Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“LANDASAN HISTORIS”

Dosen Pengampu : Dra. Eva Astuti Mulyani M.Pd

Disusun Oleh :
Kenya Ziva Mahendra
2205110346
PGSD 22A

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul "Landasan Historis”
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Eva Astuti Mulyani M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 12 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................2
B. Rumusan masalah...........................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
A. Pengertian Landasan Historis.........................................................4
B. Perkembangan Pendidikan Indonesia Dari Masa ke Masa.............5
C. Implikasi Kondisi Sosial Budaya terhadap Pendidikan..................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................14
B. Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ada kehidupan di dunia ini, maka selama itu pula perlu adanya
pendidikan. Kondisi dan kedaan pendidikan di setiap negara berubah ubah
tergantung pada masa atau zamannya, termasuk pula di Indonesia. Kondisi
pendidikan di Indonesia terus berkembang seiring berjalannya waktu. Maupun
dilihat dari zaman purba hingga sampai saat ini. Perkembangan sebuah
pendidikan dipengaruhi oleh banyak hal. Dalam perwujudan atau pelaksanaan
pendidikan, pastinya muncul berbagai masalah-masalah, baik masalah yang
sederhana hingga masalah yang serius.
Ternyata bukan hanya sejarah militer dan politik saja yang dapat ditulis
dan diteliti, Pendidikan pun punya historis/ sejarah yang tercatat. Untuk itu,
dalam makalah saya akan membahas mengenai Landasan Historis Pendidikan
di Indonesia. Makalah ini akan menjelaskan mengenai perkembangan
pendidikan di Indonesia dari masa ke masa.
Tujuan Pendidikan diIndonesia ialah agar membentuk manusia Indonesia
seutuhnhya yang berpancasila yang diiringi dengan sikap suka belajar, rasa
percaya diri yang kuat, mencintai prestasi yang tinggi, mempunyai semangat
kerja, kreatif serta pprodyktif dan puas akan sukses yang akan dicapai. Sejarah
tentu memiliki kegunaan untuk kita, baik itu kegunaan edukatif, rekreatif yang
bisa dijadikan tempat hiburan sekalian pembelajaran, serta inspiratif. Sehingga
Pendidikan pun harus dilihat dari segi sejarahnya agar tujuan Pendidikan yang
dapat dicapai nantinya sesuai harapan dan keinginan Bersama. Hal ini juga
menjadikan tinjauan historis Pendidikan begitu perlu untuk bahan referensi
atau bahan gambaran dan bahan rujukan bagi Pendidikan generasi masa kini
dan masa yang akan datang. Secara historisnya, Pendidikan juga suatu
kebudayaan dan kegiatan menyeluruh didalam kehidupan manusia.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan historis?
2. Bagaimana Pendidikan zaman purba sampai dengan zaman kolonial
Belanda?
3. Bagaimana Implikasi Kondisi Sosial Budaya terhadap Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu landasan historis.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan dari pendidikan zaman
purba sampai dengan pendidikan kolonial Belanda.
3. Untuk mengetahui implikasi kondisi sosial budaya terhadap pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Historis


Historis berasal dari kata history. Dalam bahasa Inggris yang memiliki
makna sejarah, tapi sebenarnya kata history itu sendiri asal mulanya
merupakan bahasa Yunani yaitu dari kata istoria yang artinya orang yang
pandai sejarah. Pentingnya mengetahui sejarah karena melalui sejarah kita
dapat memperoleh informasi dan manfaat dari sejarah itu. Informasi tersebut
mengandung kejadian, model, konsep, moral, teori, praktik, cita-cita, bentuk
dan sebagainya Sedangkan pendidikan, secara umum merupakan pengalaman
belajar yang berlangsung dilingkungan sepanjang hayat, dan secara khusus
pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang
berlangsung didalam dan luar sekolah sepanjang hayat, guna mempersiapkan
individu agar dapat memainkan peranan atau tugas diberbagai lingkungan
hidup dan keadaan dengan baik di masa yang akan datang.
Indonesia sendiri telah mengalami berbagai perubahan dan salah satunya
di bidang pendidikan. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor salah satunya karena tuntutan zaman. Setelah kemerdekaan dan
menerapkan sistem pendidikan kontinental karena pada saat itu kita masih
menjalin kontak dengan negara-negara Eropa seperti Belanda, namun seiring
berjalan waktu semakin disadari bahwa sistem pendidikan tersebut tidaklah
cocok lagi dengan perkembangan zaman, sehingga akhirnya mendorong
bangsa Indonesia untuk melakukan-melakukan berbagai penyesuaian.
Landasan Historis Pendidikan diIndonesia tidak terlepas dari sejarah
bangsa indonesia itu sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses
sejarah tentunya yang sangat Panjang mulai dari zaman kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit sampai bangsa lain yang menjajah dan menguasai
bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun, ribuan tahun bahkan hingga puluhan
abad bangsa Indonesia dalam sebuah perjalanan hidupnya berjuang untuk bisa

3
menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang sudah merdeka serta
memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam suatu pandangan hidup serta
sebuah filsafat hidup bangsa. Yang nantinya bangsa Indonesia dapat
menemukan jati dirinya, yang di dalamnya terdapat sebuah ciri khas, karakter
ataupun sifat bangsa yang nantinya akan sangat membedakan dengan bangsa
lain tentunya. Para pendiri negara kita lalu merumuskan negara kita di dalam
suatu rumusan yang lebih sederhana namun mendalam, yang meliputi 5
prinsip yaitu lima sila yang kemudian diberi sebuah nama Pancasila.
Pancasila memiliki kedudukan sebagai sebuah dasar filsafat negara dan
ideologi bangsa, serta tinjauan landasan sejarah atau historis dari Pendidikan
Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lampau atau pandangan
yang retrospektif.
Nah, Pandangan ini juga melahirkan pembelajaran historis tentang proses
perjalanan dari pendidikan nasional Indonesia yang terjadi pada periode
tertentu di masa yang lampau. Disetiap bidang dari kegiatan yang ingin kita
capai, biasanya selalu dikaitkan dengan bagaimana dari keadaan bidang
tersebut pada masa yang lalu. Sejarah pendidikan adalah suatu bahan
pembanding untuk bisa memajukan pendidikan suatu bangsa. Sejarah telah
memberi contoh dan pembelajaran untuk manusia yang nantinya diharapkan
bisa meningkatkan peradaban manusia di masa sekarang hingga di masa yang
akan datang nantinya.

B. Perkembangan Pendidikan dari Zaman ke Zaman


a. Pendidikan Zaman Purba
Pendidikan pada zaman ini berfokus pada menurunkan kepandaian.
Seperti seorang ayah yang mengajarkan putranya untuk bisa bercocok
tanam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan.

b. Pendidikan tradisional
Masih Banyak Sekolah yang Menggunakan Pendidikan
Tradisional, pendidikan tradisional adalah pendidikan dimana murid

4
hanya mendapatkan pengetahuan dari satu sumber saja misalnya, hanya
pada buku ataupun berpatokan hanya pada guru. Pendidikan tradisional
masih sangat dianggap kolot, konvensional dan tidak mengikuti
perkembangan zaman, tetapi diisi yang lain pendidikan tradisional pada
kenyataanya memiliki akar yang kuat yang ikut serta membangun
peradaban manusia. Dalam pengaruh islam Salah satu contohnya
mengenai pendidikan pesantren yang bersangkutan dengan mata pelajaran
kitab dan proses pembelajaran yang diletakkan dimusholla ataupun di
masjid-masjid.
Pengaruh Lembaga-lembaga pendidikan seperti asrama itu
merupakan salah satu bukti dari pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia. Meski berawal dari lembaga pendidikan sederhana, lembaga
pendidikan di masa HinduBuddha bisa menjadi pengaruh untuk lahirnya
Lembaga pendidikan di Indonesia. Nah, Surau atau musholla kecil yang
mengarah pada lembaga pendidikan Islam tradisional di Minangkabau
awalnya itu ialah lembaga pendidikan masa HinduBuddha, Surau itu
dulunya dibangun oleh orang-orang penganut Hindu-Buddha.
Pengaruh agam Kristen terhadap Pendidikan diIndonesia,
terlaksananya kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh dengan Pendidikan
diIndonesia, contohnya yakni kalender libur yang disesuaikan dengan hari
raya umat kriten/protestan demi lancarnya kegitan mereka hari itu.
Disebagian sekolah yang tidak setuju dengan itu mereka tidak akan
mengambil cuti, misalnya Pendidikan dipondok pesantren.

