Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
dalam Bidang Pendidikan Agama Islam pada Program Pascasarjana UIN Alauddin
Makassar
Oleh:
Dosen Pemandu:
Dr. H. A. Achru B. Pasinringi, M.Pd.I
PROGRAM
PASCASARJANA UIN
ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT serta halawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW yang mana berkat limpahan rahmat-Nya, penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah etika profesi
keguruan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan segala pihak, sehingga kendala-
kendala yang dihadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengertian
penilaian sebagai alat penempatan, fungsi penilaian sebagai alat penempatan, tujuan
penilaian, aspek-aspek dan waktu penilaian serta teknik- teknik penilaian. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
i
BAB I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru menjadi salah satu faktor penentu peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan
peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Guru adalah jantung pendidikan. Tanpa
denyut dan peran aktif guru, kebijakan pembaharuan dalam pendidikan secanggih dan
sehebat apapun tetap sia-sia.
Di Indonesia menempatkan profesi guru sebagai pilihan pertama profesi yang dicita-
citakan. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan cita-cita untuk menjadi dokter atau bidan
yang menempati tempat favorit kedua. Dilihat dalam kategori jenis kelamin, perempuan
tampak lebih berminat bekerja dalam profesi pendidik ini ketimbang laki- laki. Proporsi
responden perempuan yang berminat menjadi guru dua kali lipat lebih besar daripada pria.
Status guru sebagai profesi, penuh beban moral dan sosial yang menuntut hidupnya
sesuai dengan apa yang diajarkan dan sesuai dengan apa yang diucapkan, baik itu dalam
relasi sosialnya di sekolah maupun di luar sekolah. Maka dari itu, profesi guru perlu adanya
pengakuan dan penghargaan dari segala apa yang telah dikorbankan dan diusahakan untuk
mencerdaskan anak bangsa. Adalah suatu keniscayaan ketika tidak ada suatu konsekuensi
yang logis terhadap pekerjaan yang diusahakan dengan keterampilan khusus, serta beban
tanggung jawab yang tidak berat. Ungkapan guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” adalah
ungkapan yang kurang patut disematkan mengingat semua jasa dan pengorbanannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
A. Pengakuan Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penghargaan Profesi Guru artinya perbuatan
menghargai atau sebagai bentuk apresiasi kepada pegawai. Dari kedua definisi tersebut maka
dapat diketahui bahwa penghargaan terhadap Profesi Guru adalah suatu penghargaan yang
diberikan kepada guru dan kegiatan melindungi guru dari hal-hal tertentu yang dapat
mengganggu aktivitas keguruannya.1
Pada saat ini kesulitan pilihan hidup menjadi pendidik lebih berat dari masa
sebelumnya. Di luar tantangan masalah ekonomi dan gaya hidup materialistis, hanya seorang
guru yang mempertahankan idealisme memfasilitasi anak didiknya menumbuh kembangkan jati
diri yang berkarakter yang bisa mempertahankan kehormatan sebagai pendidik. Artinya
idealnya seorang guru harus memberikan dirinya secara total bagi dunia pendidikan, sebuah
keadaan yang berat di tengah semua persoalan hidup yang harus dihadapi seorang guru. Maka
perlu ada strategi untuk menyiasati beban-beban struktural administratif kependidikan agar
tidak menjerat guru ke dalam perangkap yang melelahkan sehingga mereka melepaskan
idealisme dan semangat yang dibutuhkan. Strategi ini antara lain adalah menciptakan kondisi
Visi guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Menjadi pelaku perubahan,
perubahan itu harus tampil pertama-tama dalam diri guru. Hal inilah yang menjadi pemikiran
dan strategi utama bagi para guru agar mampu menjadi pelaku perubahan dan pendidik karakter
Di zaman persaingan ketat seperti sekarang, kinerja menjadi satu-satunya cara untuk
mengukur mutu seorang guru. Karena itu, status pegawai negeri, swasta, tetap, atau honorer
tidak terlalu relevan dikaitkan gagasan tentang profesionalisme kinerja seorang guru. Di banyak
tempat lembaga swasta yang besar dan maju, status pegawai tetap malah membuat lembaga
1
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011)
2
Imron, Ali. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2016
4
pendidikan swasta tidak mampu mengembangkan gurunya secara profesional sebab mereka
telah merasa mapan. Demikian juga yang menjadi pegawai negeri, banyak yang telah merasa
nyaman sehingga lalai mengembangkan dirinya. Oleh karena itu guru harus kembali pada jati
dirinya yaitu memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu ramah, terbuka, akrab, mau mengerti, dan mau
Situasi ini tidak dapat diatasi dengan mengangkat seluruh guru honorer menjadi
pegawai negeri, seperti tuntutan beberapa kelompok guru honorer maupun mengangkat guru
tidak tetap menjadi guru tetap yayasan. Masalah ini hanya bisa diatasi jika pemerintah dan
masyarakat memberi prioritas untuk menjaga, melindungi, dan menghormati profesi guru.
Secara khusus, pemerintah harus memberi jaminan finansial secara minimal kepada tiap guru
agar mereka dapat hidup layak dan bermartabat sebagai guru. Jaminan seperti ini hanya bisa
muncul jika ada perlindungan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang benar-benar
Guru yang bertugas di daerah khusus, mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Oleh karena itu, sejak beberapa tahun terakhir ini, pemberian penghargaan kepada mereka
dilakukan secara rutin baik pada peringatan Hari Pendidikan Nasional maupun pada
peringatan lainnya. Tujuan penghargaan ini antara lain, pertama, mengangkat harkat dan
martabat guru atas dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik
bangsa dihormati dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh lapisan
5
masyarakat Indonesia. Kedua, memberikan motivasi pada guru untuk meningkatkan
prestasi,
6
pengabdian, loyalitas dan dedikasi serta darma baktinya pada bangsa dan negara melalui
pelaksanaan kompetensinya secara profesional sesuai kualifikasi masing- masing. Ketiga,
meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan pekerjaan/jabatannya
sebagai sebuah profesi, meskipun bekerja di daerah yang terpencil atau terbelakang; daerah
dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain; daerah
yang mengalami bencana alam; bencana sosial; atau daerah berada dalam keadaan darurat
lain yang mengharuskan menjalani kehidupan secara prihatin.5
5
Momon Sudarma, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h.272.
7
catatan pelanggaran atau menerima sanksi sedang dan berat menurut peraturan perundang-
undangan.6
Tujuan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau lomba sejenis dapat
memotivasi guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, khususnya dalam
kemampuan perancangan, penyajian, penilaian proses dan hasil pembelajaran atau proses
bimbingan kepada siswa; dan meningkatkan kebiasaan guru dalam mendokumentasikan
hasil kegiatan pengembangan profesinya secara baik dan benar. Lomba keberhasilan guru
dalam pembelajaran atau sejenisnya dilaksanakan melalui beberapa tahapan.
Sosialisasi melalui berbagai media, antara lain penyusunan dan penyebaran poster dan
leaflet, penerimaan naskah, melakukan seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi
terhadap materi yang ditulis. Para finalis melaksanakan presentasi dan wawancara di
hadapan dewan juri yang memiliki keahlian di bidang masing-masing. Sejalan dengan itu,
aktivitas yang dilakukan adalah sebagai berikut: penyusunan pedoman lomba keberhasilan
guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; penilaian naskah lomba
keberhasilan guru dalam pembelajaran.7
Era globalisasi menuntut SDM yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik
pada tataran nasional, regional, maupun internasional. Sejalan dengan itu, guru-guru
bidang studi yang termasuk dalam skema Olimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan
salah satu diterminan utama peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Olimpiade
Sains Nasional (OSN) untuk Guru merupakan wahana bagi guru menumbuhkembangkan
semangat kompetisi dan meningkatkan kompetensi profesional atau akademik untuk
6
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. (Cet. I; Jakarta; PT Bumi
Aksara, 2020), h. 12.
7
Sudarma Momon, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013) , h. 23.
8
Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta
didik ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering tidak hanya
memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat
diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.
8
Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika (Yogyakarta:grha guru guru, 2013), h.
57.
9
Ondi saondi dan Aris Suherman, etika profesi keguruan (Bandung: Refika Aditama : 2010 ), h.96
9
kemajuaan ipteks.
Program kerjasama peningkatan mutu pendidikan antarnegara Asia, dalam hal ini
dengan the japan foundation, misalnya, merupakan kelanjutan program –program yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Program kerjasama ini dilaksanakan untuk memberikan
penghargaan kepada guru berprestasi dengan memberikan pengalaman dan wawasan
tentang penyelenggaraan pendidikan dan budaya di negara maju seperti Jepang untuk
dijadikan bahan pembanding dan diimplementasikan di tempat tugas mereka. Kontinuitas
pelaksanaan program kerjasama ini sangat penting, karena sangat bermanfaat bagi para
guru untuk meningkatkan pengetahuannya dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
g. Penghargaan Lainnya
Melihat begitu besar peran guru dalam pembangunan bangsa Indonesia, hak-hak guru
sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat, dan warga negara
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Berbagai kebijakan terkait pendidikan dan
tenaga pendidikan terus diperbaiki sebagai bukti bentuk perhatian pemerintah, beberapa hal
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keppres.
Nomor 78 tahun 1994.
10
2) Peraturan dan ketentuannya secara khusus diatur dalam:
3) Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan cepat
dari mereka yang bekerja di kantor.
4) Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan adanya
pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan perlombaan untuk
guru.
A. Kesimpulan
1. Profesi Guru adalah suatu penghargaan yang diberikan kepada guru dan kegiatan
melindungi guru dari hal-hal tertentu yang dapat mengganggu aktivitas keguruannya.
Adapaun beberapa jenis penghargaan guru sebagai berikut:
a. Penghargaan Guru Berprestasi
b. Penghargaan bagi Guru Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil
c. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan
d. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran
e. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade
f. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi
g. Penghargaan Lainnya
2. Secara sosiologis kehadiran suatu profesi dimasyarakat bukan diakui dan diyakini
oleh pengemban profesi itu semata, justru diakui dan dirasakan manfaat dan
kepentingannya oleh masyarakat yang bersangkutan. Adapun diantara bentuk
pengakuan pemerintah kepada profesi guru diantaranya:
a. Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan
Keppres. Nomor 78 tahun 1994.
b. Peraturan dan ketentuannya secara khusus yang diatur dalam beberapa undang-
undang
c. Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan
cepat dari mereka yang bekerja di kantor.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan- hambatan dari
segi literatur. Untuk itu, kami mengharapkan suatu kritikan terhadap karya tulis ini baik
dari isi maupun dari penyusunan kata-kata dan bentuk penulisannya.
12
13
DAFTAR
PUSTAKA
Getteng, Abd.Rahman. Menuju Guru Profesional dan Ber-Etik Yogyakarta: grha guru,
2013. Imron, Ali. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Saondi, Ondi dan Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama,
2010. Suryoubroo. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983.