Kelompok 2
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah “ILMU
PENGETAHUAN FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN ILMU FILSAFAT”
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Zaman Yunani Kuno
2. Zaman Kegelapan
3. Zaman Pencerahan
4. Zaman Awal Modern
5. Zaman Modern
6. Zaman Post Modern
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam ilmu pengetahuan filsafat
dan perkembangan ilmu filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
C. ZAMAN PENCERAHAN
Pada Abad Petengahan ini muncullah seorang astronom berkebangsaan
Polandia. Astronom tersebut bernama N. Copernicus. Pada saat itu, N.
Copernicus mengemukakan temuannya bahwa pusat peredaran benda-benda
angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Namun temuan N. Copernicus ini
tidak disambut baik oleh otoritas Gereja sebab mereka menganggap bahwa
teori yang dikemukakan oleh N. Copernicus bertentangan dengan
teori geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa) yang
dikemukakan oleh Ptolomeus. Oleh karena itulah, N. Copernicus dihukum
kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja.
Galilieo Galilei adalah seorang penemu terbesar di bidang ilmu
pengetahuan. Ia menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat
suatu gerak parabola, bukan gerak horisontal yang kemudian berubah menjadi
gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad
raya. Dengan telekospnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa
bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya
dan masing-masing berdiri sendiri. Karena pandangannya yang bertentangan
dengan tokoh Gereja akhirnya di hukum mati.
D. ZAMAN AWAL MODERN
Pada masa ini Kristen yang berkuasa dan menjadi sumber otoritas
kebenaran mengalami kehancuran, dan juga awal abad kemunduran bagi umat
Islam. Pada masa ini muncullah berbagai pemikiran Yunani antara lain
rasionalisme, empirisrme, dan kritisme. Selain itu, masa ini juga memunculkan
seorang intelektual yang bernama Gerard Van Cromona yang menyalin buku
Ibnu Sina, “The canon of medicine”. Fransiscan Roger Bacon, yang menganut
aliran pemikiran empirisme dan realisme berusaha menentang berbagai
kebijakan gereja dan penguasa saat itu. Dalam hal ini Galileo dan Copernicus
juga mengalami penindasan dari penguasa. Masa ini juga menyebabkan
perpecahan dalam agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Protestan. Pada
masa ini, para filsuf jaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa, tetapi dari
diri mereka sendiri. Kemudian, terjadilah perbedaan pendapat dalam
memahami aspek tersebut. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio yakni kebenaran pasti berasal dari (akal). Berbeda
dengan aliran rasionalisme, aliran empirisme meyakini bahwa pengalamanlah
sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Kemudian,
muncullah aliran kritisisme yang mencoba untuk memadukan kedua pendapat
tersebut. Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M).
Dalam buku Discouse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada
metode yang jitu sebagai dasar yang kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu
dengan menyangsikan segalanya secara metodis. Pelopr kaum rasionalis
disebut Descartes. Kaum rasionalis ini percaya bahwa dasar semua
pengetahuan ada dalam pikiran.
Sedangkan pelopor aliran empirisme adalah David Hume (1711-1776).
David Hume memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan sebab
pengalaman dapat bersifat lahiriyah (yang menyangkut dunia), maupun yang
batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan
inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Hume
merupakan pelopor para empirisis, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan
tentang dunia berasal dari indera. Menurut Hume ada batasan-batasan yang
tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indera
kita.
Adapun aliran kritisisme di pelopori oleh Imanuel Kant (1724-1804).
Imanuel Kant mencoba untuk mengembangkan suatu sintesis atas dua
pendekatan yang betentangan tersebut. Kant berpendapat bahwa masing-
masing pendekatan benar separuh dan salah separuh. Benarlah bahwa
pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita
ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar
kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan
konsepsi manusia tentang dunia. Menurut Kant, ada dua unsur yang memberi
sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia. Yang pertama adalah
kondisi-kondisi lahirilah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui
sebelum kita menangkapnya dengan indera kita. Ruang dan waktu adalah cara
pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan. Yang
kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses
yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan.
F. ZAMAN MODERN
Zaman Modern dikenal juga sebagai masa Rasionalisme yang ditandai
dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Para
filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan berasal dari diri manusia
sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah
rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal).
Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada
zaman yunani kuno), atau Tuhan (pada abad pertengahan). Era ini berawal
sekitar abad ke-15.
Pada zaman ini filsafat dari berbagai aliran muncul. Secara garis besar ada
tiga paham yang muncul yaitu rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Tapi
yang paling mendominasi pada zaman ini adalah paham rasionalisme.
1. Paham Rasionalisme
Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam
buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada
metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu
dengan menyangsikan segalanya, secara metodis. Descartes menerapkan
pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas.
Descartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak
kita lahir, yaitu :
a. Realitas pikiran (res cogitan) : Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran,
tidak mengambil ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang
lebih kecil.
b. Realitas perluasan (res extensa, "extention") atau materi : Materi adalah
keluasan, mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak memiliki
kesadaran.
c. Tuhan (sebagai Wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna
dari kedua realitas itu) : Kedua substansi berasal dari Tuhan, sebab hanya
Tuhan sajalah yang ada tanpa tergantung pada apapun juga.
2. Paham Empirisme
Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran
kita selain didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan
paham rasionalisme. Pengalaman itu dapat yang bersifat lahirilah (yang
menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi
manusia). Menurut paham ini, pengenalan inderawi merupakan bentuk
pengenalan yang paling jelas dan sempurna, alasannya karena ada batasan-
batasan yang tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui
persepsi indera kita. Pelopor aliran ini yaitu Francis Bacon dan
dikembangkan oleh David Hume, Thomas Hubbes, John Lock, dan David
Hume.
3. Paham Idealisme
Paham ini mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa. Aliran ini mencoba
memadukan pendapat paham Rasionalisme dan paham Empirisme. Dengan
kritisisme Immanuel Kant berpendapat, pengetahuan kita tentang dunia
berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang
menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
Menurut Kant, ada dua unsur yang memberi sumbangan kepada
pengetahuan manusia tentang dunia.
a. Kondisi-kondisi lahirilah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui
sebelum kita menangkapnya dengan indera kita. Ruang dan waktu adalah
cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan.
b. Kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang
tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan. Ini bentuk
pengetahuan.
A. Kesimpulan
Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam di Zaman Yunani
Kuno adalah Thales (624-546 SM). Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air
karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat
berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga
berada di atas air. Selain Thales, terdapat pula beberapa ahli filsuf yang lain
diantaranya adalah Heracleitos, Permenides, Plato dan lain-lain. Puncak
keemasaan pada masa Yunani Kuno dicapai pada masa Sokrates dan
Aristoteles.
Jaman kegelapan di mulai dari abad 12-13 M. Pada masa ini terjadi
pertentangan antara gereja yang diwakili oleh pastur dan para raja yang pro
dengan para ulama filsafat. Pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para
raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat seolah-olah mati. Ilmu
menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para raja
lah yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran.
Pada zaman modern,perkembangan filsafat mulai ditandai dengan
munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yaitu rasionalisme, empirisme, dan
kritisme. Aliran rasionalisme di pimpin oleh Rene Descartes dan aliran
empirisme dipimpin oleh David Hume. Sedangkan alira kritisme dipimpin oleh
Imannuel Kant.
Kemudian, perkembangan filsafat tidak berhenti pada zaman modern
namun filsafat berkembang hingga zaman post modern. Zaman Post Modern
ini terjadi pada abad 18-19 M. Pada abad ini banyak bermunculan aliran-aliran
baru dalam filsafat antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme,
pragmatisme, neokantianisme, neo-tomisme fenomenologi, Hedonisme dan
Capitalism . Tokoh-tokoh filsafatyang terlahir di zaman ini antara lain: A.
Comte, William James, Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=153870
http://admneg08029.blogspot.com/2010/10/perkembangan-filsafat-di-zaman-
modern.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/sejarah-perkembangan-
ilmu-pada-masa-modern-4/
https://www.neliti.com/id/publications/541886/filsafat-modern-dan-
perkembangannya-renaissance-rasionalisme-dan-emperisme