Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN INDONESIA PADA ZAMAN

PURBA HINGGA ZAMAN PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA


DAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Yang diampu Oleh Ibu Diana Kusumaningrum, M.Pd

Kelas 23A2 / Kelompok 4

1. Alayya Tsabita Izza Kamalin (23862061056)


2. Alisa Rahma Anggraini (23862061030)
3. Muhammad Raihan (23862061048)
4. Mutiara Efendi (23862061050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menulis guna menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik ini. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan
kepada Nabi agung junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
harapkan syafaat dan karunianya pada hari akhir kelak. Atas rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Landasan Historis
Pendidikan Indonesia Pada Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan Kolonial
Belanda Pendidikan Dan Pendidikan Yang Diselenggarakan” Makalah
“Landasan Historis Pendidikan Indonesia Pada Zaman Purba Hingga Zaman
Pemerintahan Kolonial Belanda Pendidikan Dan Pendidikan Yang
Diselenggarakan” kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Landasan
Pendidikan di Universitas Islam Raden Rahmat Malang. Disisi lain kami juga
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi
para pembaca khususnya untuk teman-teman sekalian mengenai topik “Landasan
Historis Pendidikan Indonesia Pada Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan
Kolonial Belanda Pendidikan Dan Pendidikan Yang Diselenggarakan”.Kami
selaku penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan. Terkait dengan tugas yang telah
diberikan ini karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
mata kuliah Landasan Pendidikan yang kami tekuni.. Kami selaku penulis
menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pendidikan Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda.........3
B. Pendidikan Yang Diselenggarakan Kaum Pergerakan Kebangsaan......................8
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Table 2. 1 Jadwal mata kuliah..................................................................................8


Table 2. 2 Jadwal mata kuliah lanjutan....................................................................8

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pendidikan pada zaman kolonial.......................................................17


Gambar 2. 2 Pendidikan pada zaman hindu budha................................................18

2
DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1. jadwal penelitian 1..............................................................................21


LampiranLampiran 1. jadwal penelitian 2.............................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah atau history adalah keadaan masa lampau dengan segala macam
kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh
dengan informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik,
moral, cita-cita dan sebagainya. (Pidarta, 2007: 109).

Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang
merupakan bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada
pembuat sejarah apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau
sebakliknya. Hingga sampai saat ini pun sebenarnya kita juga sedang membuat
sejarah tentang kehidupan kita untuk generasi penerus kita baik itu untuk anak
dan cucu kita dan semua orang yang terlibat dalam aktivitas kehidupan kita.
Secara tidak langsung kita ada pada saat ini merupakan sejarah dari orang tua kita,
orang tua kita ada dari orang tua kita sebelumnya dan begitulah seterusnya.

Peristiwa sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia semua bidang manusia


salah satunya adalah landasan sejarah dalam bidang pendidikan yang merupakan
pembahasan makalah ini. Pendidikan merupakan hasil sejarah orang – orang
sebelum kita yang berjasa dalam bidang sejarah, oleh karena itu dengan adanya
landasan sejarah pendidikan di masa lalu bisa dijadikan gambaran untuk
melakukan pendidikan dimasa sekarang. Sehingga dalam pelaksannan pendidikan
dapat mengarah pada tujuan sebenarnya pendidikan itu.Indonesia sendiri telah
mengalami berbagai perubahan dan salah satunyadi bidang pendidikan.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Untuk memajukan
pendidikan suatu bangsa maka kita perlu mempelajari sejarah pendidikan itu
sendiri, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Karena dengan
mernpelajari sejarah pendidikan maka kita dapat mengetahui apa yang sudah
dikerjakan oleh pendahulu kita serta hasil yang diperoleh.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan pada zaman purba hingga zaman pemerintahan
kolonial belanda ?
2. Bagaimana Pendidikan yang diselenggarakan kaum pergerakan
kebangsaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pendidikan pada zaman purba hingga zaman
pemerintahankolonial belanda
2. Untuk mengetahui Pendidikan yang diselenggarakan kaum pergerakan
kebangsaan

D. Manfaat

Dari penulisan makalah ini diharapkan kita semua selaku calon


pendidikan dapat mempelajari kelebihan dan kekurangan system
pendidikan yang ada sekarang di Indonesia dengan mempelajari terlebih
dahulu sejarah pendidikan Landasan historis pendidikan Indonesia pada
zaman purba hingga zaman pemerintahan kolonial Belanda, dimulai
dengan adanya sistem pendidikan informal yang dilakukan dalam keluarga
dan masyarakat. Selanjutnya, pada zaman pemerintahan kolonial Belanda,
pendidikan di Indonesia mengalami transformasi signifikan dengan
didirikannya sekolah-sekolah Belanda dan pendidikan yang lebih
terstruktur. Pendidikan yang diselenggarakan pada masa tersebut lebih
menekankan pada pendidikan yang mengakulturasi nilai-nilai Barat.
Landasan historis ini menjadi dasar pengembangan pendidikan di
Indonesia hingga saat ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan pada zaman purba hingga zaman pemerintahan kolonial


belanda

1. Zaman Pra Hindu, hindu, budha, dan islam

Sebelum pengaruh hindu masuk di indonesia telah terdapat system


kemasyarakatan dan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari system
kemasyarakatan itu. Zaman pra hindu ini masih bercorak adatasli, sekalipun
keasliannya ini tidak sama dengan sifat primitive. Hal ini karena tanda-tanda
kemajuan dari keprimitifan itu memang telah ada (Soemaryo,tt:1).
Namun demikian kebudayaan pada waktu itu masih dapat dibedakan
antara yang palaelitis (palaios=lama kuno) dengan yang neolitis (neos =
baru). Kebudayaan palaeolitis ini seperti yang kita jumpai pada orang-orang
Kubu, Weda, dan Negrito, sedangkan kebudayaan Neolitis seperti yang kita
jumpai pada sebagian orang-orang pedalaman di Kalimantan dan Sulawesi.
Kepercayaan mereka adalah animisme dan sebagian yang lain adalah
dyinamisme, sedangkan hidup kemasyarakatannya adalah gotongroyong
(belum ada perbedaan kelas). Empu (juga sebagai guru) mengembantugas
lahiriah dan tugas maknawiah. Tugas lahiriah sebagai pandai besi dan tugas
maknawiah sebagai dukun. Tujuan pendidikan ialah : manusia gotongroyong,
manusia menghormati empu, dan manusia taat akan adat (Jumhur,
1974:103).
Setelah zaman pra hindu masuk pendidikan pada zaman pengaruh
hindu di Indonesia, berlangsunglah akulturasi (pembudayaan) di zaman ini
Abad yang cukup lama ini membuat akulturasi adat asli dan kebudayaan
hindu dengan sangatkuat, dan terjadilah “kebudayaan asli uang diperkuat
dengan unsur-unsur asing. Lebih-lebih di Jawa kebudayaan Jawa asli
menjadi sangat “anggun”, karena unsur-unsur kehinduan diolah dan

6
dicernakan sebegiturupa, sehingga sifat kehinduan menjadi sifat kejawaan
(Soemaryo, tt:1). Di India terdapat penggolongan masyarakat sebagai berikut
1.) KastaBrahmana
2.) Kasta Ksatria masyarakat yang dijamin
3.) KastaWaisa
4.) Kasta Sudra masyarakat yang menjamin
Pada zaman kerajaan Majapahit, pendidikan dilaksanakan di
Padepokan-padepokan, di asrama-asrama, di pertapaan-pertapaan oleh para
Brahmana. System pengajaran diberikan secara perorangan (hoofdelijk).
Seorang guru mengajar seorang siswa, siswa-siswa yang lain menanti
gilirannya, sambil membaca-baca sendiri. Kemajuan yang telah dicapai
antara lain: bidang politik, ekonomi, social, dan kebudayaan, sedangkan
kelemahannya anataralain : kurang memperhatikan generasi muda dan
kurang mempersiapkan kader-kader pimpinan bangsa.
Dalam maslah spiritual, manusia itu hidup dalam “sangsara”, yaitu
perpindahan jiwa yang tak berkeputusan, dan tujuannya ialah mencapai
“muksa” (bersatu dengan syiwa. Untuk itu salah satu lakunya ialah dengan
“bertapa” (Djumhur, 1974:107-108).
Setelah itu masuklah pengaruh budha yang Dalam masalah spiritual,
manusia sampai pada “muksa”, laku “sangsara” nya tidak melalui “bertapa”,
melainkan melalui “asthabrata” : kepercayaan, pertimbangan, perkataan,
perbuatan, penghidupan, usaha Samadhi, dan persatuan pikiran yang baik,
sedangkan pengertian “nirwana” (tujuan asthabrata tersebut) adalah “sepi
dari kehendak” (Djumhur, 1974:108). Pada zaman Sriwijaya yang berpusat
di Plembang, telah terdapat perguruan tinggi agama Budha, yang dipimpin
oleh maha guru yang bernama Dharmapala. Aktivitas yang dilakukan antara
lain menterjemahkan buku-buku agama Budha, disamping kerajaan
Sriwijaya, kerajaan Mataramkuno yang berpusat di jawa Tengah, juga telah
memiliki perguruan tinggi agama Budha yang dipimpin oleh Jama Badra.
Aktivitas yang dilakukanantara lain menterjemahkan buku-buku agama
budha dan buku lain kedalam bahasa Jawa Kuno, misalnya buku Ramayana.

7
Setelah pengaruh budha masuklah pengaruh islam bagi Sejarah
Pendidikan di Indonesia Masa ini berlangsung mulai memperoleh kedudukan
yang baik di Jawa sekitar abad XV. Melalui usaha mubaligh islam yang
datang dari India, agama ini sangat berpengaruh di Nusantara, terutama di
daerah-daerah pantai (Soemaryo, tt:1).
Pendidikan dan pengajarannya antara lain sebagai berikut :
1.) Langgar atau Surau: mengaji Al-qur’an
(individual/semiklasikal).Pembimbingnya semacam “tutor”.
2.) Pondok pesantren : belajar ilmu agama, ilmu bahasa,
ilmu falaq, hokum fiqih, logika, dsb.Pembimbingnya adalah
“Kyai”.
3.) Madrasah: belajar ilmu pengetahuan umum dan kejuruan,
agama, dan sebagainya. Pembimbingnya adalah “guru”.
4.) Pada zaman kerajaan Demak, R. Patah mendirikan
pesantren-pesantren, untuk menggantikan asrama-asrama.
System pendidikan dan pengajarannya perorangan / hoof
delijk.

8
Table 2. 1 Jadwal mata kuliah
Jam pukul kelas matkul sks Nama dosen
Senin 11.00 – 23A2 Perkembanga 2 Dr.yulia
6-7 13.20 n pesesrta ekayanti
didik
5-6 13.00 – 23A2 B.indonesia 2 Yuris persada
14.00
10-11 15.00 – 23A2 Landasan 2 Diana
16.40 pendidikan kusumaningrum
Selasa 14.00 – 23A2 Etika profesi 2 Wulli
9-10 15.50 guru oktiningrum
11-12 15.50 – 23A2 Belajar dan 2 Adzimatnur
17.30 pembelajaran muslihasari
Kamis 1-2 07.00 – 23A2 Filsafat 2 Andi wibowo
08.40 pendidikan
3-4 08.40 – 23A2 B.Inggris 2 Rizal
10.20

Table 2. 2 Jadwal mata kuliah lanjutan

Jum’at 11- 15.50 -17.30 23A2 Tik 2 Bahrur


12
Sabtu 5-6 10.20 – 23A2 Pemdiikan 2 h.fadil
12.00 agama 8
7-8 14.00 – 23A2 Pendidikan 2 Ambarwati
16.40 pancasila

9
2. Zaman Kolonial Belanda
Masa ini berlangsung dari abad ke XVI sampai kira-kira
pertengahan abad XX. Selama periode ini bangsa Indonesia berkenalan
dan terkena pengaruh peradaban Barat dan pada umumnya kebudayaan
Belanda pada khususnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi Barat, agama
Kristen dan Katolik, memberikan corak lain dari cara kehidupan menurut
rasa “ketimuran”. Akibatnya sering kali terjadi konfrontasi, tetapi juga
terjadi adaptasi, integrasi, konvergensi, dan saling pemanfaatan antara
kedua belah pihak. Hal inilah yang menyebabkan kebudayaan Indonesia
berangsur-angsur maju ke arah “modernisasi”, yang tidak sama dengan
“westernisasi”. Dengan kata lain kebudayaan Indonesia ingin menjadi
modern, dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai bangsa
Indonesia (Soemaryo, tt : 1 – 2).
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah : menyiapkan tenaga
rendah/murahan, mengabdi kepentingan penjajah melaksanakan politik
memecah belah, dipertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajah.
Pada zaman VOC, Inggris dan Hindia Belanda, pendidikan untuk rakyat
Nusantara sangat terlantar. Setelah adanya tanam paksa (cultuur Stelsel
1830), Belanda menjadi kaya raya, maka muncullah suatu usul dari Van
Deventer tahun 1848, yang disebut “Politik Etis” (politik balas jasa), yang
isinya agar Belanda membalas budi kepada rakyat Indonesia dalam bentuk
ducasi (pendidikan), irigasi (pengairan dan kolonisasi (transmigrasi) ).
Sekolah-sekolah dibuka lebih banyak untuk melayani orang-orang
Belanda sendiri, sedangkan untuk orang-orang pribumi hanya sebagian
kecil saja. Sekolah-sekolah rendah yang dibuka antara lain : ELS
(Europese Lager School), HCS (Holands Inlandse School), Schakel School
(Sekolah sambungan), Sekolah Keputrian, Sekolah Ambon, Sekolah angka
satu, Sekolah angka dua, dan sebagainya.Sejak Budi Utomo didirikan
(1908), maka terdapat perubahan dalam penyelenggaraan sekolah, antara
lain :
a. Sekolah angka satu (5 th) ditingkatkan menjadi 6 th. Dan pada tahun
1914 diubah menjadi HIS (7 th) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.

10
b. Sekolah angka dua (3 th) ditingkatkan menjadi 5 tahun.Setelah tahun
diseleksi dengan kalsifikasi:
 Yang kurang cerdas, melanjutkan ke kelas 4 dan 5.
 Yang cerdas, melanjutkan ke Schakel School (5 th, dan berbahasa
Belanda) dan boleh melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs).
c. Dari MULO (SMP 3 th) dapat melanjutkan ke AMS (Al-Gemene
Middlebbare School).
d. Dari AMS (SMA 3 th) dapat melanjutkan ke :
 GHS (Geneeskudige Hoge School) = Kedokteran
 RHS (Rechtskundige Hoge School) = Sekolah Tinggi Hukum
 THS (Technische Hoge School) = Sekolah Tinggi Teknik.

Sekolah-sekolah lain yang timbul stelah Budi Utomo antaralain


1.) Sekolah-sekolah Muhammadiyah 1912, yang didirikan oleh K.H
Ahmad Dahlan, yang berpusat di Yogyakarta
2.) Sekolah-sekolah yang didirikan oleh misi Katholik yang berpusat di
Muntilan oleh Pastor Van Lith, dan sekolah-sekolah yang didirikan
oleh Zending (sekolah Kristen)
3.) Taman Siswa (3 Juli 1922)
Sekolah ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro dan berpusat di
Yogyakarta Azas Taman Siswa adalah Panca Dharma : Kemanusiaan,
kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, dan kebudayaan.Tujuan
pendidikan adalah hidup tertib dan damai. Sedangkan isi
pendidikannya mengutamakan kebudayaan sendiri, yaitu kebudayaan
Indonesia, dengan prinsip “trikon” : konsentris, kontinuitas, dan
konvergensi.
Metode pendidikannya adalah “Tut Wuri Handayani” dengan
sistem “Among”, dan macam sekolah yang didirikannya ialah : Taman
Indria (TK), Taman Putra (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya
(SMA), Taman Guru (SPG), dan Sarjana Wiyata (Universitas). Tetapi
sayang sebelum tugas pokok KPN selesai pecah perang dunia II.

11
Indonesia lepas dari penjajahan Belanda (1942), tetapi jatuh ke tangan
Jepang/Dai Nippon.
4.) Sekolah Kerja di Kayu Tanam
Sekolah ini didirikan oleh Moh. Syafei dan berpusat di Kayu
Tanam, Sumatera Barat. Tujuan pendidikannya ialah, berdiri di atas
kaki sendiri, sedangkan mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
membantu tercapainya tujuan tersebut ialah : seni keterampilan,
pertanian, dan koperasi.
Sesudah Budi Utomo ini sesungguhnya masih banyak sekolah-
sekolah yang bertumbuhan, seperti Sekolah Kartini, Sekolah Dewi
Sartika, dan sebagainya. Namun karena sempitnya ruangan ini (hanya
dasar-dasar) terpaksa hal tersebut tidak dapat dituliskan di dalam buku
ini seluruhnya.

B. Pendidikan yang diselenggarakan Kaum Pergerakan Kebangsaan

Kaum pergerakan nasional merupakan tokoh-tokoh yang berperan


penting pada masa penjajahan Belanda. Kaum pergerakan berjuang
melalui berbagai bidang, khusus dalam bahasan ini adalah melalui jalaur
pendidikan. Untuk mengubah keadaan akibat penjajahan, kaum
pergerakan memasukan pendidikan ke dalam program
perjuanganya.Dewasa ini lahirlah sekolah-sekolah partikelir (perguruan
nasional) yangdiselenggarakan para perintis kemerdekaan. Pelopor
Pendidikan Pada Masa Pergerakan Nasional Lahirnya golongan terpelajar
merupakan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia saat itu untuk keluar
dari cengkeraman penjajah. Golongan terpelajar berupaya membebaskan
bangsa Indonesia dari berbagai diskriminasi yang dilakukan kolonial
Belanda. Golongan terpelajar berupaya membangkitkan kesadaran
masyarakat akan rasa nasionalisme melalui jalur pendidikan (Imsawati,
2017). Beberapa tokoh golongan terpelajar yang lahir saat pergerakan
nasional diantaranya sebagai berikut:

12
1. R.A. Kartini
R.A. Kartini berupaya memperjuangkan emansipasi kaum
wanitademi perbaikan kedudukan dan derajat kaum wanita untuk
mengejarkemajuan melalui upaya pendidikan. Usaha Kartini di
bidang pendidikantidak terlalu banyak, namun ia telah memberikan
petunjuk jalan,melakukan rintisan pendidikan bagi kaum wanita.
Cita-citanya memberikan gambaran perjuangan dan cita-cita kaum
wanita Indonesia.
2. Budi Utomo
Dalam kongresnya yang pertama, Budi Utomo menegaskan
bahwatujuan perkumpulan itu adalah untuk kemajuan yang selaras
buat negeridan bangsa Indonesia, terutama dengan memajukan
pengajaran, pertanian, peternakan, dagang, teknik industri, dan
kebudayaan. Untukitu Budi Utomo pada tahun 1913 mendirikan
Darmo-Woro Studiefonds dan mendirikan tiga Sekolah Netral di Solo
serta dua di Yogyakarta.Kemudian pada tahun 1918 mendirikan
Kweekschool di Jawa Tengah,kemudian Sekolah Guru Kepandaian
Putri untuk Sekolah Kartini, enam Normaal School, dan sepuluh
Kursus Guru Desa. Pada tahun itu sekolah-sekolah Budi Utomo telah
berkembang hingga jumlahnya kurang lebihmencapai 480 (H.A.R.
Tilaar, 1995: 25).
3. Muhammadiyah
Pada tanggal 18 November 1912 K.H. Ahmad Dahlan
mendirikanorganisasi perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Muhammadiyahdengan berbagai sekolahnya, didirikan dalam rangka
memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia sesuai dengan
kebutuhan bangsaIndonesia sendiri. Pendidikan Muhammadiyah
berasaskan Islam dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah membentuk manusia
muslim berakhlak mulia,cakap, percaya diri dan berguna bagi
masyarakat. Sebagai orang muslimharus mempunyai ciri-ciri berjiwa
tauhid yang murni, beribadah kepada Allah, berbakti kepada orang

13
tua dan baik kepadakerabatnya; memiliki akhlak yang mulia dan
halus perasaannya, berilmu pengetahuan dan mempunyai kecakapan,
dan cakap memimpin keluargadan masyarakat.Untuk mencapai
tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke, di bawah pimpinan Majelis
Pengajaran.Sekolah-sekolah itu di samping memberikan pendidikan
agama Islam, memberikan juga mata pelajaran seperti di sekolah-
sekolah Pemerintah. Usaha-usaha lain berupa perluasan pengajian-
pengajian, menyebarkan bacaan-bacaan agama,mendirikan masjid-
masjid, madrasah-madrasah, dan pesantren.
4. Trikoro Dharmo
Trikoro Dharmo didirikan pada tahun 1915, dan selanjutnya berdiri
berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar di berbagai tempat di
tanah air hingga terwujudnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Berbagaiorganisasi pemuda dan pelajar ini bersama-sama gerakan
lainnyamenyumbangkan jasa-jasa yang besar demi pendidikan
nasional dankemerdekaan Indonesia. Mereka bersepakat untuk
memperbanyak kesempatan memperoleh pendidikan dengan
membuka sekolah-sekolahsehingga dapat menampung semakin
banyak anak Indonesia,mempermudah untuk dapat mengikuti
pelajaran bagi semua lapisanmasyarakat, dan agar para anak didik
mempunyai perasaan peka sebagai putra Indonesia (H.A.R. Tilaar,
1995: 29).
5. Perguruan Taman Siswa
Pada mulanya Perguruan Taman Siswa di pelopori oleh Ki
HadjarDewantara bersama rekan-rekannya berjuang di jalur politik
praktis,selanjutnya mulai tahun 1921 perjuangannya difokuskan di
jalur pendidikan. Hal ini dilakukan mengingat Departemen
PengajaranPemerintah Belanda bersikap diskriminatif mengenai hak
dan penyelenggaraan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pendidikan
Kolonialtidak berdasarkan kebutuhan bangsa kita, melainkan hanya
untukmemenuhi kepentingan kolonial. Isi pendidikannya tidak sesuai

14
dengankemajuan jiwa-raga bangsa. Pendidikan kolonial tidak dapat
mengadakan perikehidupan bersama, sehingga kita selalu bergantung
kepada kaum penjajah. Pendidikan kolonial tidak dapat menjadikan
kita menjadimanusia merdeka.
Cara atau metode pendidikannya adalah among-methode yaitu
menyokong kodrat alamnya anak yang kita didik, agar
dapatmengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya
sendiri-sendiri".Dasar sistem among ini adalah kodrat alam dan
kemerdekaan.Pendidikan dengan sistem among memakai cara
pondok asrama, karenadengan cara itu dapatlah ketiga lingkungan
pendidikan bekerja bersama-sama (keluarga, perguruan dan
perkumpulan pemuda). Persatuan ketigacorak lingkungan tersebut
penting sekali untuk sempurnanya pendidikan. Adapun semboyan
yang paling terkenal adalah “Ing ngarso sung tulodo, Ing madya
mangun karso, Tutwuri handayani.Artinya: Kalau pendidik berada di
muka, dia memberi teladan kepada peserta didik. Kalau berada di
tengah, membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada
peserta didik. Kalau berada di belakang, pendidik mengikuti dan
mengarahkan peserta didik agar berani berjalandi depan dan sanggup
bertanggung jawab.
6. Nahdlatul Ulama’
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 31
Januari1926 oleh K.H. Hasyim Asy’ari. Untuk mencapai tujuannya,
NahdlatulUlama menyelenggarakan berbagai usaha seperti
memajukan danmemperbanyak pesantren dan madrasah serta
mengadakan tabligh-tabligh dan pengajian-pengajian, disamping
usaha lainnya. Pada akhirtahun 1938 Komisi Perguruan NU telah
menetapkan susunan madrasah-madrasahnya sebagai berikut:
Madrasah Awaliyah (2 tahun); MadrasahIbtidaiyah (3 tahun);
Madrasah Tsanawiyah (3 tahun); Madrasah Mu’alimin Wusytha (2
tahun); dan Madrasah Mu’alimin Ulya (3 tahun).Selanjutnya setelah
menjadi partai politik (Mei 1952) hingga sekarang NU terus berjuang

15
melakukan inovasi dan menyelenggarakan pendidikan(I. Djumhur
dan H. Danasuparta, 1976: 59).
7. INS KayutanamIndonesisch Nederland School (INS)
INS KayutanamIndonesisch Nederland School (INS) didirikan oleh
MohammadSjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanam,
Sumatera Barat.Pada tahun 1950 kepanjangan INS diubah menjadi
Indonesian Nasional School, dan selanjutnya menjadi Institut
Nasional Sjafei. Perjuangan INS juga diarahkan demi kemerdekaan
melalui pendidikan yang menekankanlulusannya agar dapat berdiri
sendiri tidak tergantung pada orang lainatau jabatan yang diberikan
oleh kaum penjajah. Sebagaimanadikemukakan oleh Ag. Soejono
(1979: 57) pada awal didirikannya INSmempunyai dasar pendidikan
yaitu berfikir secara logis atau rasional,keaktifan atau kegiatan,
pendidikan kemasyarakatan, dan memperhatikan bakat anak.

Gambar 2. 1 Pendidikan pada zaman kolonial

16
Gambar 2. 2 Pendidikan pada zaman hindu budha

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan nasional melahirkan pentingnya dalam mencerdaskan


kehidupan bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan dalam rangka
melahirkan Negara nasional. Setiap masa atau periode, memiliki
karakteristik pendidikan yang berbeda dari segi pengajaran, objek,
pola belajar serta tujuan pendidikannya. Dari semua periode tersebut
semua memiliki peran penting dalam kebhinekaan di Indonesia, karena
memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendidikan saat ini.

B. Saran

Dengan mempelajari dan mengkaji tentang makalah ini,


diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih berpikir kritis terhadap
masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan, karena sudah
sepantasnya bagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi penerus di
dalam dunia pendidikan.

Selesainya makalah dari kelompok kami yang ternyata jauh dari


kata sempurna dikarenakan banyak kekurangan dalam segi penulisan
pembahasan, kami mengharapkan saran sekaligus kritikan sebagai
upaya refleksi untuk penambahan wawasan dan sebagai perbaikan
acuan penyusunan makalah-makalah selanjutnya. Namun, semoga
dengan selesainya makalah dari kelompok kami dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca dan khususnya bagi penyusun.

18
DAFTAR RUJUKAN

Muchtar.(1976). Pendidikan Nasional Indonesia.Bandung: Balai Pendidikan IKIP

Ahmadi.(2003).Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Yusuf, Rinaldo.(2022).Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.Klaten:Lakeisha

19
lampiran 1. jadwal penelitian 1

20
LampiranLampiran 1. jadwal penelitian 2

21

Anda mungkin juga menyukai