Anda di halaman 1dari 11

FASE USIA MADYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas 


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan 
Dosen Pengampu Dr. Hj.N.Hani herlina,S.Ag,M,pd.I.

Disusun oleh :
1. Aditya Muhamad Nizar Saputra
2. Elsa Selvia Febriani
3. Gilang Ramadhan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS 
JAWA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fase Usia Madya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka, latar belakang dan tujuan
pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan mengenai Fase Usia Madya dan
penutup yang berisi kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah kami. Makalah ini juga
kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam
penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Ciamis, 27 Mei  2021

  
Penyusun  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Usia Madya
2.2 Penyesuaian Pribadi dan Sosial
2.3 Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40
sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan fisik, mental serta
perubahan minat (Hurlock,1980). Menurut Erikson (dalam Santrock, 2002), usia madya
merupakan masa kritis dimana baik generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan
stagnansi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut Erikson, (dalam
Santrock, 2002) pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya
mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Masa dewasa madya ini
berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara
lain: masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupannya dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhartiannya
terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Karakteristik Usia Madya


2. Bagaimana Penyesuaian terhadap Pribadi dan Sosial
3. Bagaimana Penyesuaian terhadap Pekerjaan dan Keluarga

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Karakteristik Usia Madya


2. Mengetahui Penyesuaian terhadap Pribadi dan Sosial
3. Mengetahui Penyesuaian terhadap Pekerjaan dan Keluarga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Usia Madya

Menurut Hurlock (1980) terdapat beberapa karakteristik atau ciriciri pada Fase Usia Madya,
yaitu:
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin
terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena
itu orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah
mencapai usia tersebut.
2. Usia madya merupakan masa transisi
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-
kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya
merupakan masa di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan
yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
3. Usia madya adalah masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,
khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung
merusak homeo stasis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis, dan aspek social kehidupan mereka.
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Ciri keempat dari usia madya adalah bahwa umumnya usia ini dianggap atau
dipandang sebagai usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia yang
berbahaya dalam rentang kehidupan.
5. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa, demikian juga
pria dan wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua.
Franzblau (dalam Hurluck, 1980) mengatakan bahwa “orang yang berusia
madya seolah-olah berdiri di antara Generasi Pemberontak yang lebih muda
dan Generasi Warga Senior”.
6. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1980), usia madya merupakan masa krisis
“generativitas”(generativity) kecenderungan untuk menghasilkan maupun
stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.
7. Usia madya merupakan masa evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita
mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan
saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula
harapan–harapan orang lain, khususnya semula dan harapan-harapan orang
lain, khsusnya anggota keluarga dan teman.
8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ciri kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi dengan
standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita. Walaupun
perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan
wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam
kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
9. Usia madya merupakan masa sepi
Ciri kesembilan dari usia madya adalah bahwa masa ini dialami masa sepi
(empty nest), masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama
orangtua. Kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah
lebih lambat dibandingkan dengan usia rata-rata, atau menunda kelahirahan
anak hingga mereka lebih mapan dalam karir, atau mempunyai keluarga
besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan
perkawinan.
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir
usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Para pria mejadi jenuh dengan kegiatan
rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan
sedikit hiburan.

2.2 Penyesuaian Pribadi dan Sosial

Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
1. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
2. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama
ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

5. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis.

6. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.

7. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan berbahagia.

8. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan.

9. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa.

10. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

Penyesuaian Pribadi :
● Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
● Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan)
keluarga.
● Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
Penyesuaian Sosial :
● Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
● Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan dengan cara menjaga pola
hidup sehat dan berolahraga.
● Menghindara kesepian atau menyendiri, harus bersosial dengan keluarga dan
masyarakat.
● Selalu Berkomunikasi

2.3 Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga

Penyesuaian diri yang berpusat di sekitar pekerjaan dan keluarga lebih sulit pada usia madya
daripada penyesuaian pribadi dan sosial di usia sebelumnya. Membangun dan
mempertahankan suatu standart hidup yang menyenangkan menjadi semakin sulit. Perubahan
pola keluarga, untuk berperan sebagai penasehat anak-anak yang hampir dewasa. Menemukan
kesulitan berhubungan dengan pasangannya sebagai pribadi. Jauh universal masalah
membujang, menduda, perceraian mengganggu usia madya. Usia madya penyesuaian yang
paling sulit adalah penyesuaian merawat orang tua. Masalah berhubungan dengan penyesuaian
pekerjaan semakin meningkat. Tambahan terhadap masalah penyesuaian, mereka yang berusia
madya terhadap masa tua dihadapkan dengan masalah baru.
Penyesuaian pekerjaan :
Orang hidup, sampai usia madya hanya sedikit yang tetap bekerja. Pola kerja dan kondisi yang
ada terjadi lebih lambat.

Perbedaan jenis kelamin;


Semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja, pengalaman menyesuaikan
diri dengan pekerjaannya sama dengan yang dialami pria. Peran penyesuaian yang dialami
wanita saat dia harus bekerja diluar rumah dan mengurus anak. Peran pria saat dia tidak
bekerja dan hanya bekerja dirumah mengasuh anak.

Ambang pensiun dan lanjut usia


Pada orang dewasa lanjut yang menjalani masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri
paling baik adalah lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan
baik, memiliki sosial luas diantaranya teman dan keluarga, bisa merasa puas dengan
kehidupannya sebelum pensiun.
Penilaian penyesuaian pekerjaan
1. Prestasi
2. Kepuasan kerja
Penyesuaian keluarga :
Penyesuan terhadap keluarga di usia madya sangat kompleks, individu pada usia madya akan
menghadapi keluarga yang semakin dewasa dan semakin banyak jumlah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, karakteristik usia madya adalah usia madya


merupakan periode yang sangat ditakuti, usia madya merupakan masa transisi,
usia madya adalah masa stress, usia madya adalah usia yang berbahaya, usia
madya adalah usia canggung, usia madya adalah masa berprestasi, usia madya
merupakan masa evaluasi, usia madya dievaluasi dengan standar ganda, usia
madya merupakan masa sepi, dan usia madya merupakan masa jenuh. Setengah
baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja. Khusus usia setengah baya,
sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal fisik dan psikis juga terdapat
kesamaan antara dua masa kehidupan itu.
Kalau posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanak-kanak dan
belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam peralihan, tidak muda
dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bhagi hal-hal
fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah
baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan,
maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan
perasaan yang menyertainya adalah sama yaitu “swalah tingkah”, canggung dan kadang-kadang
bingung .
3.2Saran

Mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan makalah, penyusun mengakui bahwa Makalah
ini memang belum bisa dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penyusun memerlukan saran dan
kritik untuk makalah ini agar bisa lebih sempurna untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1970/5/128600385_file5.pdf

https://bossart-imageanime.blogspot.com/2015/11/usia-madya-penyesuaian-pekerjaan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai