Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CARA MENJADI GURU PROFESIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Manajemen Display Kelas

Dosen Pengampu : Nur Atikoh M,P.d

Disusun Oleh kelompok 9

Sakirah : 2108107065

Vanesa Anjani : 2108107069

PGMI 4C

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat,karunia, dan
ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul
“CARA MENJADI GURU PROFESIONAL”.

Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini,sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaikidan disempurnakan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana
mestinya

Cirebon, 13 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Pengertian Guru Profesional ....................................................................................... 6
B. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Guru Profesional ................................................. 7
C. Kriteria Menjadi Guru Professional ......................................................................... 10
D. Cara atau Strategi Menjadi Guru Profesional ......................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting dalam
proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di
sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan siswanya baik menyangkut pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap
serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok guru yang bagaimana yang kita
butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-
tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di
masyarakat. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat
dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masyarakat tidak meragukan
figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat mendidik dan
membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang
tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam pengertian yang
sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan yang
formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan di lembaga pendidikan non-formal seperti di masjid,
di surau/mushola, di rumah dan sebagainya.

Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus ramah, sabar,
menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Akan
tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk mencapai tujuan,
menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru
seolah-olah terbagi menjadi dua bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat
kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang tidak bisa
memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu pribadi saja. Dan
berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta memilih kapan saatnya
berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya
menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini
dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

4
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai
pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru
sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan
menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai
kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi
profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah
akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga
kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan
pengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari guru professional?
2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru profesional ?
3. Apa saja kriteria untuk menjadi guru professional?
4. Bagaimana cara atau strategi menjadi guru professional?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari guru professional
2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki guru profesional
3. Untuk mengetahui kriteria menjadi guru professional
4. Untuk mengetahui cara atau strategi menjadi guru professional

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru Profesional

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru
oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh semua murid.
Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua
muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.

Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang
mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar
dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal.hanya saja ruang
lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:

a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya. mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu: kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan usia dini jalur Pendidikan formal,
Pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah.

6
B. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Guru Profesional

Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat
kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial. Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan
4 kompetensi tersebut. Pada hakikatnya guru merupakan profesi, yang mana profesi itu sendiri
merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan
memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu.
Sedangkan profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang berkualitas
tinggi yang dimiliki oleh seseorang. (Iskandar.2009)

Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan. dan


perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi
kompetensi pedagogik. kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut akan dijelaskan tentang ke
empat kompetensi diatas:

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman


peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci masing-masing elemen
kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial
sebagai berikut:

1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:


memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,
dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.

7
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk
kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan
teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata
latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode:menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Subkompetensi mi memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik: dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengem-bangkan berbagai potensi nonakademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan
menjadi sub kompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:

1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial:
bangga sebagai pendidik: dan memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan
norma
2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai pendidik.
3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indicator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

8
4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq. jujur, ikhlas, suka
menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan


materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Secara rinci
masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial
sebagai berikut:

1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.


Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah: memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi
atau kohe-ren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antarmata pelajaran
terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan
dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari


masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.


Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.

9
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.

C. Kriteria Menjadi Guru Professional

Menurut beberapa ahli, pekerjaan disebut sebagai pekerjaan profesional jika memenuhi
beberapa kriteria. Berikut adalah kriteria pekerjaan yang dapat disebut dengan pekerjaan
profesi :
1. Menurut Muhti Lutfi dalam Syafruddin Nurdin:
b. Panggilan hidup sepenuh waktu : profesi merupakan pekerjaan yang menjadi panggilan
hidup.
c. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian : pekerjaan yang dilakukan dengan dasar
kecakapan atau keahlian khusus.
d. Kebakuan yang universal : pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur,
dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum.
e. Pengabdian : sebagai pengabidian pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan
secara material atau finansial.
f. Kecapakan diagnostik dan kompetensi aplikatif : pekerjaan yang mengandung unsur-
unsur diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
g. Otonomi : pekerjaan yang dilakukan secara otonomi, atas dasar norma-norma.
h. Kode etik : pekerjaan yang memiliki kode etik atau pedoman yang diakui masyarakat.
i. Klien : pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan
pelayanan.
2. Menurut Rochman Nata Wijaya dalam Syafruddin Nurdin:
a. Ada standar kerja yang baku dan jelas.
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi
itu.
c. Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunnya dalam
memperlakukan kliennya.

10
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu
sebagai profesi.

Syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional:

1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam, yang hanya
mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga
kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik
sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya
dapat dipisahkan secara tegas.
3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
4. Suatu rofesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan, sehingga memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek
yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya itu.

Karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas profesional guru :

2. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan
pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya,
diperlukan keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu pengetahuan
yang spesifik.
3. Sebagaimana halnya tugas dokter yang berprofesi menyembuhkan penyakit pasiennya,
maka tugas guru pun memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu mengantarkan siswa
ke arah tujuan yang diinginkan.
4. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya,
diperlukan tingkat pendidikan yang memadai.
5. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi muda yang dapat hidup dan berperan aktif
dalam masyarakat.
6. Pekerjaan bukanlah pekerjaan statis akan tetapi pekerjaan dinamis, yang harus
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

11
Menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin, syarat-syarat profesional guru adalah sebagai
berikut:

1. Memiliki bakat sebagai guru.


2. Memiliki kirteria keahlian sebagai guru
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik, persyaratan menjadi seorang guru ada
delapan point dari guru harus memiliki bakat sebagai seorang guru hingga guru adalah warga
negara Indonesia yang baik. Dapat diketahui bahwa seorang guru harus memenuhi persyaratan
tersebut, yakni diantaranya guru harus sehat jasmani dalam artian bahwa guru tidak boleh sakit-
sakitan agar mampu untuk mengajar murid-muridnya dengan optimal. Selain itu guru harus
memiliki kriteria keahlian sebagai guru, dalam hal ini guru harus menguasai materi dan
memiliki ketrampilan belajar mengajar.

Dari delapan poin syarat menjadi guru profesional diharapkan setiap guru mampu untuk
memenuhi persyaratan tersebut, supaya guru profesional senantiasa disandang oleh guru
tersebut, dalam melaksanakan tugas profesinya.

D. Cara atau Strategi Menjadi Guru Profesional

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu.
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya
profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional,
personal, dan sosial. Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya
dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak
luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-
prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis,
kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif. Pengembangan
wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi, pelatihan ataupun upaya
pengembangan dan belajar secara mandiri.

12
Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya
melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to
know), keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup
berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).

Berangkat dari makna dan syarat-syarat profesi sebagaimana dijelaskan pada bagian
terdahulu, maka dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat
dilakukan dengan berbagai strategi antara lain :

1. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training.


Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh
guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah
satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan
pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih kepada evaluasi
performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta pelatihan.

2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.


Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam
bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru dengan sendirinya dapat
mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya untuk dapat memberikan kontribusi
kepada orang lain, guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah
yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme guru yang bersangkutan maupun
orang lain.

3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.


Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up to
date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama dari kegiatan pertemuan ilmiah
adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.
Partisipasi guru pada kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang berharga dalam
membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

4. Melakukan penelitian seperti PTK.


Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui
kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam rangka merefleksikan dan sekaligus

13
meningkatkan praktek pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini
guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan
penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak
pada peningkatan profesionalisme guru.

5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.


Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan
meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional biasanya akan melayani
anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan
membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Dalam hal ini yang terpenting adalah
guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat
utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang
dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya.

6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah


Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh pertolongan
atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika berkomunikasi dengan orang-orang di dalam
tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan
berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama berbagai kegiatan lain
(misalnya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah) dengan
kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional
dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannnya. Berpartisipasi di dalam
berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang
memungkinkan guru untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus
membuat perencanaan untuk mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam prolehan
informasi, maka guru semakin merasakan akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel
maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang
secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar
pengertian ini ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu
profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya

Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional,


pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Karena itu diperlukan syarat-syarat
diantaranya adanya motivasi yang kuat, memiliki pengetahuan dan keterampilan, pengabdian,
memiliki kode etik, dan berhak mendapatkan imbalan.

B. Saran
Sudah seharusnya kita sebagai para calon guru mengetahui dan mengaplikasikan
kompetensi-kompetensi yang harus di miliki oleh seorng guru. Dengan mengetahui straategi
menjai guru professional semoga kita dapat meningkaatkan kualitas diri kita sebagai seorang
guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin dan dapat mendidik dan
membina generasi untuk masa depan inonesia yang lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2001.
Agung, Iskandar. 2009. Uji keandalan dan kesahihan indeks activity of daily living Barthel
untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut di RSCM.
Moh. Uzer Usman, 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Syafruddin . 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum.Ciputat : Quantum
Teaching
Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta : Renika Cipta
Samani, Mukhlas dkk, 2003. Pembinaan Profesi Guru. Jakarta : Depdiknas
Sanjaya,Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Kencana
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.ed, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet4. Jakarta :
Balai Pustaka
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Yamin, Martinis. 2006. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta : Tim Gaung
Persada Press

16

Anda mungkin juga menyukai