Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Syudirman M.Pd
Disusun Oleh:
1. Ahmad Yani (180106174)
2. Nurul Firadenti (180106161)
3. Indah Natasia (180106151)
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya untuk hidup yang lebih panjang, shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang dengan
semangatnya yang begitu mulia.
Terima kasih kepada dosen pengampu MSI yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk mengerjakan tugas makalah tentang “Konsep, tugas dan tahapan
perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional masa dewasa awal”
kami harap semoga makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan para
pembaca, namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan ide-ide yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah yang jauh lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian masa dewasa awal........................................................................4
B. Cirri-ciri masa dewasa awal...........................................................................5
C. Perubahan biologis dan Fisik dimasa dewasa................................................11
D. Hubungan dan penyesuaian psikologis terhadap kesehatan fisik...................14
1
Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, 2014, hal. 328
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999),
orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically
trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial
(social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi
sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan
dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,
mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat
hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan
secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa
awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit,
mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal
adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh
kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja
dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada
kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam pikiran banyak orang, masa
dewasa dihubungkan dengan kebijaksanaan. Semakin dewasa seseorang, semakin bijak
ia. Ekspetasi masyarakat ini mempengaruhi persepsi kita tentang kecerdasan orang
dewasa.
2
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta, 2013, Hal. 246
3
Elizabeth B. Hurlock, psikologi perkembangan, Jakarta, 1980, Hal. 247
memenuhi suara hatinya. Menentukan kemantapan atau pilihan seseorang bekerja
tanggung jawab yang harus di pikulnya sebelum ia mulai berkarya.
Contohnya :
pria yang memilih ilmu kedokteran sebagai karirnya tentu saja tidak dapat cepat-
cepat siap bekerja sampai usianya mendekatai umur 30an karena ia harus menyelesaikan
pendidikan sekolah atas dulu kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dokter.
Sekali seorang menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi
kebutuhannya ia akan mengembangkan pola pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang
cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya. Setiap keharusan mengubah
pola ini pada usia setengah baya atau usia lanjut akan sulit dan dapat menimbulkan
gangguan emosional. Tidak di sangsikan lagi ,berbagai ketidakpuasan dan ketidak
bahagiaan yang di dapati seseorang pada usia ini adalah akibat keputusan rumah tangga
atau bekerja yang tergesa-gesa sebelum menemukan suatu pola hidup yang memberikan
kemungkinan kemungkinan untuk kepuasan sepanjang hidup.
2. Masa usia dewasa awal sebagai “usia reproduktif”
4
Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup
orang dewasa .orang yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia
20an atau 30an,beberapa sudah menjadi kakek atau nenek sebelum masa awal berakhir.
orang yang belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai
kehidupan karirnya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa dia mampu
berkeluarga. perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar 30an.demikian pula,
jika wanita ingin berkarir sesudah menikah ,ia akan menunda untuk mempunyai anak
sampai usia 30an.dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa
dewasa awal merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan
mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun tahun
terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa awal merupakan masa
reproduksi.
3. Masa dewasa awal sebagai “ masa bermasalah”
4
Elizabeth B. Hurlock, psikologi perkembangan, Jakarta, 1980, Hal. 247
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi
seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dengan dari masalah-
masalah yang sudah dialami sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun, pada
tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak
susah untuk mengatasinya. Meskipun mereka sekarang dapat memberikan suaranya,
memiliki harta benda, menikah tanpa persetujuan orang tuamserta dapat melakukan
berbagai hal yang tidak dapat di lakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara
hukum masih 21 tahun, jelas pula bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan masalah-
masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang masih muda itu sendiri
maupun oleh kedua orang tuanya”. Penyesuaian diri terhadap masalah masa dewasa awal
menjadi lebih intensif dengan diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk
menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak muda hamper tidak mempunyai
waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa
dewasa awal begitu sulit :
Sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis
masalah yang perlu diatasi sebagai orang dewasa. Mencoba menguasai dua atau lebih
keterampilan serempak biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil. Mungkin yang
paling berat dari semuanya orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka, tidak seperti sewaktu mereka
dianggap belum dewasa
4. Masa dewasa awal sebagai “masa ketegangan emosional”
5
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan
dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-
ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini
pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan
yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang
dialami dalam pergumulan persoalan.
5
Elizabeth B. Hurlock, psikologi perkembangan, Jakarta, 1980, Hal. 249
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai tigapuluhan, hal itu umumnya
Nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung
dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya
mereka dalam upaya penyelesaian itu.
5. Masa dewasa awal sebagai “masa keterasingan sosial”
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan dewasa, yaitu kerier, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-
teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu
keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai
akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun,
akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis
keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk
maju dalam karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan
persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian
besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan
waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan
yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini tentunya menambah kesepian
mereka.
6. Masa dewasa dini sebagai “masa komitmen”
Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami perubahan, dimana mereka
akan memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen sendiri.
Mengenai komitmen, Bardwick mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang
mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggung
jawab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat
demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda
menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut
orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik di
sekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir, hidup anda
akan berkarier sebagai guru besar”
7. Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan.
6
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa
biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang
memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka
memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masih tergantung pada
orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini
mungkin pada orang tua yang membiayai pendidikan.
8. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai.
Perubahan terjadi karena adanya pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dan
nilai-nilai itu dapat dilihat dari kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabkan
karena beberapa alasan yaitu individu ingin diterima oleh anggota kelompok orang
dewasa, individu menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-
nilai konvensional dalam hal keyakinan dan perilaku. Banyak nilai masa kanak-kanak
dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan
orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang
dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak
berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih suatu
keberhasilan social, karier, dan kepuasan pribadi. Akibat dari nilai-nilai yang berubah
seperti itu, banyak orang dewasa yang semula putus sekolah atau universitas memutuskan
untuk sekolah kembali dan belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak
yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka
mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan
tinggi.
9. Masa dewasa dini masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup baru paling
menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua. Perkawinan sesudah kehamilan tidak
di anggap hal yang perlu dirahasiakan seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri
yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat
yang menggantikan pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola pola baru
bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga berorang tua tunggal dan
6
Elizabeth B. Hurlock, psikologi perkembangan, Jakarta, 1980, Hal. 250
berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya pada unit-unit kerja yang besar dan
impersonal di bidang bisnis dan industri
10. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif.
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun
guru-gurunya sehingga terlebas dari belenggu ini dan bebas untuk berbuat apa yang
mereka inginkan. Bentuk kreatifitas ini tergantung dengan minat dan kemampuan
individual. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung
pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan
kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang
memungkinkan ekspresi kreativitas.
Masa Dewasa Dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru. Di antara
berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru,
yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar persamaan
derajat (egalitarian) yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta
pola-pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, serta berbagai pola baru.
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson
(dalam Mappiare: 17), terdapat tujuh ciri kematangan psikologi, sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang
berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-
perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi.
Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang
yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan
itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja
secara terbimbing menuju arahnya.
Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir
perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya
sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan
dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran
orang lain demi peningkatan dirinya.
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau
memberi kesempatan pada orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan.
Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat
dinilainya secara sungguh-sungguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi
tetap dia bertanggung jawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel
dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan
situasi-situasi baru
Optimalisasi Perkembangan Masa Dewasa awal, Dewasa dini/awal adalah masa
dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak perkembangan baik fisik
maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-
masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan
mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius
pada masa selanjutnya.
7
Penney Upton, Psikologi Perkembangan, Erlangga, 2012, Hal. 220
Hanya perubahan-perubahan fisik kecil yang yang tampak pada usia 20-an dan 30-an
tahun, namun setelah mencapai usia 40-an banyak orang mulai menampakkan perubahan-
perubahan fisik.
Salah satu efek yang paling nyata adalah hilangnya elastisitas kulit, terutama pada wajah.
Ini mengakibatkan garis-garis dan kerutan-kerutan yang dipandang sebagai salah satu
tanda pertama penuaan.
Kedua jender dapat mulai beruban atau mengalami penipisan rambut.
Perubahan-perubahan berat badan umumnya umumnya tampak disepanjang rentang
hidup termasuk pertambahan berat badan diusia paruh baya, diikuti dengan penurunan
berat badan ketika orang mencapai 60-an.
Penuaan mengakibatkan penurunan efisiensi sebagian besar sistem ragawi dimulai sejak
usia 20-an dan seterusnya.
Kekuatan dan fleksibilitas mulai menurun pada kedua jender diusia paruh baya kinerja
motorik melambat dan waktu reaksi menurun.
Meski demikian, menghindari gaya hidup yang tidak aktif tampaknya akan
memperlambat penurunan tersebut
Olahraga dalam taraf sedang diet sehat telah didapati melindungi dari stroke, penyait
jantung dan diabetes di usia tua.
Prof. Dr. Siti Rahayu Haditono. Psikologi perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Penney Upton. (2012) Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
Shiraev, B. Eric. (2012). Psikologi Lintas Kultural, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.