Anda di halaman 1dari 17

Kompetensi Guru

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Indra Budiman, M.Pd.

Disusun Oleh :
Erikha Yunisra Putri 2310631050077
Siti Karina 2310631050053
Salwa Aulia Lestari 2310631050109
Zahrah Julia Sartika 2310631050061
Desti Sahprida Sinaga 2410631990007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2024/2025

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan sekaligus untuk menambah wawasan serta ilmu
tambahan bagi para pembaca mengenai bidang terkait.
Terselesaikannya makalah ini, tidaklah terlepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Indra Budiman, M.Pd. yakni selaku Dosen
pengampu mata kuliah Profesi Pendidikan dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tersusun dengan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
di harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Semoga makalah yang
sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi para Mahasiswa khususnya dan bagi seluruh
masyarakat pada umumnya.

Karawang, 13 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN KOMPETENSI GURU .......................................................................... 3
2.2 MACAM-MACAM KOMPETENSI GURU ................................................................... 3
A. Kompetensi Pedagogik ..................................................................................................... 3
B. Kompetensi Kepribadian .................................................................................................. 7
C. Kompetensi Sosial ............................................................................................................ 9
D. Kompetensi Profesional ................................................................................................. 10
2.3 Level Kompetensi .......................................................................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting
terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,
membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual,
serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain terampil
mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi
dengan baik.

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang
sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap profesional, dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Kompetensi
merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipercayakan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan dilingkungan pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi guru. Kompetensi guru dapat
memberikan kontribusi atas peningkatan prestasi belajar mampu menjadi teladan aktif kreatif
inovatif dan mempunyai integritas yang tinggi di sekolah.
Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi
tenaga pendidik dan pengajar yang professional. Kinerja dan kompetensi guru memikul
tanggung jawab utama dalam transformasi orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi
tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil menjadi terampil, dengan
metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif, melainkan
peserta didik berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri
dengan informasi baru dengan berikir, bertanya, menggali, mencipta dan mengembangkan
cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehid Tujuan dalam
proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting terutama dalam membantu
peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,
mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk
sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memilik upannya

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kompetensi guru?
2. Apa saja macam macam kompetensi guru?
3. Bagaimana tingkatan level kompetensi guru?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kompetensi guru
2. Mengetahui macam macam dari kompetensi guru
3. Mengetahui tingkatan level kompetensi guru

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMPETENSI GURU

Kompetensi pada dasarnya merupakan seperangkat kemampuan standar yang


diperlukan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara maksimal. Kompetensi dapat
juga diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Makna kompetensi dipandang sebagai pilarnya atas kinerja
satu profesi atau dalam konteks ini adalah kinerja para guru. Dengan demikian, kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi
tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap
profesional, dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Oleh karena itu setiap guru pada suatu lembaga pendidikan harus memiliki berbagai
ketentuan atau syarat-syarat untuk menjadi sebagai seorang guru. Salah satu syarat tersebut
adalah memiliki kompetensi (kemampuan) untuk melaksanakan kegiatan pengajaran dan
pendidikan dengan optimal. Syarat lainnya adalah guru harus sehat mental dan fisik, serta
memiliki ijazah keguruan yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan keguruan. Kompetensi
guru diartikan dengan penguasaan terhadap suatu tugas (mengajar dan mendidik), keterampilan,
sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan yang
dilakukannya.

Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi
profesional, tetapi guru profesional harus mampu memiliki keempat kompetensi sebagaimana
yang diamanatkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 agar guru memahami, menguasai, dan terampil
menggunakan sumbersumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sebagai bagian dari kemampuan
guru.

2.2 MACAM-MACAM KOMPETENSI GURU

A. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru merupakan penguasaan dasar ilmu pendidikan dalam


mengelola kegiatan belajar siswa mulai dari memahami karakteristik peserta didik,
mengembangkan potensi, evaluasi, hingga berpengaruh pada tinggi rendahnya
motivasi belajar siswa.
Secara umum, kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru
untuk mengajar dan mendidik. Kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, menurut E. Mulyasa sekurang – kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut :

3
1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik yang sekaligus memiliki berperan penting dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan di negara ini, terlebih dahulu harus mengetahui
dan memahami wawasan dan landasan kependidikan sebagai pengetahuan dasar.
Pengetahuan awal tentang wawasan dan landasan kependidikan ini dapat diperoleh
ketika guru mengambil pendidikan keguruan di perguruan tinggi.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
Dalam memahami peserta didik, guru perlu memberikan perhatian khusus pada
perbedaan individual anak didik, antara lain:
• Perbedaan Biologis, yang meliputi: jenis kelamin, bentuk tubuh, warna rambut,
warna kulit, mata, dan sebagainya. Semua itu adalah ciri-ciri individu anak didik
yang dibawa sejak lahir. Aspek biologis lainnya adalah hal-hal yang menyangkut
kesehatan anak didik baik penyakit yang diderita maupun cacat yang dapat
berpengaruh terhadap pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran.
• Perbedaan Intelektual, setiap anak memiliki intelegensi yang berlainan, perbedaan
individual dalam bidang intelektual ini perlu diketahui dan pahami guru terutama
dalam hubungannya dengan pengelompokan anak didik di kelas. Intelegensi
adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep nyang abstrak
secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya
dengan cepat.
• Perbedaan Psikologis, perbedaan aspek psikologis tidak dapat dihindari
disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan yang
memunculkan karakter berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk
memahami jiwa anak didik, guru dapat melakukan pendekatan kepada anak didik
secara individual untuk menciptakan keakraban. Anak didik merasa diperhatikan
dan guru dapat mengenal anak didik sebagai individu.

3. Pengembangan kurikulum/silabus
Dalam proses belajar mengajar, kemampuan guru dalam mengembangkan
kurikulum/silabus sesuai dengan kebutuhan peserta didik sangat penting, agar
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.

4. Perancangan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu:


• Identifikasi kebutuhan.
• Identifikasi Kompetensi.
• Penyusunan Program Pembelajaran.

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis


Pelaksaanaan pembelajaran sebagian besar dianggap gagal disebabkan oleh
penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog. Oleh karena itu, salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
4
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup sumber belajar, sarana dan
prasarana penunjang lainnya, sehingga peningkatan fasilitas pendidikan harus Volume
2 Nomor 1, Juni 2014 | Bahana Manajemen Pendidikan | Jurnal Administrasi
Pendidikan Halaman 674 ‐ 831 ditekankan pada peningkatan sumber-sumber belajar,
baik kualitas maupun kuantitasnya, sejalan dengan perkembangan teknologi
pendidikan dewasa ini. Perkembangan sumber-sumber belajar ini memungkinkan
peserta didik belajar tanpa batas, tidak hanya di ruang kelas, tetapi bisa di laboratorium,
perpustakaan, di rumah dan di tempat tempat lain.

7. Evaluasi hasil belajar (EHB)


Secara umum, pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
• Penilaian Kelas.
• Tes Kemampuan Dasar.
• Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi.
• Benchmarking, merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang
berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan.
• Penilaian Program.

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimilikinya.
Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya
terbatas pada penguasaan prinsip mengajar. Guru yang baik adalah guru yang selalu
bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik terhadap kelemahan-kelemahan yang
ada pada dirinya, misalnya dalam hal caranya mengajar, serta terus mengembangkan
pengetahuannya terkait dengan profesinya sebagai pendidik. Hal ini diperlukan dalam
upaya perbaikan mutu pendidikan demi kepentingan anak didik sehingga benar-benar
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Indikator Kompetensi Pedagogik Guru menurut A. Fatah Yasin, Kompetensi


pedagogik adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi:

• Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator antara lain: (1)
Memahami karakteristik perkembangan peserta didik, seperti memahami tingkat
kognisi peserta didik sesuai dengan usianya; (2) Memahami prinsipprinsip
perkembangan kepribadian peserta didik, seperti mengenali tipe-tipe kepribadian
peserta didik, mengenali tahapan-tahapan perkembangan kepribadian peserta
didik, dan lainnya; (3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik,
mengenali perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik, dan lain sebagainya.

5
• Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan indikator antara
lain: (1) Mampu merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, seperti
mampu menelaah dan menjabarkan materi yang tercantum dalam kurikulum,
mampu memilih bahan ajar yang sesuai dengan materi, mampu menggunakan
sumber belajar yang memadai, dan lainnya; (2) Mampu merencanakan pengelolaan
pembelajaran, seperti merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai, memilih jenis strategi/metode
pembelajaran yang cocok, menentukan langkahlangkah pembelajaran,
menentukan cara yang dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik,
menentukan bentuk-bentuk pertanyaan yang akan diajukan kepada pesera didik,
dan lainnya; (3) Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti penataan ruang
tempat duduk peserta didik, mengalokasi waktu, dan lainnya; (4) Mampu
merencanakan penggunakan media dan sarana yang bisa digunakan untuk
mempermudah pencapaian kompetensi, dan lainnya; (5) Mampu merencanakan
model penilaian proses pembelajaran, seperti menentukan bentuk, prosedur, dan
alat penilaian.
• Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator antara lain: (1)
Mampu menerapkan ketrampilan dasar mengajar, seperti membuka pelajaran,
menjelaskan, pola variasi, bertanya, member penguatan, dan menutup pelajaran;
(2) Mampu menerapkan berbagai jenis model pendekatan, strategi/ metode
pembelajaran, seperti aktif learning, pembelajaran portofolio, pembelajaran
kontekstual dan lainnya; (3) Mampu menguasai kelas, seperti mengaktifkan
peserta didik dalam bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan pertanyaan
siswa, kerja kelompok, kerja mandiri, dan lainnya; (4) Mampu mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
• Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indicator antara lain: (1)
Mampu merancang dan melaksanakan asesment, seperti memahami prinsip-
prinsip asesment, mampu menyusun macam-macam instrumen evaluasi
pembelajaran, mampu melaksanakan evaluasi, dan lainnya; (2) mampu
menganalisis hasil assesment, seperti mampu mengolah hasil evaluasi
pembelajaran, mampu mengenali karakteristik instrumen evaluasi; (3) Mampu
memanfaatkan hasil asesment untuk perbaikan kualitas pembelajaran selanjutnya,
seperti memanfaatkan hasil analisisn instrumen evaluasi dalam proses perbaikan
instrumen evaluasi, dan mampu memberikan umpan balik terhadap perbaikan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
• Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya, dengan indikator antara lain: (1) Memfasilitasi
peserta didik untukmengembangkan potensi akademik, seperti menyalurkan
potensi akademik peserta didik sesuai dengan kemampuannya, mampu
mengarahkan dan mengembangkan potensi akademik peserta didik; (2) Mampu
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi nonakademik, seperti
menyalurkan potensi non-akademik peserta didik sesuai dengan kemampuannya,
mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi non-akademik peserta didik.

6
Pengertian Kompetensi Pedagogik Menurut Para Ahli
1. Suprihatiningrum
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman
siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini
mencakup kemampuan pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Ramayulis
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman tentang peserta didik
secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi
pedagogik seorang guru ditandai dengan adanya kemampuan menyelenggarakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan.

3. Syaiful Sagala
Kompetensi pedagogik merupakan prioritas guru dalam meningkatkan
kemampuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan pelaksanaan tugas guru,
yaitu proses belajar mengajar yang baik.

4. Abd Mukhid dan Mosleh Habibullah


Kompetensi pedagogik merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seorang guru
dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan peserta didik, yang
meliputi pemahaman wawasan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan berbagai
macam potensi yang dimilikinya.

Tujuan kompetensi pedagogik bagi guru bukan hanya tentang mengetahui cara
menyusun program pembelajar yang baik, tapi seorang guru harus bisa membantu
perkembangan peserta didik agar mereka siap berbaur ke dalam masyarakat dan
menemukan jati dirinya.

B. Kompetensi Kepribadian

Kata “kompetensi” berarti kemampuan menguasai dan kewenangan untuk


menentukan sesuatu. Kompetensi juga diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan maksimal.
Sedangkan kata “kepribadian” merupakan sifat hakiki manusia sebagai individu yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau
bangsa lain (KBBI, 2022). Berdasarkan dua konsep tersebut, kompetensi kepribadian
adalah kemampuan guru dalam berperilaku positif agar menjadi teladan bagi peserta didik.

7
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia. Di mana pada setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku
positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seorang guru. Setiap guru mempunyai
pribadi masingmasing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian sebenarnya
adalah suatu masalah yang abstrak, yang hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah
keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian,
seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang
tersebut.

Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:


➢ Kepribadian yang stabil dan mantap
Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di
masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku. Seorang tenaga pendidik harus bersikap sesuai dengan norma agama,
hukum, dan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Pendekatan dengan nilai dan norma
dapat memberikan impresi kepada peserta didik bagaimana seharusnya harus berinteraksi
dengan orang lain, mulai dari teman sebaya sampai orang yang lebih tua. Seorang tenaga
pendidik juga harus menghargai segala keyakinan, suku, adat, daerah asal, dan gender
peserta didik. Perhatian terhadap hal-hal tersebut sangat penting karena mempengaruhi
bagaimana Anda memilih pendekatan terbaik dan adil dengan perbedaan-perbedaan
tersebut.

➢ Kepribadian yang dewasa


Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam melakukan tindakan sebagai
seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi sebagai guru.

➢ Kepribadian yang arif


Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan manfaat bagi peserta
didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
melakukan tindakan.

➢ Kepribadian yang berwibawa


Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat memberikan pengaruh positif
dan disegani oleh peserta didik.

➢ Memiliki kepribadian yang jujur, akhlak mulia dan menjadi teladan


Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa,
jujur, ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik. Implementasi dari
poin-poin tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk sikap yang penuh perasaan, tenang,
lapang, lega, dan tulus tanpa pamrih dalam proses belajar mengajar. Artinya, dalam
melaksanakan tugas, seorang pendidik hendaklah mengabdikan diri dengan sepenuh hati.

8
Kelanjutan dari sikap tersebut tercermin dalam akhlak yang mulai meliputi sopan
santundan budi pekerti. Sikap-sikap yang akan menjadi cikal bakal dan pedoman bagi
peserta didik.

➢ Menunjukan Etos Kerja, Tanggung jawab yang Tinggi, Percaya Diri, dan Rasa Bangga
menjadi Tenaga Pendidik
Seorang tenaga pendidik harus memiliki etos kerja yang kuat. Pendidik harus
menunjukan kepribadian yang normatif dalam menghargai pekerjaan sebagai bagian
kehidupan. Selain itu, juga harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi saat mengajar. Hal
tersebut akan memberikan kesan yang tegas terhadap pribadi seorang pendidik. Kesan
itulah yang memberikan peserta didik rasa nyaman dalam pembelajaran.

Jadi, pentingnya kompetensi kepribadian untuk tenaga pendidik guru adalah


pendidik profesional yang bertugas mengembangkan kepribadian peserta didik atau lebih
dikenal dengan sebutan karakter siswa. Tenaga pendidik yang menguasai kompetensi
kepribadian akan sangat membantu upaya pengembangan karakter. Dengan menunjukan
kepribadian yang berwibawa, bisa dugugu, dan ditiru, peserta didik menjadi yakin dengan
apa yang disampaikan oleh Anda. Selain itu, seorang peserta didik juga merupakan peniru
ulung, apabila perilaku pendidik baik maka baik pula peserta didiknya begitu pula
sebaliknya.
Guru memberikan pembelajaran dan masukan kepada peserta didik selain untuk
meningkatkan taraf dan kualitas tenaga pendidik, kepribadian Anda sebagai pendidik juga
akan menentukan keberhasilan peserta didik. Keberhasilan tersebut dapat secara
kuantitatif, dalam bentuk prestasi dan kualitatif, dalam bentuk moral siswa. Dalam skala
yang lebih luas, kompetensi kepribadian juga berkaitan dengan bagaimana Anda
memposisikan diri di dalam masyarakat. Apabila seorang tenaga pendidik melakukan
tindakan tidak terpuji atau melanggar norma dan aturan maka akan terjadi kemerosotan
keyakinan masyarakat. Kemerosotan tersebut berdampak pada stigma negatif dan
berkurangnya wibawa sekolah.

C. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam


berinteraksi dengan orang lain seperti berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar.
Sebagai makhluk sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.
Inti dari kompetensi sosial terletak pada komunikasi, tetapi komunikasi yang dimaksud
adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses saling
mempengaruhi antar manusia. Komunikasi juga merupakan keseluruhan dari pada
perasaan, sikap dan harapan - harapan yang disampaikan baik secara langsung atau tidak

9
langsung, baik yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar karena komunikasi merupakan
bagian integral dari proses perubahan.

Kompetensi sosial telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional No16 tahun 2007 tentang Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti
guru yaitu :
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi ini memiliki sub kompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, dengan indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan siswa, guru bisa memahami keinginan
dan harapan siswa.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, misalnya bisa berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi siswa
serta solusinya.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali siswa dan
masyarakat sekitar. Contohnya, guru bisa memberikan informasi tentang bakat, minat,
dan kemampuan siswa kepada orang tua siswa.

D. Kompetensi Profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Surya (2003) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi
profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan
yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Menurut Mulyasa (2009) secara umum, kompetensi profesional dapat diidentifikasi dari
ruang lingkupnya, meliputi:
1. Mengerti dan dapat mengimplementasikan landasan pendidikan.
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tahapan perkembangan
peserta didik.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang diampunya.
4. Mengerti dan mampu menerapkan metode yang bervariasi.

10
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber
belajar yang sesuai.
6. Mampu mengorganisasikan sekaligus melaksanakan program pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar pada setiap peserta didik.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian dalam diri peserta didik.
Kompetensi profesional telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru yang mencakup kompetensi
inti guru yaitu;
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan refleksi
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi dijelaskan Slamet (Sagala
2009: 39) yaitu: Kompetensi profesional yang terdiri dari subkompetensi (1) memahami
mata pelajaran yang telah disiapkan untuk mengajar; (2) memahami standar kompetensi
dan standar isi pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (3) memahami struktur, konsep, dan
metode keilmuan yang menaungi materi ajar; (4) memahami hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; dan (5) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
hari.
2.3 Level Kompetensi

Level kompetensi merepresentasikan tingkat penguasaan kompetensi pada setiap sub-


indikator untuk masing-masing indikator kompetensi yang melingkupi setiap kompetensi
teknis guru. Level yang dimaksud terdiri atas lima (5) tingkat taksonomi. Penjelasan
mengenai tingkat penguasaan.kompetensi, mulai dari level terendah sampai dengan
tertinggi sebagai berikut:

1. Level 1 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Paham


Pemaknaan level penguasaaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan
Guru memahami pengetahuan tentang prinsip-prinsip teori dan praktik dalam
mengelola pembelajaran, pengetahuan profesional, pengelolaan diri, serta pengelolaan
relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
2. Level 2 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Dasar
Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan Guru
menerapkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip teori dan praktik dalam mengelola

11
pembelajaran, pengetahuan profesional, pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
3. Level 3 Tingkat Penguasaan Kompetensi Menengah

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan


Guru mengevaluasi dan merancang perbaikan terhadap pengetahuan tentang
prinsip-prinsip teori dan praktik dalam mengelola pembelajaran, pengetahuan
profesional, pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

4. Level 4 Tingkat Penguasaan Kompetensi Mumpuni

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan


Guru berkolaborasi dan berbagi praktik baik dengan guru-guru lainnya untuk
mengembangkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip teori dan praktik dalam
mengelola pembelajaran, pengetahuan profesional, pengelolaan diri, serta pengelolaan
relasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

5. Level 5 - Tingkat Penguasaan Kompetensi Ahli

Pemaknaan level penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan kemampuan


Guru membimbing guru lain dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan
tentang prinsip-prinsip teori dan praktik dalam mengelola pembelajaran, pengetahuan
profesional, pengelolaan diri, serta pengelolaan relasi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang
sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap profesional, dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Kompetensi guru dapat memberikan kontribusi atas peningkatan prestasi belajar mampu
menjadi teladan aktif kreatif inovatif dan mempunyai integritas yang tinggi di sekolah.

Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi
profesional, tetapi guru profesional harus mampu memiliki keempat kompetensi
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 agar guru memahami, menguasai, dan
terampil menggunakan sumbersumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sebagai bagian
dari kemampuan guru.
Level kompetensi merepresentasikan tingkat penguasaan kompetensi pada setiap
sub-indikator untuk masing-masing indikator kompetensi yang melingkupi setiap
kompetensi teknis guru. Level yang dimaksud terdiri atas lima (5) tingkat taksonomi.
Penjelasan mengenai tingkat penguasaan.kompetensi, mulai dari level terendah sampai
dengan tertinggi

13
DAFTAR PUSTAKA

Indikator dan Level Refleksi Kompetensi. (2024, Januari). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia: Diakses pada 13 Maret 2024.
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/23329367282329-Indikator-
dan-Level-Refleksi-Kompetensi

Ramaliya. (2018, Juni 1). Pengembangan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran. Bidayah: Studi
Ilimu-Ilmu Keislaman, 78-88. Diakses pada 13 Maret 2024, dari Universitas Sultan Zainal
Abidin, Malaysia

14

Anda mungkin juga menyukai