Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


DOSENPENGAMPU : SUSILAWATI AMDAYANI,S.Si,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. CHIASRILYA MARIA HUTABARAT (4203131013)


2. ELSA BORU SINURAYA (4202131005)
3. MUHAMMAD KHAIRUL ARFAN SARAGIH(4203131054)
4. RAHMA FAUZIAH HERLANDA (4203131003)
5. TIKA HARYATI SITORUS (4202431009)

KELAS : PSPK 20D

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Guru dan pengembangan
Kurikulum”ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Dosen pengampu pada mata kuliah“Telaah Kurikulum”.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Guru dan pengembangan
Kurikulum”bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati Amdayani,S,Si,M.Pd selaku


Dosen pengampu mata kuliah “Telaah Kurikulum” yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan,10 Maret 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian atau Makna Guru ......................................................................................3
2.2 Tenaga-Tenaga Profesional dan Nonprofesional ....................................................... 4
2.3 Dasar Pengembangan Kurikulum ..............................................................................5
2.4 Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum ....................................................................6
2.5 Peran Guru Sebagai Pendidik ....................................................................................7
2.6 Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum ....................................................... 8
2.7 Guru Sebagai Pendidik Profesional ...........................................................................12
2.8 Guru Sebagai Pembimbing Belajar ............................................................................14
2.9 Guru Sebagai Pengembang Kurikulum di Sekolah....................................................15
2.10 Aktivitas Guru dalam Merencanakan Kurikulum ....................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….18
3.2 Saran………………………………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan,kurikulum dalam pendidikan formal


mempunyai peran yang sangat strategis.Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi
yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan serta kurikulum merupakan
syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.Melihat peran
kurikulum sangat penting tersebut maka,menjadi tanggung jawab semua pihak terhadap
keberadaan kurikulum yang mampu menjawab tantangan zaman yang sedang kita hadapi
saat ini.Bagi guru,kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.Bagi kepala sekolah dan pengawas berfungsi sebagai pedoman supervisi
atau pengawasan.Bagi orang tua kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan.Sedangkan bagi siswa
kurikulum sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.

Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu lembaga
pendidikan.Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan,baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.Sedangkan Tujuan
kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan,kebutuhan dan kondisi
masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-
nilai filosofis,terutama falsafah negara.Sedangkan tujuan kurikulum dirumuskan
berdasarkan perkembangan tuntutan,kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis,terutama falsafah
negara.

Pendidikan dari sisi aktualisasinya merupakan proses interaksi antara pendidik (guru)
dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.Kurikulum
memegang kedudukan penting dalam pendidikan.Secara sederhana,kurikulum adalah
himpunan pengalaman, sistem nilai, pengetahuan,keterampilan dan pola sikap yang ingin
dihantarkan kepada peserta didik dengan harapan bahwa keseluruhan yang dihantarkan
tersebut merupakan bekal para peserta didik dalam mengembangkan diri di dalam
masyarakat dikemudian hari.Salah satu faktor yang memiliki peranan begitu penting dalam
pengembangan kurikulum adalah guru yang merupakan ujung tombak keberhasilan

1
pendidikan yang terlibat langsung dalam mengembangkan,memantau,dan melaksanakan
kurikulum sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang
diharapkan.

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan menetapkan berbagai


kebutuhan,mengadakan identifikasi tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran,menyusun persiapan
instruksi,memenuhi segala persyaratan kebudayaan,sosial dan pribadi yang dilayani oleh
kurikulum.Perencanaan kurikulum harus disertai dengan analisis berbagai akibat tentang
pendekatan-pendekatan yang dilakukan sebelum instruksi tersebut dilaksanakan.
Pengembangan kurikulum sebaiknya dilakukan berdasarkan teori yang telah
dikonseptualisasikan secara teliti dan hati-hati.Dengan demikian berbagai pengaruh yang
tidak sesuai dengan pembaharuan maupun ketidakseimbangan kurikulum dapat di
hilangkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan guru ?
2. Bagaimana peran guru sebagai pendidik ?
3. Apa yang dimaksud dengan tenaga-tenaga professional dan non professional ?
4. Bagimana guru sebagai pembimbing belajar dan pengembang kurikulum di sekolah ?
5. Bagaimana peranan guru dalam pengembangan kurikulum ?
6. Bagaimana guru dan upaya pembinaan kurikulum ?
7. Apa saja aktivitas guru dalam merencanakan kurikulum ?
8. Apa yang menjadi dasar pengembangan kurikulum ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar siswa bisa berpikir kritis
2. Agar siswa dapat memberikan suatu ide- ide yang kreatif
3. Dapat menambah pengetahuan tentag pembelajaran kurikulum

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian atau Makna Guru

Guru adalah termasuk dalam golongan orang yang harus membuka diri untuk
memberikan,mengajar,mengarahkan,melatih pengetahuan untuk belajar dan mengevaluasi
peserta didik.Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian guru
yaitu :

• Menurut Purwanto (1997:138).Guru adalah orang yang diserahi tanggung jawab


sebagai pendidik di lingkungan sekolah adalah guru.
• UU No.14 Tahun 2005.Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas
utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
• Dr.Ahmad Tafsir.Guru (pendidik) ialah siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik.Tugas guru dalam pandangan islam ialah
mendidik.Mendidik merupakan tugas yang amat luas.Sebagian dilakukan dengan
cara mengajar,sebagian ada yang dilakukan dengan memberikan dorongan,
memberi contoh (suri tauladan),menghukum,dan lain-lain.
• Drs.Moh.Uzer Usman.Guru ialah setiap orang yang memiliki tugas dan wewenang
dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
• Husnul Khotimah.Dalam pegertian yang sederhana,guru merupakan orang yang
memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta
didik (muridnya).
• Ahmadi.Guru atau pendidik berperan sebagai pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.Menyediakan keadaan-keadaan yang memungkinkan
peserta didik merasa nyaman dan yakin bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai
akan mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi
berprestasi peserta didiknya.

3
2.2 Tenaga-Tenaga Profesional dan Nonprofesional
➢ Tenaga-Tenaga Profesional

Oemar Hamalik (2003) menjelaskan,pengajaran dilaksanakan oleh tenaga-tenaga


profesional dan tenaga nonprofesional berbeda-beda persiapan.Tingkat profesionalisasi itu
didasarkan pada kemampuan khusus,pengalaman latar belakang akademis,ijazah,dan gelar
yang dimilikinya.Menurut Chamberlin (1969) terdiri dari: cadet teacher,executive teacher,
lead teacher,master teacher,provisional teacher,profesional teacher,regular teacher,
senior teacher,special teacher,teacher assistant,teacher intern,dan teacher leader.Semua
jenis guru tersebut bertanggung jawab mengatur,walaupun tingkat otoritasnya tidak sama
dalam sistem pengajaran.Ada empat kategori dari semua jenis staf profesional tersebut,
karena beberapa diantaranya menunjukkan kesamaan-kesamaan tertentu.

1. Guru pelaksana ( executive teacher)

Executive teacher dan team leader memiliki makna yang sama.Keduanya bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan-kegiatan instruksional,bahkan merupakan figur kunci dalam
pengajaran sekolah.Mereka bertanggung jawab dalam menyusun rencana dan melaksankan
pekerjaan sehari-hari yang menjadi tugas staf pengajar.Kedua jenis guru tersebut juga
dipandang sebagai master teacher dan melakukan serta membina kelas-kelas yang besar
(kelompok besar) jenis staf ini harus memiliki persiapan dulu pada tingkat sarjana ( master
degree),telah memiliki pengalaman mengajar dikelas.

2. Guru profesional (profesional teacher)

Senior teacher,master teacher,lead teacher,dan profesional teacher dikelompokkan


dalam kategori ini.Guru yang profesional merupakan orang yang telah menempuh program
pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah
berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.Guru-guru ini diharapkan dan
dikualifikasikan untuk mengajar dikelas yang besar dan bertindak sebagai pemimpin bagi
para anggota staf lainnya dalam membantu persiapan akademis sesuai dengan minatnya.

3. Guru provisional ( provisional teacher)

Anggota staf yang telah menempuh program pendidikan guru selama empat tahun dan
telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman

4
mengajar.Tingkat guru ini sering disebut sebagai regular teacher,guru baru (beginning
teacher),atau guru provisional.

4. Guru cadet (cadet teacher)

Dalam kategori ini termasuk guru asisten,guru intern,dan guru kadet (calon guru).
Mereka tergolong guru yang belum menyelesaikan pendidikan guru yang berijazah normal,
tetapi baru memenuhi kualifikasi minimum atau kualifikasi yang darurat.Pada anggota
yang baru ini dapat ditingkatkan kualifikasinya oleh organisasi tim melalui pendidikan in-
service,sehingga dapat sepenuhnya menjadi anggota tim bersangkutan.Guru kadet bertugas
dibawah supervisi dari guru-guru yang telah berpengalaman,yakni guru-guru profesional.

5. Guru khusus ( special teacher)

Guru tipe ini disebut sebagai guru khusus atau guru spesialis(ahli dalam bidang tertentu
di tempatkan dalam kedudukan staf dengan tugas memberikan pengajaran atau pelayanan
khusus dalam daerah tertentu dalam kurikuler seperti :seni,musik,bimbingan dan layanan,
dan pendidikan jasmani.

➢ Tenaga Nonprofesional

Tenaga nonprofesional adalah tenaga-tenaga yang terlatih untuk bertindak sebagai


tenaga pembantu tenaga profesional.Tenaga nonprofesional ini bukan saja memberikan
peluang yang lebih besar bagi tenaga-tenaga profesional untuk mengerjakan kegiatan-
kegiatan profesional,akan tetapi juga memperkaya pengalaman siswa dan membebaskan
tenaga profesional dari tugas-tugas yang bukan profesional.Sebagian besar tugas yang
dilakukan uutuk membantu guru mempersiapkan bahan-bahan instruksional dan menilai
siswa.Selain itu berfungsi membantu administrasi pusat media instruksional,memelihara
peralatan audio visual dan media instruksional lainnya dan membantu staf mempergunakan
perlengkapan dan alat bantu lainnya.

2.3 Dasar Pengembangan Kurikulum


• Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan
kemampuan

5
• Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing–masing
jenjang pendidikan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
potensi.Dan minat peserta didik dan tuntutan pihak–pihak yang memerlukan dan
berkepentingan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan tuntutan
lingkungan
• Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keaganaan,
intelektualitas,watak konsep diri,keterampilan belajar,kewirausahaan ,keterampilan
hidup yang berharkat dan bermatabat,pola hidup sehat,estetika,dan rasa kebangsaan
2.4 Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum

Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses
pengajaran dan hasil belajar siswa.Aspek pembinaan mencakup proses belajar–mengajar
termasuk penilaian hasil belajar,bimbingan dan penyuluhan,administrasi,guru,dan pembina
an kompetensi profesional guru itu sendiri.Upaya yang bisa dilakukan adalah:

1. Menelaah GBPP

Dalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler,tujuan instruksional,pokok bahasan/sub


pokok bahasan,bahan pengajaran,dan penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/
caturwulan/semester.Telaah guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan berapa
banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya.Hal ini
penting untuk membagi jam tatap muka,sehingga memudahkan menyusun satuan pelajaran

2. Menyusun satuan pelajaran

Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh selama satu semester dapat menjamin
kesinambungan tujuan,bahan mengajar,dan penilaian.Hal ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan pada tahun berikutnya berdasar pengalaman yang ditempuh dengan cara
sebelumnya

3. Penyediaan sumber fasilitas belajar

Hal ini dapat dilakukan berupa buku sumber,alat peraga,alat praktikum,bahan diskusi
keperluan permanen,dan lain-lain yang pada akhirnya memperlancar pembelajaran

6
4. Penilaian hasil belajar

Hasil belajar siswa dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan belajar-mengajar.
Hasil tersebut Nampak dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman
prinsip,konsep,hukum,dan teori yang diajarkan,dan kemampuan memecahkan masalah
berdasar prinsip pengetahuannya

2.5 Peran Guru Sebagai Pendidik

Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Akan tetapi,ia pun harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai
panutan bagi para siswanya.Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik,guru tidak
hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal.Guru juga harus melatih
keterampilan,sikap dan mental anak didik.Penanaman keterampilan,sikap dan mental ini
tidak bisa sekadar asal tahu saja,tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam
kehidupan sehari-harinya.

Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang
disampaikan kepada anak.Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi
dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi anak.Dengan
demikian diharapkan siswa dapat menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya
bagian dari kehidupan siswa itu sendiri.Jadi peran dan tugas guru bukan hanya menjejali
anak dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan menjadikan siswa tahu
segala hal.Akan tetapi guru juga harus dapat berperan sebagai pentransfer nilai-nilai
(transfer of values).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pendidik,yaitu:

Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya.Teladan di sini
bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah.Guru
adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.Tetapi guru harus berusaha
menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya.Guru harus mengenal
siswanya.Bukan saja mengenai kebutuhan,cara belajar dan gaya belajarnya saja.Akan
tetapi,guru harus mengetahui sifat,bakat,dan minat masing-masing siswanya sebagai
seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.

7
Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan
metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien.Guru harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada umumnya,
sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.Guru harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan.Selain itu guru harus
selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-materi
ajar ataupun peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih profesional.

2.6 Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Sukmadinata (1997) menjelaskan dilihat dari segi pengelolaannya,pengembangan


kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi,desentralisasi,dan sentral-
desentral.Dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi,kurikulum disusun
oleh tim khusus di tingkat pusat.Kurikulum bersifat uniform untuk seluruh negara,daerah,
atau jenjang/ jenis sekolah.Tujuan utama pengembangan kurikulum yang uniform ini
adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa,serta memberikan standar
penguasaan yang sama bagi seluuruh wilayah.

Model pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi mempunyai beberapa


kelebihan disamping juga kelemahan.Kelebihannya selain mengandung terciptanya
persatuan dan kesatuan bangsa,dan ini mudah dikelola,dimonitor dan dievaluasi,serta lebih
hemat dilihat dari segi biaya,waktu,dan fasilitas.Model pengembangan ini memiliki
beberapa kelemahan.Pertama,menyeragamkan kondisi yang berbeda-beda keadaan dan
tahap perkembangan intelek,alam dan sosial budayanya,sukar sekali.Penyeragaman antara
lain dapat menghambat kreativitas,dapat memperlambat kemajuan sekolah yang sudah
mapan dan menyeret perkembangan sekolah yang masih terbelakang.Kedua, ketidak adilan
dalam menilai hasil.Dalam kurikulum yang seragam penilaian dapat dilakukan dengan
seragam pula,yaitu kesamaan dalam segi yang dinilai,prosedur dan alat penilaian serta
standar penilaian. Ketiga, penggunaan standar yang sama untuk semua sekolah di seluruh
wilayah akan memberikan gambaran hasil yang beragam dan menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat ekstrem.

Terlepas dari pro dan kontra,kelebihan dan kekurangan kita akan mencoba melihat
peranan guru didalamnya.Peranan guru baik dalam model sentralisasi maupun

8
desentralisasi dapat dilihat dalam tiga tahap,yaitu tahap perancangan,pelaksanaan dan
evaluasi.Kurikulum juga dapat dilihat dalam lingkup makro dan juga mikro.

Pengembangan kurikulum pada tahap perancangan berkenaan dengan seluruh kegiatan


menghasilkan dokumen kurikulum, atau kurikulum tertulis.Pelaksanaan kurikulum atau
disebut juga implementasi kurikulum,meliputi kegiatan menerapkan semua rancangan
yang tercantum dalam kurikulum tertulis.Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan menilai
pelaksanaan dan hasil-hasil penggunaan suatu kurikulum.Kurikulum makro yaitu
kurikulum yang menyeluruh meliputi semua komponen,atau meliputi seluruh wilayah, atau
seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu.Kurikulum mikro merupakan jabaran atau
rincian dari kurikulum makro,atau rancangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas.

