Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

" Pendidikan Islam Pada Masa Kemerdekaan RI "

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.

Oleh : Yunita Pardina (2001010194)

Rahma Umayyah (2002010140)

Dosen Pengampu : Khairunnisa Abdillah, M.Pd

fakultas Agama Islam

Universitas Al-Washliyah (UNIVA)

MEDAN T.A 2021-2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji dan syukur
dikehadiratkan kepada Allah swt, karena berka tlimpahan rahmat dan karunianya serta
kesempatan waktu ,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tentang "
Pendidikan Islam Pada Masa Kemerdekaan RI ".

Sholawat serta salam diberikan kepada junjungan islam nabi besar Muhammad SAW. Yang
sangat kita harapkan syafaatnya di yaumil akhir kelak nanti.Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Khairunnisa Abdillah, M.Pd selaku dosen
pengampuh Mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah.

Medan, 10 Januari 2022

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4

C. Tujuan............................................................................................................................................4

A. Pengertian Pendidikan Islam..........................................................................................................6

B. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia...............................................................................8

C. Pola Kebijakan Pendidikan Islam di Awal Kemerdekaan.................................................................9

KESIMPULAN........................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitif), yang berlangsung ketika

manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep

tunjuan yang amat terbatas pada hal-hal yang bersifat survival (pertahanan hidup terhadap

ancaman alam sekitar), sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan,

serta model pendidikan yang sesuai dengan masyarakat pada saat ini.

Dalam perjalanan hidupnya, umat manusia senantiasa dihadapkan kepada pengalaman-

pengalaman peristiwa alamiah yang ada di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini

merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan. kemudian menghidupkan serta menjadi

pengalaman batinnya sebagai alat pendorong untuk mengadakan perubahan-perubahan bagi

kepentingan hidup dan kehidupannya Perkembangan hidupnya ini tidak terlepas dari proses

pembentukan pribadi yang diwariskan berkesinambungan kepada generasi berikutnya.

Dengan kelompoknya atau dengan masyarakatnya, mereka akan saling memberi pengaruh

dalam kehidupan bersama hubungan pengaruh yang terjadi dalam suasana tata

kemasyarakatan akan membentuk suatu corak dan bentuk tertentu dan kebudayaan dan

peradaban, yang sejalan dengan segi pandangan hidup kemanusiaan atau falsafah hidupnya

yang menggambarkan tingkat kehidupan kerohanian yang telah dicapainya.

Proses perjalanan dan pembinaan serta pertumbuhan kebudayaan dan peradaban suatu

masyarakat tidak selalu menggembirakan, tetapi sering pula terjadi hal-hal yang

menyebabkan hambatan-hambatan atau :sama sekali terhenti dan menyebabkan kemunduran

dibanding dengan apa yang telah dicapai di. masa-masa silamnya.


1
Perkembangan pendidikan semenjak Indonesia merdeka memberikan gambaran yang penuh

dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha penting dari pemerintah Indonesia pada permulaan

adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi menteri pengajaran.

Dalam kongres pendidikan, Menteri Pengajaran dan Pendidikan tersebut membentuk panitia

perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan untuk

membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan pada ideologi bangsa Indonesia

sendiri.

Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak

dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui

pendidikan Barat. Praktek pendidikan kolonial ini tetap menunjukkan diskriminasi antara

anak pejabat dengan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja diperoleh anakanak dari

lapisan atas. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk

dapat melangsungkan penjajahannya. Yaitu, menciptakan tenaga kerja yang bisa

menjalankan tugas-tugas penjajah dalam mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam

Indonesia. Di samping itu, dengan pendidikan model Barat akan diharapkan muncul kaum

bumi putera yang berbudaya barat, sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat kebanyakan.

Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan orang priyayi dengan orang

pribumi. Demikian pula bahasa yang digunakan berbeda. Namun perlu dicatat, pendidikan

Barat (Belanda) memiliki peran yang penting dalam melahirkan pejuang-pejuang yang

akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan Indonesia.Pada zaman Jepang meski hanya dalam

waktu yang singkat, tetapi bagi dunia pendidikan Indonesia memiliki arti yang sangat

signifikan. Sebab, lewat pendidikan Jepang sistem pendidikan disatukan. Tidak ada lagi

2
pendidikan bagi orang asing dengan pengantar bahasa Belanda. Satu sistem pendidikan

nasional tersebut diteruskan setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari

penjajah Jepang. Pemerintah Indonesia berupaya melaksanakan pendidikan nasional yang

berlandaskan pada budaya bangsa sendiri. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk

menciptakan warga negara yang sosial, demokratis, cakap dan bertanggung jawab dan siap

sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara. Praktek pendidikan selepas

penjajahan menekankan pengembangan jiwa patriotisme. Bisa dianalisis bahwa praktek

pendidikan tidak bisa dilepaskan dari lingkungan, baik lingkungan sosial, politik, ekonomi

maupun lingkungan lainnya. Pada masa ini, lingkungan politik terasa mendominasipraktek

pendidikan. Upaya membangkitkan patriotisme dan nasionalisme terasa berlebihan, sehingga

menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Meskipun Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaannya dan tengah menghadapi

revolusi fisik, pemerintah Indonesia sudah memperhatikan terutama masalah pendidikan

yang dianggap cukup vital. Dan untuk itu dibentuklah kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan tersebut, maka diadakanlah berbagai usaha terutama sistem pendidikan dan

menyelesaikannya dengan keadaan baru.

Usaha pemerintah dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga sebagaimana yang

dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) 27 Desember 1945,

menyebutkan bahwa madrasah dan pesantren yang ada pada hakikatnya adalah satu alat dan

pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat dalam masyarakat

Indonesia pada umumnya, hendaklah pula pula mendapat perhatian dan bantuan nyata

tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa

dan negara Indonesia sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus

3
1945 hingga sekarang, maka kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami pasang surut.

Oleh karena itu, perjalanan sejarah Pendidikan Islam di Indonesia semenjak Indonesia

merdeka semenjak Indonesia merdeka sampai tahun 1965 yang lebih dikenal dengan masa

orde lama, akan berbeda dengan tahun 1965 sampai sekarang yang lebih dikenal dengan orde

baru.

Tindakan pertama yang dilakukan Pemerintah Indonesia ialah menyesuaikan pendidikan

dengan tuntutan dan aspirasi rakyat, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 yang

berbunyi :

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran

2. Pemerintah mengusahakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-

undang.

Keadaan pendidikan Islam di Indonesia pada masa Orde Lama sudah jauh lebih berbeda

dengan keadaan pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Pendidikan

Islam yang ada di zaman Orde Lama sudah tidak dimarginalkan lagi, sebagaimana yanga ada

pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Apa pengertian Pendidikan Islam?

2. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam di Indonesia?

3. Bagaimana pola kebijakan pendidikan Islam di awal Kemerdekaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pendidikan islam.

4
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pola kebijakan pendidikan islam di awal kemerdekaan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Sebelum lebih jauh membahas tentang pendidikan Islam, langkah pertama yang harus

diperhatikan adalah memperjelas pengertian pendidikan itu sendiri. Pengertian pendidikan

secara umum baru kemudian memperjelas pengertian dari pendidikan Islam. Hal itu

dimaksudkan agar pembahasan atau uraian menjadi jelas dan sistematis. Ki Hadjar

Dewantara mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut: “Menurut pengertian

umum, berdasar apa yang dapat kita saksikan dalam semua macam pendidikan, maka

teranglah yang dinamakan pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

adapun maksudnya pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-

anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.1

Di dalam tulisannya yang lain Ki Hadjar Dewantara merumuskan pengertian

pendidikan yang walaupun redaksinya agak berbeda tapi mempunyai hakekat yang sama

dengan pengertian tersebut di atas, yaitu: “Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan

perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak.

Maksudnya ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan

penghidupan anak-anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya”.

Sedangkan menurut S. Brodjonegoro sebagaimana dikutip Suwarno dalam buku

Pengantar Umum Pendidikan merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan/ mendidik adalah tuntunan kepada manusia yang belum dewasa untuk

1 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h.1

6
menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya atau dengan secara singkat:

pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya

kedewasaan, dalam arti jasmaniah dan rokhaniah.”2

Dari beberapa definisi atau pengertian tentang pendidikan oleh beberapa tokoh

pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan adalah usaha sadar dari

seseorang pendidik kepada terdidik untuk menuntun dan mengembangkan potensi mereka

agar kelak menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengarungi kehidupannya dengan baik

serta dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

Setelah kita dapatkan pengertian pendidikan secara umum, maka sekarang akan

dibahas pengertian mengenai pendidikan Islam. Pendidikan Islam meskipun merupakan

subsistem pendidikan nasional namun mempunyai pengertian atau definisi serta tujuan

sendiri yang lebih spesifik.

Menurut Drs. Ahmad D Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain beliau mengatakan kepribadian

utama tersebut dengan istilah “kepribadian muslim”, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-

nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3

Dalam keterangan lain, Drs. Ahmad D Marimba menjelaskan unsur-unsur pendidikan

yaitu:

a. Usaha (kegiatan). Usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan

dilakukan secara sadar.

2 Ibid, h.2
3 Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, h.9

7
b. Ada pendidik atau pembimbing atau penolong.

c. Ada yang dididik atau si terdidik

d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.

e. Dalam usaha itu tentu saja ada alat-alat yang dipergunakan.4

Menurut Burlian Shomad pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan

membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran

Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan ajaran Allah.5

Secara rinci beliau mengemukakan pendidikan itu disebut pendidikan Islam apabila

memiliki dua ciri khas yaitu:

a. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi bercocok diri tertinggi menurut ukuran

al-Qur’an.

b. Isi pendidikannya ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap di dalam al-Qur’an

yang pelaksanaannya dalam praktek hidup sehari-hari sebagaimana dicontohkan oleh

Nabi Muhammad saw.

Dari semua uraian di atas mengenai definisi pendidikan Islam menurut berbagai tokoh,

meskipun sekilas tampak berbeda dalam diksinya tetapi secara hakikat mempunyai tujuan

yang sama, dapat diambil kesimpulan bahwa secara ringkas pengertian pendidikan Islam

adalah bimbingan secara sadar oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan

agar ia memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam.

B. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia

4 Suwarno, Op.Cit, h.3


5 Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Op.Cit, h.10

8
Pendidikan islam adalah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Qur’an

dan Hadits.6 Pada awal kemerdekaan pendidikan islam dianggap sebagai musuh oleh kaum

penjajah. Sebab, pendidikan islam kerap mengjarkan melawan akan kebatilan yang dilakukan

oleh para penajajah. Kini pendidikan islam berkembang subur, laksana rumput ditanah yang

luas tersiram air hujan. Tumbuh tiada terbendung.

Kemajuan dari poendidikan islam di indonesia dapat kita lihat dari; semakin luasnya

persebaran pondok pesantren, yang merupakan basis penyebaran islam di indonesia. Sebutan

pesantren hanya dipakai di pulau Jawa. Sementara di daerah lain, istilah ‘pesantren’ untuk di

Aceh dikenal dengan sebutan dayah, di padang dengan istilah suarau.7

Disamping pesantren, lembaga formal pendidikan islam-pun, mulai banyak

bermunculan di Indonesia. Dari mulai; Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,

Madrasah Aliyah, dan Perguruan Tinggi Islam. Walupun dari segi kuantitas banyak. Akan

tetapi, kalau kita melihat dari segi kualitas belum tentu sebanyak jumlahnya.

C. Pola Kebijakan Pendidikan Islam di Awal Kemerdekaan

Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan dapat digolongkan ke

dalam tiga periode, yaitu: Pendidikan yang berlandaskan ajaran keagamaan, Pendidikan yang

berlandaskan kepentingan penjajahan, dan Pendidikan dalam rangka perjuangan

kemerdekaan. Pendidikan berlandaskan ajaran Islam dimulai sejak datangnya para saudagar

asal Gujarat India ke Nusantara pada abad ke-13. Kehadiran mereka mula-mula terjalin

melalui kontak teratur dengan para pedagang asal Sumatra dan Jawa. Ajaran islam mula-

mula berkembang di kawasan pesisir, sementara di pedalaman agama Hindu masih kuat.

6 A. Tafsir,dkk, cakrawala Pendidikan islam, Bandung: Mimbar Pustaka, 2004,h.


7 Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad, Islam Histori Dinamika Studi di Indonesia, 2004, h.67

9
Didapati pendidikan agama Islam di masa prakolonial dalam bentuk pengajian Al Qur’an dan

pengajian kitab yang di selenggarakan di rumah-rumah, surau, masjid, pesantren dan lain-

lain.

Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 yaitu ketika Jan Pieter

Coen menduduki Jakarta. Kemudian Belanda satu demi satu memperluas jajahannya ke

berbagai daerah dan diakui bahwa Belanda datang ke Indonesia bermotif ekonomi, politik

dan agama. Tahun 1882 M pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus untuk

mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan Islam. Belanda cukup banyak mewarnai

perjalanan sejarah di Indonesia. Kedatangan Belanda di satu pihak memang telah membawa

kemajuan teknologi, tetapi kemajuan tersebut hanyalah untuk meningkatkan hasil

penjajahannya.

Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sekolah-sekolah modern menurut

sistem persekolahan di dunia barat, sedikit banyak mempengaruhi sistem pendidikan di

Indonesia, yaitu pesantren. Padahal diketahui bahwa pesantren merupakan satu-satunya

lembaga pendidikan formal di Indonesia sebelum adanya kolonial Belanda, justru sangat

berbeda dalam sistem pengelolaannya dengan sekolah yang diperkenalkan oleh Belanda. hal

ini dapat di lihat dari terpecahnya dunia pendidikan.8

Dalam hal ini muncul kesadaran dari pendidikan Islam. Ulama-ulama yang waktu itu

juga menyadari bahwa sistem pendidikan tradisional pada maa itu. Muhammad Abduh dan

Rasyid Ridho dengan pembaruan di bidang sosial dan kebudayaan yang berdasarkan tradisi

islam al qur’an dan hadist yang dibangkitkan kembali. Dengan memasukkan jiwa penggerak

untuk maju ke dalam kurikulum, maka muncullah tokoh-tokoh pembaruan di Indonesia yang

mendirikan sekolah islam dimana-mana. Pada hakikatnya pendidikan agama Islam adalah

8 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Prenada Group, 2009,h.298

10
upaya transfer nilai-nilai agama, pengetahuan dan budaya yang dilangsungkan secara

berkesinambungan sehingga nilai-nilai itu dapat menjadi sumber motivasi dan aspirasi serta

tolok ukur dalam perbuatan dan sikap maupun pola berpikir. Sementara tekad bangsa

Indonesia yang selalu ingin kembali kepada Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan

konsekuen sangat kuat. Berdasarkan tekad itu pulalah maka kehidupan beragama dan

pendidikan agama khususnya semakin mendapat tempat yang kuat dalam organisasi dan

struktur pemerintahan.

Setelah Indonesia merdeka, penyelenggaraan pendidikan agama mendapat perhatian

serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai

dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh

Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945, yang

menyebutkan bahwa:

Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan sumber pendidikan

dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia

umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntutan dan

bantuan material dari pemerintah.9

Meskipun Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaannya dan tengah menghadapi

revolusi fisik, pemerintah Indonesia sudah berbenah diri terutama memperhatikan masalah

pendidikan yang dianggap cukup vital dan menentukan, untuk itu dibentuklah Kementerian

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K). Dengan terbentuknya Kementerian

Pendidikan tersebut maka diadakanlah berbagai usaha, terutama mengubah sistem

pendidikan dan menyesuaikannya dengan keadaan yang baru.

