadap peserta didik.
Guru konselor atau pembimbing adalah guru yang memiliki tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling
terhadap sejumlah peserta didik.
Peran guru bimbingan dan konselor adalah membantu peserta didik dalam
menyelesaikan atau mengatasi masalah dari berbagai bidang masalah yang muncul
dan terjadi pada peserta didik tersebut sehingga peserta didik dapat mengatasi
masalahnya sendiri.
B. Saran
Bimbingan konseling merupakan upaya guru untuk membantu siswa dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi pada siswa. Maka dari itu, adanya Guru
Konselor di sekolah sangat penting dan dibutuhkan untuk membantu permasalahan-
permasalah yang muncul di sekolah dan lingkungan peserta didik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Muawannah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan dan Konseling Islam di
Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartadinata, Sunaryo dan Ahmad Juntika Nurihsan. 2002. Profesi dan Organisasi
Bimbingan dan Konseling (materi pelatihan guru pembimbing). Bandung: UPI Press.
Mapiare, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. 2003. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Riswani dan Amirah Diniaty. 2008. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling.
Pekanbaru: Suska Press.