FILSAFAT ILMU
DISUSUN OLEH :
Kelas : E/05
No Urut : 19
Nim : 210305501083
JURUSAN GIZI
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul “Filsafat Ilmu” tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. M.Rahmat Kasmad,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan pengetahuan sesuai dengan bidang yang kami tekuni. Saya menyadari sepenuhnya
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Saya juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
H. Aksiologi filsafat.....................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu
makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan
yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk
menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas
masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangkan dirinya dalam batas-batas
wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada
dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat
dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu,
sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang
ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal. Pada dasarnya filsafat ilmu
merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat
ilmu bagi kehidupan manusia.
Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakikat ilmu, atau ilmu yang
membahas landasan ilmu secara filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94)
berpendapat bahwa, “peran Filsafat Ilmu adalah untuk menjelaskan hakikat ilmu yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu
mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain
itu filsafat ilmu juga dapat melatih cara berfikir menjadi lebih kritis”. Atmaja
(2020:20) menegaskan, “peran filsafat ilmu sangat penting untuk memberikan
Batasan secara realistis dan logis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak
merugikan manusia, alam, dan lingkungan”. Pemahaman mendasar mengenai Filsafat
Ilmu diharapkan akan berguna untuk memberi arah dan dasar dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang mengatur kepentingan masyarakat secara umum, maupun
yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang (Astuti
2020:3).
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah perkembangan filsafat ilmu
2. Pengertian dari filsafat ilmu
3. Tujuan mempelajari filsafat ilmu
4. Macam-macam aliran filsafat
5. Penalaran dalam filsafat
6. logika dalam filsafat
7. Apa yang dimaksud epistemologi dalam filsafat ilmu
8. Apa yang dimaksud aksiologi dalam filsafat ilmu
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Sejarah filsafat ilmu
2. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu
3. Untuk mengetahui tujuan mempelajari filsafat ilmu
4. Untuk mengetahui macam-macam aliran filsafat
5. Untuk mengetahui apa itu penalaran dalam filsafat
6. Untuk mengetahui lebih logika dalam filsafat
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud epistemologi
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud aksiologi
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397),
Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran dari para Bapa Gereja
ini adalah falsafi-teologis. Ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai
dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak
pengaruh dari plotinos. Pada zaman skolastik pengaruh ploinus diambil alaih oleh
Aristoteles. Pada masa ini, pemikiran-pemikiran Aristoteles kembali dikenal
dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam yaitu melalui Avicena Ibn.
Sina, 980-1037), Averroes (Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-
1204). Pengaruh Aristoteles sangatlah besar sehingga ia disebut sebagai “Sang
Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki
sebagai “Sang Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman
Kristiani menghasilkan filsuf penting sebagian ordo Dominikan dan Fransiskan.
3. Zaman modern (Abad 17-18M)
Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Filsuf-filsuf
pada jaman ini disebut sebagai para empirikus, yang ajarannya lebih menekankan
bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi
manusia. Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G.
Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Perancis JJ.Rousseau (1712-
1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804).
Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul Kritik der reinen
vernunft (Ing. Critique of Pure Reason) yang terbit tahun 1781, memberi arah
baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan
suatu konsepsi baru tentang pengetahuan.. Dengan kata lain memang pengetahuan
dihimpun setelah melalui (aposteriori) sistem penginderaan (sensory system)
manusia, tetapi tanpa pikiran murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa
kategorisasi dan penataan dari rasio manusia. Menurut Kant, empirisme
mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya.
Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori
(yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang
diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia
mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana
kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri.
7
4 Zaman kini (Abad 18-19M)
Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan
menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar
secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran
yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian
Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu ilmu sosial yang
digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum dikenal sekarang
sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam
(Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak
pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu
sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya.
B. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Menurut pendapat ahli pengertian filsafat ilmu sebagai berikut :
1. Immanuel Kant
Immanuel Kant, mendefinisikan bahwa filsafat ilmu dasar dari seluruh ilmu
pengetahuan yang memliputi banyak hal. Mulai dari meliputi isu epistemology
atau yang lebih familiar dengan sebutan filsafat pengetahuan dan berperan untuk
menjawab pertanyaan tentang apa yang manusia ketahui.
2. Rene Descartes
Makna filsafat diartikan Rene Descartes lebih religious, karena filsafat adalah
kumpulan seluruh pengetahuan Allah. Kemudian manusia dan alamlah yang
menjadi pokok penyelidikan untuk menemukan jawaban dan ilmu-ilmu baru.
3. Aristoteles
Pengertian filsafat menurut aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran. Dimana ilmu pengetahuan tersebut berisi banyak hal, mulai dari ilmu
retorika, ilmu etika, ilmu metafisika, ilmu politi, ilmu logika dan ilmu keindahan.
4. Al Farabi
Menurut Al Farabi yang mengartikan filsafat sebagai ilmu tentang sifat yang
mencoba untuk mengetahui sifat sebenarnya dari kebenaran.
5. Plato
Menurut Plato ilmu filsafat adalah upaya untuk mencapai pengetahuan dan
mengetahui tentang kebenaran yang sebenarnya.
8
C . TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU
9
E. PENALARAN DALAM FILSAFAR
1.The Liang Gie Logika adalah suatu bidang pengetahuan di dalm lingkungan filsafat
yang dapat mempelajari tentang asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang benar.
2.Mundiri Logika adalah ilmu yang mempelajari tentang metode dan hokum-hukum
yang di gunakan sebagai pembeda penalaran yang benar dari penalaran yang salah.
3.Estimologi Logika adalah suatu pertimbangan tentang akal atau pikiran yang di utarakan
dengan kata dan di nyatakan dalam bahasa
4.AristoteleS Definisi logika merupakan ajaran tentang berpikir secara ilmiah,
membicarakan suatu bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasi
pikiran
5.Soekadijo Mengartikan logika sebagai metode yang diciptakan guna meneliti
ketepatan menalar.
10
G.EPISTEMOLOGI FILSAFAT ILMU
11
1. Aksiologi idealisme
Aliran filsafat idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa.
Pokok pemikiran idealisme adalah meyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggis
dari kejadian alam semesta ini. Idealisme berpendapat bahwa manusia
menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi daripada materi bagi
kehidupan manusia.
2. Aksiologi realisme
Dalam filsafat realisme berarti anggapan bahwa objek indra kita itu kita ketahui
atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok
realis, satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalan menjalin hubungan yang
baik. Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini bukan untuk
menafsirkannya menurut keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba
kebenarannya.
3. Aksiologi pragmatisme
Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani yakni pragma yang artinya perbuatan
atau tindakan. “Isme” disini sama artinya dengan isme-isme yang lainnya yaitu
aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian, pragtisme berarti ajaran yang
menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kriteris kebenarannya
adalah manfaat, suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar
apabila membawa suatu hasil. Aliran pragmatis ini beranggapan bahwa segala
kebenaran ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
memperhatikan kegunaannya secara praktis.
4. Aksiologi eksistensialisme
Eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar exist. Kata exist itu
sendiri berasal dari bahasa ex (keluar) dan sister (berdiri). Jadi, eksistensi berdiri
dengan keluar dari diri sendiri. Filsafat eksistensialisme lebih sulit daripada
eksistensi. Dalam filsafat dibedakan antara esensia dan eksistensia. Esensia
memuat benda, tumbuhan, binatang, dan manusia. Eksistensia memuat yang ada
dan bersosok jelas bentuknya, mampu berada, eksis. Oleh eksistensia kursi dapat
berada ditempat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan
filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara
bagaimana ilmu prngetahuan itu diperoleh. Keberadaan manusia sesungguhnya
sebagai mahluk yang diciptakan ALLAH SWT yang diberi kemampuan untuk
berfikir. Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupa muncul
tentang masalah-masalah yang ada.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan par pembaca dapat lebih
memahami apa itu filsafat dalam pembelajarn kita. Dan dapat dengan cermat
mempelajari lebih dalam lagi tentang filsfat ilmu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amsal bahktiar.2008,filsafat ilmu(edisi revisi).jakarta PT Raja grafindo/
https:frondzi,reisi 2001 pengntr filsafat nilai yogyakarta///
knihgt,george R.2007 filsafat prndidikan 20019
14