Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

PROFESI KEPENDIDIKAN
“MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BK”

KELOMPOK
1. Ade Sriwanda Olivia Hutabarat (7202444005)
2.
3.

Kelas : Reguler C
Dosen Pengampu :

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
dengan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses
belajar mengajar mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi
yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Profesi Kependidikan Bapak Drs.
Asri Lubis, ST., M.Pd. atas bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua
dalam mencapai tujuan pembelajaran.

, April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................ 2

1.3. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II. . .KERANGKA PEMIKIRAN................................................................. 3

BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 5

3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 5

3.2. Langkah Penelitian ............................................................................ 5

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 5

BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 6

4.1. Analisis Pembahasan ........................................................................... 6


4.2. Kekuatan Penelitian ............................................................................ 11
4.3. Kelemahan Penelitian ......................................................................... 12

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 13

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 13


5.2. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guru BK merupakan salah satu pendidik sekaligus pembimbing bagi siswa. Agar
siswa dapat berkembang secara optimal, seorang guru BK seharusnya profesional
dalam menjalankan tugas profesinya. Profesi sebagai guru Bimbingan dan Konseling
sangat mulia di mata masyarakat, karena mempunyai tugas mendidik sekaligus
membimbing siswa. Dalam SK Menpan No.84/1993 di tegaskan bahwa tugas pokok
Guru Pembimbing adalah “menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program
bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya”(pasal 4).
Adapun empat kompetensi yang harus di miliki oleh guru BK diantaranya kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10 ayat
1 salah satu kompetensi guru profesional adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian ditandai dengan kepribadian yang mantap, berahlak mulia, arif,
berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Menurut Perez (dalam Willis 2010: 80) mengemukakan bahwa kualitas pribadi
konselor yaitu: (a) mampu merasakan keadaan, kebutuhan, keinginan 2 dan
emosional siswa, (b) memperlihatkan penghargaan positif tanpa syarat terhadap
siswa, (c) mampu menciptakan suasana hangat, sehingga siswa bersemangat untuk
mengemukakan masalahnya, (d) menerima siswa apa adanya tanpa membeda-
bedakan, (e) dapat memberikan rasa aman terhadap siswa, dan (f) mempunyai rasa
empati terhadap masalah yang dialami siswa. Rogers (dalam Willis 2010: 85)
mengemukakan bahwa aspek-aspek kepribadian konselor yang penting dalam
hubungan konseling adalah: mempunyai rasa empati, respek, menerima, menghargai,
memahami, dan jujur.
Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri
sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai
proses konseling. membangun hubungan konseling (counseling relationship)
merupakan hal penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Seorang
konselor tidak dapat membangun hubungan konseling jika tidak mengenal diri

3
maupun klien, tidak memahami maksud dan tujuan konseling, serta tidak memahami
proses konseling. Jones and Nelson ( dalam Supriatna 2009:18)
Guru pembimbing atau biasa disebut dengan konselor merupakan tenaga
pendidik yang dibutuhkan di sekolah. Seorang konselor harus mempunyai
kepribadian yang baik,karena sukses dan tidaknya proses konseling bergantung pada
kepribadian konselor. Kepribadian konselor merupakan hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling.Kepribadian yang harus
ditunjukan oleh guru BK terhadap siswanya 3
Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistic, sikap empati, menghormati
keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati
dampak jangka panjang dari layanan yang diberikan.
Jika dilihat dari hasil observasi awal, Guru BK yang profesional sering kali
melupakan kompetensi kepribadian dalam membimbing siswa.
Guru BK disekolah menjalankan tugasnya hanya dengan memberikan layanan,
namun tidak mampu memiliki kewibawaan dalam membimbing siswa.Ketika
membimbing siswa guru BK sering marah-marah, berteriak sampai menyinggung
perasaan siswa.Ketika siswa mengalami masalah disekolah, guru BK tanpa bertanya
siapa yang salah, alasan dan pendapat terlebih dahulu, tapi langsung menuduh dan
memberikan hukuman pada siswa. Hal ini tentunya berbeda dengan kepribadian
seorang guru BK.

1.2. Tujuan Ide

Tujuan penulisan rekayasa ide ini adalah :

1. Meningkatkan wawasan pegetahuan tentang profeaionalisme guru BK.


2. Melatih guru BK dalam merancang sebuah profesionalisme konseling.
3. Mendorong para guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya sebagai
pendidik.

1.3. Manfaat Ide


Rekayasa ide ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa :

4
1. Bagi Penulis : Merupakan wawasan baru sebagai
mahasiswa yang akan menjadi seorang guru
mengenai upaya peningkatan profeionalisme guru
BK .

2. Bagi Guru : Bermanfaat untuk meningkatkan


kompetensi professional guru BK . Peningkatan
tersebut dicapai melalui pemahaman guru dalam
mengidentifikasi permasalahan Pembelajaran di
kelas merencanakan dan melaksanakan Konseling.

5
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

a. Pengertian Guru Bimbingan Konseling


Menurut prayitno guru bimbingan konseling adalah seorang pelaksana
bimbingan dan konseling sekolah yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan
demikian bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan oleh semua guru atau
sembarangan guru.
Guru bimbingan dan konseling disebut dengan “konselor sekolah”. Konselor
adalah guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh dalam kegiatan bimbingan konseling terhadap sejumlah peserta didik.
Selanjutnya menurut Andi Mapiare, guru bimbingan dan konseling adalah suatu
tunjukan kepada petugas dibidang konseling yang memiliki sejumlah konpetensi
profesional.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling
adalah seorang tenaga pendidik atau petugas dibidang konseling yang memiliki
konpetensi professional yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang secara
penuh dalam kegiatan bimbingan konseling terhadap peserta didik.

b. Tugas dan tanggung jawab guru bimbingan konseling


Guru pembimbing adalah guru yang memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah peserta didik.
Dalam surat keputusan bersama mendikbud dan kepala BKAN
No.433/P/1003 dan No.25/1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya diatur pada pasal 1 yaitu:
1. Ayat 10 yang berbunyi penyususnan program bimbingan dan konseling
adalah membuat rencana pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir.

