Disusun
Oleh
4A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh profesionalisme guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa “ tepat pada waktunya .Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Matakuliah
Profesi Keguruan .
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong,
membimbing danmemberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai
tujuan. Guru tidak hanya diperlukan olehpara murid di ruang-ruang kelas, tetapi
juga diperlukan oleh masyarakat lingkunganya dalammenyelesaikan aneka ragam
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Itu Profesionalisme Guru
2. Untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Profesionalitas Guru
3. Untuk memahami mengenai Motivasi Belajar Bagi Siswa
4. Untuk mengetahui mengenai apa saja Ciri-Ciri Motivasi
5. Untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
6. Untuk mengetahui mengenai apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profesionalisme Guru
“Profesionalisme’’ adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan
dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki
profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta
komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui
berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan
makna professional. Dalam konteks guru, makna profesionalisme sangat penting
karena profesionalisme akan melahirkan sikap terbaik bagi seorang guru dalam
melayani pendidikan peserta didik, sehingga kelak sikap ini tidak hanya
memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang tua,
masyarakat, dan institusi sekolah itu sendiri. Jadi pada prinsipnya profesionalisme
guru dapat diartikan sebagai guru yang dapat menjalankan tugasnya secara
professional.1
1
Salma, dkk.“Profesionalisme Guru Pascasertifikat”. Jurnsl Equilibrium, Vol. 4 No. 2. 2016.
Hal.155-156
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/497/456 (Diakses pada 17 Mei
2021)
3
lembaga. Professional adalah seseorang yang memiliki seperangkat pengetahuan
atau keahlian yang khas dalam profesinya.2
2
Siti Sumanah. “Pengaruh Profesionalisme Guru Terhapad Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus
Pada Min Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat)”. Skripsi. 2008. Hal. 7-8
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15076/1/SITI%20SUMANAH-
FITK.pdf (Diakses pada 17 Mei 2021)
4
1. Status Akademik Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa "guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah". Lebih lanjut dalam pasal 20
diungkapkan bahwa "dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban: (1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran; (2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (3) Bertindak
objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbanga jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajar, (4) Menjunjung
tinggi peraturan perundangundangan, hukum, dan kode etik guru serta
nilai-nilai agama dan etika; dan (5) Memelihara dan memupuk persatuan
dan kesatuan bangsa". Dengan demikian, jelas bahwa untuk menjadi guru,
seseorang wajib memiliki kualifikasi akademik (kualifikasi yang terkait
dengan tingkat pendidikan formal minimum seorang calon guru), dan
kompetensi (sekumpulan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; selanjutnya kompetensi ini
dijabarkan ke dalam empat kemampuan, yakni kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
2. Pengalaman Belajar Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk
mengorganisir mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta
banyak pula dijumpai guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan
suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan
menggairahkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu untuk
menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang
berlangsung. Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki
5
keahlian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan
proses belajar mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru
mengajar (Oemar Hamalik 2009, hlm. 31).
3. Mencintai Profesi Sebagai Guru Pengembangan profesi guru merupakan
hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan
beratnya tuntutan terhadap profesi guru. Pengembangan 29
profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan
atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Menurut
Mulyasa (2005, hlm. 43) mengemukakan bahwa profesionalitas bukan
sekadar memiliki pengetahuan, teknologi dan manajemen tetapi memiliki
keterampilan tinggi, memiliki tingkah laku yang dipersyaratkan. Setiap
guru profesional menguasai pengetahuan yang mendalam dalam
spesialisnya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting
di samping keterampilan/keterampilan lain. Guru profesional selain
menguasai penegatahuan tentang pendidkan dan pengajaran, guru juga
dibekali pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian
khusus yang diperlukan sesuai dengan profesinya. Pekerjaan guru adalah
suatu profesi tersendiri, pekerjaan ini tidak dapat dikerjakan oleh
sembarang orang tampa memiliki keahlian sebagai seorang guru.
4. Berkepribadian Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-
ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang
guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah
abstrak, yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara
berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Zakiah Darajat (2006, hlm. 34) bahwa kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata,
yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi
dan aspek kehidupan. Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah (2005, hlm. 56)
mengemukakan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah
kepribadiannya.
6
Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan
akan mempengaruhi interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu
kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya
martabat guru. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik
kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang
tinggi dari guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik.3
7
sehingga siswa akan berusaha sungguh-sungguh dalam belajar karena termotivasi
mencari prestasi. Motivasi siswa dalam belajar perlu dikembangkan dan didukung
dengan adanya keterlibatan orang tua, guru, sesama, juga Iingkungan sekitar,
terlebih suasana Iingkungan yang tercipta sehingga dapat menambah minat dan
motivasi siswa dalam belajar. Melalui dukungan banyak pihak dan suasana yang
mendukung dapat memotivasi siswa untuk belajar secara lebih senus sehingga
pada akhirnya dapat memperoleh hasil yang ia harapkan.4
5
Siti Sumanah, loc.cit. Hal. 20
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15076/1/SITI%20SUMANAH-
FITK.pdf (Diakses pada 17 Mei 2021)
8
Menurut (Sardiman, 2007) yaitu :
a. Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dan
dalamwaktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukandorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak
mudah puasdengan prestasi yang dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal6
9
demikian perlu mengupayakan kesehatan badan yang sehat, dengan
mengonsumsi makanan yang memiliki kadar gizi yang cukup untuk membantu
siswa dalam belajar.
10
Motif tersebut dapat dibangun melalui latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan
dalam belajar.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern ini terdiri dan (1) faktor keluarga, (2) sekoIah, dan (3)
masyarakat.
Faktor Keluarga
Faktor keluarga misalnya bagaimana cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasanan rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Cara orang tua dalam
mendidik anak akan berpengaruh terhadap belajarnya. Bila orang tua
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, memperhatikan kemajuan belajar
anak-anaknya, memiliki hubungan yang baik dengan anak-anaknya,
11
menyediakan waktu untuk membimbing anak-anaknya dengan sabar dan
penuh pengernan, memberikan semangat pada anak, menciptakan suaana
yang tenang agar anak dapat belajar dengan baik, menyediakan sarana
belajar bagi anak dan memiliki ekonomi yang cukup untuk membiayai
pendidikan anak-anaknya dan sebagainya maka siswa akan mengalami
kernudahan dalam belajar.
Faktor Sekolah
Faktor sekolah terdiri dairi metode mengajar, kurikulum, hubungan
guru dan siswa, huhungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas di rumah. Metode mengajar adalah sejumlah
pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien (Daryanto, 2009: 389).
Metode mengajar guru pada siswa memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik seperti guru yang
kurang persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran, menerangkannya
tidak jelas, sikap guru terhadap siswa yang tidak baik akan mempengaruhi
belajar siswa. Ini akan membuat siswa kurang senang terhadap pelajaran
atau gurunya. Akibarnya siswa malas dalam belajar.
Demikian pula dengan guru yang menggunakan metode ceramah
saja, siswa akan menjadi bosan, ngantuk, pasif, dan hanya mencatat. Metode
ceramah adalah cara penyajian yang dilakukan dengan penjelasan lisan
secara langsung, bersifat satu arah terhadap peserta/audience (Daryanto,
2009: 390). Kurikulum dipahami sebagai karakieristik mata pelajaran,
muatan basil belajar, adanya unsur reproduksi kebudayaan dan
pembangunan sosial serta pentingnya kecakapan hidup (Schubert dalam
Yulaelawati. 1986). Kurikulum sebagai mata pelajaran merupakan
pemahaman yang mcnggabungkan kurikulum dengan daflar mata pelajaran
yang diajarkan. Kurikulum sebagai program yang direncanakan artinya
perencanaan ruang lingkup, urutan, keseimbangan mata pelajaran, teknik
12
mengajar, cara-cara motivasi siwa dan hal-hal yang dapat direncanakan
sebelumnya dalam pelajaran.
Aunurrahman menguraikan bahwa dalam rangka proses
pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadikan
guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran.
Seluruh aktivitas pembelajaran, mulai dan penyusunan rencana
pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, menentukan pendekatan dan
strategi/metode. memilih dan menentukan media pembelajaran, menentukan
teknik evaluasi, kesemuanya harus berpedoman pada kurikulum
(Aunurrahman. 2009: 194).
Daryanto (2010: 45) menguraikan bahwa kurikulum diartikan
sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa seperti menyajikan
bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
Hubungan guru dengan siswa seperti yang terjadi dalam proses
belajar mengajar akan member pengaruh pada belajar siswa. Guru memiliki
relasi yang baik dengan siswa. Contohnya, guru member perhatian dengan
member sapaan pada siswa, mampu menanggapi kebutuhan siswa dalam
belajar, guru terbuka pada siswa. Dan lain sebagainya.
Selain itu hubungan siswa dengan siswa yang terjalin dengan baik
akan member pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Tetapi siswa
yang mempunyai sifat-sifat yang kurang disenangi oleh teman-temannya,
atau mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan
batin. Akibatnya siswa tersebut akan terganggu dalam belajarnya.
Disiplin sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar
dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai dalam pekerjaan
administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah,
halaman sekolah dan lain-lain. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata
tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin serta
member pengaruh positif bagi siswa.
13
Alat pelajaran atau sarana prasarana yang lengkap dapat menjadi
actor pendukung bagi siswa dalam belajar terutama pelajaran yang bersifat
praktikan. Dengan adanya alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Contohnya pelajaran Biologi, Fisika, Kimia perlu didukung dengan alat
belajar.
Waktu sekolah misalnya siswa masuk pada pagi hari, siswa tersebut
masih dalam keadaab optimal, penuh semangat untuk mengikuti peljaran.
Situasi ini akan mendukung siswa dalam belajar.
Standar pelajaran di atas di ukur, seperti guru yang member
pelajaran di atas ukuran standar, membuat siswa merasa kurang mampu dan
takut pada guru sehingga ia mengalami kesulitan dalam belahar. Oleh
karena itu guru perlu memberikan penyajian materi yang sesuai dengan
kemampuan siswa sehingga tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Keadaan gedung seperti ruang kelas atau ruang tempat belajar bagi
siswa dapat digolongkan sebagi salah satu factor pendukung belajar bagi
siswa. Jika gedung tersebut ruang kelasnya memiliki jendela dan ventilasi
yang cukup agar udara segar dapat masuk ke ruangan dan sinar matahari
dapat menerangi ruangan, dinding ruangan bersih, dan tidak terlihat kotor.
Nah ini dapat membuat siswa itu betah di dalam kelas.
Metode belajar yang tepat dengan membagi waktu untuk belajar dan
belajar secara teratur setiap hari, memilih cara belajar yang tepat dan
istirahat yang cukup, akan meningkatkan hasil belajar siswa yang efektif.
Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat terdiri dari dari keguatan siswa dalam masyarakat,
mass media, dan bentuk kehidupan masyarakat. Kegiatan siswa dalam
masyarakat dapat menjadi pendukung bagi siswa dalam belajar, misalnya
siswa mengikuti kegiatan kursus Bahasa Inggri, kelompok diskusi, dan
sebagainya. Tetapi bila siswa terlalu banyak mengikuti kcgiatan di
masyaraka seperti berorganisasi, kegiatan-kegiatan social, keagamaan yang
14
membutuhkan banyak waktu, akan membuat siswa terganggu dalam
belajarnya. Oleh karena itu siswa perlu membatasi diri dalam kegiatan di
masyarakat schingga belajarnya tidak tertanggu.
Mass media seperti bioskop, radio, TV, surat kabar, buku-buku,
komik-komik film, Internet dan lain-lain dapat memberi pengaruh terhadap
belajar siswa. Mass media yang baik dapat rncmberi pengaruh yang baik
pula terbadap belajar siswa. Melalui sarana tersebut siswa mendapat
kemudahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka
butuhkan. Bila siswa rnenggunakan sarana mi secara bcrlebihan maka akan
menjadi pcnghambat bagi siswa dalam belajar. Dengan kata lain mass media
yang digunakan secara berlebihan seperti nonton secara berlebihan dan tidak
terkontrol dapat memberi pengaruh yang jelek terhadap belajar siswa.
Bentuk kehidupan masyarakat di sekitar siswa akan memberi pengaruh
terhadap belajarnya. 7
7
Hania Manahen..loc.cit. Hal.14-24
https://repository.usd.ac.id/22717/2/061124030_Full.pdf (Diakses pada 17 mei 2021)
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1. Faktor individual. Yang meliputii; kematangan atau pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi, dan
2. Faktor sosial. meliputi; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial (Ngalim Purwanto
2008, hlm. 67).
Adapun Menurut Muhibinsyah (2005, hlm. 87) faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa, antara lain:
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang
berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri
yang terdiri dari : a) Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan
masyarakat, tetangga, teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah, dan b)
Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah,
jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi
orangtua dan lain-lain.
Dengan demikian motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa
(faktor eksternal).8
8
Habibullah. Loc.cit.Hal. 42-43
file:///C:/Users/hp/Downloads/HABIBULLAH%20OK.pdf (Diakses Tanggal 17 Mei 2021)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan
dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki
profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta
komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui
berbagai cara dan strategi. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang
tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap
perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan
strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna
professional. Adapun Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dan
dalarn din seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menamhah
keterampilan, serta pengalaman (Yamin, 2005: 80). Motivasi tersebut mendorong
serta mengarahkan minat belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu
terdapat juga faktor yang mempengaruhi belajar yaitu factor intern dan ekstern.
3.2 Saran
Setiap guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan profesionalismenya
dengan cara menempuh studi lanjut, pendalaman pengetahuan, peningkatan
keterampilan melalui aktivitas praktek pendidikan seperti latihan, workshop, dan
penyelengaaraan diskusi antarteman serta penukaran lingkungan kerja. Dengan
adanya guru yang professional dapat mejadikan suasana belajar mengajar menjadi
menyenangkan, suasana di dalam kelas akan menjadi lebih nyaman dan siswa bisa
termotivasi untuk belajar.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36933673/Pengaruh_Profesionalisme_Guru_Kimi
a_Dalam_Meningkatkan_Motivasi_dan_Hasil_Belajar_Siswa_Pada_Pelajara
n_Kimia_Di_Madrasah_Aliyah_MA_Islamiyah_Ciputat_Kelas_XI_MIPA
(Diakses pada 17 mei 2021)
18