Anda di halaman 1dari 15

PERBEDAAN PENGERTIAN FILSAFAT SECARA EPISTIMOLOGI, ETIMOLOGI

DAN TERMINOLOGI KAITANNYA DENGAN WAWASAN DAN KESADARAN


BERSEJARAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak


pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran
yang sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun
setiap jawaban-jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus
mengujinya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini
bukanlah kebenaran  yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.

Perkembangan pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah


menjadikan manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin
menggiatkan manusia untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan
teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau
menggugurkan teori sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi
melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat  statis, tidak kaku, artinya ia tidak
akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu
manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya terhadap dunianya.

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya


bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari
segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. 

 
B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini,penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian filsafat secara epistimologi, etimologi, dan terminologI!
2. Jelaskan perbedaan pengertian filsafat dalam kaitannya dalam wawasan sejarah
dan kesadaran

C. TUJUAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
- Memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu
- Mengetahui berbagai pengertian filsafat
- Menerangkan perbedaan pengertian filsafat kaitanya dengan wawasan sejarah dan
kesadaran

D. MANFAAT
- Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang pengertian
filsafat dan kebermaknaan filsafat dalam sejarah
- Dapat dijadikan sebagai sumber atau acuan dalam pembuatan makalah yang
memerlukan materi serupa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. SEJARAH FILSAFAT

Filsafat Pada Masa Yunani


Yunani terletak di Asia Kecil. Kebiasaan mereka hidup sebagai nelayan mewarnai
kepercayaan yang dianutnya, yaitu kekuatan. Hubungan manusia dengan Sang Maha
Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan
manusia. Kepercayaan, yang bersifat formalitas ini ditentang oleh Homerus dengan
dua buah karyanya yang terkenal; yaitu Ilias dan Odyseus; memuat nilai-nilai yang
tinggi dan bersifat edukatif.

Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales (+ 625 – 545 SM) yang berhasil
mengembangkan geometri dan matematika; Liokippos dan Democritos
mengembangkan teori materi; Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euclid
mengembangkan geometri deduktif; Socrates mengembangkan teori tentang moral;
Plato mengembangkan teori tentang ide; Aristoteles mengembangkan teori yang
menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang
(ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan
sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dkenal.

Filsafat Pada  Masa Abad Pertengahan


Masa ini diawali dengan  lahirnya filsafat eropa. Pemikiran filsafat abad pertengahan
didominasi oleh agama. Maka dirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran
gramatika, dialektika, geometri, aritmatika, astronomi, dan musik. Pada abad ke 6 M.

Di kalangan para ahli pikir islam (periode filsafat Skolastik islam) muncul : Al-Kindi,
Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode Skolastik islam
ini berlangsung tahun 850-1200.

Mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Kemudian
pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling
besar. Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafat disebut
sebagai masa peralihan (masa transisi), yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme
yang berlangsung pada abad 15-16.

Filsafat Pada  Masa Abad Modern


Pada masa abad modern ini berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral
dalam pandanan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris, yaitu
pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal fikir dan pengalaman.

Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang berhasil memadukan
antara metode ilmu alam dengan ilmu pasti ke dalam pemikiran filsafat.

Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu
pengetahuan. Tokoh-tokohnya antara lain Geoge Berkeley (1685-1753), David Hume
(1711-1776), Rousseau (1722-1778).

Di Jerman muncul Chirstian Wolft (1679 – 1754) dan Immanuel Kant (1754 – 1804),
yang mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna.
Abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Ada filsafat Amerika,
filsafat Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman. Tokoh-tokohnya adalah : Hegel
(1770-1831), Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-1857), JS. Mill (1806-
1873), John Dewey (1858-1952).

Filsafat Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad ke-20)


Filsafat Dewasa Ini atau Filsafat Abad Ke-20 juga disebut Filsafat Kontemporer. Ciri
khas pemikiran filsafat ini adalah desentralisasi manusia.

Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata dan arti
pernyataan-pernyataan. Maka, timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya
membahas tentang cara mengatur pemakaian kata-kata / istilah-istilah karena baha
sebagai objek terpenting dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir menyebutnya
sebagai logosentris.

Para paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan, seperti Neo-
Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme,
Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-Positivisme.  Pada Awal belahan
akhir abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak
pemikiran dewasa ini, seperti filsafat Analitik, Filsafat Eksistensi, Strukturalisme,
Kritika Sosial.

B. PENGERTIAN FILSAFAT SECARA EPISTIMOLOGI, ETIMOLOGI,


TERMINOLOGI

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring


perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :
”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy”
dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa
Arab.

Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun


batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau
dari tiga segi yaitu secara epistimologi, etimologi dan secara terminologi.

1. Pengertian Filsafat Secara Etimologi


Definisi Filsafat secara etimologi dari kata philosophia berasal dari kata yunani.
philos adalah cinta/ mencintai dan sophia adalah kebijaksanaan yang artinya adalah
cinta akan kebijaksanaan.
Jika seseorang yang ingin berfilsafat maka dia harus mempunyai basic yang cukup
kuat karena jika seseorang berfilsafat maka dia harus berani mengkitisi apa yang dia
ketahui dalam suatu nilai sampai melihat kearah yang mendasar bahkan harus siap
menghadapi pengetahuan-pengetahuan Metafisika yang diluar batas-batas rasional
manusia, disitulah keyakinan yang dibutuhkan untuk menghadapi persoalan-persoalan
yang metafisika didalam pemikiran seseorang itu. Filsafat sangat berguna untuk
menganalisa suatu nilai dengan cara substantif tidak berbicara kearah-arah yang
normative.
Cara berfilsafat dengan kontemplasi atau merenung dengan memikir suatu nilai,
tetapi bukan sembarang merenung karena harus mengikuti aturan aturan yang ada
didalam filsafat, karena jika tidak mengikuti aturan aturan filsafat maka kesimpulan
kesimpulan yang didapat dalam hasil buah pemikiran akan bersifat imajinatif bukan
melalui analitis oleh karena itu hampir seseorang yang belajar filsafat sering sekali
menyendiri dan tidak ingin berada di keramaian kota atau masyarakat, karena dengan
menyendiri maka keadaan akan terasa sunyi dan sangat ideal sekali untuk melakukan
kontemplasi. karena dengan kontemplasi pula seseorang yang berfilsafat harus
berpikir secara radikal(mendalam),konfrehensif,analitis,dialektis,sistematis dan harus
mempunyai dasar logika yang cukup kuat dan banyak pula seseorang yang tidak kuat
dengan berfilsafat karena sangat menguras tenaga pikiran, malah sering dibilang jika
seseorang mau berfilafat maka dia harus rela untuk mengkerutkan urat kepalanya.
Filsafat hanya bermain diranahan epistemologi jika suatu pertanyaan dalam
pemikirannya sudah mencapai kepada tahapan axiologi maka kesimpulan itu
dikatakan sudah memiliki basic-basic yang kuat karena didalam kesimpulan itu sudah
terdapat basis filosofinya.
Menurut pemikiran penulis filsafat sangat dibutuhkan sekali untuk kondisi negara
kita ini, jika dilihat secara normatif banyak sekali koruptor koruptor dinegara kita ini,
itu dikarenakan banyak sekali orang-orang pintar di negara ini tetapi jarang sekali
orang-orang yang bermoral. itu disebabkan mereka kurang mempunyai keyakinan
secara religius. jika pendiri-pendiri negara ini mampu berprilaku bermoral maka
mereka mampu memaknai kehidupan-kehidupan  rakyat yang tertindas haknya oleh
rezim. Bagi penulis berfilsafat sangat penting karena dengan filsafat kita mampu
memaknai kehidupan sosial, keadaan alam, dimensi Metafisika, Kehidupan-
kehidupan hewani dan sampai tahap memaknai alam semesta ini.

Orientasi filsafat adalah membuat manusia itu menjadi manusia yang arif dan
bijaksana atau manusia yang seutuhnya.

2. Pengertian Filsafat Secara Terminologi

Pengertian filsafat secara Terminologi adalah pandangan pandangan seseorang


atau sekelompok orang terhadap suatu nilai dengan cara sistematis, radikal,
konfrehensif, analitis dan dialektis.

Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan


pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat
adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang
berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian
Filsafat menurut beberapa para ahli:

Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.

Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the
mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan)

Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu


dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar


hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir
yang sama, yang memikul sekaliannya .

Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.

1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )


2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.

Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-


sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya
sampai “mengapa yang penghabisan “.

Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk


kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,
sistematik dan universal.

Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat
adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan
keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti
kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat
perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah
mencapai pengetahuan itu.

Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia


menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia


dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan
kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.

Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara


teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran
mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu
jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal
manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.

Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan


bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala
sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai
hakikat segala situasi tersebut.

3. Pengertian filsafat secara epistimologi

Epistimologi berasal dari asal kata "Episteme" dan "logos" episteme berarti
pengetahuan dan logos berarti teori bahwa efistemologi merupakan salah satu cabang
filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan,
struktur, metode dan validitas pengetahuan. Beberapa istilah yang sama dengan
epistemologi ialah:
1. Gnosiologi
2. Logika material
3. Criteriologi
Dan dalam rumusan lain disebutkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat
yang mempelajari soal tentang watak, batas-batas dan berlakunya ilmu pengetahuan
apabila keseluruhan rumusan tersebut direnungkan maka dapat dipahami bahwa
prinsipnya epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan.
Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam epistemologi
sebab hal ini akan mewarnai pemikiran kefilsafatannya pengetahuan didapatkan dari
pengamatan inderawi tidak dapat ditetapkan apa yang subyektif dan apa yang
obyektif, sedangkan pengalaman dengan akal hanya mempunyai fungsi mekanisme
semata-mata, sebab pengenalan dengan akal mewujudkan suatu proses penjumlahan
dan Pengurangan dan yang disebut pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas
segala pengamatan, yang disimpan di dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu
pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa yang
lampau. Sementara itu salah seorang tokoh empirisme yang lain berpendapat dan tidak
lebih dari itu. Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan, akal tidak
melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri.
Satu-satunya sasaran obyek pengetahuan adalah gagasan-gagasan atau ide-ide
yang timbulnya karena pengalaman lahiriyah (sensation) dan karena pengalaman
batiniyah (revolution). Pengalaman lahiriyah mengajarkan kepada kita tentang hal-hal
yang diluar kita, sedangkan pengalaman batiniyah mengajarkan tentang keadaan-
keadaan psikis kita sendiri.
Dikatakan, bahwa sifat pengamatan adalah konkret, artinya: isi yang diamati
adalah sesuatu yang benar-benar dapat diamati hanya gagasan-gagasan yang
konkretlah yang dapat dipakai untuk memikirkan gagasan-gagasan konkret lainnya.
Pada abad ke 19 muncul tokoh-tokoh filsafat yang memiliki pandangan tersendiri
mengenai pengetahuan, sebagai ajaran tentang ilmu pengetahuan dibedakan antara:
a. Ajaran tentang ilmu pengetahuan yang teoritis
b. Ajaran tentang ilmu pengetahuan yang praktis
Di dalam bagian yang tepuitis dibicarakan hal metafisika dan ajaran tentang
pengenalan, sedangkan di dalam bagian yang praktis dibicarakan hal etika.
Ilmu pengetahuan adalah suatu totalitas dimana segala bagiannya dihubungkan
secara organis di bawah satu syarat. Syarat asasi ini tidak dapat diturunkan dari ilmu
pengetahuan itu sendiri, tetapi syarat itu mendahului sebagai sesuatu yang tanpa syarat
dengan segala pengetahuan digariskan.

Metode-Metode Dalam Epistemologi


Metode merupakan kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematis dari
beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun
suatu penelitian dan kajian ilmiah atau sebagai penyusunan struktur ilmu-ilmu lain
dalam filsafat sulit sekali membahas metode sebab terdapat beberapa paham atau
aliran filsafat yang pada umumnya memiliki metode tersendiri. Namun, dalam hal ini
dapat disebutkan beberapa metode filsafat yaitu: metode kritis, intuitik, skolasatik,
geometris, eksprementil, kritis transendental, dialektis dan metode analistik bahasa.
Ada dua metode ilmiah yaitu:
1. Metode Ilmiah umum
Sistematis metode ilmiah kerap mengacaukan metode-metode umum yang
berlaku bagi semua ilmu dan bagi segala pengetahuan dan metode-metode yang
hanya berlaku bagi khusus terdapat beberapa unsur umum dalam subyek:
- Bertanya, bersikap ragu-ragu
- Penerapan dan pemahaman (rasional)
- Intuitis (konkret) dan abstraksi (konsepktual)
- Refleksi dan observasi, pengamatan dan desperimen.
Unsur-unsur tersebut semua bersama ditemukan dalam segala gaya berfikir
dan pada segala taraf pengetahuan, merupakan unsur-unsur hakiki dan satu pun
tidak dapat ditinggalkan, maka tidak diherankan jika unsur-unsur itu juga
diuraikan dalam metodologi empiris dan dalam logika.
2. Metode Ilmiah Khusus
Ilmu pengetahuan mempunyai metode dan logika dan dapat juga dapat
disebut metode ilmu pasti, metode ilmu alam, metode sosiologi, metode filsafat
dan sebagaimana di dalam semua metode ilmiah khusus diterapkan semua unsur
metode umum dan dalam rangka metode ilmiah khusus juga menjadi mungkin
unsur-unsur tertentu mendapat tekanan dan kedudukan yang berbeda, misalnya
induksi mempunyai arti dan fungsi dalam ilmu pasti, ilmu alam, ilmu mendidik,
atau dalam filsafat.
Sepanjang sejarah kefilsafatan telah banyak diungkapkan metode filsafat oleh
para filsuf, yang muncul pada zaman Francis Becon (renaissance) dan pada
zaman Jerman dari Ficthe.
Demikian fakta dasar dalam filsafat terbukti bahwa setiap paham kefilsafatan
maupun filsuf memiliki metode kefilsafatan tersendiri yang khas.

C. PERBEDAAN PENGERTIAN FILSAFAT


Filsafat secara Etimologi yaitu Cinta Kebijaksanaan
Seorang filsuf mencintai atau mencari kebijaksanaan yang sedalam-dalamnya dalam
mencari kebenaran sesuai dengan penalaran tiap individu.
Filsafat secara Epistimologi yaitu pengkajian secara mendalam dan radikal tentang
asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan dengan validasi
tertentu
Filsafat secara Terminologi yaitu pandangan pandangan seseorang atau sekelompok
orang terhadap suatu nilai dengan cara sistematis, radikal, konfrehensif, analitis dan
dialektis
D. PANDANGAN FILSAFAT DALAM KESADARAN DAN WAWASAN
SEJARAH
Dalam kesadarannya berfilsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai
karakteristik tertentu. Berfikir filsafat yaitu radikal, sistematik, dan universal. Radikal
bermakna berfikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya akar), tidak tanggung-
tanggung sampai dengan berbagai konsekwensinya dengan tidak terbelenggu oleh
berbagai pemikiran yang sudah diterima umum, Sistematik artinya berfikir secara
teratur dan logis dengan urutan-urutan yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan, Universal artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada
bagian-bagian khusus yang sifatnya terbatas.
Secara garis besar filsafat dapat membantu dalam memahami bahwa sesuatu tidak
selalu tampak seperti apa adanya, filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita, filsafat membuat kita lebih kritis, filsafat mengembangkan
kemampuan kita dalam menalar secara jelas membedakan argumen yang baik dan
yang buruk menyampaikan pendapat secara jelas melihat sesuatu melalui kacamata
yang lebih luas melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang
berbeda.
Filsafat dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang
mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam
wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami
pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup
tanggung jawabnya (filsafat praktis).
Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini
didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap manusia. Ada
pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia serta telah
memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memamaksa ketika
berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa. Kehendak itu
harus memiliki tujuan agar dapat makan kehendak tidak sirna. Tujuan tersebut tidak
ditetapakan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan manusia kehendak
bebas dan berkreatif.
Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung
dari pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk menyempurnakan
kehidupannya dan menyelesaikan masalahnya.  Karena konsekuensi dari pandangan
filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendri,
terhadap orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali
dengan tingkah laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan
kebudayaan, ilmu pengetahuan.
Filsafat itu  berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan  hidup manusia,
justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab – sebab ya ng terakhir
dari kesmua yang ada.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan
teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan
teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa
selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni
menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka. Jalan
hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu disimpulkan beberapa hal :

1. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan
ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah
mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga
membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu
pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena
kemanusiaan.
2. Pengertian filsafat terbagi menjadi tiga yaitu : Etimologi, Terminologi dan
Epistimologi
3. Filsafat merupakan alat atau wadah seseorang untuk sadar dalam bertindak
menyelesaikan masalah kehidupan dan peradapan

B. Saran
Dalam kehidupan, manusia harus mengenal filsafat agar hidup bisa lebih terarah dan
tujuan hidup bisa tercapai dengan baik serta sempurna.  Untuk mencapai itu semua
manusia harus berusaha memahami dan mengerti apa konsep dari filsafat itu  
sebenanrnya.

Anda mungkin juga menyukai