9 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001, h.71

11
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K) pertama Ki Hajar

Dewantara mengeluarkan Instruksi Umum yang isinya memerintahkan kepada semua

Kepala-kepala Sekolah dan Guru-guru, yaitu:

1. Mengibarkan Sang Merah Putih tiap-tiap hari di halaman sekolah.

2. Melagukan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

3. Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan menghapuskan nyanyian Kimigayo lagu

kebangsaan Jepang.

4. Menghapuskan pelajaran bahasa Jepang, serta segala upacara yang berasal dari

pemerintah balatentara Jepang.

5. Memberi semangat kebangsaan kepada semua murid-murid.10

Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia sejak Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang, maka sejarah

kebijakan pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya Pendidikan Islam, memang tidak

bisa lepas dari kurun waktu tertentu, yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting dan

tonggak-tonggak sejarah sebagai pengingat. Oleh karena itulah perjalanan sejarah pendidikan

Islam di Indonesia sejak Indonesia merdeka sampai tahun 1965 yang lebih dikenal dengan

masa Orde Lama (Orla), akan berbeda dengan tahun 1965 sampai sekarang yang lebih

dikenal dengan Orde Baru (Orba).

Pada periode Orde Lama (Orla) ini, berbagai peristiwa dialami oleh bangsa Indonesia

dalam dunia pendidikan, yaitu:

1. Dari tahun 1945-1950 landasan idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan falsafah

Pancasila.

10 Ibid, h. 74

12
2. Pada permulaan tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat

(RIS), di negara bagian timur dianut suatu sistem pendidikan yang diwarisi dari zaman

pemerintahan Belanda.

3. Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan RI,

landasan idiil pendidikan UUDS RI.

4. Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945 dan menetapkan

Manifesto Politik RI menjadi Haluan Negara. Di bidang pendidikan ditetapkan Sapta

Usaha Tama dan Panca Wardhana.

5. Pada tahun 1965, sesudah peristiwa G 30 S/PKI kita kembali lagi melaksanakan

Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.11

Selanjutnya pendidikan agama diatur secara khusus dalam UU No. 4 tahun 1950 pada

Bab XII pasal 20, yaitu:

1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan

apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.

2. Cara penyelenggaraan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri diatur dalam

peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan,

bersama-sama dengan Menteri Agama.12

Sementara itu pada peraturan bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama Nomor:

1432/Kab. Tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan), Nomor K 1/652 tanggal 20 Januari 1951

(Agama) diatur tentang Peraturan Pendidikan Agama di sekolah-sekolah, yaitu:

Pasal 1 : Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan kejuruan) diberi

pendidikan agama.

11 Ibid, h. 75-76
12 Ibid, h. 77

13
Pasal 2 : 1) Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai pada kelas 4;

banyaknya 2 jam dalam satu minggu. 2) Di lingkungan yang istimewa,

Pendidikan Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat ditambah

menurut kebutuhan. Tapi tidak melebihi 4 jam seminggu, dengan ketentuan

bahwa mutu pengetahuan umum bagi sekolah-sekolah rendah itu tidak boleh

dikurangi dibandingkan dengan sekolah-sekolah rendah di lain-lain

lingkungan.

Pasal 3 : Di sekolah lanjutan tingkatan pertama dan tingkatan atas, baik sekolah-sekolah

umum maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi pendidikan agama 2 jam

dalam tiap-tiap minggu.

Pasal 4 : 1) Pendidikan agama diberikan menurut agama murid masing-masing. 2)

Pendidikan agama baru diberikan suatu kelas yang mempunyai murid

sekurang-kurangnya 10 orang, yang menganut suatu macam agama. 3) Murid

dalam suatu kelas yang memeluk agama lain daripada agama yang sedang

diajarkan pada suatu waktu, boleh meninggalkan kelasnya selama pelajaran

itu.13

Di bidang kurikulum pendidikan agama diusahakan penyempurnaan-penyempurnaan,

dalam hal ini telah dibentuk suatu kepanitiaan yang dipimpin oleh KH. Imam Zarkasyi dari

Pondok Gontor Ponorogo. Kurikulum tersebut disahkan oleh menteri Agama pada tahun

1952.

13 Ibid, h. 77-78

14
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,

pengertian pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar oleh orang dewasa kepada terdidik

dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam.

Setelah Indonesia merdeka, penyelenggaraan pendidikan agama mendapat perhatian

serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan

memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan

Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945, yang menyebutkan bahwa:

Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan sumber pendidikan

dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia

umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntutan dan bantuan

material dari pemerintah.

Meskipun Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaannya dan tengah menghadapi

revolusi fisik, pemerintah Indonesia sudah berbenah diri terutama memperhatikan masalah

pendidikan yang dianggap cukup vital dan menentukan, untuk itu dibentuklah Kementerian

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K). Dengan terbentuknya Kementerian

Pendidikan tersebut maka diadakanlah berbagai usaha, terutama mengubah sistem pendidikan

dan menyesuaikannya dengan keadaan yang baru.

Pendidikan Islam di Indonesia mengalami pasang surut dalam masa perkembangannya

terutama pada masa kemerdekaan. Hal ini dikarenakan Indonesia mengalami masa penjajahan

oleh beberapa negara kolonial sebelumnya. Perkembangan Pendidikan Islam pada masa koloni

Belanda saat itu mengalami banyak kesulitan. Hal ini disebabkan karena kebijakan-kebijakan

15
Belanda yang membatasi Pendidikan Agama dan menitik beratkan pada sekolah-sekolah yang

bermuatan umum saja.

Setelah Belanda hengkang, Indonesia kembali dijajah oleh Jepang yang keberadaannya

membuat perubahan dalam masalah Pendidikan Islam. Sikap Jepang terhadap Pendidikan Islam

ternyata lebih lunak sehingga ruang gerak Pendidikan Islam lebih berkembang dan bebas,

dikarenakan Jepang tidak begitu menghiraukan kepentingan agama. Yang terpenting bagi Jepang

adalah mereka ingin memenangkan perang dan kalau perlu para pemuka agama lebih diberikan

keleluasaan dalam mengembangkan pendidikan.

Namun ketika Perang Dunia II berlangsung, kedudukan Jepang semakin terjepit yang

akhirnya Jepang mulai menekan dan menjalankan kekerasan terhadap rakyat Indonesia. Hal ini

juga berakibat kepada Pendidikan Islam di Indonesia yang mengalami kemerosotan dan

kemunduran karena ketatnya pengaruh indoktrinasi serta disiplin mati akibat pendidikan

militerisme fascisme Jepang. Namun demikian masih ada beberapa ibrah dibalik kekejaman

Jepang tersebut diantaranya bahasa nasional Indonesia menjadi hidup dan berkembang secara

luas di Indonesia, baik dalam pergaulan, bahasa pengantar maupun sebagai bahasa ilmiah.

Dengan begitu, aktivitas-aktivitas penerjemahan buku ilmiah kedalam bahasa Indonesia sangat

pesat sehingga lahirlah guru-guru kreatif dan berkembang dalam mendidik generasi bangsa

Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Tafsir, dkk., cakrawala penididikan islam, Bandung: Mimbar Pustaka, 2004

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001

http://paiskabtng.blogspot.com/2014/08/sejarah-pai-di-indonesia-sejak-orde.html

http://putracaisar9.blogspot.com/2013/06/pendidikan-islam-pada-masa-orde-baru.html

Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Islam Histori Dinamika Studi di Indonesia, 2004

Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Prenada Group, 2009

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara,1988

17

Anda mungkin juga menyukai