1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami bahwa dirinya berada pada masa remaja
2. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang perasaan malu/shyness
3. Peserta didik/konseli memahami faktor-faktor penyebab perasaan malu/shyness
4. peserta didik/konseli mengatasi perasaan malu/shyness
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Diskusi
2. Alat / Media : HP, Papan Tulis, VIDEO/LINK YOUTUBE shyness
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dan menerima peserta didik dengan hangat
1.2. Membuka dan mengawali kegiatan dengan membaca do’a
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
2. Tahap Inti
2.1. Guru BK menyampaikan pengantar dan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
2.2. Guru BK memberikan link youtobe kepada peserta didik dan berdiskusi mengenai video tersebut
2.3. Peserta didik memperhatikan penjelasan video serta materi yang diberikan mengenai mengatasi perasa
malu
2.4. Guru BK meminta peserta didik mengamati mengenai tampilan video mengatasi perasaan malu/shyness
2.5. Peserta didik mencari dan membuat slogan kata-kata motivasi dan inspirasi dalam mengatasi rasa malu
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan dan melakuk
refleksi
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu percaya diri untuk mengatasi rasa malu
3.4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil peserta didik
dan sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti layanan pribadi antara lain : suasa ya
dirasakan, pentingnya topik yang dibahas dan cara penyampaian (dilakukan menggunakan link google form)
Padalarang, Mei 2021
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
A. Definisi Shyness
Perasaan malu (shyness) dapat dialami semua orang. Akan tetapi perasaan
malu (shyness) dapat menjadi suatu problem jika muncul secara menetap
dengan disertai kesepian, kecemasan, dan frustrasi (Scott dalam Dwi
Nurhayati Adhani, 2013). Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa
perasaan malu (shyness) dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu
kurangnya self awareness, munculnya simptom depresi, bahkan minimnya
interaksi sosial yang dilakukan
Shyness atau rasa malu menurut Carducci & Golant (2009)
merupakan kondisi ketidak nyamanan seseorang sehingga akan munculnya
hambatan perilaku jika terdapat kehadiran orang lain di dekatnya. Orang
yang memiliki perilaku shyness dapat ditunjukkan dengan adanya sikap
diam, perasaan malu, muka menjadi merah, gagap, dan cemas. Menurut
Dingman & Bloom (2012) shyness dapat dideskripsikan sebagai rasa
cemas atau canggung saat seseorang berada di suatu situasi baru atau
didekati oleh orang lain yang tidak dikenal, dimana bentuk yang lebih kuat
dari shyness adalah social anxiety atau social phobia.
Perasaan malu (shyness) merupakan suatu konsep dari ketakutan
untuk menghadapi situasi yang baru atau kesadaran diri saat berada pada
lingkungan sosial yang mengandung penilaian dari peers (Rubin dalam
Dwi Nurhayati Adhani, 2013). Definisi lain dari perasaan malu (shyness)
merupakan suatu perasaan rasa ketakutan, ketegangan saat menghadapi
lingkungan sosial, dengan adanya perasaan untuk dievaluasi oleh
lingkungan sosial. Seseorang yang shyness merasa tegang, takut untuk
mengungkapkan ucapan atau ungkapan, keengganan untuk
mengekspresikan pendapat, dan merespon saat berinteraksi dengan
lingkungan sosial (Crozier dalam Dwi Nurhayati Adhani, 2013). Jones dan
Russel mengartikan shyness sebagai sekumpulan perasaan atau sikap
umum tetapi sering terjadi pada saat situasi sosial. Shyness ini menjadi
sumber kecemasan sosial yang menghambat individu untuk berhubungan
dengan orang lain atau hubungan sosial.
Dapat disimpulkan dari berbagai definisi diatas bahawa shyness
suatu bentuk kecemasan serta rasa malu yang berlebihan ketika
berinteraksi sosial atau bertemu dengan orang baru, perilaku shyness dapat
menghambat dan mengganggu kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain serta berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
sekitarnya.
Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiliki gangguan shyness,
yaitu :
a. Kurang berani bicara dengan guru
b. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
c. Tidak bersedia untuk berdiri didepan kelas
d. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
e. Lebih senang bermain sendiri
f. Tidak berani tampil dalam permainan
g. Membatasi diri dalam pergaulan
h. Anak tidak banyak bicara
i. Anak kurang terbuka
D. Macam-Macam Shyness
Menurut Buss terdapat dua tipe pemalu (shyness), yaitu (Schmidt dalam
Dwi Nurhayati Adhani, 2013):
a. Fearfull shyness yang disebabkan oleh situasi yang baru, situasi yang
menurut individu mengganggu, adanya evaluasi dari orang lain, dan
berbicara dengan orang yang banyak di depan. Situasi baru
dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1. Situasi yang baru;
2. Bertemu dengan seseorang yang baru
3. Bertemu dengan lebih dari satu orang baru, misalnya berinteraksi
dengan orang baru, datang ke acara informal, bergabung dengan
suatu kelas yang baru.
Berbicara dengan orang banyak dikategorikaan menjadi dua, yaitu:
1. Membuat presentasi di depan banyak orang atau depan umum.
2. Berbicara di depan umum, dan menjelaskan tentang poin
permasalahan di depan banyak orang atau umum. Semua kategori
tersebut melibatkan evaluasi dari orang lain.
b. Self Conscious shyness disebabkan oleh menjadi pusat perhatian orang
lain, menjadi orang yang berbeda diantara orang lain, berinteraksi
dengan figure otoritas atau seseorang yang mempunyai status,
menghadiri situasi formal, dan menjadi fokus perhatian apa yang
dipikirkan dan diperhatikan orang lain.
Afandi, N. A., Adhani, D. N., & Hasiana, I. (2014). Perasaan Malu (Shyness)
pada Mahasiswa Baru di Program Studi Psikologi Universitas Trunojoyo
Madura. Personifikasi, 5(1), 43-63.
Hidayati, D. S. (2016). Shyness dan Loneliness. In Seminar Asean 2nd
Psychology and Humanity (pp. 102-107).
Sunanjar, E. M. (2018). HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN
SHYNESS DENGAN PROBLEMATIC SMARTPHONE USE
MELALUI PERSEPSI DIRI SEBAGAI MEDIATOR (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Rosyidah, R. (2010). Studi kasus kecenderungan pemalu (shyness) pada remaja
awal di Desa Giri Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik (Doctoral
dissertation, IAIN Sunan Ampel Surabaya).
Husen, M., Widyastuti, W., & Anwar, H. (2020). PELATIHAN KOMUNIKASI
EFEKTIF UNTUK MENGURANGI SHYNESS PADA MAHASISWA
BARU PENDATANG DI MAKASSAR. Jurnal Psikologi TALENTA,
2(2), 15.
Muhammad, Y., Murdiana, S., & Ridfah, A. (2019). TRAIT KEPRIBADIAN
BIG FIVE DAN SHYNESS PADA MAHASISWA BARU. Jurnal
Psikologi Klinis Indonesia, 4(2), 83-83.
Trijayanti, S. (2016). PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI SIFAT
PEMALU PADA ANAK. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:
Prodi Pendidikan PG PAUD.
Herlina, U. (2016). Teknik Role Playing dalam Konseling Kelompok. Sosial
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 2(1), 94-107.
Novikasari, M. Peranan Guru dalam Mengatasi Anak Pemalu di Raudhatul Athfal
Dharma Wanita Kementerian Agama. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 4(5).
Ritonga, A. A. (2014). PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
TEKNIK ROLE PLATING TERHADAP PENGURANGAN RASA
MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN AJARAN
2013/2014 (Doctoral dissertation, UNIMED).
Mengatasi
Perasaan Malu
ASPEK PERKEMBANGAN
Kematangan pikiran, perasaan
KOMPETENSI
Mengekspresikn perasaan atas pertimbangan dasar kontekstual
BIDANG BIMBINGAN
Pribadi-Sosial
INDIKATOR
Mampu mengatasi dan mengendalikan perasan malu
TUJUAN
Peserta didik mampu mengatasi dan mengendalikan perasaan malu dengan baik
NILAI-NILAI KARAKTER
Mandiri, demokratis, bersahabat/komunikatif, peduli social, tanggung jawab
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
LANGKAH 1
Apa yang kamu ketahui tentang mengatasi perasaan malu atau shyness ?
Apa yang kamu lakukan jika kamu mengalami perasaan malu atau shyness ?
Apa yang
seharusnya
kamu lakukan
jika mengalami
perasaan malu
atau shyness ?
LANGKAH 2
Semua orang pastinya pernah mengalami gangguan atau perasaan malu ketika
berada dalam situasi baru, tempat baru, atau ketika disekolah diharuskan oleh guru
maju misalkan untuk membacakan puisi, ada kalanya terdapat pemikiran seperti
tidak lagi bisa mengendalikan perasaan malu yang kita rasakan sehingga pikiran
kita menjadi cemas, bingung bahkan sampai berkeringat dingin.
Pada situasi seperti itu pastinya bahwa kendali atas perasaan itu selalu ada di
tangan kita sendiri karena kita sendirilah yang tau dan merasakan bagaimana
perasaan malu itu terjadi.
Coba tuliskan situasi-situasi ketika kamu sulit mengendalikan perasaan malu yang
pernah kamu alami dalamkotak dibawah !
LANGKAH 3
Perasaan malu atau gangguan shyness itu timbul dikarenakenan beberapa faktor.
Faktor yang timbul bisa berasal dari internal atau eksternal. Coba pikirkan faktor
munculnya perasan malu yang dialami, kemudian tuliskan faktor-faktor penyebab
timbulnya perasaan malu itu !
INTERNAL
EKSTERNAL
LANGKAH 4
Setelah kamu menuliskan apa yang akan kamu lakukan untuk meminimalisir agar
tidak munculnya perasaan malu dan menuliskan apa yang seharusnya kamu
lakukan ketika ngalami perasaan malu, mulai kapan anda akan melakukannya ?
LANGKAH 6
Dari level 1 s.d. 5, seberapa yakin kamu mampu mengendalikan dan mengatasi
perasaan malu ? Lingkarilah gambar dibawah gambar dibawah ini !