1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.

Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi,guru tidak mempunyai peranan dalam


perancangan,dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro,mereka lebih berperan dalam
kurikulum mikro (Sukmadinata,1997).Kurikulum makro disusun oleh tim atau komisi
khusus,yang terdiri atas para ahli.Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum
makro.Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu dalam satu tahun,
satu semester,satu catur wulan,beberapa minggu ataupun beberapa hari saja.Kurikulum
untuk satu tahun,satu semester atau satu catur wulan disebut juga program tahunan,
semesteran,catur wulan,sedangkan kurikulum untuk beberapa minggu atau hari disebut
satuan pelajaran.Program tahunan,semesteran,catur wulanan,ataupun satuan pelajaran
memiliki komponen-komponen yang sama yaitu tujuan,bahan pelajaran,metode dan media
pembelajaran,dan evaluasi,hanya keluasan dan kedalamannya berbeda-beda.

Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat,memilih dan
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,minat dan tahap perkembangan
anak,memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi,serta menyusun program dan
alat evaluasi tepat.Suatu kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan sangat
memudahkan guru dalam implementasinya.Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan
berstruktur,tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan
penyesuaian-penyesuaian.

Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreaktivitas,kecakapan,


kesungguhan, dan ketekunan guru.Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan

9
situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa,mampu memilih dan melaksanakan
metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa,bahan pelajaran dan banyak
mengaktifkan siswa.Guru hendaknya mampu memilih,menyusun dan melaksanakan
evaluasi,baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar siswa untuk menialai
efisiensi pelaksanaannya itu senndiri.

Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang
akan dicapai dengan pengajarannya.Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar,menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif,
memberikan pengarahan dan bimbingan.Guru memberikan tugas tugas individual atau
kelompok yang akan memperkaya dan memperdalam penguasaan siswa.Dalam kondisi
ideal guru juga berperan sebagai pembimbing,berusaha memahami secara saksama potensi
dan kelemahan siswa,serta membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.

2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi

Kurikulum desentralisasi disusun sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu
wilayah atau daerah.Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan
wilayah tertentu.Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik,
kebutuhan,perkembangan daerah serta kemampuan sekolah atau sekolah-sekolah tersebut.
Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam,tiap sekolah atau wilayah
mempunyai kurikulum sendiri,tetapi kurikulum ini cukup realistik.

Bentuk kurikulum seperti ini mempunyai beberapa kelebihan disamping juga


kekurangan.Kelebihan-kelebihannya,diantaranya(1)kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan masyarakat setempat,(2)kurikulum sesuai dengan tingkat dan
kemampuan sekolah,baik kemampuan profesional,finansial maupun manajerial,(3) disusun
oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya,(4)
ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah,guru) untuk mengembangkan diri, mencari
dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya,dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

Beberapa kelemahan bentuk kurkulum ini,adalah :(1) tidak adanya keseragaman, untuk
situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini
kurang tepat,(2)tidak ada standar penilaian yang sama,sehingga sukar untuk di
perbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah

10
lainnya,(3) adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah/wilayah lain,(4)
sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional,(5) belum semua
sekolah/daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum
sendiri.

Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut,bentuk campuran antara


keduanya dapat digunakan,yaitu bentuk sentral-desentral.Beberapa waktu yang lampau di
Perguruan Tinggi di Indonesia digunakan model pengembangan kurikulum yang sifatnya
desentralisasi.Tiap universitas,institut atau akademi mempunyai otonomi untum menyusun
dan mengembangkan kurikulum sendiri,satu berbeda denggan lainnya.Sebagai contoh,
pada IKIP atau FKIP ada kelompok-kelompok mata kuliah dasar umum,dasar keguruan,
dan proses belajar mengajar yang seluruhnya seragam,ditentukan atau disusun di tingkat
nasional.Perbedaan antara IKIP dengan IKIP lainnya adalah pada kelompok mata kuliah
kejuruan atau spesialisasi.Bentuk kurikulum yang berlaku pada IKIP,FKIP ini mungkin
dapat diklasifikasi sebagai kurikulum sentralisasi-desentralisasi.

Dalam kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan sampai batas-batas tertentu
juga yang sentralisasi-desen-tralisasi,peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih
besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi.Guru-guru turut berpartisipasi,
bukan hanya dalam penjabaran kurikulum induk kedalam program tahunan/semester/catur
wulan,atau satuan pelajaran,tetapi juga di dalam menysun kurikulum yang menyeluruh
untuk sekolahnya.Guru-guru turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan
unsur dari kurikulum.Dalam kegiatan seperti itu,mereka mempunyai perasaan turut
memiliki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
dirinya dalam pengembangan kurikulum.

Karena guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikut sertakan,mereka akan
memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya,dengan demikian pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar.Guru bukan hanya berperan sebagai
pengguna,tetapi perencana,pemikir,penyusun,pengembang dan juga pelaksana dan
evaluator kurikulum.Oleh karena itu menurut Oemar Hamalik,(2003) pembuatan
keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan saja menjadi tanggung jawab para
perencana kurikulum,akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para guru di sekolah.Para
perencana kurikulum perlu membuat keputusan yang tepat,rasional,dan sistematis.
Pembuatan keputusan itu tidak dapat dibuat secara acak-acakan,melainkan harus

11
berdasarkan informasi dan data yang objektif.Untuk itu terlebih dahulu perlu diadakan
evaluasi yang objektif terhadapa kurikulum yang berlaku.

Evaluasi memegang peranan yang penting dalam membuat keputusan kurikuler,


sehingga dapat diketahui hasil-hasil kurikulum yang telah dilaksanakan, apakah kelemahan
dan kekuatannya dan selanjutnya dapat dipikirkan mengenai perbaikan-perbaikan yang
diperlukan ( Thorndika dan Hagen 1977).

Demikian pula guru harus mampu membuat aneka macam keputusan dalam pembinaan
kurikulum.Pada dasarnya betapa pun baiknya kurikulum,berhasil atau tidaknya akan sangat
bergantung kepada tindakan-tindakan guru disekolah dalam melaksanakan kurikulum itu
(Oemar Hamalik,2003). Berdasarkan kenyataan bahwa guru tahu situasi dan kondisi serta
bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar,maka sudah sewajarnya guru berperan
dalam pengembangan kurikulum.

Dimyati dan Mudjiono (2002),menjelaskan peran guru dalam pengembangan


kurikulum diwujudkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan khusus pengajaran berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum di


atasnya dan karakteristik pembelajar,mata pelajaran/bidang studi,dan karakteristik
situasi kondisi sekolah/kelas.
2. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang dapat secara efektif membantu
pebelajar mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Menerapkan rencana/program pembelajaran yang dirumuskan dalam situasi
pembelajaran yang nyata.
4. Mengevaluasi hasil dan proses belajar pada pembelajaran.
5. Mengevaluasi interaksi antara komponen-komponen kurikulum yang di
implementasikan.
2.7 Guru Sebagai Pendidik Profesional

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.Pendidik,peserta didik,dan tujuan pendidikan
merupakan komponen utama pendidikan.Dalam situasi tertentu tugas guru dapat
diwakilkan atau dibantu oleh unsur lain seperti oleh media teknologi,tetapi tidak dapat
digantikan.Mendidik adalah pekerjaan profesional,oleh karena itu guru sebagai pelaku
utama pendidikan merupakan pendidik profesional (Sukmadinata, 1997).

12
Sebagai pendidik profesional guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
profesional,tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.Dalam
diskusi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan,yang
diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990,dirumuskan 10 ciri suatu profesi,
yaitu:

1. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial


2. Memiliki keahlian/keterampilan tertentu
3. Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4. Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas
5. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama
6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional
7. Memiliki kode etik
8. Kebebasan untuk memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam
lingkup kerjanya.
9. Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi
10. Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.

Mungkin belum seluruh ciri profesi diatas telah dimiliki secara kokoh (sempurna) oleh
para pendidik kita.Sebab sebagai suatu profesi terbuka,masih ada anggapan masyarakat
bahwa setiap orang bisa menjadi pendidik,atau setiap orang bisa mendidik. Memang hal ini
sukar dihindari,walaupun telah ada batas yang jelas antara pendidik formal dengan
pendidik informal,atau antara pendidik profesional dengan nonprofesional,tetapi orang-
orang yang tidak memiliki profesi dalam bidang pendidikan juga melaksanakan tugas-
tugas pendidikan formal profesional dan menganggap dirinya telah memiliki profesi
tersebut.Pada sisi lain,mengingkat banyaknya jenis dan jenjang pendidikan yang harus
disediakan bagi berbagai kategori peserta didik, juga tidak bisa dihindari banyaknya tenaga
nonprofesional pendidikan yang melaksanakan tugas-tugas pendidikan.

Louis E. Raths (1964) mengemukakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru.

1. Explaining, informing, showing how.

2. Initiating, directing, administrating.

13
3. Unifyng the group.

4. Giving security

5. Clarifying attitude, beliefs, problems

6. Diagnosing learning problems

7. Making curriculum materials

8. Evaluating, recording, reporting

9. Enriching community activities

10. Organizing and arranging classroom

11. Participating in school activities

12. Participating in profesional and civic life

Kedua belas kemampuan yang dikemukan oleh Raths berkenaan dengan pelaksanaan
pengajaran dan pengembangan kemampuan dalam mengajar.Untuk lebih jelasnya tentang
kemampuan profesional guru akan dijelaskan lebih rinci oleh pemakalah berikutnya.Guru
sebagai pendidik profesional bertugas untuk mendidik,mengajar,membimbing,
mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal.Tugas profesional guru meliputi mendidik, mengajar dan
melatih/membimbing,serta meneliti (riset).Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup.Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Melatih/Membimbing berarti mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan peserta didik dan meneliti untuk pengembangan kependidikan

2.8 Guru Sebagai Pembimbing Belajar

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya,membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka,sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang
sebagai individu yang mandiri dan produktif.Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan,yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu.Dalam hal ini,istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik

14
tetapi juga perjalanan mental,emosional,kreatifitas,moral dan spiritual yang lebih dalam
dan kompleks.Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi
untuk melaksanakan empat hal berikut:

• Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak


dicapai.
• Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran,dan yang paling
penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniah,tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
• Guru harus memaknai kegiatan belajar.
• Guru harus melaksanakan penilaian.
2.9 Guru Sebagai Pengembang Kurikulum di Sekolah

Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum karena ia merupakan


pelaksana kurikulum.Karena itu guru dituntut memiliki kemampuan untuk mengimplemen
tasikannya karena tanpa itu kurikulum tidak akan bermakna sebagai alat pendidikan.Dan
sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa kurikulum sebagai pedoman.Guru
sebagai pengembang kurikulum di sekolah harus mampu menterjemahkan,menjabarkan
dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum kepada anak didik.
Dalam pengembangan kurikulum,guru dapat melaksanakan beberapa kegiatan,yaitu:
merencanakan,melaksanakan,dan mengevaluasi kurikulum.

Melalui perencanaan kurikulum,guru dapat memperkirakan apa yang hendak


diwujudkan dalam proses belajar mengajar.Ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam merencanakan proses belajar mengajar,yaitu:

• menentukan tujuan yang ingin dicapai


• menetapkan bahan pelajaran
• menentukan metode mengajar
• merencanakan evaluasi atau penilaian pengajaran.
• melaksanakan kurikulum.
Kegiatan ini disebut juga dengan melaksanakan proses belajar mengajar.Ada beberapa
langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,yaitu:
mempersiapkan anak dan kondisi belajar,membahas materi,dan mengadakan penilaian dan
tindak lanjut,guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran.Diharapkan kepada

15
guru supaya mampu mengembangkan kurikulum di sekolah secara efektif,efisien,kritis dan
serius,dengan membuat perencanaan yang matang dan lengkap,sehingga proses belajar
mengajar yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan pengajaran
yang ingin dicapai.
2.10 Aktivitas Guru dalam Merencanakan Kurikulum

Kegiatan merencanakan merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan dan
mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif.Kegiatan merencanakan pada
dasarnya meliputi:penentuan tujuan pengajaran,bahan pelajaran,alat dan metode
pengajaran,serta penilaian pengajaran.

