Disusun Oleh :
Nurhasanah (2001010124)
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Saima Sakilah Dalimunthe,M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Evaluasi
pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan pemakalah.
Pemakalah tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
pemakalah mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini pemaklah mohon maaf yang sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan
insan tertentu dan suatu sistem yang dikelompokkan menjadi dua sistem yakni sistem
mekanik dan sistem organik. Sistem mekanik adalah melihat pendidikan sebagai suatu
proses yang melibatkan input-proses-output yang terdapat kausal bersifat langsung dan
linier. Pandangan ini menunjukkan bahwa intervensi untuk mempengaruhi output dapat
didesain dengan memanipulasi input. Sebagai mana diketahui input dalam proses
pendidikan mencakup siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran,
ruang kelas dan pergedungan, peralatan dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk
meningkatkan mutu output dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas
input.
Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau
guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru, kemudian
ada langkah-langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru yang masih under-
standard tadi melakukan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik
dengan cara melanjutkan studi atau kegiatan lain yang misalnya semisal. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya sebagai guru yang baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai
lembaga terkait telah merumuskan dan menyusun butir penting yang harus dipenuhi
oleh para guru yang kemudian disebut dengan standar profesionalitas guru.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid,di surau atau musholla dan di rumah. Guru memang
menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. kewibaanlah yang menyebabkan
guru di hormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin
bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang
berkepribadian mulia.
Secara institusional, guru memegang peranan yang cukup penting, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Guru adalah perencana,pelaksana dan
pengembang kurikulum bagi kelasnya. Dengan demikian, guru juga berperan
melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum. 3
1
Djafar Siddik, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Cita Pustaka Media
,2006),h.39
2 Muhammad Munir Mursi, At-Tarbiyat al-Islamiyah: Usuluha wa Tatwiruha fi al-Bilad al-
3
4
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru ikut berperan serta dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan.
Pengertian guru profesional menurut para ahli adalah semua orang yang
mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya,
baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah.Guru adalah semua
orang yang mempunyai wewenang serta mempunyai tanggung jawab untuk
membimbing serta membina murid baik secara individual maupun klasikal di sekolah
maupun di luar sekolah.4
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang
yang bertanggung jawab atas perkembangan potensi peserta didik, baik dari aspek
knowledge, behaviour, psikomotor dan estetika dengan cara membimbing membina dan
mengarahkan baik individual ataupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.
1. Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, penelitian dan identifikasi bagi para
peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus mempunyai standar
kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku
dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab
atas tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai pendidik, guru juga
harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dan bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan
lingkungan.
4
Saiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h 31
5
2. Pengajar
Ajar memiliki makna memberi petunjuk kepada orang lain supaya mengetahui
sesuatu hal (ajaran, nasihat). Pengajar berarti orang yang member petunjuk agar orang
lain mengetahui tentang suatu ajaran atau nasihat. Guru sebagai pengajar maksudnya
adalah seorang guru harus membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami
materi standar yang dipelajari.
3. Pembimbing
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun peserta
didik dalam perkembangannya dengan jelas memberikan langkah dan arah yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
di sekolah adalah untuk membimbing anak dituntut menjadi dewasa susila yang cakap.
Tanpa bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan peserta didik
semakin berkurang, jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan
pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
4. Pelatih
5. Penasihat
Guru adalah sebagai penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat. Agar guru
menyadari fungsinya sebagai penasihat, maka ia harus memahami psikologi kepribadian
dan mental, akan menolong guru untuk menjalankan fungsinya sebagai penasihat.
6
6. Pengelola Kelas
Guru sebagai pengelola kelas hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,
karena kelas adalah tempat berhimpun semua peserta didik dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang
jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
menghambat kegiatan pengajaran. Wiyani (2013b) menyatakan bahwa kualitas dan
kuantitas belajar peserta didik di kelas ditentukan oleh faktor guru sebagai seorang
manajer kelas. Penguasaan terhadap pengetahuan teori tentang belajar dan keterampilan
mengajar merupakan modal awal yang harus dimiliki oleh guru sebagai manajer kelas,
untuk selanjutnya guru harus memahami konsep dan kegiatan dalam manajemen kelas.
7. Demonstrator
8. Korektor
Guru sebagai korektor harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana
yang buruk. Kedua nilai ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai
ini mungkin telah peserta didik miliki dan mungkin telah mempengaruhinya, sebelum
anak didik masuk sekolah. Karena latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda.
Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai buruk harus disingkirkan
dari jiwa peserta didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan
peranannya sebagai korektor, yang menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah laku,
dan perbuatan peserta didik.
7
9. Inspirator
Guru sebagai inspirator harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. Guru harus
dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu
tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar yang baik. Hal yang penting
bukan teorinya, namun bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh peserta
didik.
10. Informator
11. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru.
Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya
diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada
diri peserta didik.
12. Motivator
13. Inisiator
14. Fasilitator
15. Inovator
16. Mediator
Sebagai mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang yang
cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media
nonmaterial maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengaktifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu
diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
9
17. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan
jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek kepribadian anak didik dan
aspek penilaian jawaban peserta didik ketika tes. Peserta didik yang berprestasi baik,
belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi penilaian itu pada hakekatnya
diarahkan pada perubahan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia susila yang
cakap. Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga
menilai proses (jalannya pengajaran). Maka dari kedua kegiatan ini, akan mendapatkan
umpan balik.
1. Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional
adalah mengajar (to teach), yaitu: (1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan
dan fakta-fakta kepada murid; (2) memberikan tugas-tugas kepada mereka; dan (3)
mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi intruksional inilah yang masih selalu
diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini
masih dominan dalam karier besar guru. Fungsi instruksional ini wujudnya adalah usaha
sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya.
2. Fungsi Edukasional
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus
mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru.
Setiap guru dalam fungsi ini harus berusaha mendidik para siswanya menjadi manusia
dewasa. Hal ini sejalan dengan hakikat pendidikan, yakni pendidikan merupakan sebuah
proses mendewasakan manusia. Guru bertugas mendidik para siswanya. Langeveld
(1996) menyatakan bahwa mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan
10
sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke
arah kedewasaan, dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas
segala tindakannya menurut pilihannya sendiri.
3. Fungsi Managerial
A. Kesimpulan
guru adalah semua orang yang bertanggung jawab atas perkembangan potensi
peserta didik, baik dari aspek knowledge, behaviour, psikomotor dan estetika dengan
cara membimbing membina dan mengarahkan baik individual ataupun klasikal di
sekolah maupun di luar sekolah
fungsi guru dalam pembelajaran , yaitu: (1) pendidik; (2) pengajar; (3)
pembimbing; (4) pelatih; (5) penasihat; (6) pengelola kelas; (7) demonstrator; (8)
korektor; (9) inspirator; (10) informator; (11) organisator; (12) motivator; (13) inisiator;
(14) fasiliator; (15) inovator; (16) mediator; dan (17) evaluator.
11
DAFTAR PUSTAKA
Saiful Bahri Djamarah.2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2000
Sidik,Djafar. 2006. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Cita Pustaka
Media
12