2. Ayat 11 yang berbunyi pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah


melaksanakan fungsi pelayanan pemahaman, pencegahan, pengentasan, dalam bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan karir.

6
3. Ayat 12 yang berbunyi evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
adalah kegiatan menilai layanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, bimbingan
kehidupan berkeluarga dan bimbingan keagamaan.

4. Ayat 13 yang berbunyi analisis evaluasi pelaksanaan bimbingan dan


konseling adalah menelaah hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling yang
mencangkup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konten,
konseling perorangan, konseling kelompok, bimbingan kelompok, mediasi, konsultasi
dan advokasi.

5. Ayat 14 yasng bebunyi tindak lanjut pelaksanaan bimbingan san konseling


adalah kegiatan menindak lanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, konten, konseling perorangan, konseling
kelompok, bimbingan kelompok, mediasi, konsultasi dan advokasi serta kugiatan
pendukung.

Menurut Dewa ketut sukardi tugas guru bimbingan konseling yang berkaitan
dengan bimbingan dan konseling diantaranya yaitu:
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan

2) Merencanakan kegiatan bimbingan

3) Melaksanakan persiapan bimbingan

4) Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung


jawabnya

5) Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan

6) Menilai proses dan hasil kegiatan dan layanan bimbingan

7) Menganalisis hasil penilaian

8) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian

9) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru


bimbingan konseling.

7
c. Peran guru bimbingan konseling

Peran yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. 15
Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan
apa yang individu-individu harus lakukan dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Adapun struktur peran meliputi:
1) Peran Formal (peran yang Nampak dan jelas)
Yaitu sejumlah prilaku yang bersifat homogeny. Peran formal yaitu standar terhadap
keluarga.
2) Peran Informal (tertutup)
Yaitu peran yang bersifat implicit (emosional) biasanya tidak nampak kepermukaan
dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan menjaga
keseimbangan dalam keluarga.
Peran juga merupakan serangkaian prilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal.
Guru bimbingan konseling memiliki peran dalam membantu setiap masalah
siswa salah satunya penerimaan diri siswa. Dari itu guru bimbingan konseling
diharapkan dapat merespon masalah dan tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran guna mempersiapkan diri agar:
a) Dapat menolong siswa untuk memecahkan masalah antar siswa dan orang tuanya.
b) Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan kemanusiaan, komunikasi
dan kerjasama.

d. Macam-macam peran guru Bimbingan Konseling


Dalam bimbingan belajar guru pembimbing mempunyai peran sangat penting.
Menurut Sardiman bahwa peran guru pembimbing adalah:
1) Motivator
Guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (krativitas) sehingga terjadi dinamika didalam proses
belajar mengajar.

2) Director

8
Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.

3) Inisiator, Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.

4) Fasilisator, Guru akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses


pembelajaran.

5) Mediator, Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

6) Evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk memilih perstasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didik berhasil atau tidak.

7) Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informative,


laboratorium, study lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.

8) Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran


dan lain-lain.

e. Peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan penerimaan diri


siswa
Seorang guru bimbingan konseling dalam meningkatkan penerimaan diri
siswa dapat berperan memberikan berbagai jenis layanan bimbingan konseling seperti
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, konsultasi dan mediasi. Dalam pemberian
layanan guru bimbingan konseling dituntut agar dapat bertindak dan bersikap sesuai
dengan masalah yang dihadapi dalam penerimaan diri siswa seperti:
1) Memberikan gambaran yang positif tentang diri siswa.

2) Membantu mengarahkan dengan keadaan emosi siswa.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan penerimaan diri.

9
4) Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok.

5) Mengevaluasi keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


kualitatif sebab gagasan atau ide dalam penelitian ini didapat dari proses
penelitian pengumpulan data berdasarkan hasil.

3.2. Langkah Penelitian

Tahapan penelitian pada Rekayasa Ide ini dilakukan dengan melalui


beberapa tahapan. Pertama, menentukan ide tau gagasan yang sesuai dengan
topik utama yaitu peningkatan profesionalisasi guru BK. Kedua, menentukan
tujuan dan target yang dicapai dari gagasan ini. Ketiga, mengumpukan data-
data dan informasi berdasarkan sumber-sumber yang relevan yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Keempat, menganalisis data dan dikomparasi
dengan gagasan yang diajukan dan Kelima, membuat kesimpulan dan saran
berdasarkan rekayasa ide yang telah dilakukan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini menggunakan


metode Kualitatif.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Profesionalisme guru BK sangat diperlukan untuk keberhasilan
seorang guru. Guru BK yang profesional harus bisa melakukan konseling.
Konseling merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan profesional.

5.2. Saran
Bagi Guru BK
Seorang Guru BK diharapkan dapat berpartisispasi aktif dalam
merealisasikan gagasan penulis ini dalam kehidupannya sehari-hari dan
diaplikasikan pada siswa yang dikonseling.

a. Bagi Penggagas Berikutnya


Ide yang digagas oleh penulis masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam kejelasan teori dan
pembahasan yang terdapat dalam Rekayasa Ide ini. Maka penulis
menyarankan sebaiknya dapat dilakukan kajian lebih lanjut oleh
penggagas lain sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat
dalam karya ilmiah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

Wau, Yasaratodo. 2017. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press.

14

Anda mungkin juga menyukai