c. Pendidikan Kolonial Barat


Pelaksanaan pendidikan di Nusantara, yang dimana pendidikan ini
dipengaruhi pemerintahan kolonial barat (terutama Belanda). Pada masa
ini pendidikan hanya terjamin untuk kalangan atas dan bangsawan dari
bagian barat atau Belanda saja, sedangkan untuk masyarakat pribumi
hanya beberapa anak saja yang dapat merasakan atau mengenyam
pendidikan itu pun hanya untuk kalangan atas yang mampu membayar

5
biaya pendidikan sebab pendidikan di zaman kolonial Belanda ini
terbilang mahal.
Pada masa itu juga pendidikan masih bersifat kolonialisme, yang
bertujuan agar peserta didik yang mendapatkan pendidikan ini bertekuk
lutut pada penjajah dan tetap menerapkan pemahaman kolonialisme. Jadi
memang tujuan besar dari pendidikan kolonial barat ini ialah menyokong
serta mempermudah kepentingan para penjajah itu sendiri.
Hal ini dilakukan dengan cara memonopoli semua rakyat pribumi
agar tidak tahu jati dirinya sebagai bangsa yang seharusnya merdeka dan
akan terus bekerja pada penjajah, bukannya mengabdi pada bangsa dan
tanah airnya sendiri. Penjajah ini pun tidak memanusiakan manusia
padahal itu merupakan konsep pendidikan yang ideal pada dasarnya.
Pendidikan pada zaman kolonial Belanda awalnya hanya
digunakan Belanda untuk kepentingan bangsanya sendiri. Lalu berlanjut
untuk mencetak tenaga kerja yang bergaji rendah untuk bisnis mereka.
Sistem pendidikan pada zaman Belanda sangat rumit karena
dikelompokkan kedalam berbagai jenis dan adanya diskriminasi antara
rakyat Indonesia dengan bangsawan Belanda. Tujuan diadakannya
Pendidikan pada zaman Belanda ini adalah tidak lain untuk keuntungan
kolonial Belanda sendiri.

d. Pendidikan Kolonial Jepang


Pelaksanaan pendidikan di Nusantara, yang dimana pendidikan ini
dipengaruhi pemerintahan kolonial Jepang pada zaman perang II. Pada
masa ini, jika dilihat dari buku “Di Bawah Pendudukan Jepang” Jepang
menyadari bahwa pendidikan itu penting, sehingga mereka membuka
sekolah untuk rakyat pribumi baik dari kalangan atas maupun kalangan
bawah. Jadi, pendidikan ini tidak memandang latar belakang sosial siswa
yang akan mengenyam pendidikan.
Tetapi ada beberapa perubahan pada sistem pendidikan, di mana
Kolonial Jepang merubah sistem pembelajaran dari yang awalnya

6
menganut kolonialisme barat menjadi menganut kolonialisme Jepang.
Karena perubahan pemahaman kolonialisme barat menjadi kolonialisme
Jepang ini, sekolah diliburkan dengan jangka waktu yang tidak
ditentukan. Hal ini berakibat para siswa yang libur tidak memperoleh
haknya untuk kenaikan kelas karena tidak ada ujian kenaikan kelas dan
siswa tingkat akhir SMP tidak mendapatkan ijazah melainkan hanya
mendapatkan ijazah darurat saja karena tidak ada ujian kelulusan, yang
membuat mereka tidak mendapatkan pekerjaan.
Hingga akhirnya pada tanggal 7 September 1942, jepang membuka
kembali sekolah untuk para siswa, di mana tingkatannya ini terdiri dari
Sekolah Rakyat (ST) atau setara dengan sekolah dasar, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) atau
setara dengan SMA. Untuk SMT pertama yang berdiri di Indonesia pada
masa kolonial Jepang ini sendiri berada di Jakarta, di mana seluruh anak-
anak dapat mendaftar di SMT ini.
Pada tanggal 8 Maret 1942, pasukan Belanda menyerah dan
memberikan kekuasaannya kepada Jepang. Pergantian kekuasaan ini
menimbulkan banyak perubahan besar, salah satunya dalam sistem
pendidikan. Jepang menerapkan system kurikulum lokal yang bercampur
dengan kurikulum Jepang. Hal ini disebabkan karena kegagalan Jepang
dalam melaksanakan kurikulum Nipponize di Machuria. Tujuan
pendidikan yang didirikan pemerintah Jepang untuk pendidikan Indonesia
adalah membangkitkan simpati rakyat pribumi agar mereka membantu,
mempertahankan dan memenangkan peran Jepang dalam perang dunia.
Pada saat yang sama, fungsi pendidikan yang didirikan oleh Jepang untuk
Pendidikan di Indonesia adalah menyediakan personel (Romusha) dan
tentara gratis untuk berperang demi kepentingan Jepang.
Jepang mengeluarkan beberapa kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pendidikan, yaitu:
1. Kurikulum yang digunakan adalah kombinasi kurikulum local
dengan kurikulum Jepang

7
2. Merekrut pribumi, khususnya mempekerjakan Ki Hajar
Dewantara sebagai penasehat pendidikan. Tujuan perekrutan
masyarakat pribumi adalah untuk mendapatkan simpati dan
dukungan masyarakat Indonesia.
3. Melatih para guru agar memiliki pemahaman yang utuh tentang
tentang tujuan danmaksud pemerintahannya dengan mengadakan
pelatihan. Materi utama latihan tersebut adalah:
a. Nippon Seisyin, yaitu latihan kerohanian Jepang dan
kemiliteran
b. Pembelajaran mendalam mengenai ideologi Hakko Ichiu
c. Geografi dengan perspektif geopolitik
d. bahasa Jepang, sejarah dan adat istiadat
e. Lagu dan olahraga Jepang.
4. Memerintahkan untuk menghapus dan menutup Sekolah
berbahasa Belanda dan materi dalam bahasa Belanda dan bahasa
eropalannya. Setelah mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan
pendidikan, Jepang mewajibkan beberapa kegiatan bagi siswa.
Kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Lagu kebangsaan Jepang Kimigayo dinyanyikan setiap pagi
b. Kibarkan bendera Jepang setiap pagi dan beri hormat ke Kaisar
c. Setiap pagi siswa harus melakukan Dai To untuk bersumpah
setia pada cita-cita Asia Raya
d. Setiap pagi siswa harus melakukan Taiso, senam Jepang
e. Lakukan latihan fisik dan militer
f. Menggunakan bahasa Indonesia dalam pengantar pendidikan.
Satu-satunya bahasa yang diajarkan adalah bahasa Jepang,
penggunaan dan pengajaran bahasa Belanda, Inggris, dan
bahasa Eropa lainnya dilarang.

8
e. Perbedaan Sistem Pendidikan Antara Kolonial Belanda Dengan Kolonial
Jepang
Di zaman penjajahan Belanda pelajar hanya berasal dari kaum
bangsawan. Sedangkan di zaman penjajahan Jepang pelajar boleh dari
semua kalangan tanpa dibeda-bedakan. Pada penjajahan Belanda bahasa
utama yang digunakan adalah Bahasa Belanda. Sedangkan pada zaman
penjajahan Jepang bahasa pengantar pendidikan yang utama adalah
Bahasa Indonesia dan diikuti bahasa Jepang. Jepang mengenalkan
tradisinya dengan mewajibkan para siswa untuk menyanyikan lagu
kebangsaan Jepang, senam bersama menggunakan lagu Jepang (Taiso),
mengibarkan bendera, dan melakukan penghormatan terhadap Kaisar
Jepang. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai mata pelajaran yang wajib
dipelajari dan adat jepang menjadi adat kebiasaan yang harus ditaati.

f. Perkembangan Pendidikan Dari Awal Kemerdekaan Hingga Reformasi


a) Perkembangan Pendidikan Pada Awal Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan, pendidikan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu
pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan
menengah atas dan pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 1949 terdapat
24.775 sekolah dasar di Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, sudah
87ada sekolah menengah dan akademi dibeberapa kota seperti Jakarta,
Klaten, Solo dan Yogyakarta. Selain itu juga terdapat universitas
seperti Universitas Gajah Mada.
b) Perkembangan Pendidikan Pada Masa Demokrasi Liberal
Beberapa perguruan tinggi baru didirikan pada masa Demokrasi
Liberal, antara lain Universitas Hasanuddin di Makassar, Universitas
Andalas di Padang, Universitas Padjadjaran di Bandung dan
Universitas Sumatera Utara di Medan.
c) Perkembangan Pendidikan Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Ada banyak siswa SMP dan SMA di tahun 1950-an, dan semuanya
diharapkan menjadi mahasiswa. Untuk memungkinkan mereka

9
melanjutkan studi, pemerintah mencanangkan kebijakan pendirian
perguruan tinggi baru di setiap lokasi ibu kota provinsi dan menambah
jumlah fakultas di perguruan tinggi yang sudah ada. Selain itu, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) didirikan untuk murid-murid lulusan
pesantren (yang beragana Islam). Didirikan pula sekolah Tinggi
Theologia dan seminari-seminari untuk siswa yang beragama Kristen
Protestan dan Khatolik. Selain itu, didirikan universitas-universitas
Islam, Kristen dan Khatolik, seperti Universitas Islam Indonesia,
Universitas Kristen Indonesia dan Universitas Khatolik Atmajaya.
Pada tahun 1961, 181 universitas didirikan.
d) Perkembangan Pendidikan Pada Masa Orde Baru
Fokus kebijakan pendidikan pada era orde baru antara lain
ditujukan untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas dan
dikaitkan dengan peningkatan mutu pendidikan. Terkait dengan
pemberian kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah
melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) tentang pendidikan dasar.
Dengan arahan presiden itu, jumlah sekolah dasar meningkat pesat.
Hampir 150.000 unit SD Inpres dibangun selama musim 1993/1994.
Selain pengenalan pendidikan dasar, pemerintah juga melaksanakan
Program Pemberantasan Buta Aksara yang dimulai pada 16 Agustus
1978, Program Wajib Belajar yang dimulai pada 2 Mei 1984, dan
program Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA).
e) Perkembangan Pendidikan Pada Masa Reformasi
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, yang
mendefinisikan kembali konsep pendidikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk menciptakan suasana dan proses belajar sedemikian
rupa sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
kekuatan spiritual keagamaan yang dimilikinya, pengendlian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada masa

10
reformasi, pemerintah juga banyak melakukan perubahan kurikulum,
seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013, dan sekarang
Kurikulum Merdeka.

C. Implikasi Kondisi Sosial Budaya terhadap Pendidikan


Pendidikan merupakan suatu bentuk dari perwujudan seni dan budaya
manusia yang terus menerus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif
yang paling rasional dan memungkinkan untuk kita dapat melakukan suatu
perubahan atau perkembangan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
perubahan sosial ialah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam
system tatanan sosial, yang mana termasuk di dalamnya adalah pendidikan,
karena pendidikan itu melekat pada masyarakat, karena Pendidikan itu ada
dalam masyarakat, baik pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Pendidikan ada karena ada suatu masyarakat yang memiliki peran di
dalamnya, maka pendidikan dan masyarakat itu mempunyai suatu hubungan
yang erat dan saling ketergantungan. Oleh karena itu pendidikan ialah suatu
bantuan yang di dalamnya terdapat pengabdian masyarakat sehingga
masyarakat itu terus berkembang dan maju dengan adanya sebuah pendidikan.
Dengan kata lain Pendidikan erat kaitannya dengan keadaan sosial budaya
masyarakat.
Implikasi merupakan suatu akibat yang timbul atau terjadi karena suatu
hal. Pemberian makna dari kata implikasi tergolong luas dan bervariasi, sering
juga orang beranggapan bahwa implikasi berhubungan dengan penemuan atau
hasil penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi
implikasi ialah keadaan terlibat atau keterlibatan.
Jadi mengimplikasikan diartikan sebagai membawa keterlibatan atau
terlibat dengan suatu hal. Sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri
pengertian implikasi adalah dampak atau akibat yang dirasakan atau efek yang
muncul akibat melakukan suatu hal.

11
Ada 2 dampak yang dapat kita rasakan atas kondisi sosial budaya terhadap
pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Dampak Positif Terhadap Pendidikan
a) Tingkat pendidikan formal semakin tinggi dan akses pendidikan
bertambah merata
b) Meningkatkan kualitas pendidikan sehingga lebih banyak orang siap
menghadapi perubahan sosial-budaya
c) Munculnya budaya ilmiah karena peningkatan kualitas pendidikan
d) Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan semakin berkembang dan
maju.
2. Dampak Negatif Terhadap Pendidikan
a) Kemajuan teknologi, terutama di bidang komunikasi dan informasi,
bisa berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan jika tidak
diantisipasi dampaknya
b) Disorientasi nilai dan norma budaya bisa memicu perilaku
menyimpang, seperti kenakalan remaja.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia sendiri telah mengalami berbagai perubahan dan salah satunya
di bidang pendidikan. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor salah satunya karena tuntutan zaman. Setelah kemerdekaan dan
menerapkan sistem pendidikan kontinental karena pada saat itu kita masih
menjalin kontak dengan negara-negara Eropa seperti Belanda, namun seiring
berjalan waktu semakin disadari bahwa sistem pendidikan tersebut tidaklah
cocok lagi dengan perkembangan zaman, sehingga akhirnya mendorong
bangsa Indonesia untuk melakukan-melakukan berbagai penyesuaian.
Dari rangkaian sejarah yang menjadi landasan historis pendidikan di
Indonesia, dapat kita simpulkan bahwa masa masa tersebut memiliki
wawasan yang tidak jauh berbeda satu sama yang lain. Mereka sama sama
berkeinginan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan individu
peserta didik. Dalam artinya ini memberi kesempatan kepada mereka untuk
mengolah dan mengembangkan potensi mereka secara alami, dan juga untuk
kemajuan bangsa yang lebih baik. Sementara itu, pendidikan pada dasarnya
hanya untuk memberi bantuan dan layanan dengan menyiapkan segala
sesuatunya. Sejarah pun menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi
kemerdekaan dibandingkan dengan perjuangan mengusir penjajah.
Dengan demikian, sangat diharapkan hasil dari pendidikan dapat
melahirkan ilmuwan, innovator, orang yang peduli dengan lingkungan serta
mampu memperbaikinya, dan meningkatkan peradaban manusia. Bukan
justru sebaliknya.
Agar Pendidikan selalu dinamis kita harus mencari yang baru,
memperbaiki dan memajukan diri, agar tidak ketinggalan zaman dan selalu
berusaha menyosong zaman yang akan dating.
Landasan historis pendidikan merupakan konsep praktik pendidikan pada
masa lalu yang dijadikan tolak ukur untuk pendidikan di zaman sekarang.

13
B. Saran
Sebagai calon guru, seorang pendidik atau orang yang akan berkecimpung
dalam dunia pendidikan, sudah seharusnya mengenal, mengetahui dan
memahami sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, dalam hal ini
ialah Landasan Historis Pendidikan. Dengan kita sebagai calon pendidik
memahami historis tersebut maka kita dapat menghindari kesalahan
kesalahan pada pendidikan yang terdahulu, sehingga tidak berulang kembali
pada pendidikan yang akan datang. Sebaliknya, yaitu dapat mempertahankan
bahkan meningkatkan nilai-nilai pendidikan yang bagus, baik dan bermutu
demi kemajuan pendidikan Indonesia. Dengan cara mewariskan,
menggunakan karya dan pengalaman masa lalu atau lampau.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2015). DINAMIKA UMAT ISLAM INDONESIA PADA MASA


KOLONIAL BELANDA (Tinjauan Historis). Dalam Tinjauan Historis)
Jurnal Rihlah: Vol. II (Issue 1).
Hasnida. (2017). SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI
INDONESIA PADA MASA PRA KOLONIALISME DAN MASA
KOLONIALISME (BELANDA, JEPANG, SEKUTU).
Nasrotin, A., Azharudin, A., Mardiana, B. U., Rusydah, C., Maghfiroh, L., &
Nurcahyaningsih, M. (2017). Landasan Historis Perkembangan Terknologi.
Sultani, Z. I. M. S., & Kristanti, Y. P. (2020). Perkembangan dan Pelaksanaan
Pendidikan di Zaman Kolonial Belanda di Indonesia Abad 19-20. Dalam
Jurnal Artefak (Vol. 7, Issue 2). https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak

15

Anda mungkin juga menyukai