PROFESI KEPENDIDIKAN
“MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BK”
KELOMPOK
1. Ade Sriwanda Olivia Hutabarat (7202444005)
2.
3.
Kelas : Reguler C
Dosen Pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
dengan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses
belajar mengajar mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi
yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Profesi Kependidikan Bapak Drs.
Asri Lubis, ST., M.Pd. atas bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
, April 2021
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
2
BAB I
PENDAHULUAN
Guru BK merupakan salah satu pendidik sekaligus pembimbing bagi siswa. Agar
siswa dapat berkembang secara optimal, seorang guru BK seharusnya profesional
dalam menjalankan tugas profesinya. Profesi sebagai guru Bimbingan dan Konseling
sangat mulia di mata masyarakat, karena mempunyai tugas mendidik sekaligus
membimbing siswa. Dalam SK Menpan No.84/1993 di tegaskan bahwa tugas pokok
Guru Pembimbing adalah “menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program
bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya”(pasal 4).
Adapun empat kompetensi yang harus di miliki oleh guru BK diantaranya kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10 ayat
1 salah satu kompetensi guru profesional adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian ditandai dengan kepribadian yang mantap, berahlak mulia, arif,
berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Menurut Perez (dalam Willis 2010: 80) mengemukakan bahwa kualitas pribadi
konselor yaitu: (a) mampu merasakan keadaan, kebutuhan, keinginan 2 dan
emosional siswa, (b) memperlihatkan penghargaan positif tanpa syarat terhadap
siswa, (c) mampu menciptakan suasana hangat, sehingga siswa bersemangat untuk
mengemukakan masalahnya, (d) menerima siswa apa adanya tanpa membeda-
bedakan, (e) dapat memberikan rasa aman terhadap siswa, dan (f) mempunyai rasa
empati terhadap masalah yang dialami siswa. Rogers (dalam Willis 2010: 85)
mengemukakan bahwa aspek-aspek kepribadian konselor yang penting dalam
hubungan konseling adalah: mempunyai rasa empati, respek, menerima, menghargai,
memahami, dan jujur.
Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri
sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai
proses konseling. membangun hubungan konseling (counseling relationship)
merupakan hal penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Seorang
konselor tidak dapat membangun hubungan konseling jika tidak mengenal diri
3
maupun klien, tidak memahami maksud dan tujuan konseling, serta tidak memahami
proses konseling. Jones and Nelson ( dalam Supriatna 2009:18)
Guru pembimbing atau biasa disebut dengan konselor merupakan tenaga
pendidik yang dibutuhkan di sekolah. Seorang konselor harus mempunyai
kepribadian yang baik,karena sukses dan tidaknya proses konseling bergantung pada
kepribadian konselor. Kepribadian konselor merupakan hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling.Kepribadian yang harus
ditunjukan oleh guru BK terhadap siswanya 3
Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistic, sikap empati, menghormati
keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati
dampak jangka panjang dari layanan yang diberikan.
Jika dilihat dari hasil observasi awal, Guru BK yang profesional sering kali
melupakan kompetensi kepribadian dalam membimbing siswa.
Guru BK disekolah menjalankan tugasnya hanya dengan memberikan layanan,
namun tidak mampu memiliki kewibawaan dalam membimbing siswa.Ketika
membimbing siswa guru BK sering marah-marah, berteriak sampai menyinggung
perasaan siswa.Ketika siswa mengalami masalah disekolah, guru BK tanpa bertanya
siapa yang salah, alasan dan pendapat terlebih dahulu, tapi langsung menuduh dan
memberikan hukuman pada siswa. Hal ini tentunya berbeda dengan kepribadian
seorang guru BK.
4
1. Bagi Penulis : Merupakan wawasan baru sebagai
mahasiswa yang akan menjadi seorang guru
mengenai upaya peningkatan profeionalisme guru
BK .
5
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
6
3. Ayat 12 yang berbunyi evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
adalah kegiatan menilai layanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, bimbingan
kehidupan berkeluarga dan bimbingan keagamaan.
Menurut Dewa ketut sukardi tugas guru bimbingan konseling yang berkaitan
dengan bimbingan dan konseling diantaranya yaitu:
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan
7
c. Peran guru bimbingan konseling
Peran yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. 15
Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan
apa yang individu-individu harus lakukan dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Adapun struktur peran meliputi:
1) Peran Formal (peran yang Nampak dan jelas)
Yaitu sejumlah prilaku yang bersifat homogeny. Peran formal yaitu standar terhadap
keluarga.
2) Peran Informal (tertutup)
Yaitu peran yang bersifat implicit (emosional) biasanya tidak nampak kepermukaan
dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan menjaga
keseimbangan dalam keluarga.
Peran juga merupakan serangkaian prilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal.
Guru bimbingan konseling memiliki peran dalam membantu setiap masalah
siswa salah satunya penerimaan diri siswa. Dari itu guru bimbingan konseling
diharapkan dapat merespon masalah dan tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran guna mempersiapkan diri agar:
a) Dapat menolong siswa untuk memecahkan masalah antar siswa dan orang tuanya.
b) Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan kemanusiaan, komunikasi
dan kerjasama.
2) Director
8
Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
6) Evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk memilih perstasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didik berhasil atau tidak.
9
4) Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Profesionalisme guru BK sangat diperlukan untuk keberhasilan
seorang guru. Guru BK yang profesional harus bisa melakukan konseling.
Konseling merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan profesional.
5.2. Saran
Bagi Guru BK
Seorang Guru BK diharapkan dapat berpartisispasi aktif dalam
merealisasikan gagasan penulis ini dalam kehidupannya sehari-hari dan
diaplikasikan pada siswa yang dikonseling.
13
DAFTAR PUSTAKA
14