Anda di halaman 1dari 25

TUGAS UAS MEMBETULKAN ATAU PERBAIKAN

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah: TIK
Yang diampung Oleh Bahrur Rosyidi Duraisy, M.Pd.

Kelas 23A2 / Kelompok : 5


1. Anis Syatu Mufida ( 23862061011 )
2. Tria Vickri Silvia Nurjannah ( 23862061028 )
3. Miko Ferdiansyah ( 23862061013 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
September 2023
KATA PENGANTAR
Filsafat dan kurikulum serta pembelajaran merupakan dua sisi mata uang.
Artinya, dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan. Filsafat
memberikan konsep pembentukan jati diri peserta didik (siswa) menjadi manusia
yang ideal yang dicita-citakan oleh negara dan bangsa termasuk orang tua siswa
dan dunia kerja. Sementara untuk mewujudkan cita-cita luhur yang terkandung di
dalam filsafat disajikan dalam bentuk kurikulum (mata pelajaran, pengalaman
belajar, aktivitas belajar). Untuk melestarikan kurikulum sebagai isi dan aktivitas
belajar siswa kemudian kurikulum itu didokumentasikan.
Bagaimanapun idealnya cita-cita filsafat tanpa pembelajaran tidak akan
terwujud, sebaliknya pembelajaran perlu mendapat landasan filosofis. Sebab
pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran tanpa landsan filsafat yang jelas tujuan
pendidikan menjadi kabur.
Buku ini berjudul Aliran-Aliran Filsafat Landasan Kurikulum dan umasa
kini, pengembangan kurikulum dan pembelajaran baik secara konseptual maupun
secara praktis mengenai bagaimana seharusnya guru melaksanakan pengajaran
berdasarkan kerangka pemikiran filsafat tertentu sebagai landasan pembentukan
karakter peserta didik sesuai yang dicita-citan oleh sekolah dan lembaga
perguruan tinggi. Buku ini diharapkan bermanfaat untuk para mahasiswa
kependidikan, tenaga kendidikan: guru dan dosen serta para paraktisi
kependidikan lainnya.

Kepanjen, 18 September 2023

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
DAFTAR TABEL..................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................V
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................VI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1.1 PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN POSITIVISME...................3
a. CIRI-CIRI FILSAFAT POSITIVISME....................................................5
b. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALIRAN POSITIVISME...........6
1.2 PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN EMPIRISME......................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP..............................................................................................................10
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jadwal Mata Kuliah...........................................................................................4
Tabel 2. 2 Lanjutan Jadwal Mata Kuliah............................................................................4
Tabel 2. 3 Daftar Nama Laki-laki yang ada di Kelas 23A2 Pgsd.......................................5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Filsafat Positivisme Yang Pertama Bernama Auguste Comte............3
Gambar 2. 2 Tokoh Filsafat ositivisme yang ke dua bernama E. Littre..................5
Gambar 2. 3 Nama Toko Filsafat Positivisme Yang ke Tiga adalah.......................6
Gambar 2. 4 Tokoh Filsafat Empirisme Yang Pertama Bernama John Locke........8
Gambar 2. 5 Tokoh Filsafat Empirisme Ke Dua Bernama David Hume................9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Shapes.............................................................................................12
Lampiran 1. 2 Grafik.............................................................................................13
Lampiran 1. 3 Symbol............................................................................................14
Lampiran 1. 4 Equation.........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya
ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah
kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan
untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan
radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya
dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau
interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh
karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang
pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah
pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas
alam secara dangkal.
Filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari
kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang, suka dan kata, sedangkan kaa Sophia berarti pengetahuan,
hikmah, dan kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah cinta kepada ilmu
pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya
pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu
ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan
manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang 2
tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Tak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai, dalam era
filsafat modern, dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat abab ke- 20,
munculnya berbagai aliran pemikiran, yaitu: Rasionalisme, Emperisme,
Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materalisme,
Neokantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme
dan Neo-Thomisme. Namun didalam pembahasan kali ini yang akan dibahas
aliran Empirisme (Francius Bacon, Thomas Hobbes. John lecke David Hume)
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah.


1. Jelaskan filsafat Positivisme
2. Jelaskan Empirisme

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Filsafat Ilmu pendidikan , penulis juga ingin manambah wawasan tentang filsafat
Positivisme Dan Empirisme khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya, serta
untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar kita terkait pembahasan
ini.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN POSITIVISME


Positivisme berasal dari kata “positif”. Kata positif disini sama artinya
dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme,
pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta. Dengan demikian,
maka ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang
pengetahuan. Oleh karena itu, filsafat pun harus meneladani contoh tersebut.
Maka dari itu, positivisme menolak cabang filsafat metafisika. Menanyakan
“hakikat” benda-benda, atau “penyebab yang sebenarnya”, termasuk juga
filsafat, hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara
fakta-fakta (Kaelan, 2016)1
Jadi, Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas
yang berkenaan dengan metafisik. Positivisme tidak mengenal adanya
spekulasi, semua harus didasarkan pada data empiris. Positivisme dianggap
bisa memberikan sebuah kunci pencapaian hidup manusia dan ia dikatakan
merupakan satu-satunya formasi sosial yang benar-benar bisa dipercaya
kehandalan dan dan akurasinya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat.

Gambar 2. 1 Filsafat Positivisme Yang


Pertama Auguste Comte

1
Muhammad Helmi and Sovia Rahmaniah, “Pandangan Filosofis Dan Teologis Tentang Hakikat
Ilmu Pengetahuan Sebagai Landasan Pendidikan Islam,” Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Agama Islam 10, no. 2 (2020): 38.
Tabel 2. 1 Jadwal Mata Kuliah

JAM PUKUL SEMESTER MATKUL SKS NAMA


DOSEN
Senin 11.10 – 13.20 23A2 Perkembangan 2 Bu Yulia
6–7 Peserta Didik
5–6 13.00 – 14.00 23A2 B. Indonesia 2 Pak Yuris

10 – 11 15.00 – 16.40 23A2 Landasan 2 Bu Diana


Pendidikan Kusumanin
grum M.Pd
Selasa 14.10 – 15.50 23A2 Etika Profesi 2 Bu Wulie
9 – 10 Guru
11 – 12 15.50 – 17.30 23A2 Belajar dan 2 Bu
Pembelajaran Adzimatur
Kamis 07.00 – 08.40 23A2 Filsafat 2 Pak Andi
1-2 Pendidikan
3-4 08.40 – 10.20 23A2 B. Inggris 2 Pak
M.Rizal

Tabel 2. 2 Lanjutan Jadwal Mata Kuliah

Jum’at 14.00 – 16.00 23A2 TIK 3 Pak


9 – 11 Bahrur.R
Sabtu 08.00 – 10.00 23A2 Pendidikan 2 H.Fadil
11 – 12 Agama ( 1 )
7–8 Gak Menentu 23A2 Pendidikan 2 Bu Dewi
Pancasila Ambarwati
Tabel 2. 3 Daftar Nama Laki-laki yang ada di Kelas 23A2 Pgsd

NAMA KELAS NIM TEMPAT


TINGGAL
Wahyu 23A2 23862061033 Daereah Bantur
Muhammd Raihan 23A2 23862061048 Daerah
Gedangan
Abdulloh Dimas Rizki 23A2 23862061043 Daerah
Afandi Donomulyo
Yhordan Guswiranda 23A2 23862061039 Daerah Gunung
Kawi
Mahmud 23A2 23862061023 Daerah Bantur

Jamaludin 23A2 23862061059 Daerah


Tirtoyudo
Miko Ferdiansyah 23A2 23862061013 Daerah Dampit
a. CIRI-CIRI FILSAFAT POSITIVISME
Ciri-ciri Positivisme antara lain:
1. Objektif/bebas nilai. Dikotomi yang tegas antara fakta dan nilai mengharuskan
subjek peneliti mengambil jarak dari realitas dengan bersikap bebas nilai.
Hanya melalui fakta-fakta yang teramati dan terukur, maka pengetahuan kita
tersusun dan menjadi cermin dari realitas (korespondensi).
2. Fenomenalisme, tesis bahwa realitas terdiri dari impresi-impresi. Ilmu
pengetahuan hanya berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut.
Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala
penampakan ditolak (antimetafisika)
3. Nominalisme, bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas
partikularlah yang nyata.
4. Reduksionisme, realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat diamati.
5. Naturalisme, tesis tentang keteraturan peristiwa-peristiwa di alam semesta
yang meniadakan penjelasan supranatural (adikodrati). Alam semesta
memiliki strukturnya sendiri dan mengasalkan strukturnya sendiri.
6. Mekanisme, tesis bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip
yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin (sistem-sistem
mekanis). Alam semesta diibaratkan sebagai giant clock work (Syaebani,
2008)2

Gambar 2. 2 Tokoh Filsafat Positivisme


yang ke dua bernama E. Littre

Wibisono,Koento. 1983. Arti Perkembanqan Menurut Filsafat Positivisme Au


2

quste Comte, Yogyakarta : Gajah Mada University Press


b. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALIRAN POSITIVISME
- Kelebihan:
a. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar
dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
b. Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik
dan teknologi.
c. Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai
dasar pemikirannya. (Hasbullah, 2015)

- Kelemahan:
a. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga
manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena
dalam positivistic semua hal itu dinafikan.
b. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid. (Wahyuni, (2012)3

3
CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016
Gambar 2. 3 Nama Toko Filsafat
Positivisme Yang ke Tiga adalah
John Stuart Mill

1.2 PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN EMPIRISME


Kata Empirisme secara etiomologis berasal dari bahasa
inggris empicism dan experience, kata ini berasal dari bahasa yunani
empeiria dan experietia yang artinya “ berpengalaman dalam “. Kemudian
secara terminologis pengertian empirisme ialah dokrin atau paham yang
menyakini bahwa sumber seluruh pengetahuan harus berdasarkan
pengalaman indra, ide hanya abstraksi yang di bentuk terhadap apa yang di
alami, dan pengalaman indrawi ialah satu-satunya sumber pengetahuan
(Ramayulis, 2015)
Dalam teori empirisme terdapat dua aspek pokok yaitu,
pertama ialah yang mengetahui ( Subjek ) dan yang di ketahui ( Objek ) di
antara keduanya terdapat alam nyata seperti fakta yannng di ungkapkan.
Kedua, pengujian kebenaran dari fakta di dasarkan pada pengalaman
manusia, maka pernyataan ada atau tidak sesuatu haruslah memenuhi
persyaratan pengujian pengamatan publik. Selanjutnya dari pemaparan ini
kita dapat memahami bahwa ada enam ajaran empirisme yaitu : pertama,
semua ide ialah abstraksi yang di bentuk oleh pengalaman, kedua
pengalaman indrawi satu-satunya sumber pengetahuan, ketiga semua yang
di ketahui bergantung pada data inderawi keempat semua pengetahuan
turun dan di simpulkan data inderawi kecuali kebenaran defisional
matematika dan logika, kelima akal tidak dapat memberikan pengetahuan
tanpa bantuan indera, dan keenam empirisme sebagai filsafat pengalaman4

Menurut John Locke yang menyatakan bahwa perkembangan anak


tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan.Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-
hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.Stimulan

4
Kaelan, Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta, 2016, hal 55
ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam
bentuk program pendidikan. (Harun, 2014.)

kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang


berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak
mendukung.Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang
berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras,
anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan
bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.Meskipun
demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat
yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif yang dapat
dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.5

5
Mujamil Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hingga Metode
Kritik,Jakarta, https://books.google.co.id/books?
id=dXwnu_Y_n2EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f= false
Gambar 2. 4 Tokoh Filsafat Empirisme Yang Pertama Bernama John Locke

Salah satu metode yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah active
learning, dengan mengajak mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam
perkuliahan. Metode get, do and share menjadi menarik untuk diterapkan,
disamping harus belajar mandiri, mahasiswa juga dituntut dapat berbagi dengan
yang lain. Dengan berbagi diharapkan akan memperkaya wawasan dan menambah
rasa percaya diri bagi (Yadiman, (2019)6
mahasiswa. Namun metode ini harus pula dilakukan monitoring dan
evaluasi agar tingkat keberhasilannya dapat diukur dengan baik. Berbagai
motivasi di atas menunjukkan bahwa pengembangan sistem pembelajaran pada
matakuliah Pendidikan Agama Hindu menjadi penting untuk dilakukan agar
learning outcome yang telah direncanakan dapat dicapai dan terukur dengan baik.
Pendidikan Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran, merupakan
tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam
profesi keguruan dan kependidikan. Banyak upaya telah dilakukan, banyak pula

6
Ratna Puspitasari, Kontribusi Empirisme Terhadap Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2012
(Jurnal Edueksos Vol. 1 No 1 Januari-Juni 2012)hal 23
keberhasilan telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum
sepenuhnya memberikan kepuasaan sehingga menuntut renungan, pemikiran dan
kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Begitu pentingnya
pengembangan metode pembelajaran dalam membantu kegiatan pembelajaran
untuk mencerdaskan anak Bangsa, maka dari itu penting kiranya untuk
mengembangkan metode pembelajaran sebagai langkah untuk melakukan
perubahan dalam dunia Pendidikan. Maka Dalam tulisan ini akan dibahas
mengenai Pengembangan Metode Pembelajaran dengan pendekatan Get, Do and
Share pada mata kuliah (Achmadi, 2011)

Gambar 2. 5 Tokoh Filsafat Empirisme Ke Dua Bernama David Hume

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Positivisme berakar pada emirisme. Positivisme adalah : bahwa ilmu adalah
satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta sejarah yang mungkin
dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan demikian menolak keberadaan
segala kekuatan atau subyek di belakang fakta, menolak segala penggunaan
metode di luar yang di gunakan untuk menelaah fakta. Sedangkan empirisme
ialah dokrin atau paham yang menyakini bahwa sumber seluruh pengetahuan
harus berdasarkan pengalaman indra, ide hanya abstraksi yang di bentuk
terhadap apa yang di alami, dan pengalaman indrawi 1
B. SARAN
Ilmu pengetahuan, sebagai proses kegiatan berpikir yang dilakukan oleh
manusia, ternyata dapat menghasilkan pengetahuan ilmiah, sebagai
pengetahuan yang cukup dapat diandalkan kejelasannya dan kebenarannya.
Sebagai makhluk berakal-budi, tentu saja dalam bertindak tidak berlangsung
ngawur, melainkan didasarkan atas penalaran dan pengetahuan yang dapat
dipertangungjawabkan kejelasan dan kebenarannya. Maka jelaslah bahwa
ilmu pengetahuan memiliki peranan yang demikian besar dalam membantu
manusia memperoleh keterangan, memperoleh penjelasan yang dapat
diandalakan untuk dipakai sebagai dasar pertimbangan mengambil keputusan
untuk bertindak. Maka ilmu pengetahuan cukup berperan dalam membantu
perkembangan kehidupan umat manusia, memberi terang bagi manusia dalam
menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. (2011). Filsafat Umum. Filsafat Umum. Retrieved from Rajawali Pers.
Harun, H. (2014.). Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yog.
Hasbullah. ( 2015). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta ; PT Raja Grafindo.
Kaelan. (2016). Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta ; LESFI.
Ramayulis. ( 2015). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ; Kalam Mulia .
Syaebani. ( 2008).
Wahyuni, S. ((2012). PENGARUH POSITIVISME DALAM DAN
PEMBANGUNAN.
Yadiman. ((2019). Metode Penelitian Hukum. Universitas Pasundan.
Lampiran 1. 1 Shapes
Lampiran 1. 2 Grafik
SENSUS KEPENDUDUKAN TAHUN 2023
14

12

10

0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Series 1 Series 2 Series 3

ANGKA KELAHIRAN TAHUN 2023

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Series 1 Series 2 Series 3

Lampiran 1. 3 Symbol

ℳℙℚℛℜℝ℞℟℡™℣ℤ℥Ω℧ℨℨ℩KÅℬℭ℮ℯℰℱℲℵ℺℻⅀ℿℽℾℿ⅁⅂⅃⅄ⅅⅆⅇⅠⅡⅢ
ⅣⅤⅥⅦⅧⅨⅩⅪⅫⅬⅭⅮⅯⅰⅱⅲⅳⅴⅵⅶⅷⅸⅹⅺ‫ﻼ‬ⅯⅮⅭⅬⅬⅭⅮⅯ‫ﻼﻼ‬ⅺⅹⅸⅷⅶ
ⅵⅴⅲⅱⅰⅩⅨⅧⅦⅥ ᴀᴁᴂᴃᴄᴅᴆᴇᴈᴉᴊᴋᴌᴍᴎᴏᴐᴑᴒᴓᴕᴖᴗᴘᴙЊЋҰұҲҳҴҵҶҷҸҹҺһҼҽҾҿ
ӀӁӂ
αϭιΤΩ
Lampiran 1. 4 Equation

2
A=π r

2
n ( n−1 ) x
( 1+ x )n=1+ nx + +…
1! 2!
2
n ( n−1 ) x
( 1+ x ) =1+ nx +
n
+…
1! 2!

( )

nπx nπx
f ( x )=a0 + ∑ an cos + bn sin
n=1 L L
2 2 2
a + b =c

−b ± √ b2−4 ac
x=
2a
2 3
x x x x
e =1+ + + + … ,−∞ < x <∞
1! 2! 3!
1 1
sin α ± sin β=2 sin ( α ± β ) cos ( α ∓ β )
2 2
1 1
cos α +cos β=2 cos ( α + β ) cos ( α −β )
2 2
1

Anda mungkin juga menyukai