Hal pertama dalam kegiatan perencanaan yang harus dilakukan adalah menentukan
tujuan yang hendak dicapai.Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pokok bahasan yang
lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar, mengandung muatan yang
menjadi bahan pelajaran.Tujuan-tujuan yang telah ditentukan tersebut dibagi menjadi tiga
ranah yaitu kognitif,afektif,dan psikomotorik (S.Bloms).Beberapa petunjuk menurut Hilda
Taba tentang cara merumuskan tujuan pengajaran, yaitu :

1. Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.


2. Tujuan harus bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata.
3. Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
dimaksudkan.
4. Pencapaian tujuan kadang kala membutuhkan waktu relatif lama (tak dapat dicapai
dengan segera).
Harus realitis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan belajar atau pengalaman belajar
tertentu.
5. Harus komprehensif,artinya mencakup segala tujuan yang ingin di capai sekolah.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan bahan ajar yang mencakup tiga komponen
yakni ilmu pengetahuan,proses,dan nilai-nilai.Dalam hal ini ketiga komponen tersebut
dapat dirincikan sesuai tujuan yang ingin dicapai sekolah tertentu.Langkah ketiga peranan
guru sebagai perencanaan kurikulum adalah menentukan metode pengajaran.Hal ini
berkaitan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien guna
mencapai tujuan pembelajaran.Hal-hal yang harus diperhatikan,yaitu tujuan pengajaran

16
yang ingin dicapai,bahan ajar yang akan diajarkan,dan jenis kegiatan yang diinginkan anak
didik.

Langkah keempat adalah merencanakan penilaian hasil belajar.Pada dasarnya penilaian


adalah suatu proses penentuan nilai dari suatu objek dalam konteks situasi tertentu.
Pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan tes dan pengukuran.Tes
merupakan bagian integral dari pengukuran,sedangkan pengukuran merupakan bagian
yang mungkin dilakukan dalam suatu penelitian.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru adalah termasuk dalam golongan orang yang harus membuka diri untuk
memberikan,mengajar,mengarahkan,melatih pengetahuan untuk belajar dan mengevaluasi
peserta didik.Tingkat profesionalisasi itu didasarkan pada kemampuan khusus,pengalaman
latar belakang akademis,ijazah,dan gelar yang dimilikinya.Menurut Chamberlin (1969)
terdiri dari: cadet teacher,executive teacher,lead teacher,master teacher,provisional
teacher,profesional teacher,regular teacher,senior teacher,special teacher,teacher
assistant,teacher intern,dan teacher leader.Semua jenis guru tersebut bertanggung jawab
mengatur,walaupun tingkat otoritasnya tidak sama dalam sistem pengajaran.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran serta kurikulum juga sebagai rencana
pembelajaran.Dengan program itu para peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku pada peserta didik,sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
3.2 Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis,Kurikulum
harus bersifat dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan
yang terjadi pada masyarakat dunia dan penetapkan hasilnya diharapkan sesuai dengan
yang direncanakan,dan semoga guru bisa menjalankan proses pembelajaran dengan baik,
sesuai dengan kurikulum yang berlaku

18
DAFTAR PUSTAKA

➢ Dr. Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


➢ Idi,Abdullah.2011. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik.Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media.
➢ Oemar Hamalik ( 2003), Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara
➢ Dimyati dan Mudjiono (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta
➢ Nana Syaodih Sukmadinata, ( 2004) Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
➢ Rusman (2008), Manajemen Kurikulum,Bandung: SPS Universitas Pendidikan
Indonesia.
➢ Syaiful Bahri Djamarah (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai