Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

 
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan keimanan,
keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik. Makalah dengan judul “ Perkembangan pada masa dewasa dini “ disusun dalam rangka
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.

Penyusunan makalah ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebener-besarnya.

Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam penyusunan
makalaih ini, baik dari segi dalil, sumber hukum, tata bahasa, dan bahkan tanda baca.
Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai bahan evaluasi
penulis.

Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan menarik bagi
pembaca dan peserta seminar.

Bojonegoro, 8 Januari 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal
budi. Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada tempat  di mana dia
hidup. Perkembangan yang dialami oleh manusia menjadikan dia lebih matang dalam
menjalani kehidupan ini. Dewasa dini merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai
menjalani kehidupan ini. Dewasa dini merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai
menjalani hubungan secara intim dengan lawan jenis. Hurlock (1993) dia mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa dini dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal
merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan
yang diperolehnya. Dari segi fisik masa dewasa dini adalah masa dari puncak perkembangan
fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini mengalami degradasi sedikit-demi sedikit,
mungkin mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Pada segi emosional, pada masa awal
adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh fisik
yang prima. Oleh karena itu, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dini  dan
masa dewasa dini adalah masa dimana lebih mengutamakan fisik dari pada kekuatan fisik
daripada kekuatan rasio dalam suatu masalah.
Dewasa dini adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan
dari ketergantungan ke masa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan
pandangan masa depan lebih realistis. Secara hukum dewasa dini sejak seseorang menginjak
usia 21 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum
berusia 21 tahun). Sedangkan dari lingkup pendidikan yaitu masa dicapainya kemasakan
kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang kesiapan. (Mappiare
15:1983)
B.  Rumusan Masalah
Apa pengertian dewasa dini?
Apa ciri-ciri perkembangan dewasa dini?
C.  Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dewasa dini
Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa dini
D.    Manfaat Penulisan
Mengetahui berbagai pengertian dewasa dini dari beberapa ahli, serta mengetahui ciri-ciri
perkembangan dewasa dini.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dewasa dini


Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin, yang berarti “tumbuh menjadi
dewasa”. akan tetapi adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang
berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”, atau “telah menjadi
dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan
orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991).
Dewasa dini adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa
dewasa dini dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka
yang tergolong dewasa dini ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa
peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada
masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur
kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa dini.
Dewasa dini adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi
ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih
realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang
digolongkan dalam usia dewasa dini berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman
maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,
kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).Hurlock (1990) mengatakan
bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia
20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa
muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa dini adalah puncak dari perkembangan sosial masa
dewasa. Masa dewasa dini adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang
empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut
Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa dini
adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau
mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan
suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan
masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan
jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa
awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa dini adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit,
mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah
masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik
yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa
awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Pengertian dewasa awal menurut para ahli :
1)      H. S. Becker
Dewasa dini merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru,
dan harapan-harapan sosial yang baru. 
2). Havighurst (dalam Monks, Knoers dan Haditono: 2001)
tugas perkembangan dewasa dini adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola
rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga
negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu
pekerjaan.
3). E. B. Hurlock, 1993
Masa dewasa dini atau “early adultood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara
hukum sampai kira-kita umur usia empat puluh tahun (dialami seseorang sekitar dua puluh
tahun).
B.     Ciri-ciri masa dewasa dini
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru
dan harapan sosial baru. Orang dewasa dini di harapkan memainkan peran baru, seperti peran
suami atau istri orang tua ,dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini
menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Periode
ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian  besar anak mempunyai orang tua, guru, teman atau
orang lain yang bersedia yang bersedia menolong mereka mengadakan penyesuaian diri.
Apabila merekan menemui kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu ragu untuk
meminta pertolongan dan nasehat orang lain, karena enggan dianggap “belum dewasa”.
Di bawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa
dewasa dini.
1.      Masa dewasa dini sebagai “masa pengaturan”
Masa dewasa dini merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu menerima
tanggung jawab sebagai orang dewasa. Telah di katakan masa anak anak dan masa remaja
merupakan periode merupakan “pertumbahan” dan dewasa merupakan “pengaturan” atau
(setledown). Pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan bahwa jika anak laki-laki
dan wanita mencapai usia dewasa secara  syah, hari hari kebebasan mereka telah berakhir dan
saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.ini berarti bahwa
peria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya,
sedangkan wanita muda mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
Untuk mencoba berbagai pola kehidupan dan berganti ganti pacar agar dapat  memilih
pola hidup dan pasangan hidup yang di rasa cocok, sudah tentu memerlukan waktu .dengan
sendirinya pemuda sekarang  lebih lambat dalam segala usia dari pada orang tua mereka,
apalagi bila di bandingkan dengan kakek mereka rata-rata pemuda dewasa sekarang mulai
menentukan pola hidupnya dan  memilih pasangan hidupnya sekitar umur 30 tahun-an,
walaupun banyak juga yang sudah mulai mantap pada usia yang lebih muda dari pada itu.
Kapan orang muda memulai hidup rumah tangga tergantung dua faktor :
Cepat atau tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan
mereka kini dan pada masa depan.
Contohnya :
Seorang wanita yang sejak waktu dia bermain boneka sudah ingin menjadi seorang
istri dan ibu, setelah tamat sekolah tidak akan memerlukan waktu lama lagi untuk menentukan
peran yang sesuai baginya, seorang laki-laki yang selalu berkeinginan menjadi dokter tidak
memerlukan coba-coba lagi untuk menentukan pekerjaan yang memenuhi suara hatinya.
Menentukan kemantapan atau pilihan seseorang bekerja tanggung jawab yang harus di
pikulnya sebelum ia mulai berkarya.
Contohnya :
pria yang memilih ilmu kedokteran sebagai karirnya tentu saja tidak dapat cepat-cepat
siap bekerja sampai usianya mendekatai umur 30an karena ia harus menyelesaikan pendidikan
sekolah atas dulu kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dokter.
Sekali seorang menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi
kebutuhannya ia akan mengembangkan pola pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang
cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya. Setiap keharusan mengubah pola
ini pada usia setengah baya atau usia lanjut akan sulit dan dapat menimbulkan gangguan
emosional. Tidak di sangsikan lagi ,berbagai ketidakpuasan dan ketidak bahagiaan yang di
dapati seseorang pada usia ini adalah akibat keputusan rumah tangga atau bekerja yang
tergesa-gesa sebelum menemukan suatu pola hidup yang memberikan kemungkinan
kemungkinan untuk kepuasan sepanjang hidup.
2.      Masa usia dewasa dini sebagai “usia reproduktif”
Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup
orang dewasa .orang yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia 20an
atau 30an,beberapa sudah menjadi kakek atau nenek sebelum masa awal berakhir. Awal yang
belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupan karirnya,
tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa dia mampu berkeluarga. perasaan ini
biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar 30an.demikian pula, jika wanita ingin berkarir
sesudah menikah ,ia akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia 30an.dengan
demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari  masa dewasa awal merupakan  “usia
reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada
awal masa dewasa atau bahkan pada tahun tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh
masa dewasa awal merupakan masa reproduksi.
3.      Masa dewasa dini sebagai “ masa bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi
seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dengan dari masalah-
masalah yang sudah dialami sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun, pada tahun
1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak susah untuk
mengatasinya. Meskipun mereka sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda,
menikah tanpa persetujuan orang tuamserta dapat melakukan berbagai hal yang tidak dapat di
lakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara hukum masih 21 tahun, jelas pula
bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh
orang dewasa yang masih muda itu sendiri maupun oleh kedua  orang tuanya”. Penyesuaian
diri terhadap masalah masa dewasa awal menjadi lebih intensif dengan diperpendeknya masa
remaja, sebab masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak
muda hamper tidak mempunyai waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa..
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa
dewasa awal begitu sulit :
Sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis
masalah yang perlu diatasi sebagai orang dewasa. Mencoba menguasai dua atau lebih
keterampilan serempak biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil. Mungkin yang
paling berat dari semuanya orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka, tidak seperti sewaktu mereka
dianggap belum dewasa
4.      Masa dewasa dini sebagai “masa ketegangan emosional”
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan
sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya
bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada
suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan
persoalan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai tigapuluhan, hal itu umumnya Nampak
dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari masalah-
masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam
upaya penyelesaian itu.
5.      Masa dewasa dini sebagai “masa keterasingan sosial”
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan
dewasa, yaitu kerier, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman
kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan
dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami
keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju
dalam karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan persaingan
dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga
mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit
untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab.
Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
6.      Masa dewasa dini sebagai “masa komitmen”
Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami perubahan, dimana mereka akan
memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen sendiri.
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock: 250) mengatakan: “Nampak tidak
mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu
tanggung jawab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai
sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda
menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang
untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik di sekolah
sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir, hidup anda akan berkarier
sebagai guru besar”
7.      Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan.
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya
berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan
beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman
untuk membiayai pendidikan mereka.
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masih tergantung pada
orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin
pada orang tua yang membiayai pendidikan.
8.      Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai.
Perubahan terjadi karena adanya pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dan
nilai-nilai itu dapat dilihat dari kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabkan karena
beberapa alasan yaitu individu ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, individu
menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional
dalam hal keyakinan dan perilaku. Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dan
karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya
menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan
sebagai batu loncatan untuk meraih suatu keberhasilan social, karier, dan kepuasan pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang semula putus
sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah kembali dan belajar kembali
menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan belajar sebagai
perangsang semangat mereka, sehingga mereka mengikuti berbagai kursus setelah mereka
tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi (Elizabeth B.Hurlock. 2009. hal.251).
9.      Masa dewasa dini masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup baru paling menonjol
di bidang perkawinan dan peran orangtua. Perkawinan sesudah kehamilan tidak di anggap hal
yang perlu dirahasiakan seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri yang paling umum
adalah penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat yang menggantikan
pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola pola baru bagi  kehidupan
keluarga, termasuk perceraian, keluarga berorang tua tunggal dan berbagai pola baru di
tempat pekerjaan khususnya pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis
dan industri
10.  Masa dewasa dini sebagai masa kreatif.
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun guru-
gurunya sehingga terlebas dari belenggu ini dan bebas untuk berbuat apa yang mereka
inginkan. Bentuk kreatifitas ini tergantung dengan minat dan kemampuan individual. Bentuk
kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan
kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang
memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui
hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Masa Dewasa Dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru. Di antara
berbagai  penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru, yang
paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar persamaan derajat
(egalitarian) yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-pola baru
bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, serta berbagai pola baru.
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
Mappiare: 17), terdapat tujuh ciri kematangan psikologi,  sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi
pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri
atau untuk kepentingan pribadi.
Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang
matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat
didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara
terbimbing menuju arahnya.
Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-
perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu
atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi
mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan
dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran
orang lain demi peningkatan dirinya.
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi
kesempatan pada orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara
realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara
sungguh-sungguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia bertanggung
jawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel
dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-
situasi baru
Optimalisasi Perkembangan Masa Dewasa awal, Dewasa dini/awal adalah masa
dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak perkembangan baik fisik
maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa
pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan
mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada
masa selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja
yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan di
ujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan
berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup
seseorang dalam masa penelitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang
yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem
rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga
masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik
B.     Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentaang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Santrock (2002). Life- span development (perkembangan masa hidup), jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Mappiare, Andi (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: usaha nasional.
Julius, dkk. 198 Drs. Johan W Kandau (1991). Psikologi umum, Jakarta :PT. Gramedia
Pustaka Utama.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Penjelasan serta pengertian rokok & narkoba. Bagaimana pandangan Islam terhadap
rokok & narkoba. Makalah Ini Khusus Membahas mengenai Pandangan Islam terhadap
bahaya Merokok serta bahaya penyalahgunaan narkoba dalam ilmu kesehatan.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
·           Kandungan Zat berbahaya dalam Rokok & Narkoba
·           Merokok & penyalah gunaan Narkoba dalam ilmu kesehatan
·           Rokok & Narkoba dalam pandangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN 
A.  Pengertian & Kandungan Zat berbahaya dalam Rokok
Merokok adalah kebiasaan buruk sebagian besar orang. Tanpa berpikir panjang dan
jernih, mereka menghisap racun yang membunuh diri mereka secara perlahan-lahan. Sudah
jelas bahkan, di dalam bungkus rokok itu sendiri sudah tertulis ”Merokok dapat menyebabkan
kanker, penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin”. Namun, tulisan tersebut
seolah-olah hanya hiasan yang memperindah bungkus rokok tersebut. Suatu pertanyaan yang
besar, apakah mereka buta huruf sehingga tulisan yang sebesar itu tidak bisa mereka baca??
Ataukah mata mereka sudah buta sehingga tulisan yang sebesar itu tidak dapat mereka lihat?
Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah
dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif
(polonium-201) Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam
rokok: Nikotin, Tar, Sianida, Benzene, Cadmium, Metanol, Asetilena, Amonia, Formaldehida
, Hidrogen sianida, Arsenik, Karbon monoksida,
1.      Merokok Dalam Ilmu Kesehatan
Merokok meningkatkan risiko keseluruhan kematian sebesar 70% dibandingkan
kepada bukan perokok, dan perokok meninggal 5-8 tahun lebih awal dibandingkan bukan
perokok. Merokok adalah satu-satunya faktor lingkungan terpenting yang turut memberikan
kontribusi terhadap kematian dini di Amerika dan Inggris. Tembakau mengandung nikotin,
yang diabsorbsi melalui mukosa mulut masuk ke dalam aliran darah. Kecanduan terjadi akibat
penggunaan yang terus menerus. Tembakau meningkatkan risiko kanker mulut dan
menyebabkan kerusakan gusi.
Inhalasi asap rokok menyebabkan efek toksik (racun) pada saluran napas atas dan
paru; kerusakan pada organ jauh (jauh dari sumber masuknya asap rokok) terjadi melalui
absorbsi zat toksik ke dalam aliran darah atau ekskresinya di dalam urin. Beberapa penyakit
akibat merokok : Kanker paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks,
kanker kerongkongan, kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, kanker tenggorokan,
serangan jantung, penyakit jantung koroner (pjk), aterosklerosis, penyakit paru obstruktif
kronik (ppok), impotensi, dan gangguan medis lainnya.
2.      Merokok dalam Pandangan Islam
Sesungguhnya Allah SWT mengutus Nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan
agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan
membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran, kekufuran, kefasikan dan
membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah SWT.
Banyak orang yang tidak mengetahui atau tidak mau tahu tentang apa itu hukum dari
rokok, sehingga banyak dari kita yang terjerumus ke dalamnya dan tanpa merasa malu lagi
untuk menghisap rokok ini di depan umum.
Sesungguhnya bagaimana pandangan Islam terhadap merokok itu? Sesungguhnya
Alloh -Subhanahu wa Ta’ala- telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk memakan
dengan makanan yang halal dari rizki yang Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah berikan kepada
hamba-Nya, Alloh -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman :

 “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaithon itu
adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah:168).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

 “Dan Rasul menghalalkan yang baik bagi mereka dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk“. (QS. Al-A’raf:157)

Maka jelaslah 2 ayat di atas tersebut perintah dari Alloh -Subhanahu wa Ta’ala-
kepada hamba-Nya untuk makan makanan yang halal juga yang baik yang tidak ada
kemudharatan atau bahaya bagi badan atau menyakiti tetangga atau menyia-nyiakan harta
karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan segala sesuatu yang buruk yang dapat
mendatangkan kemudharatan.  

Keburukan-Keburukan Merokok

3.      Merokok dapat membunuh secara perlahan-lahan.


Ketahuilah wahai saudaraku bahwa Alloh – Subhanahu wa Ta’ala – melarang hamba-
Nya untuk membunuh dirinya sendiri, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Aloah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An-Nisaa:29)
            Tidak dapat kita ingkari bahwasanya rokok dapat membunuh secara perlahan-lahan
dan dapat mengakibatkan penyakit yang membinasakan seperti kanker paru-paru dan lain
sebagainya, karena di dalam rokok terdapat racun (nikotin) yang dapat membunuh siapa saja
yang menghisapnya.
Merokok tidak dapat menghilangkan lapar dan dahagaAlloh – Subhanahu wa Ta’ala –
berfirman tentang makanan-makanan penghuni neraka yang artinya:

 “Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon berduri. Yang tidak menggemukkan
dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al- Ghasyiyah:6-7)
Dan rokok tidak menggemukkan dan tidak bisa menghilangkan rasa lapar seperti
makanan-makanan penghuni neraka.

4.      Merokok Menyia-nyiakan harta (mubadzir)


Orang yang berakal dia mengetahui bagaimana dia hidup dan bermuamalah. Rizki
yang Allah telah berikan niscaya tidak akan dihambur-hamburkan pada sesuatu yang haram
tidak ada gunanya, menghambur-hamburkan merupakan perbuatan syaitan dan Alloh
Subhanahu wa Ta’ala :

“Sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan


itu adalah sangat ingkar terhadap Rabbnya” (QS. Al- Isra’:27)
Rokok adalah perbuatan pemborosan dan menyia-nyiakan harta yang dibenci oleh
Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
5.      Merokok terdapat bau busuk yang bisa menyakiti (mengganggu) tetangganya
(sekitarnya).
Kita ketahui bahwa bawang merah dan bawang putih adalah makanan yang mubah
tetapi keduanya mempunyai bau yang tidak sedap. Dengan sebab bau yang tidak sedap
Rasulullah – Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam – melarang orang yang makan bawang merah dan
bawang putih untuk masuk masjid sampai hilang baunya.
Dari Jabir bin Abdillah Radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
“Barangsiapa yang makan bawang putih dan bawang merah, hendaklah ia menjauhkan diri
dari masjid kami” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).  
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tersebut ini dapatlah ditarik kesimpulan,
bahwa orang yang mengkonsumsi sesuatu yang menimbulkan bau tidak sedap, dan berpotensi
menganggu orang lain, semacam rokok dimakruhkan. Pasalnya, asap rokok jelas-jelas
menyebarkan aroma atau bau menyengat yang sangat mengganggu orang lain. Atas dasar itu,
seseorang makruh merokok dikarenakan bisa mengganggu orang lain.
B.  Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya.
Istilah lainnya adalah Napza [narkotika, psikotropika dan zat adiktif]. Istilah ini banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Lebih sering digunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika
yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. [UU No.22 Tahun
1997 tentang Narkotika] bahan ini bisa mengarahkan atau sebagai jalan adiksi terhadap
narkotika.
Dalam istilah para ulama, narkoba ini masuk dalam pembahasan mufattirot (pembuat
lemah) atau mukhoddirot (pembuat mati rasa).
1.      Bahaya Narkoba
Pengaruh narkoba secara umum ada tiga: Depresan, Stimulan, Halusinogen
2.      Dalil Pengharaman Narkoba
Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan
darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang
memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat
menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al
Fatawa, 34: 204).
Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:
Pertama: Allah Ta’ala berfirman,
 “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara
makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.
Kedua: Allah Ta’ala berfirman,
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah:
195).
 “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal
seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.
Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,
 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan
mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula
dengan mufattir atau narkoba.
Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di
neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal
selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu
tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal
selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan
ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal
selama lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).
Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang menyebabkan
dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan
pada kebinasaan karena narkoba hampir sama halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun
bisa menjadi dalil haramnya narkoba.
Kelima: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya” (HR.
Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al
Albani hadits ini shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot pada
orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.
3.      Seputar Hukum bagi Pecandu Narkoba
Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih dalam tiga
masalah: (1) bolehkah mengkonsumsi narkoba dalam keadaan sedikit, (2) apakah narkoba itu
najis, dan (3) apa hukuman bagi orang yang mengkonsumsi narkoba.
Menurut –jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh
dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan
oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsi
narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan hukumannya),
bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina). Kita dapat melihat
hal tersebut dalam penjelasan para ulama madzhab berikut:
Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius) dan semacamnya
dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika
dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”.
Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja), maka
hendaklah yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena
narkoba jelas menutupi akal”. ‘Alisy –salah seorang ulama Malikiyah- berkata, “Had itu
hanya berlaku pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun untuk
benda padat (seperti narkoba) yang merusak akal –namun jika masih sedikit tidak sampai
merusak akal-, maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi hukuman. Namun narkoba
itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman yang memabukkan”.
Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman yang memabukkan
yang juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa jenis
za’faron dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki
ketentuan dalam syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat
mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’ Sulaiman bin Muhammad
bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi- berkata, “Orang yang mengkonsumsi obat
bius dan ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena
dampak mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi sedikit.
Pecandu narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya dalam
syari’at).”
Sedangkan ulama Hambali yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini. Mereka
berpendapat bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan pecandunya
dikenai hukuman hadd –seperti ketentuan pada peminum miras-. Namun pendapat jumhur
yang kami anggap lebih kuat sebagaimana alasan yang telah dikemukakan di atas.
4.      Mengkonsumsi Narkoba dalam Keadaan Darurat
Kadang beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam napza atau narkoba
dibutuhkan bagi orang sakit untuk mengobati luka atau untuk meredam rasa sakit. Ini adalah
keadaan darurat. Dan dalam keadaan tersebut masih dibolehkan mengingat kaedah yang
sering dikemukakan oleh para ulama,
“Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang”
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi
sebagian narkoba untuk meredam rasa sakit ketika mengamputasi tangan, maka ada dua
pendapat di kalangan Syafi’iyah. Yang tepat adalah dibolehkan.”
Al Khotib Asy Syarbini dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh menggunakan
sejenis napza dalam pengobatan ketika tidak didapati obat lainnya walau nantinya
menimbulkan efek memabukkan karena kondisi ini adalah kondisi darurat”.
BAB III

PENUTUP 

KESIMPULAN

            Rokok & Narkoba adalah kegiatan dari sebuah kebiasaan buruk kebanyakan orang di
dunia, yang bias membunuh mereka secara parlahan-lahan karena kandungan zat berbahaya di
dalamnya. Zat-zat berbahaya itu dapat menimbulkan beberapa penyakit. Dalam pandangan
Islam Merokok & penyalahgunaan Narkoba adalah kebiasaan buruk yang tidak di halalkan
karena kita mengetahui bahwa rokok bukanlah termasuk barang-barang yang pantas dinikmati
oleh seorang muslim. juga karena besarnya bahaya yang ditimbulkan dari merokok &
penyalahgunaan Narkoba.

SARAN

            Merokok & penyalahgunaan adalah sesuatu yang yang tidak harus dilakukan. Karena,


menimbulkan banyak keburukan baik diri sendiri dan orang lain. Yang sudah dijelaskan
dalam Al-Qur’an.

            Oleh kaena itu, sebagai seorang muslim yang peduli dengan kesehatan diri sendiri dan
linkungan tidak sepatutnya kita menggunakan kedua barang tersebut. Karena, begitu banyak
dampak negatif yang ditimbulkan dari rokok & narkoba. 
DAFTAR PUSTAKA

An Nawazil fil Asyribah, Zainal ‘Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy Syinqithiy,
terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.
Abudin Nata (Ed.), Masail Fiqhiyyah, Cet. II, ( Jakarta : Prenada, 2006).
M. Ali Hasan,  Masail   Fiqhiyyah  al-Haditsah  pada  Masalah – Masalah    Kontemporer
Hukum Islam, Cet. II, ( Jakarta : Grafindo, 1997).
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan islam.html/comment-page-
1.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/26/pandangan-islam-tentang-hukum-merokok-
504321.html.
MAKALAH
Perkembangan Pada Masa Dewasa Dini

Dibuat oleh
ROSIDA FITRIANA ADI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


STIT MUHAMMADIYAH BOJONEGORO
TAHUN 2018
MAKALAH
Hukum Merokok dan Penggunaan Narkotika sebagai
Penenang Jiwa Menurut Pandangan Islam

Dibuat oleh
ROSIDA FITRIANA ADI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


STIT MUHAMMADIYAH BOJONEGORO
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai