Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penglolaan
Kelas oleh,
Dosen Pengampu: Rina Indriani, M.Pd

Oleh:
Adisti Diva Nurrachman
205060063
3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang
mana dengan kemudahan dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas laporan observasi yang bertemakan “ Pengelolaan Kelas “.
Adapun laporan observasi ini penulis susun guna memenuhi
persyaratan nilai tugas dalam mata kuliah Pengelolaan Kelas di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengelolaan Kelas karena telah memberikan penulis tugas
sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman penulis . Dan secara
khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
penulis yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a
yang selalu mengiringi penulis.
Penulis selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan
kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun
hasil observasinya. Oleh sebab itu penulis sangat berharap atas kritik dan
saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan kita bersama
dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya.

Bandung, 13 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Laporan Hasil Observasi...........................................2
BAB II.......................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.......................................................................................................4
A. Pengertian Pengelolaan Kelas...................................................................4
B. Tujuan Pengelolaan Kelas...........................................................................6
C. Masalah Pengelolaan Kelas........................................................................7
BAB III....................................................................................................................11
PEMBAHASAN.....................................................................................................11
A. Tempat dan Waktu Observasi..................................................................11
B. Temuan Yang Di Peroleh Dalam Observasi.........................................11
BAB IV....................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
LAMPIRAN............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Djamarah dan Zain (2010:173) Manajemen kelas merupakan
masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga
anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan
memungkinkan mereka dapat belajar.
Menurut Mulyasa, (2005:35) Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal.Tak ada guru, tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada
proses pencerdasan, tanpa proses pencerdasan yang bermakna, Statemen
ini bermakna bahwa prosesperadaban dan pemanusiaan akan lumpuh tanpa
kehadiran guru dalam mentransformasikan proses pembelajaran anak
bangsa. Peranan guru sangat penting dalam pendidikan. Baik buruknya
suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang guru dapat
menyampaikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
kehidupan yang mampu
Membawa peserta didik mewujudkan cita-citanya, baik untuk dirinya,
keluarga, masyakarat dan bangsanya. Terkait dengan pentingnya peran
seorang guru, maka seyogyanya guru harus memiliki berbagai kemampuan,
tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru,
akan tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk
memotivasi peserta didik, agar mau belajar yang nantinya akan
meningkatkan prestasi serta cita-cita peserta didik. Lebih spesifiknya lagi
peran yang dimaksud disini berkaitan dengan peran guru dalam proses
pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam
pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses
Pendidikan secara keseluruhan.
Sebagai seorang calon guru sudah selayaknya mahasiswa belajar
menjadi seorang guru yang baik yakni guru yang bisa menjadi panutan bagi
peserta didik, orang lain, maupun dirinya sendiri. Tidah hanya itu, calon guru

1
juga semestinya mempunyai pengetahuan, perilaku (attitude), dan
keterampilan yang menunjang profesinya sebagai guru.
Selain itu, lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan
manajemen kelas dan iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan mudah. Untuk menciptakan manajeman kelas yang
baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti manajemen kelas, prinsip dasar
mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, penciptaan iklim
pembelajaran, dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami
oleh guru agar manajemen kelas bukan hanya mengurusi tentang sarana
prasarana kelas saja tetapi kondisi psikologis dari siswa.
Kondisi psikologis siswa juga perlu diperhatikan, mengingat karakter
dan kondisi siswa berbeda-beda maka pembelajaran yang akan dilaksanakan
bukan hanya bertujuan mencapai standar kompetensi saja, tetapi juga harus
disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada
saat pembelajaran seorang guru juga harus memasukkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran, agar siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan
yang baik dan memuat karakter bangsa.
Oleh karena itu sebelum kita mengetahui kondisi-kondisi nyata dalam
kelas terlebih dahulu, kita harus meningkatkan kualitas dalam pengelolaan
atau manajemen kelas.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam laporan
hasil observasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Dimana lokasi observasi sekolah dasar tersebut?
2. Bagaimana pemaparan kegiatan pembelajaran oleh guru di kelas?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dalam pemaparan kegiatan
pembelajaran oleh guru di kelas?
4. Apa permasalahan pemaparan kegiatan pembelajaran oleh guru di
kelas?
5. Bagaimana solusi dari permasalahan pemaparan kegiatan
pembelajaran guru di sekolah?

2
C. Tujuan Penulisan Laporan Hasil Observasi
Tujuan dari penulisan laporan hasil observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dimana lokasi observasi sekolah dasar tersebut.
2. Untuk mengetahui pemaparan kegiatan pembelajaran oleh guru di
kelas.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pemaparan
kegiatan pembelajaran oleh guru di kelas.
4. Untuk mengetahui permasalahan pemaparan kegiatan pembelajaran
oleh guru di kelas.
5. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan pemaparan kegiatan
pembelajaran guru di kelas

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pengelolaan Kelas


Menurut Nurhalisah pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu
pengelolaan dan kelas. Pengelolaan dalam makna umum adalah
pengadministrasian, pengaturan, dan penataan suatu kegiatan. Kelas
merupakan sekelompok siswa yang belajar bersama ketika kelompok itu
menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara
formal. Di dalam kelas terdiri dari sejumlah peserta didik yang sedang
menerima pengajaran dari seorang guru. Ada dua mata rantai yang tidak
terpisah pada makna tersebut yaitu peserta didik dan guru.
Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah
mengatakan, “pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-
alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas
menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem / organisasi kelas.
Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan
energinya pada tugas-tugas individual”. Sedangkan menurut Sudirman yang
dikuti oleh Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan, “pengelolaan kelas
merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu kelas
mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan
proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan rangsanagan
terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh
guru”.
Pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana yang
dikutip oleh Mu’awanah menjelaskan, “pengelolan kelas adalah usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan”
Pengelolaan kelas menurut Hamid Darmadi adalah seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan,
mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan
hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif
serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.

4
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar yang kondusif agar dapat melaksanakan
proses belajar mengajar dengan baik dan efektif dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas
dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun samua anak didik dan
guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola
dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas
yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran.
Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di
dalam kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi
edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara
kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi
terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Hal ini tidak sejalan dengan
tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar
mencapai hasil yang baik dan optimal.
Menurut Mu’awanah Pengelolaan kelas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pengelolaan fisik, yaitu ketatalaksanaan dan pengaturan ruangan
kelas yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar secara
efektifitas dan efisien, seperti pengaturan pergantian udara,
pengaturan cahaya, tempat duduk siswa, meja kursi guru, papan tulis,
alat-alat pelajaran dan sebagainya.
b. Pengelolaan yang menyangkut siswa, yaitu upaya menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk secara sadar berperan serta
dan terlihat dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan, tingkah laku atau
suasana yang diatur atau diciptakan oleh guru dengan merangsang
dan menantang siswa secara penuh. Pengelolaan kelas yang baik
akan menggerakkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar
yang baik pula.

5
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas memiliki tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
tujuan pengelolaan kelas dibagi menjadi dua, yaitu untuk anak didik dan guru.
Tujuan pengelolaan kelas untuk anak didik adalah:
a. Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri
b. Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan
tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu
peringatan dan bukan kemarahan
c. Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam
tugas dan pada kegiatan yang diadakan
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas untuk guru adalah:
a. Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat
b. Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik
c. Memperlajari bagaimana merspon secara efektif terhadap tingkah laku
anak didik yang mengganggu
d. Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat
digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak
didik yang muncul di dalam kelas
Menurut Squire, Huitt, dan Segars yang dikutip oleh Sudarwan Danim
dan Yunan Danim dalam mengelola kelas berarti guru dituntut memiliki tiga
area keahlian,yaitu:
a. Perencanaan, yaitu penciptaan kondisi kesiapan bagi aktivitas kelas.
Perencanaan dimaksud mencakup satuan acara pembelajaran, media
dan sumber pembelajaran, dan pengorganisasian lingkungan belajar.
b. Manajemen, berupa kemampuan guru bekerja dalam mengendalikan
perilaku siswa. semakin besar jumlah rombongan belajar, semakin
banyak sumber daya yang digunakan, semakin berat materi atau
bahan ajar, semakin dituntut pula kemampuan manajemen kelas dari
kalangan guru.
c. Pengajaran, yaitu kemampuan guru dalam menciptakan kondisi dan
membimbing siswa dalam belajar.

6
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengelolaan
kelas menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah:
a. Hangat dan Antusias
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah dan perhatian siswa untuk
belajar sehingga mengurangi kemungkinan muncunya tingkah laku
yang menyimpang.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar, dan
pola interaksi akan mengurangi munculnya gangguan dan
meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya
bervariasi, sesuai dengan kebutuhan,merupakan kunci tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus
menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan
perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
f. Penanaman disiplin diri
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir
dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya
menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.

C. Masalah Pengelolaan Kelas


Sebelum guru mulai melakukan kegiatan pengelolaan kelas, langkah
awal yang seharusnya dilakukan adalah mengenal masalah pengelolaan
kelas. Masalah pengelolaan kelas dibagi menjadi dua, yaitu masalah individu
dan masalah kelompok. Berikut penjelasannya:

7
a. Masalah individu
Kategori masalah individu dalam pengelolaan siswa didasarkan pada
asumsi bahwa tingkah laku manusia itu mempunyai maksud dan tujuan.
Setiap individu mempunyi kebutuhan pokok untuk menjadi dan merasa
berguna. Menurut Abdul Majid, masalah individu dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Perilaku untuk menarik perhatian
Murid-murid yang tidak menaikkan statusnya dengan cara yang dapat
diterima oleh lingkungannya, biasanya akan mencari jalan lain, baik melalui
tindakan untuk menarik perhatian yang aktif maupun yang pasif. Bentuk
mencari perhatian yang aktif bersifat merusak, misalnya bergaya sok,
melawak, mengacau, menjadi anak nakal, anak yang terus menerus
bertanya atau rewel. Bentuk pasif dalam mencari perhatian yang bersifat
merusak, misalnya pemaksaan atau ingin mendapatkan perhatian orang lain
dengan meminta tolong terus.
2) Perilaku untuk mencari kekuasaan
Perilaku untuk mencari kekuasaan hampir sama dengan kasus tindakan di
atas, namun sifatnya lebih kuat yakni mencari perhatian yang sifatnya
merusak. Pencari kekuasaan yang aktif biasanya suka membantah,
berbohong, pemukul, mempunyai watak pemarah, menolak perintah, dan
benar-benar tidak mau tunduk. Pencari kekuasan yang pasif adalah orang
yang kemalasannya sangat nyata, yang biasanya tidak mau bekerja sama
sekali.
3) Perilaku untuk melampiaskan dendam
Murid yang mencari pelampiasan dendam disebabkan putus asa dan bingung
sehingga mencari keberhasilan dengan cara menyakiti orang lain, menyerang
secara fisik, bermusuhan dengan temantemannya, dan memaksa dengan
kekuasaan. Mereka adalah anak yang tidak mempunyai rasa sakit dan
kurang sportif.
4) Perilaku yang memperlihatkan ketidakmampuan
Murid yang berkelakuan buruk merupakan pribadi yang sangat putus asa,
pesimis dalam mencapai keberhasilan, dan hanya mengalami kegagalan
yang terus menerus. Perasaan ttidak berharga dan tidak berdaya menyertai

8
kelakuan murid yang dikucilkan. Perasaan ketidakmampuan ini selalu
mempunyai bentuk pasif.
b. Masalah kelompok
Johnson dan Bany mengidentifikasi 7 masalah kelompok dalam
pengelolaan kelas, yaitu:
1) Kurangnya kesatuan, ditandai dengan konflik-konflik antara idividu dan
sub kelompok.
2) Ketidaktaan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja
Bilamana kelas menganut kebiasaan yang kurang baik, normanorma buruk
sudah diterapkan, maka kebiasaan itu dikategorikan sebagai ketidaktaatan
tindakan terhadap standar tingkah laku.
3) Reaksi negatif terhadap pribadi anggota
Ditandai dengan kesan bermusuhan terhadap anak-anak yang tidak diterima
oleh kelompok, yang menyimpang dari aturan kelompok, atau yang
menghalangi usaha kelompok.
4) Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru
Persetujuan kelas tehadap tindakan jelek timbul ketika kelompok mendorong
dan mendukung seseorang yang berkelakuan yang tidak dapat diterima
kelompok kelas.
5) Kecenderungan adanya gangguan, kemacetan pekerjaan, dan
kelakuan yang dibuat-buat.
Masalah yang timbul pada saat kelompok menyelesaikan tugas cenderung
kelompok memacetkan kegiatan. Kelompok terlalu bereaksi terhadap
gangguan-gangguan kecil dan membiarkan masalah-masalah kecil yang
mengganggu produktivitas.
Masalah-masalah manajemen kelas dan cara mengatasi masalah tersebut
ialah sebagai berikut :
a. Kasus yang terjadi di dalam kelas
1) Tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas
Guru dalam materi mengatasi masalah ini hendaknya memerhatikan materi
atau bahan ajar yang akan disampaikan apakah relevan dengan tujuan yang

9
hendak dicapai dan guru hendaknya mengulang penjelasan untuk
memperkuat materi yang telah disampaikan.
2) Fasilitas yang diperlukan
Fasilitas ini meliputi media, tempat, biaya, dan yang dapat memungkinkan
siswa belajar dengan baik.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa juga menjadi persoalan penting didalam kelas. Karena kondisi
peserta didik inilah yang akan membuat proses belajar mengajar di dalam
kelas menjadi berhasil atau sebaliknya.
4) Teknik mengajar guru
Masalah teknik mengajar yang digunakan oleh guru inilah menjadi masalah
yang penting, dikarenakan jika guru pandai memilih dan menggunakan teknik
atau model-model strategi pembelajaran yang baik, cenderung membuat
kelas menjadi menarik.
Masalah-masalah tersebut dapat diatasi oleh guru dengan
memberikan model pembelajaran yang menitik tekan kan kepada proses
kerja sama kelompok. Model strategi pembelajaran yang dapat digunakan
seperti strategi pembelajaran kooperatif, yaitu sebuah strategi pendekatan
dimana siswa harus menemukan, mentransformasikan, dan memeriksa
informasi yang ada secara kompleks.

BAB III
PEMBAHASAN

10
A. Tempat dan Waktu Observasi
1. Tempat Observasi
Observasi ini dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I dengan
NPSN 20253874 yang beralamat di Jl.Kopo Sayati 8 Rt. 05/07 Sayati
Margahayu-Bandung Kodepos 40228.

Informasi Sekolah
Akreditasi :A
Kurikulum : Kuriklum 2013
Kepala Sekolah : Fahmi Irvani Hamda, M.M.Pd.
Operator Data Akademik : Firman Hamdani, S.Pd.
Nomor Telepon : (022) 5432073
Nomor Fax :-
Email : sdmuh1margahayu@gmail.com
2. Waktu Observasi
Observasi ini dilakukan hari Rabu tanggal 12 Januari 2022 pada pukul
08.00-09.00 WIB

B. Temuan Yang Di Peroleh Dalam Observasi


Nama Sekolah : SD Muhammadiyah I
Alamat : Jl. Kopo Sayati 8 Rt. 05/07 Sayati Margahayu-
Bandung
Kelas :1
Wali Kelas : Lia Amaliatul Khoeriyah, S.Pd
Hari/Tanggal : Rabu/12 Januari 2022

NO INDIKATOR PERMASALAHAN
1. Pemaparan kegiatan Saat kegiatan belajar mengajar di
pembelajaran oleh guru di kelas tidak ada kendala. Murid
kelas memahami dan mengerti materi yang
guru sampaikan karena guru
menyampaikan materi dengan jelas,
lantang dan mudah dimengerti.
2. Kelebihan dalam a. Guru mempunyai sifat yang tegas,
pemaparan kegiatan menjelaskan materi dengan suara
pembelajaran oleh guru di yang lantang
kelas b. Guru memaparkan materi dengan

11
jelas
c. Adanya interaksi tanya jawab
antara guru dengan siswa
d. Guru menegur siswa yang kurang
aktif dengan cara yang baik
3. Kekurangan dalam a. Tidak ada ice breaking di tengah
pemaparan kegiatan tengah pembelajaran
pembelajaran oleh guru di b. Guru terus menerus memaparkan
kelas materi walaupun konsentrasi
siswa sudah tidak fokus
4. Permasalahan pemaparan a. Permasalahannya guru
kegiatan pembelajaran oleh terus menerus memparkan materi
guru di kelas tanpa ada jeda sejenak untuk
peserta didik beristirahat.
b. Setelah guru menjelaskan siswa
diharuskan untuk langsung
mengisi soal yang ada di buku
5. Solusi dari permasalahan Untuk solusi dari permasalahan
pemaparan kegiatan pemaparan, guru bisa melakukan ice
pembelajaran guru di kelas breaking di sela sela pembelajaran
agar siswa tidak merasa bosan.
Misalnya dengan bernyanyi atau
menampilkan video yang
bersangkutan dengan materi
pembelajaran. Lalu guru bisa
menggunakan metode pembelajaran
diskusi, agar siswa bisa saling
bertukar pikiran saat pembelajaran
berlangsung sehingga terjalin interaksi
antara siswa-siswa tidak hanya
interaksi guru-siswa saja.

BAB IV
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Berdasarkan bahasan di atas, untuk laporan hasil observasi saya di
SD Muhammadiyah I dalam pemaparan kegiatan pembelajaran oleh
guru didalam kelas tidak ada masalah, murid paham apa yang
disampaikan oleh guru, karena pemaparannya sangat jelas dan
mudah untuk di mengerti hanya saja ada beberapa kekurangan tidak
ada jeda waktu atau istirahat sejenak karena guru terus menerus
memaparkan materi walaupun konsentrasi murid sudah tidak fokus.
Dan tidak adanya ice breaking sehingga siswa kurang hiburan saat
pembelajaran berlangsung.

B. Saran
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan adapun beberapa saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon guru hendaknya mengetahui bagaimana
kondisi disebuah sekolah dan apa saja standar bagi sebuah sekolah
dapat dikatakan baik.
b. Bagi Penulis
Penulis menyadari bahwa laporan hasil observasi ini masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan lebih detail
dalam menjelaskan tentang laporan hasil observasi.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah (2017)

13
Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas
https://media.neliti.com/media/publications/188865-ID-peran-guru-dalam-
pelaksanaan-manajemen-k.pdf
Mulyadi (2009)
Classroom Managemen Mewujudkan Suasana Kelas yang
Menyenangkan Bagi Siswa, Malang: UIN Malang Press.
Hadi, Soedomo. (2005)
Pengelolaan Kelas. Surakarta: UNS Press.
Hamruni. (2009)
Strategi dan Model-Model Pembelajarn Aktif- Menyenangkan.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Rusman. (2010)
Strategi-Strategi Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

LAMPIRAN

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai