Dosen Pengampu:
Nurmala Nasution, M.Psi., Psikolog
Disusun oleh:
Ayu Wandira ; NIM 2008015057
Dita Gadis Kardena ; NIM 2008015085
Meilisa Wulandari ; NIM 2008015219
Septian Nur Choliq ; NIM 2008015278
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan Pada Masa
Dewasa Awal “ ini dengan tepat waktu. Tentu tanpa adanya pertolongan-Nya kami tidak
akan bisa dan sanggup untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat serta
salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’at di
akhirat nanti. Kami hanturkan terimakasih banyak kepada dosen kami yaitu Ibu Nurmala
Nasution, M.Psi., Psikolog yang telah membantu kami secara moral maupun materi.
Kami menyadari, bahwa tugas akhir yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan
evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Masa dewasa adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu
masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi, periode
diri pada pola hidup yang baru. Dewasa awal merupakan transisi dari remaja menuju
dewasa yang berawal dari usia 18-25 tahun yang disebut dengan beranjak dewasa dan
berakhir pada usia 35-40 tahun. Dewasa awal ditandai oleh adanya eksperimen dan
eksplorasi.
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Penyesuaian diri menjadikan periode ini
suatu periode khusus dan sulit dari rentang kehidupan seseorang, apalagi tugas
perkembangan yang harus dijalankan individu pada rentang usia ini adalah memilih
seorang teman hidup, belajar hidup bersama bersama suami atau istri membentuk suatu
keluarga (Hurlock, 2006). Pada masa dewasa awal diharapkan memainkan peran baru
seperti peran suami atau istri, orangtua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap
baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini.
dan psikologis dalam periode yang cukup lama. Ketika perubahan-perubahan tersebut
tidak bisa diterima dan dimanfaatkan dengan baik, maka hal tersebut akan menjadi suatu
awal berada dalam tahap hubungan hangat dekat dan komunikatif dengan atau tidak
melibatkan kontak seksual. Apabila gagal dalam bentuk keintiman, ia akan mengalami isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dari orang
lain). Menurut para ahli psikologi perkembangan, Santrock, orang dewasa muda termasuk masa
transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, serta transisi peran sosial.
Agoes Soejanto memandang masa adolescence, sebagai masa peralihan dari masa remaja
Dengan latar belakang diatas, maka makalah ini mempunyai tujuan, yaitu untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan dan mengidentifikasi
kemungkinan hambatan perkembangan sesuai teori-teori psikologi perkembangan
(holistik) pada masa dewasa awal, terhadap penulis sendiri khususnya dan pembaca
pada umumnya. Dan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi perkembangan
sepanjang hayat program studi psikologi semester dua di Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
1.4 Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Secara etimologi, istilah adult atau dewasa awal berasal dari bahasa latin, bentuk
lampau kata adult yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang
sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang
telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1999).
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. Ia tak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis maupun psikologis pada orang tuanya (Dariyo, 2003).
Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat pertumbuhan-pertumbuhan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Sementara itu, Santrock (dalam
Dariyo, 2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang tergolong dewasa awal
(young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
Valliant (dalam Papalia, dkk 1998) membagi tiga masa dewasa awal yaitu masa
pembentukkan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukkan dimulai pada
usia 20 hingga 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan persahabatan. Masa
konsolidasi (usia 30-40 tahun) merupakan masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan
pernikahan, sedangkan masa transisi (sekitar usia 40-tahun) merupakan masa
meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
diperoleh.
2.2 Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
pola- pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut
untuk memulai kehidupannya dalam memerankan peran ganda seperti peran sebagai
suami atau istri dan peran dalam dunia kerja atau biasa disebut berkarier.
