T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Guru dan pengembangan
Kurikulum”ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Dosen pengampu pada mata kuliah“Telaah Kurikulum”.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Guru dan pengembangan
Kurikulum”bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu lembaga
pendidikan.Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan,baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.Sedangkan Tujuan
kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan,kebutuhan dan kondisi
masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-
nilai filosofis,terutama falsafah negara.Sedangkan tujuan kurikulum dirumuskan
berdasarkan perkembangan tuntutan,kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis,terutama falsafah
negara.
Pendidikan dari sisi aktualisasinya merupakan proses interaksi antara pendidik (guru)
dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.Kurikulum
memegang kedudukan penting dalam pendidikan.Secara sederhana,kurikulum adalah
himpunan pengalaman, sistem nilai, pengetahuan,keterampilan dan pola sikap yang ingin
dihantarkan kepada peserta didik dengan harapan bahwa keseluruhan yang dihantarkan
tersebut merupakan bekal para peserta didik dalam mengembangkan diri di dalam
masyarakat dikemudian hari.Salah satu faktor yang memiliki peranan begitu penting dalam
pengembangan kurikulum adalah guru yang merupakan ujung tombak keberhasilan
1
pendidikan yang terlibat langsung dalam mengembangkan,memantau,dan melaksanakan
kurikulum sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang
diharapkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Guru adalah termasuk dalam golongan orang yang harus membuka diri untuk
memberikan,mengajar,mengarahkan,melatih pengetahuan untuk belajar dan mengevaluasi
peserta didik.Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian guru
yaitu :
3
2.2 Tenaga-Tenaga Profesional dan Nonprofesional
➢ Tenaga-Tenaga Profesional
Executive teacher dan team leader memiliki makna yang sama.Keduanya bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan-kegiatan instruksional,bahkan merupakan figur kunci dalam
pengajaran sekolah.Mereka bertanggung jawab dalam menyusun rencana dan melaksankan
pekerjaan sehari-hari yang menjadi tugas staf pengajar.Kedua jenis guru tersebut juga
dipandang sebagai master teacher dan melakukan serta membina kelas-kelas yang besar
(kelompok besar) jenis staf ini harus memiliki persiapan dulu pada tingkat sarjana ( master
degree),telah memiliki pengalaman mengajar dikelas.
Anggota staf yang telah menempuh program pendidikan guru selama empat tahun dan
telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman
4
mengajar.Tingkat guru ini sering disebut sebagai regular teacher,guru baru (beginning
teacher),atau guru provisional.
Dalam kategori ini termasuk guru asisten,guru intern,dan guru kadet (calon guru).
Mereka tergolong guru yang belum menyelesaikan pendidikan guru yang berijazah normal,
tetapi baru memenuhi kualifikasi minimum atau kualifikasi yang darurat.Pada anggota
yang baru ini dapat ditingkatkan kualifikasinya oleh organisasi tim melalui pendidikan in-
service,sehingga dapat sepenuhnya menjadi anggota tim bersangkutan.Guru kadet bertugas
dibawah supervisi dari guru-guru yang telah berpengalaman,yakni guru-guru profesional.
Guru tipe ini disebut sebagai guru khusus atau guru spesialis(ahli dalam bidang tertentu
di tempatkan dalam kedudukan staf dengan tugas memberikan pengajaran atau pelayanan
khusus dalam daerah tertentu dalam kurikuler seperti :seni,musik,bimbingan dan layanan,
dan pendidikan jasmani.
➢ Tenaga Nonprofesional
5
• Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing–masing
jenjang pendidikan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
potensi.Dan minat peserta didik dan tuntutan pihak–pihak yang memerlukan dan
berkepentingan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan tuntutan
lingkungan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keaganaan,
intelektualitas,watak konsep diri,keterampilan belajar,kewirausahaan ,keterampilan
hidup yang berharkat dan bermatabat,pola hidup sehat,estetika,dan rasa kebangsaan
2.4 Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum
Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses
pengajaran dan hasil belajar siswa.Aspek pembinaan mencakup proses belajar–mengajar
termasuk penilaian hasil belajar,bimbingan dan penyuluhan,administrasi,guru,dan pembina
an kompetensi profesional guru itu sendiri.Upaya yang bisa dilakukan adalah:
1. Menelaah GBPP
Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh selama satu semester dapat menjamin
kesinambungan tujuan,bahan mengajar,dan penilaian.Hal ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan pada tahun berikutnya berdasar pengalaman yang ditempuh dengan cara
sebelumnya
Hal ini dapat dilakukan berupa buku sumber,alat peraga,alat praktikum,bahan diskusi
keperluan permanen,dan lain-lain yang pada akhirnya memperlancar pembelajaran
6
4. Penilaian hasil belajar
Hasil belajar siswa dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan belajar-mengajar.
Hasil tersebut Nampak dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman
prinsip,konsep,hukum,dan teori yang diajarkan,dan kemampuan memecahkan masalah
berdasar prinsip pengetahuannya
Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Akan tetapi,ia pun harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai
panutan bagi para siswanya.Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik,guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal.Guru juga harus melatih
keterampilan,sikap dan mental anak didik.Penanaman keterampilan,sikap dan mental ini
tidak bisa sekadar asal tahu saja,tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam
kehidupan sehari-harinya.
Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang
disampaikan kepada anak.Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi
dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi anak.Dengan
demikian diharapkan siswa dapat menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya
bagian dari kehidupan siswa itu sendiri.Jadi peran dan tugas guru bukan hanya menjejali
anak dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan menjadikan siswa tahu
segala hal.Akan tetapi guru juga harus dapat berperan sebagai pentransfer nilai-nilai
(transfer of values).
Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya.Teladan di sini
bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah.Guru
adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.Tetapi guru harus berusaha
menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya.Guru harus mengenal
siswanya.Bukan saja mengenai kebutuhan,cara belajar dan gaya belajarnya saja.Akan
tetapi,guru harus mengetahui sifat,bakat,dan minat masing-masing siswanya sebagai
seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.
7
Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan
metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien.Guru harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada umumnya,
sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.Guru harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan.Selain itu guru harus
selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-materi
ajar ataupun peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih profesional.
Terlepas dari pro dan kontra,kelebihan dan kekurangan kita akan mencoba melihat
peranan guru didalamnya.Peranan guru baik dalam model sentralisasi maupun
8
desentralisasi dapat dilihat dalam tiga tahap,yaitu tahap perancangan,pelaksanaan dan
evaluasi.Kurikulum juga dapat dilihat dalam lingkup makro dan juga mikro.
Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat,memilih dan
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,minat dan tahap perkembangan
anak,memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi,serta menyusun program dan
alat evaluasi tepat.Suatu kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan sangat
memudahkan guru dalam implementasinya.Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan
berstruktur,tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan
penyesuaian-penyesuaian.
9
situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa,mampu memilih dan melaksanakan
metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa,bahan pelajaran dan banyak
mengaktifkan siswa.Guru hendaknya mampu memilih,menyusun dan melaksanakan
evaluasi,baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menialai
efisiensi pelaksanaannya itu senndiri.
Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang
akan dicapai dengan pengajarannya.Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar,menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif,
memberikan pengarahan dan bimbingan.Guru memberikan tugas tugas individual atau
kelompok yang akan memperkaya dan memperdalam penguasaan siswa.Dalam kondisi
ideal guru juga berperan sebagai pembimbing,berusaha memahami secara saksama potensi
dan kelemahan siswa,serta membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
Kurikulum desentralisasi disusun sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu
wilayah atau daerah.Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan
wilayah tertentu.Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik,
kebutuhan,perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut.
Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam,tiap sekolah atau wilayah
mempunyai kurikulum sendiri,tetapi kurikulum ini cukup realistik.
Beberapa kelemahan bentuk kurkulum ini,adalah :(1) tidak adanya keseragaman, untuk
situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini
kurang tepat,(2)tidak ada standar penilaian yang sama,sehingga sukar untuk di
perbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah
10
lainnya,(3) adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah/wilayah lain,(4)
sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional,(5) belum semua
sekolah/daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum
sendiri.
Dalam kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan sampai batas-batas tertentu
juga yang sentralisasi-desen-tralisasi,peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih
besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi.Guru-guru turut berpartisipasi,
bukan hanya dalam penjabaran kurikulum induk kedalam program tahunan/semester/catur
wulan,atau satuan pelajaran,tetapi juga di dalam menysun kurikulum yang menyeluruh
untuk sekolahnya.Guru-guru turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan
unsur dari kurikulum.Dalam kegiatan seperti itu,mereka mempunyai perasaan turut
memiliki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikut sertakan,mereka akan
memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya,dengan demikian pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar.Guru bukan hanya berperan sebagai
pengguna,tetapi perencana,pemikir,penyusun,pengembang dan juga pelaksana dan
evaluator kurikulum.Oleh karena itu menurut Oemar Hamalik,(2003) pembuatan
keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan saja menjadi tanggung jawab para
perencana kurikulum,akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para guru di sekolah.Para
perencana kurikulum perlu membuat keputusan yang tepat,rasional,dan sistematis.
Pembuatan keputusan itu tidak dapat dibuat secara acak-acakan,melainkan harus
11
berdasarkan informasi dan data yang objektif.Untuk itu terlebih dahulu perlu diadakan
evaluasi yang objektif terhadapa kurikulum yang berlaku.
Demikian pula guru harus mampu membuat aneka macam keputusan dalam pembinaan
kurikulum.Pada dasarnya betapa pun baiknya kurikulum,berhasil atau tidaknya akan sangat
bergantung kepada tindakan-tindakan guru disekolah dalam melaksanakan kurikulum itu
(Oemar Hamalik,2003). Berdasarkan kenyataan bahwa guru tahu situasi dan kondisi serta
bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar,maka sudah sewajarnya guru berperan
dalam pengembangan kurikulum.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.Pendidik,peserta didik,dan tujuan pendidikan
merupakan komponen utama pendidikan.Dalam situasi tertentu tugas guru dapat
diwakilkan atau dibantu oleh unsur lain seperti oleh media teknologi,tetapi tidak dapat
digantikan.Mendidik adalah pekerjaan profesional,oleh karena itu guru sebagai pelaku
utama pendidikan merupakan pendidik profesional (Sukmadinata, 1997).
12
Sebagai pendidik profesional guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
profesional,tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.Dalam
diskusi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan,yang
diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990,dirumuskan 10 ciri suatu profesi,
yaitu:
Mungkin belum seluruh ciri profesi diatas telah dimiliki secara kokoh (sempurna) oleh
para pendidik kita.Sebab sebagai suatu profesi terbuka,masih ada anggapan masyarakat
bahwa setiap orang bisa menjadi pendidik,atau setiap orang bisa mendidik. Memang hal ini
sukar dihindari,walaupun telah ada batas yang jelas antara pendidik formal dengan
pendidik informal,atau antara pendidik profesional dengan nonprofesional,tetapi orang-
orang yang tidak memiliki profesi dalam bidang pendidikan juga melaksanakan tugas-
tugas pendidikan formal profesional dan menganggap dirinya telah memiliki profesi
tersebut.Pada sisi lain,mengingkat banyaknya jenis dan jenjang pendidikan yang harus
disediakan bagi berbagai kategori peserta didik, juga tidak bisa dihindari banyaknya tenaga
nonprofesional pendidikan yang melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
Louis E. Raths (1964) mengemukakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru.
