Anda di halaman 1dari 16

PENGHARGAAN PROFESI GURU

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
dalam Bidang Pendidikan Agama Islam pada Program Pascasarjana UIN Alauddin
Makassar

Oleh:

Amar Ma’ruf Ahmad


NIM. 80200220071

Dosen Pemandu:
Dr. H. A. Achru B. Pasinringi, M.Pd.I

Prof. Dr. H Wahyudin Naro, M.Hum.

PROGRAM
PASCASARJANA UIN
ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT serta halawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW yang mana berkat limpahan rahmat-Nya, penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah etika profesi
keguruan.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan segala pihak, sehingga kendala-
kendala yang dihadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengertian
penilaian sebagai alat penempatan, fungsi penilaian sebagai alat penempatan, tujuan
penilaian, aspek-aspek dan waktu penilaian serta teknik- teknik penilaian. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Pangkep, 28 April 2022

Penulis

i
BAB I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

1. Pengertian Penghargaan Profesi Guru........................................................................3

2. Jenis-Jenis Penghargaan Profesi Guru........................................................................4

3. Pengakuan Pemerintah Terhadap Profesi Guru..........................................................9

BAB III PENUTUP........................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................12

B. Saran...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Guru menjadi salah satu faktor penentu peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan
peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Guru adalah jantung pendidikan. Tanpa
denyut dan peran aktif guru, kebijakan pembaharuan dalam pendidikan secanggih dan
sehebat apapun tetap sia-sia.

Di Indonesia menempatkan profesi guru sebagai pilihan pertama profesi yang dicita-
citakan. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan cita-cita untuk menjadi dokter atau bidan
yang menempati tempat favorit kedua. Dilihat dalam kategori jenis kelamin, perempuan
tampak lebih berminat bekerja dalam profesi pendidik ini ketimbang laki- laki. Proporsi
responden perempuan yang berminat menjadi guru dua kali lipat lebih besar daripada pria.

Status guru sebagai profesi, penuh beban moral dan sosial yang menuntut hidupnya
sesuai dengan apa yang diajarkan dan sesuai dengan apa yang diucapkan, baik itu dalam
relasi sosialnya di sekolah maupun di luar sekolah. Maka dari itu, profesi guru perlu adanya
pengakuan dan penghargaan dari segala apa yang telah dikorbankan dan diusahakan untuk
mencerdaskan anak bangsa. Adalah suatu keniscayaan ketika tidak ada suatu konsekuensi
yang logis terhadap pekerjaan yang diusahakan dengan keterampilan khusus, serta beban
tanggung jawab yang tidak berat. Ungkapan guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” adalah
ungkapan yang kurang patut disematkan mengingat semua jasa dan pengorbanannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan profesi guru?


2. Bagaimana jenis-jenis penghargaan Profesi guru?
3. Bagaimana Pengakuan pemrintah terhadap profesi guru?

C. Tujuan Penulisan

1
BAB II

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi guru


2. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis penghargaan Profesi guru
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penghargaan pemerintah terhadap
profesi guru
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengakuan Guru

1. Pengertian Penghargaan Profesi Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penghargaan Profesi Guru artinya perbuatan
menghargai atau sebagai bentuk apresiasi kepada pegawai. Dari kedua definisi tersebut maka
dapat diketahui bahwa penghargaan terhadap Profesi Guru adalah suatu penghargaan yang
diberikan kepada guru dan kegiatan melindungi guru dari hal-hal tertentu yang dapat
mengganggu aktivitas keguruannya.1

Pada saat ini kesulitan pilihan hidup menjadi pendidik lebih berat dari masa

sebelumnya. Di luar tantangan masalah ekonomi dan gaya hidup materialistis, hanya seorang

guru yang mempertahankan idealisme memfasilitasi anak didiknya menumbuh kembangkan jati

diri yang berkarakter yang bisa mempertahankan kehormatan sebagai pendidik. Artinya

idealnya seorang guru harus memberikan dirinya secara total bagi dunia pendidikan, sebuah

keadaan yang berat di tengah semua persoalan hidup yang harus dihadapi seorang guru. Maka

perlu ada strategi untuk menyiasati beban-beban struktural administratif kependidikan agar

tidak menjerat guru ke dalam perangkap yang melelahkan sehingga mereka melepaskan

idealisme dan semangat yang dibutuhkan. Strategi ini antara lain adalah menciptakan kondisi

yang memacu untuk terus-menerus belajar.

Visi guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Menjadi pelaku perubahan,

perubahan itu harus tampil pertama-tama dalam diri guru. Hal inilah yang menjadi pemikiran

dan strategi utama bagi para guru agar mampu menjadi pelaku perubahan dan pendidik karakter

yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita dewasa ini.2

Di zaman persaingan ketat seperti sekarang, kinerja menjadi satu-satunya cara untuk

mengukur mutu seorang guru. Karena itu, status pegawai negeri, swasta, tetap, atau honorer

tidak terlalu relevan dikaitkan gagasan tentang profesionalisme kinerja seorang guru. Di banyak

tempat lembaga swasta yang besar dan maju, status pegawai tetap malah membuat lembaga

1
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011)
2
Imron, Ali. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2016
4
pendidikan swasta tidak mampu mengembangkan gurunya secara profesional sebab mereka

telah merasa mapan. Demikian juga yang menjadi pegawai negeri, banyak yang telah merasa

nyaman sehingga lalai mengembangkan dirinya. Oleh karena itu guru harus kembali pada jati

dirinya yaitu memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu ramah, terbuka, akrab, mau mengerti, dan mau

belajar terus-menerus agar semakin menunjukkan jati diri keguruannya.

Situasi ini tidak dapat diatasi dengan mengangkat seluruh guru honorer menjadi

pegawai negeri, seperti tuntutan beberapa kelompok guru honorer maupun mengangkat guru

tidak tetap menjadi guru tetap yayasan. Masalah ini hanya bisa diatasi jika pemerintah dan

masyarakat memberi prioritas untuk menjaga, melindungi, dan menghormati profesi guru.

Secara khusus, pemerintah harus memberi jaminan finansial secara minimal kepada tiap guru

agar mereka dapat hidup layak dan bermartabat sebagai guru. Jaminan seperti ini hanya bisa

muncul jika ada perlindungan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang benar-benar

memihak dan berpihak kepada guru.

2. Jenis-Jenis Penghargaan Profesi Guru

a. Penghargaan Guru Berprestasi

Pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dilakukan melalui proses pemilihan


yang Ketat secara berjenjang, mulai dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan/atau
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Pemilihan guru berprestasi dimaksudkan
antara lain untuk mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru, yang
diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Prestasi kerja
tersebut akan terlihat dari kualitas lulusan satuan pendidi dikan sebagai SDM yang
berkualitas, produktif, dan kompetitif.

b. Penghargaan bagi Guru Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil

Guru yang bertugas di daerah khusus, mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Oleh karena itu, sejak beberapa tahun terakhir ini, pemberian penghargaan kepada mereka
dilakukan secara rutin baik pada peringatan Hari Pendidikan Nasional maupun pada
peringatan lainnya. Tujuan penghargaan ini antara lain, pertama, mengangkat harkat dan
martabat guru atas dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik
bangsa dihormati dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh lapisan
5
masyarakat Indonesia. Kedua, memberikan motivasi pada guru untuk meningkatkan
prestasi,
6
pengabdian, loyalitas dan dedikasi serta darma baktinya pada bangsa dan negara melalui
pelaksanaan kompetensinya secara profesional sesuai kualifikasi masing- masing. Ketiga,
meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan pekerjaan/jabatannya
sebagai sebuah profesi, meskipun bekerja di daerah yang terpencil atau terbelakang; daerah
dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain; daerah
yang mengalami bencana alam; bencana sosial; atau daerah berada dalam keadaan darurat
lain yang mengharuskan menjalani kehidupan secara prihatin.5

c. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan

Sejalan dengan disahkannya Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen, guru berprestasi dan berdedikasi memiliki hak atas penghargaan sesuai dengan
prestasi dan dedikasinya. Penghargaan tersebut diberikan kepada guru pada satuan
pendidikan atas dasar pengabdian, kesetiaan pada lembaga, berjasa pada negara, maupun
menciptakan karya yang luar biasa. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan
PSDMPK-PMP 69 Kriteria guru yang berhak menerima penghargaan Satyalancana
Pendidikan, meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum antara
lain warga negara Indonesia; berakhlak dan berbudi pekerti baik; serta mempunyai nilai
dalam DP3 amat baik untuk unsur kesetiaan dan sekurang- kurangnya bernilai baik untuk
unsur lainnya. Persyaratan khusus meliputi, pertama, diutamakan yang bertugas/pernah
bertugas di tempat terpencil atau tertinggal sekurang-kurangnya selama lima tahun terus
menerus atau selama delapan tahun terputus-putus. Kedua, diutamakan yang
bertugas/pernah bertugas di daerah perbatasan, konflik, dan bencana sekurang- kurangnya
selama 3 tahun terus menerus atau selama 6 tahun terputus- putus. Ketiga, diutamakan yang
bertugasselain di daerah khusus sekurang-kurangnya selama 8 tahun terus menerus dan bagi
kepala sekolah sekurangkurangnya bertugas 2 tahun. Keempat, berprestasi dan/atau
berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas sekurang-kurangnya mendapat
penghargaan tingkat nasional. Kelima, berperan aktif dalam kegiatan organisasi/asosiasi
profesi guru, kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan di berbagai sektor. Keenam,
tidak pernah memiliki

5
Momon Sudarma, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h.272.
7

catatan pelanggaran atau menerima sanksi sedang dan berat menurut peraturan perundang-
undangan.6

d. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran

Tujuan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau lomba sejenis dapat
memotivasi guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, khususnya dalam
kemampuan perancangan, penyajian, penilaian proses dan hasil pembelajaran atau proses
bimbingan kepada siswa; dan meningkatkan kebiasaan guru dalam mendokumentasikan
hasil kegiatan pengembangan profesinya secara baik dan benar. Lomba keberhasilan guru
dalam pembelajaran atau sejenisnya dilaksanakan melalui beberapa tahapan.

Sosialisasi melalui berbagai media, antara lain penyusunan dan penyebaran poster dan
leaflet, penerimaan naskah, melakukan seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi
terhadap materi yang ditulis. Para finalis melaksanakan presentasi dan wawancara di
hadapan dewan juri yang memiliki keahlian di bidang masing-masing. Sejalan dengan itu,
aktivitas yang dilakukan adalah sebagai berikut: penyusunan pedoman lomba keberhasilan
guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; penilaian naskah lomba
keberhasilan guru dalam pembelajaran.7

e. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade

Era globalisasi menuntut SDM yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik
pada tataran nasional, regional, maupun internasional. Sejalan dengan itu, guru-guru
bidang studi yang termasuk dalam skema Olimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan
salah satu diterminan utama peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Olimpiade
Sains Nasional (OSN) untuk Guru merupakan wahana bagi guru menumbuhkembangkan
semangat kompetisi dan meningkatkan kompetensi profesional atau akademik untuk

6
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. (Cet. I; Jakarta; PT Bumi
Aksara, 2020), h. 12.

7
Sudarma Momon, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013) , h. 23.
8

memotivasi peningkatan kompetensinya dalam rangka mendorong mutu proses dan


luaran pendidikan. Tujuannya adalah (1) menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di
kalangan guru; (2) meningkatkan wawasan pengetahuan, motivasi, kompetensi,
profesionalisme, dan kerja keras untuk mengembangkan IPTEK; (3) membina dan
mengembangkan kesadaran ilmiah untu mempersiapkan generasi muda dalam
menghadapi pemberdayaannya agar pengetahuan dan wawasan mereka selalu
berkembang.8

Kegiatan OSN guru dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat


kabupaten/kota, tingkat provinsi, sampai motivasi untuk meningkatkan kegiatan
pembelajaran dan kegiatan pendidikan lainnya. Hadiah bagi para pemenang tingkat
kabupaten/kota dan tingkat provinsi pengaturannya diserahkan sepenuhanya kepada
pemerintah daerah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kepada pemenag di
tingakat nasional diberi hadiah dan penghargaan dari kementerian pendidikan.

f. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi

Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta
didik ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering tidak hanya
memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat
diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.

Selaras dengan kebijaksanaan pembanguan yang meletakkan pengembangan sumber


daya manusia sebagai prioritas pembangunan nasional, kedudukan dan peran guru semakin
bermakna strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
menghadapi era global.9 Untuk itu, kemampuan profesional guru harus terus menerus
ditingkatkan. Prestasi yang telah dicapai oleh guru berpretasi perlu terus dijaga dan
dikembangkan, serta diimbaskan kepada guru lainnya. Oleh karena itu, sebagai tindak
lanjut dari pelaksanaan pemilihan guru berprestasi , perlu dilaksanakan pembinaan dan
pemberdayaanya agar pengetahuan dan wawasan mereka selalu berkembang sesuai dengan

8
Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika (Yogyakarta:grha guru guru, 2013), h.
57.
9
Ondi saondi dan Aris Suherman, etika profesi keguruan (Bandung: Refika Aditama : 2010 ), h.96
9

kemajuaan ipteks.

Program kerjasama peningkatan mutu pendidikan antarnegara Asia, dalam hal ini
dengan the japan foundation, misalnya, merupakan kelanjutan program –program yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Program kerjasama ini dilaksanakan untuk memberikan
penghargaan kepada guru berprestasi dengan memberikan pengalaman dan wawasan
tentang penyelenggaraan pendidikan dan budaya di negara maju seperti Jepang untuk
dijadikan bahan pembanding dan diimplementasikan di tempat tugas mereka. Kontinuitas
pelaksanaan program kerjasama ini sangat penting, karena sangat bermanfaat bagi para
guru untuk meningkatkan pengetahuannya dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

g. Penghargaan Lainnya

Penghargaan lainnya untuk guru dilakukan melalui program kerjasama pendidikan


antar negara, khususnya bagi mereka yang berprestasi. Kerjasama antar negara ini
dilakukan, baik di kawasan Asia maupun di kawasan lainnya. Kerjasama antarnegara
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan saling pengertian antara nggotanya
Melalui kerjasama ini, guru-guru berprestasi yang terpilih diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan singkat bidang keahlian atau teknologi pembelajaran, studi
kebudayaan, studi banding, dan sejenisnya. Kerjasama ini antara lain telah dilakukan
dengan negara- negara Asean, Jepang, Australia, dan lain-lain. Penghargaan lainnya yang
diberikan kepada guru adalah Anugerah Konstitusi tingkat nasional bagi guru Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) untuk semua jenis dan jenjang. Penerima penghargaan ini adalah
guru-guru PKn terbaik yang diseleksi secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah,
kabupaten/kota, provinsi, sampai ke tingkat nasional.

3. Pengakuan Pemerintah Terhadap Profesi Guru

Melihat begitu besar peran guru dalam pembangunan bangsa Indonesia, hak-hak guru
sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat, dan warga negara
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Berbagai kebijakan terkait pendidikan dan
tenaga pendidikan terus diperbaiki sebagai bukti bentuk perhatian pemerintah, beberapa hal
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keppres.
Nomor 78 tahun 1994.
10
2) Peraturan dan ketentuannya secara khusus diatur dalam:

a. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2005 tentang Standar


Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 5 tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi
Guru dalam Jabatan.
f. Peningkatan kesejahteraan baik berupa peningkatan gaji, khususnya Guru PNS dan
pemberian tunjangan sertifikasi untuk semua guru baik PNS atau non-PNS (swasta)
yang telah memenuhi syarat dan lulus uji sertifikasi.

3) Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan cepat
dari mereka yang bekerja di kantor.
4) Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan adanya
pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan perlombaan untuk
guru.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa wujud nyata penghargaan


pemerintah terhadap profesi guru telah dibahas secara khusus dalam peraturan di atas,
termasuk pengakuan pemerintah, diwujudkan melalui sertifikasi guru sebagai tenaga
pendidik profesional. Walaupun begitu, masih terdapat beberapa ketimpangan terkait
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat mengenai pengakuan
dan penghargaan terhadap profesi guru, yaitu:
a. Dalam hal pengaturan yang ada saat ini, pemerintah hanya mengakui pengabdian
guru- guru yang mengabdikan dirinya di sekolah negeri yang dapat diakui sebagai
tenaga honorer untuk diangkat menjadi CPNS. Hal ini tidak berlaku untuk guru yang
mengabdikan diri di sekolah swasta. Padahal, hakikatnya mereka juga bekerja dalam
kaitannya dengan pendidikan bagi bangsa Indonesia.

b. Dalam hal pengaturan gaji, pemerintah masih mengutamakan pengaturan terhadap


guru-guru yang berstatus PNS saja. Maka, dalam hal ini, perlu ada peraturan yang
jelas dari pemerintah, agar yayasan yang mengelola lembaga pendidikan dapat
memberikan gaji yang sesuai dengan standar kelayakan.
11
c. Penghargaan masyarakat dalam hal pengakuan terhadap guru sebagai pekerja
profesional masih memerlukan pembimbingan secara intensif, sehingga masyarakat
dapat memahami bahwa guru bukan sekedar pejuang tanpa tanda jasa, guru adalah
pejuang yang perlu mendapat pengakuan secara pasti. Selain itu, masyarakat juga
harus memahami bahwa untuk menyandang status sebagai guru perlu persyaratan
khusus sebagaimana menjadi dokter dan profesi lainnya.
d. Di samping iut, kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa guru adalah
“pahlawan tanpa tanda jasa,” artinya guru bekerja sebagai pengabdi yang tidak
selayaknya menuntut besaran gaji yang diterima. Hal ini merujuk kepada kemarahan
masyarakat manakala guru mendapat gaji banyak.
12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Profesi Guru adalah suatu penghargaan yang diberikan kepada guru dan kegiatan
melindungi guru dari hal-hal tertentu yang dapat mengganggu aktivitas keguruannya.
Adapaun beberapa jenis penghargaan guru sebagai berikut:
a. Penghargaan Guru Berprestasi
b. Penghargaan bagi Guru Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil
c. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan
d. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran
e. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade
f. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi
g. Penghargaan Lainnya
2. Secara sosiologis kehadiran suatu profesi dimasyarakat bukan diakui dan diyakini
oleh pengemban profesi itu semata, justru diakui dan dirasakan manfaat dan
kepentingannya oleh masyarakat yang bersangkutan. Adapun diantara bentuk
pengakuan pemerintah kepada profesi guru diantaranya:
a. Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan
Keppres. Nomor 78 tahun 1994.
b. Peraturan dan ketentuannya secara khusus yang diatur dalam beberapa undang-
undang
c. Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan
cepat dari mereka yang bekerja di kantor.

d. Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan


adanya pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan
perlombaan untuk guru.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan- hambatan dari
segi literatur. Untuk itu, kami mengharapkan suatu kritikan terhadap karya tulis ini baik
dari isi maupun dari penyusunan kata-kata dan bentuk penulisannya.

12
13
DAFTAR
PUSTAKA

Endang Komara, "Perlindungan Profesi Guru di Indonesia". Mimbar Pendidikan:


Jurnal Indonesia Untuk Kajian Pendidikan, Vol. 1(2) September, Bandung,
Indonesia: UPI, h.155.

Getteng, Abd.Rahman. Menuju Guru Profesional dan Ber-Etik Yogyakarta: grha guru,

2013. Imron, Ali. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Momon Sudarma, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2013), h.272

Muslich, Masnur. 2009. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama,

2010. Suryoubroo. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983.

Anda mungkin juga menyukai