Masa dewasa juga dikatakan sebagai masa sulit bagi seorang individu karena pada
masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan
berusaha untuk dapat mandiri. Ciri-ciri masa dewasa awal yaitu :
1. Masa Pengaturan (Settle Down)
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana
yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup
yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka ia akan
mengembangkan pola-pola seperti perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan
menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
9. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas dalam
berbuat apa yang diinginkan. Namun kreativitas tergantung pada minat, potensi, dan
kesempatan. Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor yang
dapat menunjukkan kedewasaan yaitu: kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi,
dan pertumbuhan spiritual, dan moral.
Sementara itu Erikson sebagaimana dikutip oleh F.J. Monks menyebutkan ciri-ciri
setiap tahapan usia dewasa sebagai berikut:
1. Usia dewasa awal di tandai oleh penemuan intimitas ataupun isolasi diri.
Artinya, ia dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat menemukan keakraban dengan
pasangannya, atau sebaliknya, menjadi pribadi yang selalu mengisolasi dirinya. Hal
tersebut tergantung dari sikap dan pola asuh orangtua serta lingkungan keluarga yang
membentuknya.
2. Masa dewasa pertengahan ditandai dengan perkembangannya seseorang ke arah
generativitas atau stagnasi.
Artinya dalam fase ini seseorang dapat menjadi produktif dan kreatif, yakni memiliki
kesempatan untuk mendidik generasi selanjutnya dan mengembangkan kultur budaya
yang telah ada, atau sebaliknya bersikap kaku dan egois terhadap perubahan dan sesuatu
yang baru.
3. Masa tua atau lanjut usia merupakan masa akhir kehidupan seseorang, yang ditandai
dengan perkembangannya seseorang ke arah integritas ego ataupun putus asa.
2.3 Karakteristik Dewasa Awal
Valliant (dalam Papalia. dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini
merupakan masa adaptasi dengan kehidupan. Sekitar usia duapuluhan hingga tiga puluh
individu dewasa awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai
kemandirian, menikah, mempunyai anak, dan membangun persahabatan yang erat.
Valliant (dalam Papalia, olds, & Feldmen, 1998) mengidentifikasi empat karakter dari
masa dewasa awal sebagai mekanisme adaptasi yaitu menjadi matang, tidak matang,
psikosis, neurosis. Individu yang matang, secara fisik dan mental lebih sehat, lebih
bahagia, dan lebih puas dalam kehidupan pribadinya.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal dan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat pada tahun pertama dalam kehidupan post natal.
Pertumbuhan cepat berikutnya akan terjadi pada masa pubertas (adolesent). Pertumbuhan
cepat kedua ini bagi wanita dimulai pada usia kurang lebih 9 sampai 12 tahun, dan akan
mencapai puncaknya pada umur 13 tahun. sejak itu, kecepatan bertumbuh cepat
berkurang dan hampir berakhir pada usia 16 tahun. setelah usia ini, pertumbuhan fisik
seorang wanita berjalan lambat. Pola pertumbuhan cepat juga terjadi pada anak laki-laki,
namun mulainya lebih lambat dan berlangsung lebih lama dibandingan dengan anak wanita.
Pada pria pertumbuhan cepat berlangsung kira-kira usia 11 sampai 16 tahun yang diikuti
berkurangnya pertumbuhan secara sedikit demi sedikit dan akhirnya hampir berhenti di
usia 20 tahun.
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, emosi adalah ”setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif, baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang
luas dan mendalam”. Yang dimaksud warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu
yang dialami pada saat menghadapi situasi-situasi tertentu, misalnya gembira, bahagia, putus
asa, terkejut, benci, was-was. Warna afektif ini kadang-kadang kuat, lemah atau samar-
samar saja. Emosi merupakan salah satu peristiwa psikologis yang mengandung ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan
dan berfikir.
2. Bersifat fluktuatif.
3. Banyak berasangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra.
Menurut teori James dan Lange, emosi itu timbul sebagai hasil persepsi seseorang
terhadap perubahan-perubahan jasmani sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan
dari luar. Emosi dapat dikatakan sebagai suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan
yang stabil terhadap suatu objek permasalahan sehingga untuk mengambil suatu keputusan
atau bertingkah laku didasari dengan suatu pertimbangan dan tidak mudah berubah-ubah dari
satu suasana hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 2004). Walgito (2002)
menjelaskan bahwa bila seseorang telah matang emosinya, maka individu tersebut telah
dapat mengendalikan emosinya, sehingga individu akan berpikir secara matang, berpikir
secara baik, dan berpikir secara obyektif.
Ketika seseorang memasuki usia dewasa awal, terjadi pemantapan dan kestabilan
dalam emosi sebagai hasil belajar dan pengalaman yang telah dilalui. Usia dewasa awal
telah berkemampuan menghadapi rangsangan yang makin rumit dan semakin mampu
mengendalikan emosinya. Rangsangan yang menimbulkan emosi direspon dengan
prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dihormati. Selain itu, usia dewasa awal
semakin diplomatis dan mampu berpura-pura menutupi perasaannya, sangat mungkin
mereka bersikap tersenyum memuji, namun dengan rasa benci di hati, mereka semakin
mampu berdrama dengan topeng kepribadian yang sedang mencari bentuknya.
Dari segi sosial, semua usia dewasa mempunyai minat atau keinginan untuk lebih
berarti dan berdaya guna bagi lingkungan masyarakatnya. Mereka menginginkan posisi
dan kedudukan tertentu dalam lingkungan sosial, baik dalam keluarga, karier,
maupun masyarakatnya. Mereka menolak adanya keterkecualian atas penolakan orang
lain, atas dasar inilah banyak usaia dewasa awal yang mengarahkan minat sosialnya
dalam aktivitas-aktivitas sosial dalam masyarakat. Menurut Andi Mappiare, memasuki
usia 30 tahun, pada umumnya dewasa awal baik laki-laki maupun perempuan, telah
mencapai penyesuaian dan pemantapan diri terhadap berbagai perubahan dalam aktivitas
sosialnya yang baru.
Selain mengalami pembentukan fisik, intelektual, emosi (psikis) dan sosial, usia
dewasa awal juga mengalami perkembangan dalam kematangan beragama. Kematangan
dari berbagai segi ini merupakan unsur pembentuk kepribadian usia dewasa awal. Tugas
utama orang tua adalah membawa anak-anak mereka menuju kedewasaan penuh dalam
berbgai segi perkembangan. Dengan begitu, mereka akan menjadi pribadi yang matang
dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya di dunia dan di akhirat. Menurut Charles
Glock, terdapat lima dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan beragama
seseorang, yaitu :
1. Ideologi, yaitu dimensi yang berorientasi pada aktivitas mental untuk
memperlihatkan keterikatan dan komitmennya terhadap agama.
2. Ritual, merupakan dimensi yang berkenaan dengan intensitas dan frekuensi
seseorang di tempat-tempat ibadah dalam berbagai situasi.
3. Pengalaman khusus yang mengarahkan perhatian dan pengalaman mistik yng pernah
dilaluinya.
4. Itelektual, dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan mengenai praktek-praktek
keagamaan.
5. Konsekuensional, digunakan untuk mengetahui realitas tingkah laku orang yang
beragama dalam kehidupannya sehari-hari, terutama dalam hubungan dengan
sesamanya.
Pada akhir masa remaja, hampir seluruh aspek kehidupan individu telah
berkembang dan siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai orang dewasa.
Havinghurts membagi kehidupan masa dewasa atas tiga fase, yaitu dewasa awal, dewasa, dan
usia lanjut. Pada dewasa awal tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu
adalah :
1. Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup bersama pasangan hidup.
3. Memulai hidup berkeluarga.
4. Memelihara dan mendidik anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai kegiatan pekerjaan.
7. Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara.
8. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.
2.11 Kematangan Emosi Pada Dewasa Awal
Tahapan dewasa awal dimulai umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif (Hurlock, 1999). Lebih lanjut Hurlock menekankan untuk mencapai
kematangan emosi harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat
menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya dengan membicarakan berbagai
masalah pribadi dengan orang lain. Hurlock juga mengungkapkan bahwa pada dewasa
awal sebagai masa ketegangan emosional dimana seseorang bingung dan mengalami keresahan
emosional.
Pada masa dewasa awal, perkembangan dan pembentukan sikap dapat terjadi
secara maksimum dan diharapkan pada periode ini individu dapat mencapai tingkat kematangan.
Menurut Allport (dalam Duane Schultz, 2005) ada enam dimensi kematangan pada masa
dewasa awal. Enam dimensi ini mencakup :
1. Perluasan diri
Individu secara bertahap memperluas pemahaman mereka yang meliputi berbagai
segi atau unsur lingkungan pada awalnya keterlibatan individu terbatas dalam keluarga,
tapi dengan berjalannya waktu maka keterlibatannya berkembang dengan kelompok
teman sebaya dalam kegiatan sekolah dan sebagainya.
2. Berhubungan hangat dengan orang lain
Kapasitas intiminasi kearah ingin menyenangkan hati orang lain. Intiminasi
diartikan sebagai memahami, penerimaan, dan empati terhadap orang lain.
3. Rasa Aman Emosional
Ada 4 hal penting dalam hal ini, yaitu: (1) penerimaan diri adalah kemampuan
untuk mengakui diri kita seutuhnya dalam kekurangan atau ketidaksempurnaan kita, (2)
penerimaan emosi yang matang, orang menerima emosinya sebagai bagian yang wajar,
(3) toleransi terhadap frustasi adalah kapasitas untuk tetap berfungsi meskipun dalam
keadaan stres sejauhmana keyakinan kita dalam pengungkapan diri kita itu diperhatikan,
(4) percaya diri, orang yang sadar akan emosinya sendiri tidak merasa takut diperhatikan
memiliki kontrol dalam pengungkapan diri mereka
4. Persepsi yang realistik
Dalam hal ini, kematangan diartikan sebagai tetap berhubungan dengan realita
tanpa mengubah lingkungan untuk melihat tujuan dan kebutuhan individu.
5. Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki
Seseorang yang memiliki beberapa keterampilan dasar, sebenarnya tidak
memungkinkan untuk memelihara kenyamanan yang penting untuk berkembangnya
kematangan orang yang memiliki kemampuan atau orang yang terampil di dirinya oleh
kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan melalui berbagai jenis kegiatan.
6. Pengetahuan atau pemahaman diri
Menurut Allport, pengetahuan akan diri mencakup tiga kapasitas: mengetahui apa
yang dapat dilakukan, tidak dapat dilakukan dan yang harus dilakukan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran diatas mengenai masa dewasa awal dapat disimpulkan bahwa
dewasa awal merupakan masa dimana fisik dan tertentu mengalami perubahan yang
bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap
perubahan yang muncul pada dirinya. Masa dewasa awal yaitu individu yang
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat,
pertumbuhan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak dan berusia antara 20
hingga 40 tahun.
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa. Seperti masa
muda, rentang usia bagi tumbuh dewasa kira-kira di antara usia 18 hingga 25 tahun.
Percobaan pencarian menandai seseorang yang berada pada masa tumbuh dewasa.
Perkembangan fisik pada masa dewasa awal berada dipuncak kesehatan, kekuatan
energi dan daya tahan, serta dipuncak fungsi sensori dan motorik.
Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal terjadi peralhan dari pendalaman
informasi dan keterampilan (apa yang perlu saya tahu) ke integrasi praktis pengetahuan
dan keterampilan (bagaimana menerapkan apa yang saya tahu).
Nurpratiwi, A. (2010). Pengaruh kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap
kepuasan penukahan pada dewasa awal.