Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH MATA KULIAH

PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENJAS


“PENDIDIK ATAU GURU”

“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Penjas”

Dosen Pengampu Bapak Ricko Irawan, S.Pd., M.Pd. dan Moch. Fahmi Abdulaziz, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Nabila Rista Purwaningrum (6103422003)


2. Yongki Darmawan (6103422026)
3. Lutvi Amallia (6103422027)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Sekaran, Kec. Gn. Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229


KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk
mata kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Penjas dengan judul “Pendidik atau Guru”
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ricko Irawan, S.Pd., M.Pd. dan Moch. Fahmi
Abdulaziz, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing kami dan teman-teman yang memberikan
kontribusi untuk mengerjakan tugas makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Namun, apabila ada ketidaksempurnaan
dalam makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menyumbang manfaat kepada
siapa saja yang membacanya.

Semarang, 25 Januari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Pengertian Guru dan Pendidik.........................................................................................................2
B. Perbedaan Guru dan Pendidik..............................................................................................................2
C. Tugas Guru......................................................................................................................................2
D. Peran dan Fungsi Guru....................................................................................................................2
E. Persyaratan Yang Harus Dimiliki Guru Agar Profesional...............................................................2
F. Kopetensi Guru Dan Contohnya......................................................................................................2
G. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki Guru Dalam Pembelajaran........................................................2
H. Mengapa Guru Harus Memiliki Ketrampilan..................................................................................2
I. Perencanaan Pembelajaran Guru.....................................................................................................2
J. Masalah Yang Sering Di Alami Guru..............................................................................................2
K. Solusi Dari Masalah Yang Di Alami Guru......................................................................................2
L. Kaitan Guru Dengan Kurikulum......................................................................................................2
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah yang sangat berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi
tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi
seorang guru.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari guru dan pendidik?
2. Apa perbedaan antara guru dan pendidik?
3. Apa tugas dan tanggung jawab guru?
4. Apa peran dan fungsi guru?
5. Apa sajakah kompetensi yang harus dimiliki guru dan contohnya?
6. Apa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran?
7. Mengapa seorang guru harus memiliki keterampilan dasar dalam proses pembelajaran?
8. Perencanaan pembelajaran seperti apa yang harus dimiliki guru?
9. Apa masalah yang sering di alami guru?
10. Apa solusi memecahkan masalah yang di alami guru
11. Apa kaitannya guru dengan kurikulum?

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari guru dan pendidik?
2. Untuk mengetahui perbedaan antara guru dan pendidik?
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab guru?
4. Untuk mengetahui peran dan fungsi guru?
5. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki guru dan contohnya?
6. Untuk mengetahui keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran?
7. Untuk mengetahui mengapa seorang guru harus memiliki keterampilan dasar dalam
proses pembelajaran?
8. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran seperti apa yang harus dimiliki guru?
9. Untuk mengetahui masalah yang sering di alami guru?
10. Untuk mengetahui solusi memecahkan masalah yang di alami guru
11. Untuk mengetahui kaitannya guru dengan kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru dan Pendidik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), guru adalah orang yang pekerjaannya atau
profesinya mengajar. Dengan demikian, guru adalah orang yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik di lingkungan sekolah.
Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu,
membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu,
mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang
diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga
pendidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya. Dari penjelasan
tersebut, maka kita dapat memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses
menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya.
Pendidik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah orang yang pekerjaannya
mendidik. Dengan demikian, pendidik adalah orang yang memiliki peran untuk membentuk
karakter, sikap, perilaku, dan kepribadian peserta didik. Pendidik tidak hanya terbatas pada orang
yang mengajar di sekolah, tetapi juga bisa berupa orang tua, keluarga, teman, tokoh masyarakat,
atau siapa saja yang berpengaruh dalam kehidupan peserta didik.

B. Perbedaan Guru dan Pendidik

NO GURU PENDIDIK
1. Guru berkaitan dengan profesi yang Pendidik cakupannya lebih luas dan bisa
membutuhkan kualifikasi dan diperankan oleh siapa saja yang berpartisipasi
kompetensi tertentu. dalam proses pendidikan
2. Guru berfokus pada pengajaran materi Pendidik berfokus pada pengembangan
dan nilai-nilai. keterampilan dan pengetahuan
3. Guru mengajarkan informasi yang Pendidik mendorong peserta didik untuk
telah disiapkan dan menilai kemajuan berpikir kritis dan menemukan solusi sendiri
peserta didik.
4. Guru belum tentu pendidik, karena Pendidik sudah pasti guru, karena setiap
tidak semua guru mampu membentuk pendidik harus menguasai ilmu pengetahuan
karakter peserta didik. yang relevan dengan bidangnya.

C. Tugas Guru
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah pelintasan zaman dengan
teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cendrung
memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat
mengadaptasikan diri.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni : a). Tugas dalam
bidang Profesi, b). Tugas kemanusian, c). Tugas dalam bidang Kemasyarakatan.
a) Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
b) Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang
tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para
siswanya.
c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada
tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa
menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.
DalamUndang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa :
a) Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjangproses pendidikan pada satuan
pendidikan.
b) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
penelitian dan pengabdian pada masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Menurut Hamdani Bakran ADz-Dzakiey ada beberapa hal mendasari dari tugas dan tanggung
jawab seorang guru, khususnya dalam proses pendidikan dan pelatihan pengembangan kesehatan
ruhani (ketakwaan), antara lain :
a) Sebelum melakukan proses pelatihan dan pendidikan, seorang guru harus benar-benar
telah memahami kondisi mental, spiritual, dan moral, atau bakat, minat, maka proses
aktivitas pendidikan akan dapat berjalan dengan baik.
b) Membangun dan mengembangkan motivasi anak didiknya secara terus-menerus tanpa
ada rasa putus asa. Apabila motovasi ini selalu hidup, maka aktivitas pendidikan atau
pelatihan dapat berjalan dengan dengan baik dan lancar.
c) Membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat senantisa berkeyakinan,
berfikir, beremosi, bersikap dan berprilaku, positif yang berparadigma pada wahyu
ketuhanan, sabda, dan keteladanan kenabian.
d) Memberikan pemahaman secara mendalam dan luas tentang materi pelajaran sebagai
dasar pemahaman teortis yang objektif, sistematis, metodologis, dan argumentatif.
e) Memberikan keteladanan yang baik dan benar bagaimana cara berfikir, berkeyakinan,
beremosi, bersikap, dan berprilaku yang benar, baik dan terpuji baik di hadapan
Tuhannya maupun dilingkungan kehidupan sehari-hari.
f) Membimbing dan memberikan keteladanan bagaimana cara melaksanakan ibadah-ibadah
vertical dengan baik dan benar, sehingga ibadah-ibadah itu akan mengantarkan kepada
perubahan diri, pengenalan, dan perjumpaan dengan hakikat diri, pengenalan dan
perjumpaan dengan Tuhannya serta menghasilkan kesehatan ruhaninya.
g) Menjaga, mengontrol, dan melindungi anak didik secara lahiriah maupun batiniah selama
proses pendidikan dan pelatihan, agar terhindar dari berbagai macam gangunaan.
h) Menjelaskan secara bijak (hikmah) apa-apa yang ditanyakan oleh anak didiknya tentang
persoalan-persoalan yang belum dipahaminya.
i) Menyediakan tempat dan waktu khusus bagi anak didik agar dapat menunjang
kesuksesan proses pendidikan sebagaimana diharapkan
D. Peran dan Fungsi Guru
Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan antara kemampuan
mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan
kemampuan integratif yang satu sama lain tak dapat dipisahkan.
Di sisi lain, guru sering dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal dengan
EMASLIMDEF (edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dinamisator
evaluator dan fasilitator). Edukator merupakan peran utama dan utama khususnya untuk peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi
peserta didik, sebagai role model, memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, dan
membentuk kepribadian peserta didik.
Sebagai manajer, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan tata tertib yang
telah disepakati bersama di sekolah memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata
tertib di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh warga sekolah.
Sebagai administrator, guru memiliki peran untuk melaksanakan administrasi sekolah, seperti
mengisi buku presensi siswa buku daftar nilai, buku rapor, administrasi kurikulum administrasi
penilaian dan sebagainya. Bahkan secara administratif para guru juga sebaiknya memiliki
rencana mengajar, program semester dan program tahunan, dan yang paling penting adalah
menyampaikan rapor atau laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan masyarakat.
Peran guru sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan pengawasan kepada
peserta didik, memahami permasalahan yang dihadapi peserta didik, menemukan permasalahan
yang terkait dengan proses pembelajaran, dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan
masalah.
Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingkan dengan peran sebagai manajer.
Karena manajer bersifat kaku dengan ketentuan yang ada. Dari aspek menegakkan disiplin
misalnya guru lebih menekankan disiplin mati. Sementara itu sebagai leader guru lebih
memberikan kebebasan secara bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian,
disiplin yang telah ditegaskan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah sikap disiplin hidup.
Dalam melaksanakan peran sebagai inovator seorang guru harus memiliki kemauan belajar
yang cukup tinggi untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya sebagai guru. Tanpa
adanya semangat belajar yang tinggi, mustahil bagi guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Adapun peran sebagai motivator terkait dengan peran sebagai edukator dan supervisor. Untuk
meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi kau mahasiswa perlu memiliki motivasi
yang tinggi, baik motivasi dalam dirinya sendiri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang
utamanya berasal dari gurunya sendiri.
Dalam buku bertajuk Dinamika Sekolah dan Bilik Darjah, Kamaruddin Haji Husin (1993:8),
memaparkan peran guru dalam berbagai aspek. Yaitu sebagai; Pendidik, Pengajar, Fasilitator,
Pembimbing, Pelayan, Perancang, Pengelola, Inovator, dan Penilai.
Menurut kajian Pullias dan Young (1998), Manan (1990), serta Yelon And Weinstein (1997),
dapat diidentifikasikan sedikitnya ada 19 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan keteladanan, pribadi,
peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah,
pembawa ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet dan kulminator.
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mencapai
tujuan hidup secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah yang
dalam perkembangan senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal.

E. Persyaratan Yang Harus Dimiliki Guru Agar Profesional


Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan antara kemampuan

F. Kopetensi Guru Dan Contohnya


1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian
adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang
dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan
yang baik bagi peserta didik.
Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:

 Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru,
serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
 Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam
melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.
 Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan
manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.
 Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan
dapat diteladani oleh peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan
evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.

Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:

 Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini,
seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi
bekal untuk mengajar peserta didik.
 Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar
dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan, menentukan strategi
pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta didik, materi ajar,
kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan pembelajaran.
 Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar
pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
 Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang
dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi
proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat ketuntasan belajar
peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki program
pembelajaran.
 Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta
didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka
miliki.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan
tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar
sekolah.

Kompetensi sosial meliputi:

 Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi


terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan
status sosial
 Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap
sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar
 Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah
Indonesia yang beragam kebudayaannya
 Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi


profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan
mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan
substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta
metodologi keilmuannya.

Kompetensi profesional meliputi:

 Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang
dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai
 Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran atau bidang yang dikuasai
 Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
 Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan yang reflektif
 Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan
diri.

G. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki Guru Dalam Pembelajaran


1. Keterampilan Bertanya ( Questioning skill)
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan befikir (Sunhaji, 2009:110). Dalam
prose belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan akan memberikan dampak positif
terhadap siswa yaitu:
 Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang
dihadapi atau dibicarakan.
 Mengembangkan pola dan cara berfikir aktif daris siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya.
 Menunjukkan proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa
agar dapat menentukan jawaban yang baik.
 Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Adapun dasar-dasar pertanyaan yang baik adalah :


 Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

 Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan siswa

 Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.

 Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.

 Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.

 Berikanlah respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa
untuk menjawab atau bertanya.
 Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang
benar
2. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)
Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima
( siswa) atau perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi (Muh. Uzer
Usman, 2007:80). Keterampilan dasar penguatan adalah respon tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa berbentuk verbal atau nonverbal.

Untuk kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri. Semua


penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata, senyuman,
anggukan, dan sentuhan. Pada dasarnya antara keterampilan memberi penguatan dan
keterampilan bertanya saling terkait satu sama lainnya.

Inti sari dari penguatan adalah respons terhadap tingkah laku positif yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak
boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus mendapat perhatian serius.
Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar
mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.

Pada prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokkan kepada dua jenis,


penguatan verbal dan penguatan non-verbal:
 Penguatan verbal, diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata,
pujian, penghargan, persetujuan dan sebagainya, misalnya; bagus sekali, betul,
pintar, saya senang dan sebagainya.
 Penguatan non-verbal, berupa mimik dan gerakan tubuh. Berupa mimik dan
gerakan tangan dengan pendekatan, dan menggunakan sentuhan digosok-gosok
punggungnya. Menggunakan simbol atau benda, seperti anak disuruh
mengerjakan PR di papan tulis, kemudian diberikan tanda betul.

Penguatan hendaknya dilakukan dengan kehangatan dan keantusiasan, dilakukan sesuai


dengan tingkah laku dan penampilan siswa bahwa dia patut diberi penguatan, dan
menghindari penggunaan respons yang negatif berupa canda yang menghina, ejekan yang
kasar yang akan mematahkan semangat siswa dalam belajar. Jika seorang siswa tidak
dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi
bisa melontarkan pertanyaan kepada siswa lain.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi pembelajaran
yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi
pembelajaran proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan
ketekunan dan penuh partisipasi. Jadi inti tujuan proses pembelajaran variasi adalah
menumbuhkembangkan perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik.

Menurut Wina Sanjaya keterampilan dasar variasi adalah "Keterampilan guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga
siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah berpartisipasi aktif dalam
setiap langkah kegiatan pembelajaran" (Wina Sanjaya, 2006: 166). Keterampilan
mengadakan variasi ada tiga macam yaitu : variasi cara mengajar guru, variasi dalam
menggunakan media atau alat pengajaran, dan Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa:

a) Variasi Cara Mengajar Guru, contohnya:


 Penggunaan variasi yaitu suara dari keras menjadi lembut,dari tinggi
menjadi rendah, dan dari cepat menjadi lambat.
 Pemusatan perhatian seperti : perhatikan baik-baik !, jangan ribut! dan lain-
lain.
 Kesenyapan atau kebisuan, pada saat menjelaskan tiba-tiba guru diam
sejenak untuk menarik perhatian.
 Mengadakan kontak pandang yaitu menjelajah seluruh kelas dan melihat
mata seluruh siswa.
 Gerakan kepala dan ekspresi wajah seperti menggangguk, alis mata dan
menggeleng, sebagainya.
 Pergantian posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa bisa mengontrol
tingkah laku siswa.

b) Variasi dalam menggunakan media dan alat pengajaran

 Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Contohnya: grafik,
bagan, poster, gambar film dan slide.
 Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids). Contohnya
rekaman suara, suara rdio, musik deklamasi puisi, dan sosiodrama.
 Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dan digerakkan (motorik).
Contohnya peragaan siswa, model, spesimen, patung, topeng dan boneka.
 Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio-
visual aids). Contoh: film, televisi, radio, slide projektor yang diiringi
penjelasan guru, slide projektor yang diiringi penjelasan guru.
 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, bertujuan agar tidak
menimbulkan kebosanan dan kejemuan menghidupkan suasana kelas
kondusif.

Adapun jenis pola interaksi ada lima pola yaitu :


 Pola guru-murid, yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah 2) Pola guru-
murid-guru, yaitu ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi
antar siswa.
 Pola guru-murid-murid, yaitu ada balikan bagi guru, siswa saling belajar
satu sama lain.
 Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid, yaitu interaksi optimal antara
guru dengan murid dan antara murid dengan guru (komunikasi multi arah).
 Pola melingkar yaitu setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila
setiap siswa mendapat giliran.

4. Keterampilan Menjelaskan (Explaining)


Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara
sistematis suntuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Buchari Alma menyatakan bahwa :

Keterampilan "menjelaskan” ini berhubungan dengan

 Penyampaian sesuatu ide/pendapat ataupun pemikiran (dalam hal ini bahan


pelajaran) dalam bentuk kata-kata.
 Pengorganisasian dalam menyempaikan ide tersebut :
1) Sistematika penyampaian
2) Hubungan antar hal yang terkandung dalam ide itu.
 Upaya untuk secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun pemahaman pada
diri siswa

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang
cocok merupakan ciri utama kegiatan penjelasan. Pentingnya keterampilan menjelaskan
dikuasai oleh guru, karena tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari
buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-
hal tertentu.
T. Gilarso mengungkapkan bahwa komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam
penjelasan adalah : (1) merencanakan pesan yang disampaikan, (2) Menggunakan
contoh-contoh, (3) memberikan penjelasan yang paling penting, (4) mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami (T.Gilarso,
1986:35). Komponen penjelasan itu terkait dengan orientasi, bahasa yang sederhana,
contoh yang banyak dan relevan, memiliki struktur yang jelas, bervariasi dalam
menjelaskan latihan dan umpan balik.

Tujuan akhir dalam keterampilan memberikan penjelasan adalah guru tidak hanya
mengajarkan pengetahuan tentang sesuatu, tetapi sekaligus melatih peserta didik dalam
proses dan teknik berfikir. Isi penjelasan terkait dengan perencanaan, dan pelaksanaan.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure).


Menurut Sardiman, keterampilan membuka pelajaran adalah “seberapa jauh kemampuan
guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu
(Sardiman A.M, 2011:211). Menurut Wina Sanjaya, membuka pelajaran atau set
induction adalah “usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
pengalaman belajar yang disajikan (Sanjaya,2006:171).

Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Zainal
Asril, 2010:82).

Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian
siswa, memotivasi, memberi acuan tentang rujukan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, dan mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari
dengan topik baru. Menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang
akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa yang akan dibicarakan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Adapun inti kegiatan menutup pelajaran yaitu (1) merangkum atau meringkas inti pokok
pelajaran, (2) mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan
agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya
terhadap pelajaran selanjutnya, (3) mengorganisasikan semua pelajaran yang telah
dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami matei pelajaran,
(4) memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru
dipelajari.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah ((Muh.Uzer Usman,2007:94).
Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar mengajar tidak jauh beda dengan
pengertian di atas. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan
guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan
keputusan tersebut berlangsung dalam suasana terbuka. Setiap siswa bebas
mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap
siswa harus mentaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya.

Dikusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar
mengajar. Akan tetapi tidak setiap guru dan calon guru mampu membimbing para
siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu, keterampilan ini
perlu diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu melaksanakan tugas ini dengan
baik.

Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam keterampilan membimbing


diskusi yaitu (a) memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, (b)
memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, (c)
Menganalisa pendapat peserta didik yang memiliki dasar yang kuat, (d) meluruskan alur
berfikir peserta didik, (e) memberikan kesempatan peserta didik berpartisipasi dalam
diskusi, (f) menutup diskusi, membuat rangkuman, menindaklanjuti diskusi dan menilai
hasil diskusi.

7. Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Jadi Penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelelesaian tugas oleh siswa atau penetapan norma kelompok yang
produktif.

Beberapa prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas adalah: (a) kehangatan dan
keantusiasan, yaitu suasana yang menyenangkan, (b) tantangan, untuk meningktkan gairah
siswa untuk belajar, (c) bervariasi, yaitu penggunaan media, gaya dan interaksi yang
bervariasi, (d) keluwesan, yaitu strategi belajar mengajar yang efektif, (e) penekanan pada
hal-hal yang positif, (f) dan penanaman disiplin diri.

Dengan demikian keterampilan mengelola kelas berfungsi menciptakan dan memelihara


kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila ada gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dua hal tersebut merupakan komponen dari keterampilan mengelola
kelas yang harus dikuasai oleh guru atau calon guru.

8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan
kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan
tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil keputusan. Diskusi kelompok kecil
adalah peserta didik berdiskusi kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya
untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dilaksanakan
dalam suasana terbuka.

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru
terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil. Ini berarti bahwa
guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar.
Guru banyak menghadapi banyak siswa terdiri dari beberapa kelompok yang dapat
bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok kecil yaitu (a)
memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, (b) menjelaskan
gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas, (c) menganalisis
pendapat peserta didik dengan dasar yang kuat, (d) meluruskan alur peserta didik dengan
memberikan contoh verbal dan memberikan waktu berfikir, (d) memberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam diskusi, (e) menutup diskusi, membuat rangkuman hasil
diskusi, menindaklanjuti hasil diskusi dan menilai hasil diskusi (Zainal Asril,2011:80).

Peran guru dalam pengajaran ini adalah organisator kegiatan belajar mengajar, sumber
informasi (nara sumber) bagi siswa, motivator bagi siswa untuk belaja, penyedia materi
dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa, dan pembimbing kegiatan siswa.
Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab
yang lebih besar besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan siswa, serta
dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kombinasi pelajaran klasikal, kelompok kecil dan
perseorangn memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan
demikian, diskusi, (e) menutup diskusi, membuat rangkuman hasil diskusi,
menindaklanjuti hasil diskusi dan menilai hasil diskusi.

Peran guru dalam pengajaran ini adalah organisator kegiatan belajar mengajar, sumber
informasi (nara sumber) bagi siswa, motivator bagi siswa untuk belaja, penyedia materi
dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa, dan pembimbing kegiatan siswa.
Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab
yang lebih besar besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan siswa, serta
dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kombinasi pelajaran klasikal, kelompok kecil dan
perseorangn memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan
demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap calon guru dan guru professional.

H. Mengapa Guru Harus Memiliki Ketrampilan


Kegiatan mengajar yang selama ini dilakukan oleh guru tidak sembarangan untuk dilakukan.
Untuk bisa mengajar dan menyampaikan ilmu dengan baik, guru harus memiliki keterampilan
dasar dalam mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasai oleh guru agar bisa
melaksanakan tugasnya secara professional. Guru yang profesional dapat meningkatkan kualitas
pendidikan sebab mampu memberikan fasilitas pembelajaran yang baik untuk siswa. Dengan
begitu, siswa juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangakan potensi yang ada
dalam dirinya.

Keterampilan dasar mengajar ini merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang
terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan
guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. keterampilan dasar mengajar
bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru, baik guru
TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan
menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

I. Perencanaan Pembelajaran Guru


Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru
dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman
belajar serta mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan langkahlangkah
penyusunan materi pembelajaran penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
masa tertentu.
Sebelum memulai tahun ajaran baru kepala sekolah dan guru akan melaksanakan rapat dengan
agenda persiapan untuk menghadapi ajaran baru. Didalam kegiatan tersebut akan dievaluasi
kegiatan pembelajaran semester sebelumnya dan .kepala sekolah akan memberikan pengarahan
terkain persiapan yang harus dilakukan guru sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Merumuskan RPP selain berpedoman pada kurikulum dan silabus guru juga memperhatikan
aturan-aturan yang terdapat pada permendikbut , antara lain;
1. Capaian Pembelajaran Lulusan.
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mampu memberikan
pengalaman belajar secara bermakna kepada siswa untuk membuka keunikan potensi
dirinya dalam menginternalisasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Sutrisno &
Suyadi, 2016:110), berupa kegiatan memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya dalam rangka mencapaian capaian pembelajaran berupa aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan (Rusman, 2017:85).
2. Karakteristik Pembelajaran
Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif berdampak memberikan pengalaman
belajar lebih banyak kepada siswa (Sidek & Yunus, 2012:135-143). Salah satu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah pendekatan pembelajarann
saintifik, pembelajaran saintifik menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada
transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran (Suhartati, 2016). Mengapa pendekatan santifik penting
dalam proses pembelajaran? Karena pembelajaran saintifik merupakan proses
pembelajaran yang membuat peran siswa menjadi aktif, dimana selama pembelajaran siswa
mengkonstruksi konsep melalui tahapan mengamati, mengidentifikasi, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan (Deden, 2015:100). Pendekatan saintifik
menawarkan terobosan signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengajak siswa untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains dalam melakukan penyelidikan ilmiah
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru yang
diperlukan (Ine, 2015:271).
3. Metode Pembelajaran
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan capaian pembelajaran akan menjadi kendala
dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan karena setiap metode pembelajaran
memiliki keunggulannya, oleh sebab itu pemahaman guru dalam memilih metode
pembelajaran sangat penting sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai selain
pertimbangan capaian pembelajaran yang akan dituju (Samiudin, 2016:119), karena tinggi
dan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tergantung salah satunya dari metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru (Kartiani, 2015:213). Kemampuan berpikir kritis
dan kreatif siswa dapat dilatih dengan pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan
eksplorasi, inkuiri, penemuan dan memecahkan masalah sehingga salah satu model
pembelajaran yang dapat diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif siswa yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Sunaryo, 2014:42).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut
aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan
masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (Utomo,
Wahyuni, & Hariyadi, 2014:6).
4. Prinsip penilaian.
Penilaian hendaknya berorientasi pada ketercapaian pembelajaran, bukan vonis terhadap
kesalahan artinya, penilaian masih bisa berubah selagi siswa bersedia memperbaiki proses
dan hasil belajarnya sepanjang proses pembelajaran, hal ini sulit dilakukan bila sistem
penilaian masih hanya menggunakan sistem tertulis dan tugas (Sutrisno & Suyadi,
2016:162).Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar siswa untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, penilaian otentik memiliki
relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring dan yang lainnya (Putra, 2015:208). Penilaian
proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik untuk menilai
kesiapansiswa, proses, dan hasil belajar secara utuh, penilaian hasil belajar harus dilakukan
dengan menyeimbangkan cakupan aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotor) secara menyeluruh (Susanti, 2016:56). Prinsip yang paling
penting dari penilaian otentik adalah dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa saja
yang sudah diketahui oleh siswa, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh siswa
setelah pembelajaran selesai, sehingga kualitas hasil belajar dan kerja siswadalam
menyelesaikan tugas dapat terukur (Ani, 2013:747).

J. Masalah Yang Sering Di Alami Guru


1. Kendala Dalam Mengatasi Perbedaan Karakteristik Siswa
Setiap siswa memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,
guru perlu menyesuaikan metode dan gaya mengajar mereka supaya para siswa dapat
memahami pelajaran dengan benar dan baik.
2. Kurangnya Keterampilan Teknologi
Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya selanjutnya yaitu kurangnya
keterampilan teknologi. Terkadang guru masih sulit menguasai teknologi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti penggunaan multimedia dan
aplikasi edukasi.
3. Persiapan yang Kurang Sempurna
Persiapan yang kurang sempurna dapat menghasilkan pembelajaran yang kurang baik.
Dalam persiapan ini guru bisa melakukan persiapan yang matang, contohnya saja
membuat rencana pembelajaran yang terstruktur dan memiliki target pencapaian yang
jelas.
4. Kurangnya Interaksi dalam Pembelajaran
Selanjutnya, permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya yang akan diulas, yaitu
kurangnya interaksi dalam pembelajaran. Tak sedikit guru yang cenderung kaku dan
kurang bersahabat dengan siswa. Hal ini dapat membuat siswa menjadi pasif dan tidak
aktif dalam pembelajaran.
5. Sulitnya Menjaga Konsentrasi dan Motivasi Siswa
Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya selanjutnya yaitu sulitnya menjaga
konsentrasi siswa. Siswa seringkali kesulitan untuk fokus dan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Tak jarang siswa mudah terdistraksi lingkungan belajar, misalnya dari
teman sekelas maupun hal lainnya.
6. Kurangnya Sumber Daya yang Memadai
Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya yang selanjutnya tak jarang dijumpai
karena guru kesulitan dalam memperoleh sumber daya yang cukup untuk melengkapi
kebutuhan pembelajaran. Sumber daya tersebut dapat berupa buku maupun alat bantu
mengajar lainnya.
7. Kurang Menjadi Contoh yang Baik Terhadap Siswa
Permasalahan guru dalam mengajar dan solusinya yang terakhir adalah Sebagai tenaga
pendidik, guru harus dapat menjadi contoh dan orang tua kedua bagi siswa di sekolah.
Oleh karena itu, hindari melakukan tindakan yang kurang tepat dan tidak sepantasnya di
sekolah.

K. Solusi Dari Masalah Yang Di Alami Guru


1. Guru dapat mencoba menggunakan berbagai metode mengajar, seperti pembelajaran
aktif, kolaboratif, dan integratif. Selain itu guru dapat menyediakan bahan pelajaran
yang lebih beragam dan mudah dipahami bagi siswa. Melalui berbagai metode
pembelajaran yang berbeda tentu akan menciptakan suasana belajar yang berbeda
terhadap siswa. Hal ini juga akan membantu menarik perhatian siswa untuk belajar yang
lebih baik dan aktif di dalam kelas.
2. Guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop mengenai pengembangan keterampilan
teknologi yang relevan dalam pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut, guru akan
dibekali dengan berbagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam mengajar.
3. Perencanaan dapat dipersiapkan dengan baik pada RPP yang selanjutnya
diimplementasikan dalam pembelajaran. Selain itu, guru dapat mempelajari bahan
pelajaran dan mempersiapkan materi dan alat bantu mengajar dengan baik.
4. Guru perlu untuk bersikap hangat dan memperbanyak interaksi dengan siswa.
Perlakukan tersebut akan membantu siswa untuk lebih nyaman dan dekat dengan guru.
Efeknya pada proses pembelajaran, siswa akan lebih aktif dan disiplin. Oleh sebab itu,
sangat penting bagi para guru untuk mengetahui karakter tiap siswa agar dapat
melakukan pendekatan yang baik dengan siswa.
5. Guru dapat mencoba untuk melakukan berbagai teknik motivasi, seperti memberikan
umpan balik dan penguatan positif pada siswa, serta mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat menggunakan
berbagai bahan ataupun media pembelajaran yang lebih menarik dan berbeda dari
sebelumnya. Pembelajaran yang menarik dapat mendorong keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
6. Memanfaatkan sumber daya online yang tersedia dapat dijadikan salah satu solusi yang
berfungsi mengatasi permasalah mengajar satu ini. Selain itu, guru dapat memanfaatkan
bahan pelajaran yang sudah tersedia di media online.
7. Misalnya seperti tidak menggunakan bahasa yang kasar/ kotor, tidak berpakaian rapi,
sering terlambat masuk kelas dan lain-lain. Oleh karena itu, sebisa mungkin guru dapat
menjaga kedisiplinan di sekolah dan menggunakan kata-kata yang baik meskipun dalam
keadaan marah.

L. Kaitan Guru Dengan Kurikulum


Kaitan antara guru dan kurikulum sangat penting dalam konteks pendidikan. Guru merupakan
pelaksana langsung dari kurikulum di kelas. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan
materi pembelajaran, mengembangkan strategi pengajaran, mengevaluasi kemajuan siswa, dan
menciptakan lingkungan belajar yang memadai. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan
kaitan antara guru dan kurikulum secara lebih lengkap:
1. Implementasi Kurikulum
Guru merupakan agen utama dalam mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
Mereka menggunakan panduan kurikulum untuk merancang rencana pembelajaran,
memilih metode pengajaran, dan menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan
siswa.
2. Penyesuaian Pembelajaran
Setiap kelas memiliki keunikannya sendiri dalam hal komposisi siswa, tingkat pemahaman,
dan gaya belajar. Guru perlu memahami kebutuhan individu dan kelompok siswa mereka
dan menyesuaikan kurikulum agar sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat siswa.
3. Penilaian dan Evaluasi
Guru menggunakan kurikulum sebagai dasar untuk menilai kemajuan siswa. Mereka
merancang instrumen evaluasi seperti tes, tugas, dan proyek berdasarkan tujuan
pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Hasil evaluasi tersebut membantu guru
dalam memberikan umpan balik kepada siswa dan mengidentifikasi area yang perlu
diperbaiki.
4. Pengembangan Materi dan Sumber Belajar
Guru seringkali harus menyesuaikan atau mengembangkan materi pembelajaran tambahan
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Hal ini dapat meliputi menemukan sumber
daya tambahan, menciptakan aktivitas yang menarik, atau menggunakan teknologi
pendidikan yang relevan dengan kurikulum yang mereka terapkan.
5. Refleksi dan Peningkatan
Guru secara terus-menerus merefleksikan praktik pengajaran mereka untuk meningkatkan
efektivitasnya. Mereka membandingkan hasil pembelajaran siswa dengan tujuan kurikulum
dan menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka sesuai kebutuhan. Proses ini membantu
guru untuk terus belajar dan berkembang sebagai pendidik.
6. Mengintegrasikan Nilai dan Budaya
Guru juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa nilai-nilai dan budaya yang
diinginkan oleh kurikulum tercermin dalam pembelajaran sehari-hari. Mereka dapat
merancang aktivitas yang mempromosikan pemahaman tentang multikulturalisme,
kesetaraan gender, atau nilai-nilai moral yang terkandung dalam kurikulum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu,
membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
Sedangkan pendidik adalah orang yang memiliki peran untuk membentuk karakter, sikap,
perilaku, dan kepribadian peserta didik. Pendidik tidak hanya terbatas pada orang yang mengajar
di sekolah, tetapi juga bisa berupa orang tua, keluarga, teman, tokoh masyarakat, atau siapa saja
yang berpengaruh dalam kehidupan peserta didik. Menjadi sorang guru yang professional tentu
kita harus memahami betul tugas, fungsi, keterampilan, kompetensi, perencanaan pembelajaran,
masalah, solusi, dan kaitan guru dengan kurikulum. Dengan begitu peserta didik bisa
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

B. Saran
Dari hasil penggarapan makalah kami yang berjudul “Pendidik atau Guru” penulis
mengharapkan adanya suatu kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan laporan ini,
dengan adanya laporan ini diharapkan supaya pengetahuan mengenai pendidik atau guru dapat
dilakukan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. (2017). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Pendidikan Karakter
Peserta Didik. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 16(1).
https://doi.org/10.20527/multilateral.v16i1.3666
Hamid, A. (2017). Guru Profesional. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman Dan Kemasyarakatan,
17(2), 274–285. https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26
Simatupang, H. (2020). TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB GURU SEKOLAH Topik tentang “
Tugas dan tanggungjawab Guru Sekolah Minggu Terhadap. 4(2), 30–39.
Sopian, A. (2016). Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan. Raudhah Proud To Be
Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88–97.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10
SukContoh BIssa JTabarearno, N. M., Wirawan, P. W., Adhy, S., Andi, S., Mukhlasin, H.,
Muhaemin, M., Nurhayati, S., Untuk, D., Salah, M., Syarat, S., Gelar, M., Teknik, S., Studi,
P., Elektro, T., ‫ י‬,‫גרינבלט‬., Martinench, A., Network, N., Php, W., Algoritma, M., … Adhitya
Putra, D. K. T. (2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連
指標に関する共分散構造分析 Title. Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi
Univrab, 1(1), 2019.

Anda mungkin juga menyukai