Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP MANUSIA MENURUT FILSAFAT YUNANI KUNO


Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Psikologi
Dosen pengampu : Dr. H. Nurwahdan M.Pd.

Disusun oleh:

Nisa Nurul Awaliyah (20224004)


Rinda Febriani (20224009)
Muhamad Lutfi Nurhakim (20225)
Muhamad Arfik Natonis (20224006)

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MA’ARIF CIAMIS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kami nikmat sehat dan anugerah akal untuk dapat berfikir. Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita
yaitu Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah Pengantar Psikologi ini dengan judul Konsep Manusia Menurut Filsafat
Yunani Kuno. Terimakasih pula kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu
hingga dapat terselesainya susunan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
pembimbing bapak Dr. H. Nurwahdan M.Pd.. yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi metodologi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalh
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Ciamis, Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Manusia Menurut Filsafat Yunani Kuno Rentan Waktu 500 SM.............3

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................6
B. Saran.........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam istilah bahasa inggris,Philosophy,yang berarti filsafat,juga
berasal dari kata yunani yaitu "philosophia" yang lazim diterjemahkan
kedalam bahasa tersebut sebagai cinta kearifan. Menurut pengertian nya yang
semula dari zaman yunani kuno itu,filsafat yaitu cinta kearifan.
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam
hal makna (hakikat) dan nilai-nilai nya (esensi) yang tidak cukup dijangkau
hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas
dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran.
Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula
dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan
tujuan hidupnya. Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal
filsafat adalah ratio yang bertanya. Objek materinya adalah semua yang ada.
Karena filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu maka sesuai dengan
definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat tidak akan pernah habis untuk
dibahas. Kajian tentang manusia merupakan kajian yang sangat menarik,
karena disamping dapat didekati dari berbagai aspek, hal ini juga menyangkut
diri kita sebagai manusia. Kajian tentang manusia ini sudah cukup lama
dilakulan sejak zaman para filosof kuno di yunani. Mereka sudah mulai bicara
tentang manusia,disamping juga berbicara tentang tuhan dan alam semesta.
Pengkajian tentang manusia ini juga pada akhirnya melahirkan berbagai
disiplin ilmu, seperti sosiologi, antropologo, biologi, psikologi dan ilmu-ilmu
yang lain.
Periode filsafat yunani merupakan periode yang sangat penting dalam
sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir
manusia dari mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola
pikir yang mengandalkan mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena alam

1
seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap kejadian alam
biasa,tapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya. Namun setelah
filsafat ditemukan,fenomena tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas
dewa melainkan fenomena alam yang terjadi. Dan hal ini terus dikembangkan
manusia melalui filsafat sehingga alam dijadikan objek penelitian dan
pengkajian sampai dalam bentuk yang paling mutakhir, seperti yang kita kenal
sekarang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Manusia Menurut Filsafat Yunani Kuno di Rentan Waktu
500 tahun Sebelum Masehi ?

C. TUJUAN
1. Konsep Manusia Menurut Filsafat Yunani Kuno di Rentan Waktu 500 tahun
Sebelum Masehi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MANUSIA MENURUT FILSAFAT YUNANI KUNO RENTAN WAKTU


500 SM
Pandangan yang berkembang pada masa Yunani Kuno telah menjadi
peran tersendiri di kala menjadi rumusan besar pada pemikiran Filsafat
Patrestik Skolastik dan Filsafat Islam, hingga Filsafat Barat mengembangkan
arah pemikiran yang arah perkembangan rasio dapat dijadikan alasan. Di
zaman Yunani Kuno lah seorang dapat mengelurkan pemikiran tersebut
dengan terbuka. Hal itu bisa lihat karya Andrew Gregory, Eureka Lahirnya
Ilmu Pengetahuan, yang diterjemahkan oleh Syafruddin Hasani, bahwa
banyak sesuatu lahir pada masa itu Yunani Kuno kita tidak dapati di zaman
Kekaisaran Romawi Barat, serta kebangkitan Kristen awal telah menjatuhkan
ilmu pengetahuan yang sudah berkembang.

1. Protagoras
Relativisme dalam bahasa Latin, relativus, yang berarti ’nisbi,
relativ’. Pandangan penganut pemikiran ini akan memberi penilaian
relativ pada apa saja. Bila ditanyakan mana yang dapat bisa dikatakan
hukum yang pasti? Mereka akan mengatakan kepastian adalah
semuanya dalam hukum yang menjawab kebenaran pada diri manusia,
dan lebih jauh lagi ia menilai relavisme adalah manusia menentukan
sendiri nilai dari kebenaran. Dalam memaknai manusia yang sangat
tinggi sekali adalah Protagoras sebagai tokoh sofis abad ke-5 masehi
dalam sejarah ialah dianggap pertama kali dengan pernyataannya
bahwa Manusia ukuran segalanya. Walau pun ia terbilang sofis
dikarenakan bisa mengambil pertimbangan sosiolog dan
antropolog,namun telah memaknai manusia sebagai kekuatan yang
sangat bebas sekali untuk menilai dengan persepsi apapun. Dia

3
mengambil jalur relativme untuk menilai etika pula. Mungkin hal
tersebut bukanlah menilai manusia secara subtansi tentang keberadaan
manusia berasal dari mana, namun hanya berdasarkan bagaimana etika
itu sebenarnya bersifat relativ dan bebas nilai, maka pandangannya
tentang manusia bebas menentukan nilai.

2. Socrates
Socrates +470-399 SM 44 lahir di Athena dan hidup hingga
mati mempertaruhkan pendapatnya mengenai eksistensi jiwa yang
kekal, ini terdokumentasi oleh Phaedo yang menceritakan saat-saat
Sokrates membela keabasian jiwa.Pada saat keadaan yang penting juga
tokoh filosof dari Yunani mucul dengan warna yang berlawanan.Hal
ini semakin jelas lagi ketika pemikiran antara keabsolutan dan
kerelativan terhadap menilai obyek menjadi berlawan sekali. Bila
ditanyakan tentang bagaimana tentang kebenaran, maka Socrates
dengan jelas mengatakan kebenaran adalah ada pada diri manusia.
Sedangkan bila ditanyakan kembali tentang tanggapan yang berbeda-
beda manusia menyikapinya, Socrates pun menganggapnya mereka
mengatakan kebenaran yang mereka ketahui dan semua manusia
mencari kebenaran. Jadi dalam diri manusia menginginkan kebenaran
dan Sokrates menganggapnya hal ini penting, berarti keabsolutan
kebenaran itu ada, dan jauh bersifat relativ. Melalui jalan diskusi-
diskusi dan teknik kebidanan maieutikê tekhnê . Ia mencari idea-idea
umum yang terdapat dalam jiwa. ”Kenalilah dirimu sendiri” gnôthi
seauton, demikian semboyannya.

3. Plato
Sebagai pemikiran yang sangat ideal sekali Plato sebagai murid
meniru Socrates sebagai guru memandang manusia hingga negara. Hal

4
ini wajar, bila mengambil rumusan bahwa kebenaran merupakan
keabsolutan, dan ini berkembang sampai kepada rumusan yang lebih
melebar ketataran yang terdalam pada diri manusia. Plato melihat
bagaimana keadilan yang bertitik tolak pada manusia lalu merumuskan
pembagian jiwa atas tiga fungsi, epithymia: bagian keinginan, bagian
energik, logos: rasional sebagai puncak segala lingkup.Namun jauh
dari itu Plato mensistematiskan dari manusia yang terbagi menjadi tiga
bagian tersebut yang pertama epithymia adalah golongan produktif
yang terdiri dari buruh, petani dan pedagang. Kedua thymos adalah
golongan penjaga terdiri prajurit-prajurit. Dan ketiga logos adalah
pejabat yang memegang pucuk pimpinan.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut pendapat kelompok, filsafat merupakan kajian yag sangat menarik
karna tidak hanya membahas tentang manusia, tapi juga membahas tentang
Alam semesta, dan Tuhan. Pengkajian tentang manusia ini juga melahirkan
berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, antropologo, biologi, psikologi, dan
ilm- ilmu yang lain. Periode filsafat Yunani merupakan periode yang sangat
penting dalam sejarah manusia karna pada waktu itu terjadi perubahan pola
piki.r manusia dari mite-mite menjadi lebih rasional.

B. SARAN
Mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah ini, serta mahasiswa
yang telah membahas tentang mata kuliah ini pada khususnya, mahasiswa
harus mampu menguasai pengertian landasan pendidikan dan jenis-jenis dari
landasan pendidikan dan untuk menyempurnakan makalah ini, saya meminta
kritikan dan saran dari pembaca khususnya dari ibu dosen pengampu, agar
saya mengetahui dimana kekurangannya dan dapat memperbaikinya sehingga
makalah ini bisa lebih baik kedepannya dan bermanfaat bagi pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ningrum, Setia. (2019) Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan Nasional

Jamilah. (2017) Penggunaan Bahasa Baku Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa.


Banjarmasin: Universitas Terbuka Banjarmasin

Moeliono, AM., dkk (2017) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wahyudi, Anton. (2013) Bahasa Indonesia Fakultas Adab UIN Sunan Ampel
Surabaya. Surabaya: Government of Indonesia (Gol) and Islamic
Development Bank (IDB).

Anda mungkin juga menyukai