13
3. Unifyng the group.
4. Giving security
Kedua belas kemampuan yang dikemukan oleh Raths berkenaan dengan pelaksanaan
pengajaran dan pengembangan kemampuan dalam mengajar.Untuk lebih jelasnya tentang
kemampuan profesional guru akan dijelaskan lebih rinci oleh pemakalah berikutnya.Guru
sebagai pendidik profesional bertugas untuk mendidik,mengajar,membimbing,
mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal.Tugas profesional guru meliputi mendidik, mengajar dan
melatih/membimbing,serta meneliti (riset).Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup.Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Melatih/Membimbing berarti mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan peserta didik dan meneliti untuk pengembangan kependidikan
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya,membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka,sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang
sebagai individu yang mandiri dan produktif.Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan,yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu.Dalam hal ini,istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik
14
tetapi juga perjalanan mental,emosional,kreatifitas,moral dan spiritual yang lebih dalam
dan kompleks.Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi
untuk melaksanakan empat hal berikut:
15
guru supaya mampu mengembangkan kurikulum di sekolah secara efektif,efisien,kritis dan
serius,dengan membuat perencanaan yang matang dan lengkap,sehingga proses belajar
mengajar yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan pengajaran
yang ingin dicapai.
2.10 Aktivitas Guru dalam Merencanakan Kurikulum
Kegiatan merencanakan merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan dan
mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif.Kegiatan merencanakan pada
dasarnya meliputi:penentuan tujuan pengajaran,bahan pelajaran,alat dan metode
pengajaran,serta penilaian pengajaran.
Hal pertama dalam kegiatan perencanaan yang harus dilakukan adalah menentukan
tujuan yang hendak dicapai.Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pokok bahasan yang
lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar, mengandung muatan yang
menjadi bahan pelajaran.Tujuan-tujuan yang telah ditentukan tersebut dibagi menjadi tiga
ranah yaitu kognitif,afektif,dan psikomotorik (S.Bloms).Beberapa petunjuk menurut Hilda
Taba tentang cara merumuskan tujuan pengajaran, yaitu :
Langkah selanjutnya adalah menetapkan bahan ajar yang mencakup tiga komponen
yakni ilmu pengetahuan,proses,dan nilai-nilai.Dalam hal ini ketiga komponen tersebut
dapat dirincikan sesuai tujuan yang ingin dicapai sekolah tertentu.Langkah ketiga peranan
guru sebagai perencanaan kurikulum adalah menentukan metode pengajaran.Hal ini
berkaitan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien guna
mencapai tujuan pembelajaran.Hal-hal yang harus diperhatikan,yaitu tujuan pengajaran
16
yang ingin dicapai,bahan ajar yang akan diajarkan,dan jenis kegiatan yang diinginkan anak
didik.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Guru adalah termasuk dalam golongan orang yang harus membuka diri untuk
memberikan,mengajar,mengarahkan,melatih pengetahuan untuk belajar dan mengevaluasi
peserta didik.Tingkat profesionalisasi itu didasarkan pada kemampuan khusus,pengalaman
latar belakang akademis,ijazah,dan gelar yang dimilikinya.Menurut Chamberlin (1969)
terdiri dari: cadet teacher,executive teacher,lead teacher,master teacher,provisional
teacher,profesional teacher,regular teacher,senior teacher,special teacher,teacher
assistant,teacher intern,dan teacher leader.Semua jenis guru tersebut bertanggung jawab
mengatur,walaupun tingkat otoritasnya tidak sama dalam sistem pengajaran.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran serta kurikulum juga sebagai rencana
pembelajaran.Dengan program itu para peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku pada peserta didik,sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis,Kurikulum
harus bersifat dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan
yang terjadi pada masyarakat dunia dan penetapkan hasilnya diharapkan sesuai dengan
yang direncanakan,dan semoga guru bisa menjalankan proses pembelajaran dengan baik,
sesuai dengan kurikulum yang berlaku
18
DAFTAR PUSTAKA
19