Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SYARAT-SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL

DOSEN PENGAMPU : Dr. DERI PUTRA, M.Pd

DISUSUN OLEH :

LATIFAH KHOIRUNNISSA ( 2134064 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah sederhana ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.

Dalam makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan sangat penulis nantikan. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.

Pasir Pangaraian, 03 maret 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Guru Profesional

2.2 Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam
kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu
bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia
pendidikan.
Demikian pun dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran
sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Agar dapat mengajar dengan efektif. Guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.
Dalam kaitannya dengan meningkatkan kualitas guru agar ia menjadi profesional dan
bagaimana ia mendapat pengakuan dari negara. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang guru. Seperti apa saja yang menjadi tugas pokok seorang guru? bagaimana agar ia bisa
beradaptasi dengan seiring perkembangan zaman? dan bagaimana pula pengakuan negara
mengenai seorang guru yang layak di sebut sebagai profesional itu? Berdasarkan pada hal
tersebut, maka di dalam makalah ini kami mengambil judul “Syarat-Syarat Menjadi Guru
Profesional”.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan  uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat


rumusan  masalah sebagai berikut:
a.       Apa yang dimaksud dengan guru profesional?
b.      Apa saja syarat untuk menjadi guru profesional?

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan guru profesional.
b.      Untuk mengetahui apa saja syarat untuk menjadi guru profesional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Guru Profesional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru bermakna orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya) adalah mendidik dan mengajar. Sedangkan menurut Ondi Saondi, M. Pd, dan
Drs. Aris Suherman, M. Pd dalam bukunya Etika Profesi Keguruan mendefinisikan profesi
sebagi pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional
adalah seseorang yang hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang
sama sebagai sekadar hobi, untuk senang-senang, atau mengisi waktu luang.
Jadi, berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud guru
profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi dalam bidang mengajar tersebut.

2.2 Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

Menurut Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd dalam bukunya Kemampuan Profesional Guru dan


Tenaga Kependidikan. Beliau menuliskan bahwa standar yang dipersyaratkan menjadi guru yang
profesional itu adalah sebagai berikut:

A. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Roestiyah N.K (1989) menginventarisir tugas guru secara garis besar. Antara lain:
1. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman empirik,
kepada para muridnya;
2. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara;
3. Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media
dan perantara pembelajaran bagi anak didik;
4. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara,
bertindak dan bersikap;
5. Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik
sekolah negeri atau swasta;
6. Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan
orang lain;
7. Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi;
8    Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi;
9    Guru diberi tanggung jawabpaling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kurikulum
serta evaluasi keberhasilannya;
10  Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
muridnya; dan
11  Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah
yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler
dalam  rangka memperkaya pengalaman.

Berdasarkan pada penjelasan Roestiyah N.K tersebut di atas. Maka dapat ditegaskan
bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk mencerdaskan kehidupan anak didik dalam
arti sempit dan bangsa dalam arti luas.

B. Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya


Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar
maupun yang tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan berpengaruh pada hasil belajar
mengajar. Bila peserta didik mendapatkan nilai nilai tinggi, maka guru mendapat pujian. Pantas
menjadi guru dan harus dipertahankan walaupun tetap disebut sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, yakni para peserta didik mendapat nilai yang rendah,
maka serta merta juga kesalahan ditumpahkan kepada sang guru. Predikat guru bodoh, tidak bisa
mengajar, tidak memiliki kemampuan menjalankan tugasnya sebagi guru,  lebih baik beralih
fungsi menjadi karyawan atau tata usaha juga dialamatkan kepada guru.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana memberikan
prioritas yang tinggi kepada guru. Sehingga mereka dapat memperoleh kesempatan untuk selalu
meningkatkan kemampuannya melaksanakan tugas sebagai guru. Guru harus diberikan
kepercayaan untuk melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar mengajar yang baik.
Kepada guru perlu diberikan dorongan dan suasana yang kondusif untuk menemukan berbagai
alternatif  metode dan cara mengembangkan proses pembelajaran sesuai perkembangan zaman.
Agar dapat meningkatkan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru, dia harus
memahami, menguasai, dan terampil menggunakan sumber-sumber belajar baru di dirinya.
Sumber belajar bukan hanya guru, apabila guru tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan perubahan. Maka guru tersebut akan mudah ditinggalkan oleh muridnya.

C. Standar Profesional di Indonesia


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia standar berarti antara lain sesuatu yang dipakai
sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran, takaran, dan timbangan. Standar dapat juga
dipahami sebagai kriteria minimal yang harus dipenuhi. Jadi standar profesional guru
mempunyai kriteria minimal berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan
sertifikasi profesi.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,
dan Inovatif. Beliau mendefinisikan sertifikasi sebagai proses yang harus dilalui seorang guru
untuk mendapatkan sertifikat mengajar sebagai tanda bahwa ia telah memenuhi kualifikasi guru
ideal sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan pemerintah, baik yang berhubungan dengan
akadeik, sosial, kan akuntabilitas publik.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen. Sedangkan sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi
guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan  pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi
guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengetahui penguasaan kompetensi
seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
Sertifikat guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan
sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti
seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium. Sertifikat kompetensi diperoleh dari
penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan
ini bersifat umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin
memasuki profesi guru.
Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau guru
baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru, kemudian ada langkah-
langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru yang masih under-standard tadi
melakukan upaya secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara
melanjutkan studi atau kegiatan yang semisal. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru
dengan baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait telah merumuskan dan
menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh para guru. Namun mengingat, tingkatan guru
juga bebrapa jenjang, yakni tingkat pra sekolah, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah umum dan kejuruan, dan selanjutnya, maka persoalan ini menjadi kompleks.
Guru yang memenuhi standar adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di dalam maupun di
luar kelas. Di samping tugas mengajar sebagai tugas pokok seorang guru, ada juga beberapa
persoalan atau tugas prinsip yang semua guru harus mengetahui dan menguasainya sebagai
bagian dari tugas seorang guru yang profesional. Yakni: tugas administrasi kurikulum dan
pengembangannya, pengelolaan peserta didik, personel, sarana dan prasarana,  keuangan,
layanan khusus, dan hubungan sekolah-masyarakat. Memang dilihat dari segi pembebanan jelas
persoalan di atas merupakan yang dapat memberatkan tugas gurukarena tidak terkait langsung
dengan tugas mengajarnya. Akan tetapi jika dicermati ternyata tugas-tugas tersebut ada
kaitannya dengan ketertiban dan kerapihan tugas guru.
Kemudian menurut Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru
Profesional, beliau memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan kompetensi
profesionalisme guru:
1. Tugas, Peran, dan Kompetensi Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni:
a). Tugas dalam bidang profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berararti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para
siswanya. Pelajaran apa pun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya
dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan
pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya.
Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap
sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkunganya karena
dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan Pancasila.
2.   Peran guru dalam proses belajar-mengajar
a).  Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar. Guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal lmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b). Guru sebagai Pengelola Kelas
c).   Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
d).   Guru sebagai Evaluator
3.   Peran guru dalam pengadministrasian
4.   Peran Guru sebagai Pribadi
5.   Peran guru secara psikologis
6. Kompetensi profesionalisme guru
a) Kompetensi pribadi
b)   Kompetensi profesional

7. Kondisi Belajar-Mengajar yang Efektif


a) Melibatkan siswanya secara aktif
b) Menarik minat dan perhatian siswa
c) Membangkitkan motivasi siswa
d) Prinsip individualitas
e) Peragaan dalam pengajaran
8.   Klasifikasi tujuan dan Penilaian Proses
a)   Perumusan tujuan pembelajaran dan kaitannya dengan taksonomi hasil belajar
b).  Penilaian keterampilan proses
Penilaian proses dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang sedang
berlangsung, yang dilakukan oleh guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada
seorang siswa atau kelompok siswa.
9.   Penyusunan Program Pengajaran
a) Penguasaan materi
b) Analisis materi pelajaran
c) Program Tahunan dan Program Semesteran
d) Persiapan mengajar
e) Rencana pengajaran (RPP)
f) Analisis hasil ulangan
10.  Beberapa keterampilan Dasar Mengajar
a) Keterampilan bertanya
b) Keterampilan memberi penguatan
c) Keterampilan mengadakan variasi
d) Keterampilan menjelaskan
e) Kerampilan membuka dan menutup pelajaran
f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g) Keterampilan mengelola kelas
h) Keterampilan mengajar perseorangan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar.
2. Yang menjadi syarat untuk seorang guru yang profesional adalah:
a) Bahwa ia mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Seperti mengajar
dan mendidik.
b) Seorang guru harus terus meningkatkan kualitas dirinya.
c) Standar yang dipersyaratkan oleh negara bahwakriteria minimal berpendidikan sarjana
atau diploma empat serta dilengkapi dengan sertifikasi profesi.

DAFTAR PUSTAKA

·         Sagala, Syaiful. 2009. KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN. Ikapi. Bandung
·         Uzer Usman, Moh. 2011. MENJADI GURU PROFESIONAL. Ikapi. Bandung
·         Saondi, Ondi. Suherman, Aris. 2010. ETIKA PROFESI KEGURUAN. Ikapi. Bandung.
·        

Asmani, Mu’mur Jamal. 2013. TIPS MENJADI GURU INSPIRATIF, KREATIF, DAN
INOVATIF. Diva Press. Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai