Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN KARAKTERISTIK FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT BARAT

Deska Sawitri
1931080284

Abstrak
Filsafat barat yang identik dengan tanpa nilai (value free) selalu mengutamakan
kebenaran akal daripada wahyu. Sebaliknya dalam filsafat Islam membuat kebenaran akal
selalu dialogis dengan kebenaran wahyu. Setidaknya dalam kajia ini ada lima faktor yang
melandasi budaya dan peradaban Barat, pertama, menggunakan akal untuk segala kehidupan
manusia, kedua, sikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran, ketiga, aspek pandangan
hidup secular, keempat, menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, drama dan tragedi
sebagai unsurunsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan. Kelima faktor
tersebut amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola
pendidikan yang ada di Barat.
Kata Kunci: Filsafat Islam, Fisafat Barat, Perbedaan

A. Pendahuluan
Meskipun kata filsafat merupakan bagian dari transmisi ilmu dari Yunani
(Greek) yang menyebar ke berbagai pelosok dunia sejak dari 500 tahun Sebelum
Masehi. Chia Luen dalam artikelnya, General Characteristics of Chinese Thought,
juga mengemukakan hal yang senada, yaitu bahwa jauh sebelum Yunani,
pengembangan filsafat di dataran Cina sudah mulai sejak Confusius, sekitar abad ke
VI Sebelum Masehi. Sedangkan di India, telah berkembang dalam empat tahap, yaitu
apa yang disebut dengan The Vedic Period (1500-600 SM), The Epic Period (600 SM
s/d 200 M), The Sutra Period ( 200 M) dan dilanjutkan The Scholastic Period (Abad II
M.)2 dengan demikian, bukanlah Yunani saja yang pantas disebut sebagai perintis
filsafat, hanya saja, barang kali, karena yang lainnya tidak menyebut sebagai kata-kata
filsafat, namun substansinya adalah filsafat juga, seperti kata hikmah tersebut.
T.G.S Mulia dan K.A.H. Hidding, dalam Encylopedi Indonesia, menengarai
bahwa pada mulanya istilah filsafat dicampuradukkan dengan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, dengan bertambahnya masalah yang dipecahkan dalam berbagai

1
lapangan, menyebabkan setiap lapangan menjadi suatu ilmu pengetahuan, yang
melepaskan diri dari filsafat. Namun demikian, bila suatu waktu ilmu pengetahuan
tidak lagi bisa menjawab sesuatu persoalan meskipun nilai kebenaran yang dicapai
bersifat positif tetapi selalu relative maka, diserahkan kembali pemecahannya kepada
filsafat.
Kemampuan berfilsafat sangat penting dimiliki oleh setiap orang. Sebagai
contoh, ketika seseorang sedang dihadapkan dengan pernyataan dan konsep dari
orang lain, maka tidak akan menerima begitu saja karena seseorang perlu mengkritisi
terlebih dahulu kebenaran yang disampaikan. Selain itu, melalui proses berfilsafat,
maka seseorang dapat menganalisis bahwa satu peristiwa dapat menyebabkan
peristiwa yang lain. Melalui berfilsafat juga dapat dibuktikan bahwa suatu teori ilmiah
bisa menjadi fakta ilmiah. Seseorang yang berfilsafat juga dapat menemukan diri
mereka terlibat dengan masalah sosial dan politik modern, sambil menghadapi
pertanyaan tentang sistem nilai pribadi, kritik sosial, dan kehidupan moral. Secara
ilmiah, kegiatan berfilsafat ini menghasilkan filsafat ilmu.
Adapun karakteristik filsafat ilmu dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1)
Menyeluruh. Makna menyeluruh berarti melihat hakikat ilmu sebagai suatu
keseluruhan yang berkaitan dengan aspek atau dimensi lain yang memberikan
pengaruh atau kontribusi; 2) Mendasar. Makna mendasar berarti menilai ilmu
berdasarkan pijakan secara fundamental, bukan pada benar dan salah saja; dan 3)
Spekulatif. Makna spekulatif artinya bahwa kebenaran suatu ilmu dikaji melalui cara
berpikir yang longgar namun tetap harus menetapkan kriteria tertentu meskipun
kriteria itupun juga dapat berubah seiring dengan perkembangan kehidupan.
Berdasarkan beberapa uraian terkait pengertian menurut para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan keyakinan tentang esensi suatu ilmu yang
mencakup konsep atau hakikat ilmu, metode ilmu, dan kebermanfaatan ilmu bagi
manusia, yang dikarakteristikkan berdasarkan rasionalitas yang tinggi, bersifat gestalt
dan radikal, menekankan eksistensi dan esensi yang jelas.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian literature review. Penelitian ini
mempelajari dan menganalisis secara ilmiah sumber bacaan dari buku, jurnal,
internet. Hasil penelitian dan analisis disintesis menggunakan metode naratif dengan

2
mengelompokkan informasi atau data sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya
dilakukan evaluasi.

C. Pembahasan
1. Pengertian Filsafat
Plato (423-347 SM), sebagaimana ditulis oleh Alisyahbana, mendefinisikan
filsafat sebagai pengetahuan segala sesuatu yang ada. Aristoteles mengartikan
sebagai ilmu yang menyelidiki sebab dan asas segala benda. Abu Bakar Atjeh
mengatakan, dikutip dari keterangan Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), bahwa
definisi filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang Maha Agung dan usaha
memahaminya. Sementara menurut al-Farabi, kata Aboebakar Atjeh lebih lanjut,
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan menyelidiki
hakekatnya.
Immanuel Kant mengartikan filsafat sebagai ilmu dasar dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup persoalan-persoalan metafisika, yang menjawab
pertanyaan apa yang dapat diketahui manusia. Persoalan etika yang menjawab apa
yang boleh dikerjakan manusia. Persoalan agama yang menjawab sampai dimana
harapan manusia. Antropolgi yang akan menjawab pertanyaan apakah yang
dinamakan manusia.
Menurut W.P. Montaque, “philosophy is the attempt to give a reasoned
conception of universe and of man’s place in it”, artinya filsafat itu adalah usaha
memberi suatu konsep akliah tentang alam semesta serta tempat manusia di
dalamnya. Sedangkan J.A. Leighton mengatakan, “a complete philosophy
includes a world view, or reasoned conception of the whole cosmos, and a life
view, or doctrine of values, meaning and purpose of human life”. Artinya, suatu
filsafat yang lengkap, mencakup suatu pandangan dunia atau konsep rasional
tentang keseluruhan kosmos dan suatu pandangan hidup atau doktrin nilai-nilai,
makna-makna dan tujuan hidup manusia.
Sedangkan menurut Harold Titus sendiri tentang filsafat yang ia kemukakan
adalah “philosophy is an attitude toward life and the universe” artinya, filsafat
adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta. “philosophy is a methode of
reflective thinking and reasoned inquiry”, filsafat merupakan suatu mertode
berpikir reflektif dan penyelidikan rasional. “philosophy is a group of the
problems”, filsafat ialah seperangkat masalah, “philosophy is a group of system of
3
thought”, filsafat adalah suatu perangkat teori atau system pemikiran. Dari
definisi yang disampaikan Titus ini terlihat bahwa kajian filsafat itu cukup rumit,
sehingga dia memberikan definisi yang variatif, sesuai dengan persoalan yang
tengah ia hadapi.
Sadruddin Sirazi, sebagaimana dikuti oleh Ali Mahdi Khan, menyatakan
bahwa filsafat adalah usaha menafsirkan berdasarkan akal pikiran dan seluruh
alam semesta secara sistematis dan bertujuan ke arah pemikiran filosofis, seperti
membahas tentang Tuhan, tentang berbagai macam hal serta segala sesuatu yang
mungkin terjadi. Fuad Hasan mengartikan filsafat sebagai suatu ikhtiar manusia
untuk memahami berbagai manifestasi kenyataan melalui upaya berpikir
sistematis, kritis dan radikal yang dimulai dari sesuatu akar persoalan, sehingga
mencapai kesimpulankesimpulan yang universal.14 Sejalan dengan definisi ini,
Mulder mengatakan bahwa filsafat itu adalah pemikiran teoritis tentang sesuatu
kenyataan sebagai keseluruhan.
Dari berbagai definisi yang telah diuraikan tersebut, nampaknya dapat
diringkas, sebagaimana telah dirumuskan oleh Lorens Bagus, menjadi beberapa
definisi pokok yang secara substantif terhimpun berikut ini:
1) Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap
tentang seluruh realitas.
2) Upaya untuk melukiskan hakekat realitas akhir dan dasar serta nyata.
3) Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan; sumbernya,
hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4) Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5) Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda ”melihat” apa yang anda
katakan dan untuk mengatakan apa yang anda ”lihat”.

2. Sejarah Filsafat
Berikut akan disampaikan jabaran sejarah filsafat mulai dari periode filsafat
alam sampai dengan filsafat abad 20.
1) Periode Filsafat Alam

No Tokoh Uraian
1 Thales (624- 546 SM) Dianggap sebagai Bapak Filsafat. Thales

4
menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar
segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok,
dan dasar dari segala-galanya yang ada di
alam semesta. Berkat kekuatan dan daya
kreatifnya sendiri dan tanpa ada sebab-sebab
di luar dirinya, air mampu tampil dalam
segala bentuk, bersifat mantap, dan tak
terbinasakan
2 Anaximandros Orang yang pertama membuat peta bumi dan
dia juga sangat berjasa dalam bidang geografi
dan astronomi. Dia berpendapat bahwa asal
dari segala sesuatu adalah yang satu, yakni
tidak berhingga dan tidak berkeputusan, yang
dia sebut Apeiron. Anaximandros juga
menganggap jiwa yang menjadi dasar hidup
itu serupa dengan udara.
3 Anaximenes Anaximenes adalah murid Anaximandros. Dia
mengajarkan bahwa barang yang asal itu
“satu” dan tidak berhingga, hanya saja dia
menolak ajaran gurunya bahwa barang yang
asal itu tidak ada persamaanya dengan barang
yang lahir dan tidak dapat digambarkan.
Berbeda dengan Thales yang mengatakan
bahwa segala sesuatu memiliki jiwa,
menurutnya benda mati tidak memiliki jiwa,
karena tidak ada udara di dalamnya.

2) Periode Filsafat Klasik


Filsafat Yunani Klasik berlangsung pada abad 5 SM-2 SM. Pada masa
ini filsafat bercorak “antroposentris” artinya menjadikan manusia (antropos)
sebagai objek pemikiran filsafat mereka. Mereka berupaya mencari jawaban
tentang masalah etika dan hakikat manusia.

No Tokoh Uraian

5
1 Socrates (469— 399 Lebih peduli dengan bagaimana orang harus
SM) berperilaku, dan mungkin juga filsuf Etika
yang pertama. Pandangannya bahwa setiap
individu mempunyai potensi untuk
mengetahui kebaikan, kebenaran atau
kesalahan Dia memberikan kontribusi penting
dan abadi di bidang Etika, Epistemologi dan
Logika, dan khususnya dalam metodologi
filsafat (Metode Socrates atau "elenchus").
2 Plato (427— 347 SM) Plato adalah murid Socrates dan guru
Aristoteles. Selain dipengaruhi oleh pemikiran
Socrates, Plato juga dipengaruhi oleh
Heraclitus, Parmenides, dan Pythagoras.
Dalam karyanya, ia memadukan Etika,
Filsafat Politik, Epistemologi, Metafisika, dan
Psikologi Moral menjadi filsafat yang saling
berhubungan dan sistematis. Plato
mengatakan bahwa pengetahuan itu bersifat
bawaan
3 Aristoteles (384 – 322 Salah satu tokoh pendiri terpenting dalam
SM) Filsafat Barat, dan yang pertama menciptakan
sistem filsafat yang komprehensif, mencakup
Etika, Estetika, Politik, Metafisika, Logika
dan sains. Aristoteles mengembangkan
dialektika, yang bertujuan untuk
mengembangkan metode penalaran universal
yang dimungkinkan untuk mempelajari segala
sesuatu yang perlu diketahui tentang
kenyataan. Aristoteles mendefinisikan logika
sebagai "penalaran baru dan perlu", "baru"
karena memungkinkan kita mempelajari apa
yang tidak kita ketahui, dan "perlu" karena
kesimpulannya tidak dapat dihindari.

6
3) Filsafat Zaman Pertengahan
Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru
sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa
barat. Periode Abad Pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok
dengan abad sebelumnya, terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya
agama Kristen pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar
terhadap kepercayaan keagamaan.

No Tokoh Uraian
1 Augustinus (354 – Telah diakui keberhasilannya dalam
430) membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh
besar dalam filsafat abad pertengahan
sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik
yang sejati. Menurutnya Orang dapat
meragukan segalanya, tetapi orang tidak dapat
meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang
yang ragu-ragu sebenarnya ia berfikir dan
seseorang yang berfikir sesungguhnya ia
berada. Daya pemikiran manusia ada
batasnya, tetapi pikiran manusia dapat
mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak
ada batasnya, yang bersifat kekal.
2 Avicenna atau Ibnu Secara khusus, ia dianggap oleh banyak orang
Sina (980 - 1037) sebagai bapak pengobatan modern awal. Dia
mencoba mendamaikan filsafat rasional
Aristotelianisme dan Neo-Platonisme dengan
teologi Islam. Dia juga mengembangkan
sistem Logikanya sendiri, yang dikenal
sebagai Avicennian Logic. Menurutnya,
Tuhan bergerak (Prime Cause) dari doktrin
spekulatif filsafat Yunani (Aristoteles) telah
bergeser menjadi Tuhan Pencipta (Sha ni,
Agent) dari sesuatu yang sudah ada secara
pancaran

7
4) Periode Kebangkitan (Renaissance)
Nama Renaissance dinamai untuk kelahiran kembali atau kebangkitan
peradaban dan pembelajaran klasik. Secara umum, biasanya dianggap telah
dimulai di Italia pada pertengahan abad ke-14 dan bergulir di seluruh Eropa
selama dua abad berikutnya.

No Tokoh Uraian
1 Desiderius Erasmus Paling dikenal sebagai seorang Humanis awal
(1466 - 1536) (kadang-kadang dikenal sebagai "Prince of
Humanis dan bapak intelektual Reformasi.
Dia berperan penting dalam menyelamatkan
teologi Kristen dari kesombongan Skolastik
2 St Thomas More (1478 Dia menciptakan kata "utopia", sebuah nama
- 1535) yang dia berikan untuk tanah imajiner yang
ideal yang sistem politiknya dia gambarkan
dalam bukunya yang terkenal tahun 1516
dengan nama yang sama. Buku itu adalah
cikal bakal genre sastra utopis, dan telah
diklaim oleh beberapa Sosialis modern
sebagai kunci dalam perkembangan awal
gagasan Sosialis.

5) Periode Filsafat Modern


Awal filsafat modern atau beberapa sumber lain menyebut The Age of
Reason melihat kelanjutan dari perpindahan dari teologi dan argumen berbasis
iman, dan menandai goyahnya pendekatan abad pertengahan terhadap filsafat
seperti Skolastisisme, dalam preferensi untuk sistem filosofis yang lebih
bersatu seperti Rasionalisme dan Empirisme Inggris.

No Tokoh Uraian
1 Rene Descartes (1596- Descartes mendapat julukan sebagai “Bapak
1650) Filsafat Modern”. Alirannya adalah aliran
rasionalisme karena semua hal harus
berdasarkan rasio. Descartes paling dikenal

8
karena pernyataan filosofisnya “Cogito ergo
sum” (Saya berpikir, maka saya ada- “je pense
donc je suis”). Descartes menyimpulkan Allah
itu ada. Menurut filsafat aliran ini, bahwa
suatu pengetahuan itu diperoleh dengan cara
berpikir karena akal merupakan alat untuk
memperoleh pengetahuan
2 John Locke Lock menandai lahirnya era modern dan era
pasca-Descartes (postCartesian). Locke
mengemukakan bahwa ada dua macam
pengalaman manusia yakni pengalaman
lahiriah (eksternal sensation) dan pengalaman
batiniah (internal sensation). Segala aktivitas
yang ditangkap oleh pancaindra manusia
disebutnya sebagai pengalaman lahiriah.
Sedangkan pengalaman batiniah berbicara
ketika manusia memiliki kesadaran terhadap
aktivitasnya sendiri dengan cara “mengingat’,
“menghendaki”, “meyakini”, dan sebagainya.
Kedua bentuk pengalaman inilah yang akan
membentuk pengetahuan melalui proses
selanjutnya. Dalam pandangannya bayi lahir
ke dunia dengan pikiran yang benar-benar
“bebas isi” seperti kertas putih, lembaran
kososng, lemari kosong, tablet kosong atau
tabula rasa. Lock berpendapat agar lembaran
itu dapat diisi, dibutuhkan pengalaman dengan
lingkungan melalui berbagai indra yang ada

9
3. Karakteristik Filsafat
Karakteristik dasar filsafat oleh Jan Hendrik Rapar diungkapkan setidaknya
ada lima hal, yaitu berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari
kejelasan dan berpikir rasional.
1) Berpikir Radikal; Berpikir secara radikal adalah karakter utama filsafat, karena
filosuf berpikir secara radikal, maka ia tidak akan pernah terpaku hanya pada
fenomena suatu entitas tertentu.
2) Mencari Asas; Karakter filsafat berikutnya adalah mencari asas yang paling
hakiki dari keseluruhan realitas, yaitu berupaya menemukan sesuatu yang
menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, maka akan
diketahui dengan pasti dan menjadi jelas keadaan realitas tersebut, oleh karena
itu, mencari asas adalah salah satu sifaty dasar atau karakteristik filsafat.
3) Memburu Kebenaran; Berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala
sesuatu. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran yang tidak
meragukan, oleh sebab itu ia selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan
diuji demi meraih kebenaran yang lebih hakiki. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final,
melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang
lebih pasti.
4) Mencari Kejelasan; Berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan
mengenai seluruh realitas. Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas
penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual.
Mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk mengeliminasi
segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur dan yang gelap, bahkan juga yang
serba rahasia dan berupa teka-teki.
5) Berpikir Rasional; Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu kebenaran,
dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa
berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis,
sistematis dan kritis. Berpikir logis itu bukan hanya sekedar mengapai
pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar
sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar
dari premis-premis yang digunakan.

10
4. Perbedaan Filsafat Pendidikan Barat dan Pendidikan Islam
Dalam filsafat pendidikan Barat, ilmu tidaklah muncul dari pandangan hidup
agama tertentu dan pendidikan barat diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai,
yang dimaksud bebas nilai pada pendidikan Barat adalah bebas dari nilainilai-nilai
keagamaan dan ketuhanan. Ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas
wahyu dan kepercayaan agama akan tetapi dibangun di atas tradisi budaya yang
diperkuat dengan spekulasi filosofis yang memusatkan manusia sebagai makhluk
rasional. Imbas ilmu pengetahuan (serta nilai-nilai etika dan moral) yang diatur
oleh rasio manusia yang secara terus menerus berubah.
Setidaknya ada lima faktor yang melandasi budaya dan peradaban Barat,
pertama, menggunakan akal untuk segala kehidupan manusia, kedua, sikap
dualitas terhadap realitas dan kebenaran, ketiga, aspek pandangan hidup secular,
keempat, menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, drama dan tragedi
sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.
Kelima faktor tersebut amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat
sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.
Adapun ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat adalah falsafah
dibentuk dari sebagai acuan pemikiran mereka, yang akan memunculkan dalam
pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme.
Pemikiran ini dapat mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu
sendiri. René Descartes misalnya, seorang tokoh filsafat Barat asal Perancis ini
telah menjadikan rasio sebagai satu-satunya kriteria dalam mengukur sebuah
kebenaran.
Selain itu para filosof lainnya seperti John Locke yang beranggapan bahwa
tubuh yang sehat dapat membetuk akal yang sehat, senada dengn John Locke
Immanuel Kant, Martin Heidegger, Gadammer, Betti, dan lainnya juga
menekankan rasio dan panca indera sebagai sumber ilmu mereka, sehingga
melahirkan berbagai macam faham dan pemikiran seperti empirisme, humanisme,
kapitalisme, relatifisme, eksistensialisme, atheisme, dan lainnya, yang ikut
mempengaruhi berbagai disiplin keilmuan, seperti dalam filsafat, sosiologi,
politik, psikologi, sains, ekonomi, dan lainnya.

11
Menurut Azyumardi Azra, ada beberapa karakteristik pendidikan Islam yang
membuat perbandingan filsafat pendidikan Islam dengan Barat, yaitu: pertama,
penguasaan ilmu pengetahuan, ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu
pengetahuan bagi setiap orang Islam (Muslim dan muslimat). Setiap Rasul yang
diutus oleh Allah mereka lebih dahulu dibekali dengan ilmu pengetahuan, dan
mereka diperintahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan itu.
Kedua, pengembangan ilmu pengetahuan. Ketiga adalah Penekanan pada
nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Maksudnya adalah ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam sangat
terikat oleh nilai-nilai akhlak islami. Keempat adalah pengembangan ilmu
pengetahuan hanya untuk pengabdian kepada Allah danuntuk kemaslahatan
umum. Kelima, penyesuaian pendidikan terhadap perkembangan anak. Sejak masa
awal perkembangan Islam, pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai dengan
umurnya, kemampuan, perkembangan jiwa, dan bakat anak.
Keenam, pengembangan kepribadian. Maksudnya, bakat alami dan
kemampuan pribadi tiap-tiap anak didik diberikan kesempatan untuk berkembang
sesuai bakatnya sehingga akan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Tiap-tiap
individu murid dipandang sebagai amanah Allah, dan seluruh kemampuan fisik &
mental adalah anugerah Tuhan. Perkembangan kepribadian murid itu akan
berkaitan dengan seluruh nilai sistem Islam, sehingga setiap anak dapat diarahkan
untuk mencapai tujuan Islam. Ketujuh, penekanan pada amal saleh dan tanggung
jawab. Maksudnya, setiap anak didik diberi dorongan semangat untuk
mengamalkan ilmu pengetahuannya sehingga benar-benar bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

D. Penutup
Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa memiliki corak yang berbeda
antara satu periode dengan periode yang lain, mulai pada berfilosofis terkait
kebendaan di alam bumi, keberadaan manusia, berbagai ajaran agama dan spiritual,
hingga rasional intelektual. Segala kegiatan manusia yang menghasilkan pemikiran
perlu diapresiasi karena eksistensi manusia sangat nampak dari hasil pemikirannya
namun sudah selayaknya tetap tidak lepas dari kekuatan supernatural yang
mengendalikan bumi dan seisinya termasuk pemikiran manusia yaitu Tuhan.

12
Islam dalam berfilsafat memiliki suatu keunikan yang khas, salah satunya
adalah Islam sangat lentur dengan sebuah kebenaran ilmu pengetahuan ketika harus
dibandingkan dan dicocokkan dengan kebenaran wahyu. Kebenaran wahyu dalam
Islam masih dapat didialogkan dan kompromikan secara adil dengan kebenaran akal.
Bagaimana kemudian akal dan wahyu dapat terus interkonetif dalam mencari
kebenaran.
Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof Muslim
sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat
pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap
dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Anshari, Endang Saifuddin. (1987). Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Atjeh, Aboebakar. (1970). Sejarah Filsafat Islam. Semarang, Solo : Ramadhani.
Hasan, Fuad. (1996). Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Penerbit Pustaka Jaya.
Rapar, Jan Hendrik. (1996). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Soelaiman,Darwis A. (2019). FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Perspektif Barat dan
Islam. Aceh: Penerbit Bandar Publishing.

Jurnal
Bahri, M.Z. (2019). Kritik Ibn Warraq atas Orientalisme Edward Said: Perdebatan
Epistemologis Mengenai ‘Timur dan Barat’. Al A’raf Jurnal Pemikiran Islam dan
Filsafat, 16(2).
Gunawan, I. & Wahyudi, A.V. (2020). Fungsi Filsafat Pancasila Dalam Ilmu Pendidikan Di
Indonesia. Tatar Pasundan: Jurnal Balai Diklat Keagamaan, 14(2), 209-218.
Hanurawan, F. (2012). Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi:
Universitas Negeri Malang.
Herwansyah. (2017). Pemikiran Filsafat Ibnu Sina (Filsafat Emanasi, Jiwa Dan Al-Wujud).
El-Fikr, 1(1), 54-67.

13
Hidayat, Rian Rokhmad., Barida, Muya., Hanurawan, Fattah. (2021). Mengupas Sejarah
Filsafat Ilmu Di Barat Dan Implikasinya Dalam Kehidupan. Jurnal Yaqzhan, Vol.7
No.1.
Jankowiak, T. (2020). Kant on the Continuity of Alterations. Canadian Journal of
Philosophy, 50(1), 49-66.
Kirom, S. (2011). Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam
Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat, 21(2), 99-117.
Mahmudah, Ummi. (2018). Perbandingan Filsafat Pendidikan Barat dan Pendidikan Islam at:
https://www.researchgate.net/publication/329673477
Ritaudin, Sidi. (2015). Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya. Kalam: Jurnal Studi Agama
dan Pemikiran Islam, Volume 9, Nomor 1.
Zaprulkhan. (2018). Pemikiran Filsuf Muslim di Wilayah Barat. EDUGAMA: Jurnal
Kependidikan Dan Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 2

14

Anda mungkin juga menyukai