Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MEMAHAMI SYARAT DAN KOPETENSI

GURU PROFESIONAL
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pengembangan Profesi Guru SD
Dosen Pengampu : Aulia Fajar Khasanah, M.Pd

Kelompok 3 :
1. Siti Hidayatul M. (20011075)
2. Fadilla Deasy As (20011029)
3. Wahyu Sugiarti (20011086)
4. Maulaa Aziz (20011048)
5. Siti Nur Kasanah (20011077)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MODERN
NGAWI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pengembangan Profesi Guru SD “Memahami Syarat dan Kopetensi Guru
Profesional”. Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat pengetahuan kepada
penulis, teman-teman satu kelas, dan dapat diterima oleh Ibu Aulia Fajar
Khasanah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Profesi
Guru SD .
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan tugas makalah ini,
maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sehingga
dapat dijadikan acuan dan tolok ukur dalam pembuatan tugas selanjutnya agar
hasilnya lebih baik.

Ngawi, 16 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Pengertian Guru Profesional.........................................................................4

B. Syarat Guru Profesional................................................................................4

C. Kompetensi Guru..........................................................................................8

D. Kompetensi Guru Profesional.....................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap
orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya.
Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini yang
diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan di
institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya
sebagai pengajar namun juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik
diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan dan dapat mencapai
tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia yang dengan
kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer
pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan
yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik, maka akan
menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya,
orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya
kurang maksimal. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas
dan berkarakter sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat
diperhatikan demi terciptanya peserta didik yang diharapkan. Ada beberapa
syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Selain syarat terdapat juga
kompetensi-kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang guru profesional.
Setiap poin-poin tersebut akan dibahas dalam makalah ini dengan terperinci.

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini. Sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa masalah
tersebut antara lain:
1. Apa pengertian guru profesional?

3
2. Apa saja macam-macam syarat menjadi seorang guru profesional?
3. Apa pengertian kopetensi guru?
4. Apa saja kopetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan pengertian guru profesional
2. Dapat menyebutkan macam-macam syarat guru profesional
3. Dapat mengetahui pengertian kopetensi guru.
4. Dapat mengetahui macam-macam kopetensi guru.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar dapat mengetahui pengertian
guru profesional serta kopetensi guru, mengetahui syarat dan kopetensi
menjadi guru profesional sehingga mempermudah tercapainya kegiatan
belajar mengajar yang efektif yang efektif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Profesional


Pengertian guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru bermakna
orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) adalah mendidik dan
mengajar. Sedangkan menurut Ondi Saondi, M. Pd, dan Drs. Aris Suherman,
M. Pd dalam bukunya Etika Profesi Keguruan mendefinisikan profesi sebagi
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal
yang sama sebagai sekadar hobi, untuk senang-senang, atau mengisi waktu
luang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar tersebut.

B. Syarat Guru Profesional


Menurut Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd dalam bukunya Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Beliau menuliskan bahwa
standar yang dipersyaratkan menjadi guru yang profesional itu adalah sebagai
berikut:
1. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Roestiyah N.K (1989) menginventarisir tugas guru secara garis
besar. Antara lain:
a. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan
pengalaman empirik, kepada para muridnya;

5
b. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara;
c. Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,
memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak
didik;
d. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan
dalam berbicara, bertindak dan bersikap;
e. Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
lingkungan, baik sekolah negeri atau swasta;
f. Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya,
maupun murid dan orang lain;
g. Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang
disenangi;
h. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi;
i. Guru diberi tanggung jawabpaling besar dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya;
j. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi muridnya; dan
k. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat
yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi,
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya
pengalaman.
Berdasarkan pada penjelasan Roestiyah N.K tersebut di atas. Maka
dapat ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk
mencerdaskan kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam
arti luas.
2. Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya
Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses
belajar mengajar maupun yang tidak terkait langsung, sangatlah banyak
dan berpengaruh pada hasil belajar mengajar. Bila peserta didik
mendapatkan nilai nilai tinggi, maka guru mendapat pujian. Pantas
menjadi guru dan harus dipertahankan walaupun tetap disebut sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, yakni para

6
peserta didik mendapat nilai yang rendah, maka serta merta juga
kesalahan ditumpahkan kepada sang guru. Predikat guru bodoh, tidak
bisa mengajar, tidak memiliki kemampuan menjalankan tugasnya sebagi
guru, lebih baik beralih fungsi menjadi karyawan atau tata usaha juga
dialamatkan kepada guru.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh
bagaimana memberikan prioritas yang tinggi kepada guru. Sehingga
mereka dapat memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan
kemampuannya melaksanakan tugas sebagai guru. Guru harus diberikan
kepercayaan untuk melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar
mengajar yang baik. Kepada guru perlu diberikan dorongan dan suasana
yang kondusif untuk menemukan berbagai alternatif metode dan cara
mengembangkan proses pembelajaran sesuai perkembangan zaman. Agar
dapat meningkatkan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai
guru, dia harus memahami, menguasai, dan terampil menggunakan
sumber-sumber belajar baru di dirinya. Sumber belajar bukan hanya
guru, apabila guru tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan perubahan. Maka guru tersebut akan mudah ditinggalkan
oleh muridnya.
3. Standar Profesional di Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia standart berarti antara lain
sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran,
takaran, dan timbangan. Standar dapat juga dipahami sebagai kriteria
minimal yang harus dipenuhi. Jadi standar profesional guru mempunyai
kriteria minimal berpendidikan sarjana atau diploma empat serta
dilengkapi dengan sertifikasi profesi.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru
Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Beliau mendefinisikan sertifikasi sebagai
proses yang harus dilalui seorang guru untuk mendapatkan sertifikat
mengajar sebagai tanda bahwa ia telah memenuhi kualifikasi guru ideal
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan pemerintah, baik yang
berhubungan dengan akadeik, sosial, kan akuntabilitas publik.

7
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan
sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses
uji kompetensi yang dirancang untuk mengetahui penguasaan kompetensi
seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
Sertifikat guru merupakan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan
bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi
bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti
seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium. Sertifikat kompetensi
diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik
untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin
memasuki profesi guru.
Kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula
atau guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif
sebagai guru, kemudian ada langkah-langkah memenuhi standar tersebut.
Misalnya para guru yang masih under-standard tadi melakukan upaya
secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan
cara melanjutkan studi atau kegiatan yang semisal. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan baik, pemerintah Indonesia
bersama berbagai lembaga terkait telah merumuskan dan menyusun butir
penting yang harus dipenuhi oleh para guru. Namun mengingat, tingkatan
guru juga bebrapa jenjang, yakni tingkat pra sekolah, taman kanak-

8
kanak, sekolah dasar, sekolah menengah umum dan kejuruan, dan
selanjutnya, maka persoalan ini menjadi kompleks.
Guru yang memenuhi standar adalah guru yang memenuhi
kualifikasi yang dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus
dilakukan, baik ketika di dalam maupun di luar kelas. Selain tugas
mengajar sebagai tugas pokok seorang guru, ada juga beberapa persoalan
atau tugas prinsip yang semua guru harus mengetahui dan menguasainya
sebagai bagian dari tugas seorang guru yang profesional, yakni: tugas
administrasi kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta
didik, personel, sarana dan prasarana, keuangan, layanan khusus, dan
hubungan sekolah-masyarakat. Memang dilihat dari segi pembebanan
jelas persoalan di atas merupakan yang dapat memberatkan tugas
gurukarena tidak terkait langsung dengan tugas mengajarnya. Akan tetapi
jika dicermati ternyata tugas-tugas tersebut ada kaitannya dengan
ketertiban dan kerapihan tugas guru.
C. Kompetensi Guru
Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa
Inggris, Competence yang berarti kecakapan dan kemampuan (Musfah,
2015:27). Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan
keterampilan yang harus dimilki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan pendidikan. Kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai
dengan tugas yang diberikan kepada seseorang. Kompetensi juga terkait
dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar
(ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembaganya/pemerintah.
Musfah (2015:27) hakikat kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk
melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan
praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan
dan pendidikan.
Dalam buku yang ditulis oleh Mulyasa (2013:38) dari seorang tokoh
bernama Gordon terdapat enam aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi yaitu pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan

9
minat. Pengetahuan yaitu suatu kemampuan dalam aspek kognitif, contohnya
guru mengetahui kebutuhan belajar dari peserta didiknya. Pemahaman yaitu
kedalaman aspek kognitif dan afektif dimana seorang guru mengetahui
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kemampuan
yaitu dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada guru
dengan disiplin. Nilai yaitu standar perilaku yang diyakini dan tertanam
dalam individu setiap guru. Sikap yaitu refleksi dari adanya rangsangan yang
datangnya dari luar. Minat yaitu kecenderungan untuk melakukan suatu
kegiatan. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang dapat bermanfaat bagi
diri sendiri dan lingkungannya.
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 adalah kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2013:27) Kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personalia, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi guru lebih merujuk
pada kemampuan guru untuk mengajar dan mendidik sehingga menghasilkan
perubahan perilaku belajar dari peserta didik. Kemampuan guru yang
dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja tetapi juga dari segi
kepribadian, sosial dan profesional sebagai guru.
Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional. Dimana masing-masing kompetensi sangat penting untuk
seorang guru dalam melakukan tugas dan kewajibannya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pendidikan. Guru dituntut untuk menguasai semua
kompetensi guru agar dapat menjadi panutan bagi peserta didik. Musfah

10
(2015:29) membagi kompetensi guru dlam tiga bagian yaitu bidang kognitif,
sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak dapat berdiri sendiri karena
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Dari penjelasan
tersebut maka dapat disimpulkan kompetensi guru adalah perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus dimilki oleh guru dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional.

D. Kompetensi Guru Profesional


Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, pasal 10 ayat (1) dikatakan bahwa "Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi: Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional
yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi".
1. Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancanagan dan pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan potensi
peserta didik. Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7
(tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan
penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh aspek
kompetensi pedagogik beserta indikatornya:
a. Menguasai karakteristik peserta didik.
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
b. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar
kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran

11
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka
untuk belajar:
c. Pengembangan kurikulum
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru
mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran
dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
e. Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti
jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
f. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik.
g. Penilaian dan Evaluasi
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
2. Kompetensi Kepribadian

12
Kompetensi kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta
didik. Kompetensi kepribadian guru dapat berupa aspek sebagai beriku:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia, mencakup:
1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender;
2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan
sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional
indonesia yang beragam.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: berperilaku
jujur, tegas, dan manusiawi; berperilaku yang mencerminkan
ketakwaan dan akhlak mulia; dan berperilaku yang dapat diteladani
oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, mencakup: menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap dan stabil; dan menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup: menunjukkan etos
kerja dan tanggung jawab yang tinggi; bangga menjadi guru dan
percaya pada diri sendiri; dan bekerja mandiri secara profesional.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: memahami
kode etik profesi guru; menerapkan kode etik profesi guru; dan
berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan seorang guru dapat
membimbing peserta didik yang meliputi:
a. Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar;

13
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
4. Kompetensi Sosial.
Kompetensi Sosial kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173). Hal tersebut diuraikan lebih
lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007:
173).
.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar tersebut.
Oleh karena itu sebelum menjadi guru profesional kita harus memperhatikan
syarat-syarat menjadi guru profesional antara lain : tanggung jawab guru
terhadap tugasnya, seorang ruru profesional harus selalu meningkatkan
kualitasnya, dan memenuhi standar resmi guru profesional indonesia.
Selain syarat-syarat terdapat juga kopetensi-kopetensi menjadi guru
profesional. Kopetensi guru adalah perpaduan antara pengetahuan,
keterampilan, serta sikap yang harus dimilki oleh guru dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya secara profesional. Macam-macam kopetensi guru
tersebut antara lain: kopetensi pedagogik, kopetensi kepribadian, kopetensi
profesional, dan kopetensi sosial.

B. Saran
Kita sebagai calon pendidik hendaknya memperhatikan syarat dan
kopetensi sebagai guru profesional, terutama dalam kegiatan belajar mengajar
di SD agar terciptanya suatu pembelajaran yang efektif dan guru yang
profesional untuk anak SD khususnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Musfah, Jejen. 2012. Pingkatan Kopetensi Guru : Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Kencana :Jakarta
Mulyas, E. 2007. Standar Kopetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Saondi, Ondi. Suherman, Aris. 2010. Etika Profesi Keguruan. Ikapi. Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai