Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

“PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA DEWASA DAN


MASA USIA LANJUT ”

Disusun Oleh :
Kelompok 8
 Hartati Hafid : 2101414055
 Vivi Puspita : 2101414058
 Nensi elfayanti : 2101414095
 Nurpadilah yusri : 2101414116

DOSEN PENGAMPU : Juwita Crestiani M. S.Pd., M.Pd.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai “Psikologi Perkembangan masa dewasa dan masa usia lanjut”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada dosen mata kuliah Psikologi perkembangan anak yang telah
memberikan tugas terhadap kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Palopo, 18 maret 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
2.1 Psikologi Perkembangan Masa Dewasa.......................................... 3
2.2 Pembagian Masa Dewasa..................................................................... 3
2.3 Masa Dewasa Pertengahan (Usia Madya)............................................... 9
2.4 Masa Dewasa Akhir dan Perkembangannya............................................. 13
2.5 Ciri-ciri Masa Dewasa............................................................................... 16
2.6 Masa Usia Lanjut................................................................................. 35
BAB III PENUTUP.................................................................................... 40
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 40
3.2 Saran................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 41

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa dewasa merupakan waktu yang paling lama dialami setiap manusia
dalam rentang kehidupan. Menurut Hurlock (2012) tugas perkembangan
pada masa dewasa yang dimulai dengan dewasa awal adalah mulai bekerja,
memilih dan memperoleh pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai
membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang
menyenangkan. Dengan kata lain masa dewasa adalah masa di mana
seseorang semestinya sudah memperoleh pasangan hidup atau menikah,
terutama bagi perempuan karena menurut Jacoby dan Bernard (dalam
Suryani, 2007) setelah usia tertentu, umumnya sekitar usia 30 tahun, wanita
mendapat tekanan yang lebih besar untuk menikah dari orang tua, sahabat,
dan bahkan teman sekerjanya.
Sebagai akhir dari masa dewasa ini manusia akan menginjak masa tua
atau masa lansia, dimana masa tua itu adalah periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak
jauh’’ dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari
waktu yang penuh dangan manfaat. Ciri-ciri usia lanjut, usia lanjut dini yang
berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan usia lanjut
yang mulai pada usia tujuh puluh tahun sampai akhir kehidupan seseorang.
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu
masa dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Batasan lansia yang ditetapkan oleh WHO (2010) yaitu individu yang telah
berusia 60 tahun keatas. Usia enam puluhan biasanya dipandang sebagai
garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut. Individu dengan usia enam
puluhan biasanya digolongkan sebagai usia tua, yang berarti antara sedikit
lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah mereka mencapai
usia tujuh puluh (Hurlock, 2002). Hurlock mengemukakan bahwa tugas
perkembangan lanjut usia (lansia) adalah menyesuaikan diri dengan

1
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan berkurangnya income (penghasilan keluarga), menyesuaikan
diri dengan kematian pasangan hidup, membentuk hubungan dengan orang-
orang yang seusia, membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
dan menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkam latar belakang yang di sampaikan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana psikologi perkembangan masa dewasa?
2. Bagaimana psikologi masa usia lanjut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini di susun untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui mengetahui pembagian masa dewasa.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri setiap masa dewasa.
3. Untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik.
4. Untuk mengetahui perkembangan kognitif.
5. Untuk mengetahui perkembangan bahasa.
6. Untuk mengetahui perkembangan emosi.
7. Untuk mengetahui sosial-moral.
8. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan (3-7)
9. Untuk mengetahui bahaya pada masa dewasa.
10. Untuk mengetahui defenisi masa usia lanjut
11. Untuk mengetahui ciri-ciri usia lanjut
12. Untuk mengetahui kemampuan motorik pada usia lanjut.
13. Untuk mengetahui kemampuan mental pada usia lanjut

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA DEWASA
Psikologi secara umum dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang
berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana
perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental
organisme dan lingkungan eksternal.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun
kelompok. Dalam perkembangan masa dewasa seorang individu dalam
perkembangannya mulai dari masa dewasa awal sampai masa dewasa
lanjut mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya baik yang ditujukan
kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian pada
lingkungannya.
Masa dewasa ialah masa awal dan masa sulit seseorang individu dalam
menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan harapan soaial
barunya. Pada masa ini, seorang individu dituntut untuk melepaskan
ketergantungan kepada orang tua dan berusaha untuk mandiri sebagai
seorang manusia dewasa.
Pada masa dewasa merupakan waktu yang paling lama dialami setiap
manusia dalam rentang kehidupan. Menurut Hurlock (2012) tugas
perkembangan pada masa dewasa yang dimulai dengan dewasa awal
adalah mulai bekerja, memilih dan memperoleh pasangan, belajar hidup
dengan tunangan, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab
sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan
2.2 Pembagian Masa Dewasa
A. Masa dewasa awal
Pada dewasa awal merupakan masa dari perkembangan fisik yang
mengalami degradasi mengikuti umur seseorang. Pada masa dewasa
awal motivasi untuk meraih sesuatu hal sangat besar yang diduking
oleh kekuatan fisik yang prima.

3
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa
dewasa. Peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri baik dari
ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan
lebih realistis. Secara hukum dewasa awal sejak seseorang menginjak
usia 21 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang
menikah (meskipun belum berusia 21 tahun). Sedangkan dari lingkup
pendidikan yaitu masa dicapainya kemasakan kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang kesiapan. (Mappiare
15:1983)
Orang dewasa muda termasuk masa transisi baik secara fisik,
intelektual, peran sosial dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.Beberapa karakteristik dewasa awal dan pada
salah satu nantinya dikatakan bahwa dewasa awal dan pada salah satu
intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan
yang diperoleh. (Hurlock : 1993)
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri yang didapat sedikitdemi
sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental egenya.Dewasa
awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan
yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. (H. S. Becker)
Seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam
tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak
melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia
akan mengalami apa yang disebut isolasi yaitu merasa tersisihkan dari
orang lain, kesepian, menyalahkan diri krena berbeda dengan orang
lain. (Erickson dalam Monks, Knoers dan Haditono : 2001)
Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers dan Haditono : 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun
suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh
anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat
hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu

4
pekerjaan.Masa dewasa awal atau “early adultood” terbentang sejak
tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kita umur usia
empat puluh tahun (dialami seseorang sekitar dua puluh tahun). (E. B.
Hurlock, 1993)
Ciri-ciri yang menonjol dalam masa dewasa awal yang
membedakannya dengan masa kehidupan yang lain, nampak dalam
peletakan dasar dalam banyak aspek kehidupan, melonjaknya
persoalan hidup yang dihadapi dibandingkan dengan remaja akhir dan
terdapatnya ketegangan emosi yaitu:
a. Perkembangan fisik
1. Kesehatan dan Kondisi Fisik, kebanyakan orang dewasa awal
berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi, daya tahan dan
fungsi motorik. Ketajaman visual paling menonjol di usia 20-
40thn, pengecapan, pembauan serta sensitivitas terhadap rasa
sakit dan suhu umumnya bertahan hingga usia paling tidak
45thn. Namun, pendengaran secara bertahap berkurang,
terutama suara nadatinggi, mulai hilang sejak remaja dan
makin jelas setelah usia 25thn.
2. Status Kesehatan, pada masa dewasa awal dasar fungsi fisik
yang permanen diletakkan. Kesehatan dipengaruhi sebagian
oleh gen, tetapi faktor tingkah laku – apa yang dimakan,
apakah mereka cukup tidur, seberapa aktif mereka secara fisik
dan apakah mereka merokok, minum atau mengkonsumsi obat-
obatan – sangat berkontribusi terhadap kesehatan serta
kesejahteraan di masa sekarang dan mendatang. Kemisikinan
dan diskriminasi juga memberikan kontribusi pada perbedaan
kesehatan.
3. Pengaruh Genetik terhadap Kesehatan, pemetaan genom
manusia menemukan akar genetika dari berbagai gangguan –
dari obesitas hingga kanker tertentu (kanker paru-paru, prostat
dan payudara) hingga kondisi kesehatan mental, seperti:

5
alkoholisme dan depresi. Kebanyakan penyakit melibatkan
pengaruh genetik dan lingkungan.
b. Perkembangan kognitif
1. Berpikir Reflektif (reflective thinking) – John Dewey (1933),
Pemikiran reflektif terus-menerus mempertanyakan halhal yang
sudah dianggap fakta, menarik kesimpulan dan membuat
hubungan-hubungan. Berdasarkan tahap operasional formal
Piaget, pemikiran reflektif dapat menciptakan sistem
intelektual yang rumit, mempertemukan ide-ide atau
pertimbangan yang saling berseberangan. Contohnya:
menggabungkan teori fisika modern atau perkembangan
manusia menjadi satu teori yang menyeluruh yang dapat
menjelaskan berbagai perilaku.
2. Pemikiran Pascaformal (Postformal Thought), Pemikiran
postformal bersifat fleksibel, terbuka, adaptif dan
individualistis. Pemikiran ini dilandasi intuisi dan emosi juga
logika untuk membantu seseorang mengatasi dunia yang
tampak berantakan. Seperti berpikir reflektif, pemikiran
postformal memungkinkan orang dewasa untuk melampaui
satu sistem logika. Berpikir postformal seringkali berkembang
sebagai respons terhadap berbagai kejadian dan interaksi yang
membuka cara melihat yang tidak biasa dan menantang
pandangan yang sederhana dan terpusat terhadap dunia.
3. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence), Istilah
Salovey dan Mayer (1990) untuk kemampuan memahami dan
meregulasi emosi; suatu komponen penting dari tingkah laku
yang efektif dan inteligen. Kompetensi dari kecerdasan
emosional. Goleman (2002 : 512)
kesadaran diri (kesadaran emosional, asesmen diri yang
akurat dan kepercayaan diri), manajemen diri (kontrol diri,
dapat dipercaya, kecermatan, kemampuan beradaptasi,
dorongan prestasi dan inisiatif), kesadaran sosial (empati,

6
orientasi melayani, kesadaran dan organisasional) dan
manajemen hubungan (mengembangkan orang lain,
komunikasi, manajemen konflik, menjalin ikatan, dll).
c. Perkembangan psikososial
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan
pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera
memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidupan
psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan
masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara
anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang semakin
tua.
Hubungan orang tua dan anak
1. Keadaan keluarga dan pencapaian status dewasa
a) Pencapaian perkembangan kepribadian dan adjustment
social para pemuda pemudi lebih berhubungan dengan dan
dipengaruhi oleh keadaan taraf pemuasan kebutuhan
psikologis yang penting dalam keluarga, kerapian, besar
keluarga, dan keteraturan rumah dan kecermatan orang tua.
b) Dalam kehidupan pemuda pemudi dalam keluarga mereka
sering kali mengalami kesulitan-kesulitan dalam usahanya
mencapai kedewasaan. Kesulitan-kesulitan itu sebagian
timbul dan berhubungan dengan suasana keluarga dan
sebagian lagi karena penyadaran pemudapemudi terhadap
status sosialnya.
c) Keluarga yang baik bagi pemuda-pemudi adalah keluarga
yang tidak saja member dan membangun kesadaran
pemuda-pemudi sebagai insan yang dikasihi, tetapi juga
melatih pemuda-pemudi itu supaya dapat mencapai status
dewasa dengan mengikut sertakan pemuda –pemudi itu
dalam kegiatan-kegiatan keluarga.
2. Keadaan keluarga dan relasi orang tua dengan anak

7
Relasi antara orang tua dengan anak dipengaruhi dan
ditentukan pula oleh sikap orang tua itu terhadap
pemudapemudi (internal) dan keadaan eksternal (lahiriah)
keluarga. Berikut ini berbagai sikap orang tua terhadap pemuda
pemudi;
Sikap yang berhubungan dengan afeksi dan dominasi.
a) Afeksi yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan
orang tua bersikap;
1) over-prosesive, yaitu sikap orang tua yang ingin
menguasai anak-anaknya.
2) over-indulgent,yaitu sikap orang tua yang memanjakan
dan menuruti kehendak anaknya
b) Afeksi yang mengakibatkan orang tua bersikap sebagai
berikut;
1) Acuh tak acuh kepada anak mereka.
2) Sering menggoda anak dengan mencemoohkan atau
mengejek anak dengan menonjolkan cacat-cacat dan
kelemahan anak.
c) Afeksi atau kasih sayang yang didasari oleh rasa
persahabatan yang sewajarnya antara orang tua dengan
anak didik.
Sikap-sikap orang tua yang berhubungan dengan
ambisi dan minat
1) Sikap orang tua yang mengutamakan sukses social.
2) Sikap yang mementingkan milik keduniawian
3) Sikap yang mementingkan suasana keagamaan.
4) Siap yang mengutamakan nilai-nilai artistik,
kesusastraan dan sebagainya.
Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan dewasa wal mengacu pada
tugas – tugas perkembangan dewasa awal menurut R. J.

8
Havigurst (1953:9) mengemukakan rumusan tugas – tugas
perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut :
1) Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri )
2) Belajar hidup bersama dengan suami atau istri
3) Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
4) Belajar mengasuh anak – anak
5) Mengelola rumah tangga
6) Mulai bekerja dalam suatu jabatan
7) Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara
layak
8) Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan
nilai – nilai pahamnya.
2.3 Masa Dewasa Pertengahan (Usia Madya)
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang
sebagai masa usia antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya
akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun
biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh
penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang mengalami
perubahanperubahan tersebut lebih lambat dari pada masa lalu, namun
garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya
kecenderungan untuk pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak
sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut
dengan usia madya.
Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda
menurut tahap dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya
dini pada satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah
kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun tidak pada waktu yang
sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada pula yang
bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.
PERKEMBANGAN FISIK
Karakteristik Usia Madya
Berikut ini akan diuraikan beberapa karakteristik yang amat penting:

9
a. Usia madya merupakan periode yang sangat di takuti
Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut
merupakan periode yang sangat menakutkan. Diakui bahwa
semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa
lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b. Usia madya merupakan masa transisi.
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari
masa anak-anak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian
pula masa madya meruoakan masa di mana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan
memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan di liputi oleh
ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
c. Usia madya adalah masa stres.
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah, khususnya bila disertai degan berbagai perubahan fisik,
selalu cenderung merusak homeostasis fisik dan psikologis
seseorang dan membawa ke masa stres.
Tanda-Tanda Perubahan Fisik Pada Usia Madya
a. Berkurangnya rambut dan beruban.
Rambut pada pria yang berusia madya mulai jarang, menipis, dan
terjadi kebotakan pada bagian atas kepala. Rambut di hidung,
telinga dan bulu mata menjadi lebih kaku, sedangkan rambut pada
wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur. Rambut wanita
semakin menipis dan rambut diatas bibir dan dagu semakin
banyak. Baik rambut pria dan wanita mulai memutih menjelang
usia lima puluh tahunan.
b. Masalah persendian.
Beberapa orang berusia madya mampunyai masalah pada
persendian, tungkai dan lengan, yang membuat mereka sulit
berjalan dan memegang benda yang jarang sekali ditemukan pada
orang-orang muda.

10
c. Perubahan pada mata.
Mata kelihtan kurang bersinar dari pada nereka ketika masih muda,
dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di
sudut mata.
Perkembangan Kognitif
secara kognitif, orang-orang paruh baya sedang dalam kondisi
puncak. Para periset menyimpulkan “tidak adanya pola umum
perubahan yang berkaitan dengan usia bagi semua kemampuan
intelektual”. Walaupun penurunan konsisten kemampuan perceptual
telah dimulai pada usia 25 tahun, dan kemampuan numeric mulai
menurun pada usia 40 tahun, performa puncak dalam empat dari enam
keterampilan, penalaran induktif, orientasi spasial, kosakata, dan
memori verbal terjadi pada sekitar pertengahan masa paruh baya.
Dengan performa yang kuat dari sebagian besar paruh baya di
bidang ini, bukti objektif defisit memori substansial pada seseorang
yang berusia lebih mudah dari 60 tahun bisa mengindikasikan masalah
neorologi.
Perbedaan Kongnisi Orang Dewasa
a. Peran Keahlian
Kemajuan dalam kepakaran terus berlanjut sepanjang masa dewasa
pertengahan dan relative terpisah dari kecerdasan umum serta
berbagai penurunan dalam perlengkapan pemrosesan informasi
otak. Dengan kata lain proses encapsulation akan menangkap
kemampuan yang cair untuk memecahkan masalah tingkat lanjut.
b. Pemikiran Integratif
Walaupun tidak dibatasi kepada periode tertentu masa dewasa,
pemikiran postformal tampaknya pas dengan tugas yang kompleks,
multiperan, dan pilihan yang membingungkan, serta tantangan
pada masa paru baya. Orang dewasa yang sudah matang
mengintegrasikan logika dengan intuisi dan emosi, mereka
mengintregasikan fakta dan ide yang slaing bertentangan, dan

11
mereka mengintregasikan informasi baru dengan apa yang telah
mereka ketahui.
c. Pola dan Lajur Pekerjaan
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan yang
dramatis, keputusan karier sering kali berujung terbuka. Orang-
orang yang berpola karier stabil bertahan dengan satu pekerjaan
dan, pada usia pertengahan, sering kali sudah mencapai posisi yang
berkuasa dan memiliki tanggung jawab.
Perkembangan Psikososial
a. Perubahan pada masa pertengahan
Para riset mempelajari tiga tipe perubahan perkembangan
psikososial. Perubahan yang terkait dengan kebutuhan
maturasional atau tigas yang akan dialami seluruh manusia pada
masa tersebut, perubahan yang berkaitan dengan peran yang
didukung secara cultural atau peristiwa sejarah yang memengaruhi
populasi tertentu, dan perubahan yang berkaitan dengan
pengalaman tidak biasa atau timing yang tidak biasa dalam
peristiwa hidup.
b. Kesehatan Psikologis dan Kesehatan Mental Positif
Kesehatan mental bukan hanya bersih dari penyakit mental.
Kesehatn mental positif mengandung persasaan akan kenyamanan
psikologis yang amat berkaitan dengan perasaan akan keberadaan
diri yang sehat. Dalam erbagai survey di seuruh dunia, yang
menggunakan berbagai untuk menilai kenyamanan subjektif,
sebagian besar orang-orang dari segala tingkatan usia, ras, dan
kelamin menyatakan bahagia dan puas dengan hidup mereka, dan
tidak ada periode tertentu dalam hidup yang mengandung kepuasan
lebih banyak dibandingkan periode lainnya.
c. Relasi dan Kualitas kehidupan
Sebagian besar orang paruh baya dan yang lebih tua optimistis
tentang kualitas kehidupan seiring dengan pertambahan usia,
merujuk kepada survey surat terhadap 1.384 orang dlewasa dengan

12
usia 45 tahun dan keatas. Walaupun mereka menganggap relasi
seksual yang sukses sebagai sesuatu yang penting nagi kualitas
hidup, relasi sosial bahkan jauh lebih penting.
2.4 Masa Dewasa Akhir dan Perkembangannya
Masa Dewasa akhir
Masa dewasa akhir disebut juga masa penutupan dalam rentang
hidup pada seseorang, dimana masa ini bisa dikatakan masa yang
beranjak jauh dari kehidupan / masa sebelumnya. Dalam pandangan
psikologi masa tua atau lansia memiliki umur sekitar 60 sampai
meninggal, dimana pada usia ini terjadi penurunan kekuatan fisik, dan
penurunan daya ingat seseorang. Masa dewasa akhir ini merupakan
proses perubahan menjadi tua atau dalam istilah lain disebut
“senescence”. Proses perubahan ini dialami dengan berubanya fisik
dan juga psikis pada seseorang. Dalam masa dewasa akhir ini
keagamaan seseorang cenderung meningkat karena pada masa ini
merupakan masa perenungan, persiapan dan perencanaan untuk
menghadapi kematian, hal demikian merupakan suatu hal yang normal
dalam kehidupan lansia.
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua
pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut
pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang
masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang
Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih
dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh
sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh
puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau
usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua

13
akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih)
dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda.
Adapun ciri-ciri pada dewasa akhir yaitu:
a. Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan
oleh faktor fisik dan psikologis.
b. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap
periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang
menganggapnya sebagai hukuman.
c. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang
menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.
d. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat
menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih
menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar.
e. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang
negatif tentang usia lanjut.
f. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.
g. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri
yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
h. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara
untuk memperlambat penuaan.
Ada beberapa tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini,
diantaranya:
a. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di
hari tua.
b. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
c. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
d. Saling merawat sebagai suami-istri
e. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap
yang positif (menjadi janda atau duda).

14
6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
Perkembangan Fisik Dewasa Akhir
Perkembangan fisik merupakan menurunnya dan memburuknya
fungsi dan keadaan fisik pada lansia, perubahan fisik ini perubahan
yang bisa kita lihat, dan kita rasakan. Perubahan ini pasti terjadi pada
masa dewasa akhir / lansia, yang mana tidak ada seorangpun yang bisa
menghindari dan menutupinya, karna hal ini merupakan ketentuan dari
Allah Swt. Banyak perubahan fungsi organ yang semakin menurun
dalam masa dewasa akhir ini, seperti menurunnya beberapa sistem
saraf, yaitu:
a. Daya Ingat (Memori)
Penurunan kemampuan mengingat pada lansia semakin lama akan
semakin menurun, kecepatan dalam mengingat suatu kejadian
sangat lambat, hal demikian setara dengan penyakit tua yang
disebut “Pikun”.
b. Indera Penglihatan (Mata)
Penurunan penglihatan akan semakin dirasakan pada masa lansia
bahkan pada masa sebelum lansia atau masa dewasa tidak sedikit
dari seseorang mengalami rabun jauh ataupun rabun dekat, Pada
umumnya dimasa ini lansia akan menderita presbyopia atau tidak
bisa melihat objek dalam jarak jauh.
c. Indra Pendengaran (Telinga)
Dimasa dewasa akhir ini seseorang akan kehilangan kemampuan
mendengar suatu ucapan atau bunyi dengan jelas, karena dimasa
ini penurunan pertumbuhan saraf dan organ basal, penurunan
tersebut mengakibatkan matinya rumah siput yang terletak didalam
telinga.
Perkembangan Psikis Dewasa Akhir
Menurut David Wechsler dalam demista (2008) kemunduran
kemampuan mental merupkan bagian dari proses penuaan organisme
secara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa

15
setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal
ini juga berlaku pada seorang lansia.
Problematika kehidupan, apapun bentuknya akan terlihat dari
ekspresi emosi seseorang saat menghadapinya, termasuk juga emosi
lansia. Emosi positif ataukah negatif. Apakah seseorang lansia mampu
menikmati hidup ataukah menderita dalam hidup akan tampak dari
ekspresi emosi positif atau negatifnya sehari-hari. Individu bisa
mengevaluasinya sendiri melalui pertanyaan tentang frekuensi, durasi,
dan intensitas dari emosi mana yang setiap hari mewarnai hidup,
sebagaimana memahami frekuensi, durasi, dan intensitas emosi bisa
digunakan untuk mengukur tingkat emosi amarah seseorang (Beck &
Fernandez, 1998).
Frekuensi merujuk pada seberapa sering emosi tersebut muncul.
Durasi menunjukkan seberapa lama emosi tersebut terjadi. Sedangkan
intensitas, seberapa kuat emosi tersebut dialami oleh seseorang.
Contoh emosi positif adalah bahagia. Dalam sehari, seberapa sering
kita merasa bahagia? (frekuensi); saat kita merasa bahagia dalam
sehari, berapa lama bahagia tersebut muncul? (durasi); dalam sehari,
saat kita bahagia, seberapa kuat perasaan tersebut kita alami?
(Intensitas). Jika dibandingkan dengan emosi negatif, contoh marah:
Dalam sehari, seberapa sering kita marah? (frekuensi); saat kita marah,
berapa lama marah tersebut muncul? (durasi); dalam sehari, saat kita
marah, seberapa kuat perasaan tersebut kita alami? (Intensitas)
(Ansyah & Hadi, 2017)
2.5 Ciri-ciri Masa Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada
masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya dalam
memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran
dalam dunia kerja (berkarier).

16
Masa dewasa juga dikatakan sebagai masa sulit bagi seorang
individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri.
Ciri-ciri masa dewasa yaitu :
a. Masa Pengaturan (Settle Down)
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia
menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan
permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakininya
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka ia akan mengembangkan
pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan
menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
b. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini
merupakan masa-masa yang cocok dalam menentukan pasangan
hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini,
organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan keturunan
(anak).
c. Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal
ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan
peran barunya (perkawinan vs. pekerjaan). Jika ia tidak dapat
mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga faktor
yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; pertama, individu ini
kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak
dapat menyesuaikan dengan babak/peran baru ini. Kedua, karena
kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang harus
diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan
dari orang tua atau siapa pun dalam menyelesaikan masalah.
d. Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah
memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora
dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan
yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Namun,

17
ketika ia telah berumur 30-an, maka seseorang akan cenderung stabil
dan tenang dalam emosi.
e. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa di mana seseorang mengalami “krisis
isolasi”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan
sosial dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga.
Hubungan dengan teman-teman sebaya dan juga menjadi renggang.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat untuk maju dalam berkarir.
f. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya
sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab,
dan komitmen baru.
g. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an,seseorang masih
punya ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instansi yang
mengikatnya.
h. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada dalam masa dewasa
dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin
meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata orang dewasa.
Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif
alasan kenapa seseorang berubah nilai-nilainya dalam kehidupan
karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara
mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini
seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional
dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi sosial
ketika ia sudah menikah.
i. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseornng telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih
bertanggung jawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran
ganda (peran sebagai orang tua dan pekerja).

18
j. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang
bebas dalam berbuat apa yang diinginkan. Namun kreativitas
tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor
yang dapat menunjukkan kedewasaan yaitu : ciri fisik, kemampuan
mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan pertumbuhan spiritual, dan
moral.
2.5.1 Perkembangan Fisik-Motorik
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik yang telah lengkap,pada masa dewasa muda
tinggi badan naik sekitar 2-3 cm, kecuali dengan latihan yang luar
biasa. berat badan juga terus bertambah secara tak beraturan sesuai
dengan kebiasaan hidup.
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa
dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk
memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi
disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong
sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak
lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lainnya. Penampilan
fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas
seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk
dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala
tindakannya sudah dapat dikenakan aturan-aturan hukum yang
berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana
atau pe\rdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik,
misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan
kemampuan reproduksi.

19
Selain itu kekuatan dan energi pada masa dewasa ini akan matang.
Misalnya, Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa
muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk
mengembangkan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering
kali menyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini
karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi,
agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang
menikah harus rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh
karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-
olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
fisik di masa desawa:
1. Genetik, dapat memainkan peran besar dalam harapan hidup dan
penurunan stamina fisik secara umum. Kita tidak benar-benar
memiliki kendali atas gen apa yang kita terima dari orang tua kita,
namun ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan fisik di
masa dewasa yang dapat kita kendalikan seperti olahraga.
2. Olahraga, penting untuk setiap tahap perkembangan fisik. Namun
di masa dewasa, hal itu bisa memperlambat penuaan. Peningkatan
aliran oksigen dan nutrisi yang dihasilkan dari berolahraga dapat
mengurangi penurunan kognitif dengan memperkuat koneksi saraf
dan mengurangi kematian sel otak. Olahraga juga mengurangi
penyusutan otak dan membantu meningkatkan daya ingat dengan
mendorong neurogenesis di hipokampus, wilayah otak yang
bertanggung jawab untuk pembentukan memori. Selain itu,
olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot dan kesehatan tulang
di masa dewasa serta membantu mencegah obesitas dan penyakit
jantung. Kami telah menyebutkan sebelumnya bahwa
pemendekan telomer bertanggung jawab atas penuaan. Olahraga
dapat membantu menjaga telomer, melindungi ujung kromosom
dan memperlambat penuaan, bahkan perkembangan penyakit
Alzheimer.

20
b. Perkembangan Motorik
Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris, yaitu Motor
Ability, Gerak (motor) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting
bagi manusia karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih
sesuatu yang menjadi harapannya.
Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku
motorik yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan
lingkungannya. Pada manusia perkembangan motorik merupakan
perubahan kemampuan motorik dari bayi sampai dewasa yang
melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan motorik.
Hurlock 1998 Perkembangan motorik: perkembangan
pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian berasal dari
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
Sugiyanto dan Sudjarwo 1992 Perkembangan: proses perubahan
kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke
arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi.
Perkembangan terjadi dalam bentuk perubahan kualitatif, kuantitatif
atau kedua-duanya secara serempak. Perkembangan gerak “motor
development”: suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia–
secara bertahap dan bersinambung gerakan individu meningkat dari
sederhana, tidak terorganisasi, tidak terampil – keterampilan gerak
yang kompleks dan terorganisasi dengan baik – penyesuaian
keterampilan – proses penuaan.
Kategori Fungsi Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang
berbeda pula dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai
contoh, sebagian keterampilan berfungsi membantu anak untuk
memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya berfungsi
untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Karena tidak
mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak anak
akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang

21
akan membantu mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang paling
penting pada saat itu. Sebagai contoh, apabila anak merasa sangat
ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai
keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri. Sebaliknya,
apabila anak ingin mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka
mereka akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan
yang diperlukan oleh kelompoknya. Secara kasar, sesuai dengan
fungsi yang dilayaninya dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak,
keterampilan motorik dapat dibagi kedalam 4 kategori.
1. Keterampilan bantu diri (self-help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari
keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu
melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan
tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri,
dan mandi. Pada waktu anak mencapai usia sekolah, penguasaan
keterampilan tersebut harus dapat membuat anak mampu merawat
diri sendiri dengan tingkat keterampilan dan kecepatan seperti
orang dewasa.
2. Keterampilan bantu sosial
Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam
keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang
kooperatif. Untuk mendapatkan penerimaan kelompok tersebut,
diperlukan keterampilan tertentu, seperti membantu pekerjaan
rumah atau pekerjaan sekolah.
3. Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk
dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus
mempelajari keterampilan bermain bola, ski, menggambar,
melukis, dan mamanipulasi alat bermain.
4. Keterampilan sekolah
Pada tahun permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan
melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis,

22
menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu.
Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki,
semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan semakin
baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun
dalam prestasi yang bukan akademis. Perlu diperhatikan bahwa
sebagian besar keterampilan tersebut banyak melibatkan
penggunaan kaki, tetapi lebih banyak melibatkan penggunaan
tangan, sedangkan yang lainnya melibatkan penggunaan seluruh
otot tubuh. Dari keempat kategori tersebut, keterampilan bantu diri
biasanya dipelajari terlebih dahulu karena seringkali penting bagi
anak untuk mandiri sebelum penting artinya bagi mereka untuk
menjadi anggota kelompok teman sebaya. Sebelum anak cukup
dewasa untuk bersekolah, mereka tidak membutuhkan
keterampilan sekolah. Akibatnya mereka kurang termotivasi untuk
mempelajari keterampilan tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik di masa desawa:
1. Pengaruh Obat-obatan
Obat-obatan menjadi salah satu penghambat proses perkembangan
motorik manusia. Obat-obatan tertentu dapat masuk ke dalam
darah, oleh karena itu obat-obatan boleh dikonsumsi ibu hamil asal
berada di bawah pengawasan dokter. Obat-obatan untuk mencari
kepuasan sesaat adalah obat-obatan yang secara umum tidak
memiliki tujuan medis. Salah satu diantara obat seperti itu adalah
kokain. Kokain merupakan obat untuk kesenangan yang paling
buruk. Hasil penelitian Petitti dan Coleman (1990) menjelaskan
bahwa salah satu pengaruh yang kemungkinan sangat merugikan
dari penggunaan kokain adalah oleh ibu yang sedang hamil
meliputi meningkatnya frekuensi keguguran kandungan
(miscarriage). Kadang-kadang pembuluh darah yang menuju
placenta juga terpengaruh. Hal ini akan mengakibatkan nutrisi anak
dalam kandungan menjadi tidak baik dan semakin besar

23
kemungkinan bayi lahir dengan berat badan sangat rendah, panjang
badan lebih pendek, dan keliling kepala lebih kecil dari ukuran
normal. Akhirnya, bayi yang lahir dari ibu yang menggunakan
kokain secara berlebih-lebihan selama masa kehamilannya juga
diyakini menghadapi resiko lebih besar mengalami SIDS (sudden
infant dead syndrome) dan kemungkinan akan mengalami laju
pertumbuhan lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak yang
lahir normal. Laju pertumbuhan yang lambat, sama halnya dengan
pengaruh-pengaruh yang telah dibahas sebelumnya, dapat dicegah
dengan jalan tidak mempergunakan kokain selama kehamilan.
2. Penyakit Bawaan dari Ibu
Penyakit bawaan dari ibu merupakan salah satu penyebab
terhambatnya proses perkembangan motorik. Karena ibu yang
tidak sehat membawa berbagai potensi yang dapat ditularkan
kepada keturunannya. Sangat luas spectrum dari kemungkinan
kerusakan petal yang berkaitan dengan infeksi rubella, termasuk
keterlambatan pertumbuhan, katarak, penyakit tulang, pneumonia,
hepatitis, dan kelainan jantung yang akan mengakibatkan
kegagalan jantung sejak dini. Cacat yang paling prevalen akibat
rubella adalah ketulian. Wanita yang membawa HIV memiliki
resiko menularkan virus mematikan ini kepada keturunannya.
Transmisi perinatal pada umumnya dilaksanakan dengan salah satu
dari tiga cara sebagai berikut: (1) dalam utero dari ibu kepada
embrio, (2) selama kelahiran jika embrio bersentuhan dengan darah
yang telah terinfeksi dan (3) melalui susu ibu (ASI). Table berikut
ini memperlihatkan kerusakan neurologist pada anak yang
terinfeksi HIV. Jika penyakit ini sudah berubah menjadi AIDS
sepenuhnya, maka system kekebalan pada umumnya akan menurun
dengan cepat dan kematian biasanya terjadi karena
ketidakmampuan tubuh untuk melawan infeksi.Jadi dengan
penyakit bawaan dari ibu ini kondisi tubuh janin dalam kandungan
menjadi mudah teinfeksi virus yang berasal dari dalam diri ibunya.

24
Sehingga sangat memudahkan bayi yang akan dilahirkan menjadi
terkendala termasuk dalam hal perkembangan motoriknya.
3. Genetik
Genetik merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses
perkembangan motorik. Perkembangan yang tidak normal dapata
disebabkan oleh kelainan chromosome atau gen. setiap sel normal
di dalam tubuh kita mengandung 46 chromosome, kecuali sel-sel
reproduktif (sperma) yang hanya mengandung 23 chromosome.
Cacat cytogenetic yang paling sering adalag mongolism, yang
secara umum disebut sebagai down syndrome. Perilaku paling
menonjol akibat sindrom ini adalah keterbelakangan mental.
Populasi ini pada umumnya hanya mencapai skor IQ antara 20 s/d
60 dan berfungsi pada usia mental rata-rata maksimum 8 tahun.
Phenylketonurea merupakan salah satu kelainan berbasis gen.
manafestasi mental merupakan karakteristik klinis yang paling
umum dilaporkan dari kelainan ini, namun sebagian individu juga
mungkin menunjukkan ketidakberfungsian neurologist
dan gejala-gejala extraneural, termasuk gangguan pada motorik
antara lain muscles tremors. Phenylketonurea disebabkan oleh
gangguan pada metabolisme asam amino, sebagai akibat dari
mewarisi suatu gen yang menghambat aktivitas enzim liver
Phenylketonurea hydroxylase. Phenylketonurea tidak dapat
dievakuasi dengan pemeriksaan visual. Ditinjau dari perspektif
gerakan, individu-individu dengan CF (cystic fibrosis) sering sekali
mengalami napas pendek dan mudah lelah. Sekarang para penliti
telah melakukan percobaan-percobaan dengan terapi gen dalam
usahanya untuk mengoreksi ketidaknormalan di dalam gen. Jadi,
gen menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik,
karena dalam gen itu terdapat potensi yang memungkinkan
individu tidak dapat berkembang secara normal dalam hal
kemampuan motoriknya seperti penyakit pada otot.

25
2.5.2 Perkembangan kognitif
Definisi Perkembangan Kognitif di Masa Dewasa
Perkembangan kognitif di masa dewasa melibatkan kemampuan
untuk lebih mengintegrasikan emosi dan logika untuk mengambil
keputusan dan penurunan kemampuan memproses informasi dengan
cepat. Pada masa dewasa akhir, perkembangan kognitif ditandai dengan
gangguan neurokognitif, perubahan intelektual, dan perubahan memori.
Kemungkinannya adalah Anda mengasosiasikan kebijaksanaan dengan
bertambahnya usia. Asumsi umum tentang penuaan adalah bahwa
seseorang menjadi lebih bijaksana seiring bertambahnya usia.
Kebijaksanaan juga mencakup kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
membuat keputusan, dan menangani ketidakpastian. Meskipun beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kebijaksanaan terus meningkat antara usia
13 hingga 25 tahun dan tetap stabil hingga usia 75 tahun, penelitian lain
menunjukkan bahwa orang dewasa berusia 70 tahun ke atas memiliki
lebih banyak kebijaksanaan dibandingkan orang dewasa muda. Apa pun
yang terjadi, berasumsi bahwa orang lanjut usia itu bijaksana hanya
karena usianya mungkin merupakan stereotip yang tidak tepat. Hal
sebaliknya juga berlaku: kita tidak boleh berasumsi bahwa orang lanjut
usia tidak mengetahui sesuatu hanya karena usianya.
Proses Perkembangan Kognitif di Masa Dewasa
Orang dewasa mengalami banyak perubahan dalam perkembangan
kognitif. Waktu terjadinya perubahan tersebut bergantung pada banyak
faktor berbeda. Ada dua perubahan utama dalam fungsi kognitif terkait
dengan pemrosesan informasi dan kemampuan intelektual.
1. Memproses informasi
Seiring bertambahnya usia, kemampuan kita untuk memproses
informasi secara mental cenderung melambat. Selain pemrosesan
informasi yang lebih lambat, daya ingat juga mulai menurun di usia
dewasa. Mengingat informasi, khususnya, mendapat pukulan besar di
masa dewasa. Namun, pengenalan informasi tidak menurun dengan
cepat.

26
2. Perubahan Intelektual
Pemrosesan informasi bukan satu-satunya penurunan perkembangan
kognitif di masa dewasa. Orang dewasa juga mengalami perubahan
intelektual. Ada dua jenisintelijen: cairanintelijen (penalaran logis dan
abstrak) dan kecerdasan terkristalisasi (pengetahuan faktual dan
keterampilan verbal). Beberapa keterampilan intelektual sebenarnya
dapat meningkat seiring bertambahnya usia, namun keterampilan
lainnya cenderung menurun.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif di masa desawa:
1. Genetika
Seperti kebanyakan hal, genetika memainkan peran besar dalam
perkembangan kognitif di masa dewasa. Seperti disebutkan
sebelumnya, orang-orang hidup lebih lama dari sebelumnya dan
banyak penelitian diarahkan untuk pemahaman yang lebih baik
tentang gangguan neurokognitif. Ada gen tertentu yang meningkatkan
risiko terkena demensia frontotemporal, Alzheimer stadium akhir, dan
Alzheimer stadium dini. Kehadiran gen tersebut tidak menjamin Anda
akan mengidap kelainan tersebut. Bagaimana gen-gen tersebut
berinteraksi dengan lingkungan Anda, pilihan hidup Anda, dan
keadaan hidup Anda juga penting.
2. Gaya hidup
Beberapa pilihan gaya hidup dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif di masa dewasa. Orang dewasa yang lebih aktif secara mental
dan fisik mungkin lebih kecil kemungkinannya terkena Alzheimer.
Kegiatan tersebut antara lain membaca, berlari, mengikuti
perkuliahan, atau berenang. Plastisitas otak tetap ada sepanjang hidup,
yang berarti otak kita masih memiliki kemampuan untuk berkembang
dan berubah di akhir masa dewasa. Perkembangan Kognitif di Masa
Dewasa, pasangan lansia berlari bersama di pantai, StudySmarter
Apakah Anda ingin melihat ini dan banyak infografis hebat lainnya?

27
Faktor gaya hidup lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif adalah penggunaan narkoba dan alkohol. Merokok, misalnya,
melipatgandakan risiko gangguan neurokognitif.
2.5.3 Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan
hewan. Bahasa juga merupakan anugerah dari tuhan yang dengannya
manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, dan
alam. Bahasa erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu.
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan
bahasannya, yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun
pendapat, dan menarik kesimpulan.
Adapun tugas-tugas perkembangan bahasa diantaranya:
1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
2. Pengembangan perbendaharaan kata.
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
di masa desawa:
1. Faktor Biologis: Manusia memiliki kemampuan bawaan untuk belajar
bahasa. Struktur otak manusia, terutama area yang terkait dengan
bahasa seperti area Broca dan area Wernicke, memainkan peran
penting dalam pemahaman dan produksi bahasa. Faktor genetik juga
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar bahasa.
2. Faktor Lingkungan: Lingkungan yang mengelilingi individu memiliki
dampak signifikan pada perkembangan bahasa. Anak-anak belajar
bahasa melalui interaksi dengan orang dewasa dan lingkungan sekitar
mereka. Jika anak terpapar pada bahasa yang kaya dan digunakan
secara teratur di sekitarnya, mereka akan memiliki kesempatan yang
lebih baik untuk mengembangkan keterampilan bahasa yang baik.
3. Faktor Sosial: Faktor sosial seperti keluarga, teman sebaya, dan
komunitas berperan dalam perkembangan bahasa. Anak-anak
cenderung meniru dan menyesuaikan diri dengan bahasa yang

28
digunakan oleh anggota keluarga dan teman-teman mereka. Interaksi
sosial juga memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan
berkomunikasi dan pemahaman sosial.
4. Faktor Kognitif: Kemampuan kognitif individu, seperti kemampuan
memori, pemecahan masalah, dan perhatian, mempengaruhi
perkembangan bahasa. Kemampuan ini membantu dalam memahami
struktur bahasa, mengingat kosakata, dan mengatur kalimat yang
kompleks.
5. Faktor Budaya: Bahasa juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Setiap
budaya memiliki struktur bahasa yang unik, konvensi komunikasi,
dan praktik yang dapat mempengaruhi cara seseorang belajar dan
menggunakan bahasa.
2.5.4 Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan jiwa yang meliputi perasaan bahagia, duka,
cinta atau suka, benci, dll (Colman, 2009). Aspek emosi berkembang
seiring dengan usia manusia. Perkembangan emosi banyak dipengaruhi
oleh perkembangan fisik system syaraf yang terdapat dalam otak. Emosi
ini merupakan respon terhadap stimulus tertentu, misalnya perilaku orang
pecinta alam yang telah sampai kepuncak gunung, dia akan meluapkan
emosi kegembiraannya ada yang berteriak bahkan ada juga yang
menangis karena luapan emosi kegembiraannya. 28 Karakteristik emosi
anak dengan emosi orang dewasa.
Adapun beberapa emosi orang dewasa:
1. Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
2. Lebih mendalam dan lama
3. Jarang terjadi
4. Sulit diketahui, karena lebih pandai menyembunyikannya.
Emosi dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari
luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang,
dan lapar.

29
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasanalasan kejiwaan.
Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah :
a. Perasaan intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan
ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam
bentuk,rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu karya ilmiah,
rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran, rasa puas karena
dapat menyelesaikan persoalanpersoalan ilmiah yang harus
dipecahkan.
b. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan
dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok.
c. Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-
nilai baik dan buruk atau etika (moral).
d. Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan
keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebandaan maupun
kerohanian. Perasaan ketuhanan, yaitu perasaan untuk mengenal
tuhannya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi
di masa desawa:
1. Stres
Stres yang berkepanjangan dapat memicu perasaan tidak
terkendali dan mudah marah. Ketika terus-menerus mengalami
tekanan dari pekerjaan, keluarga, atau masalah keuangan, itu bisa
membuat kamu merasa tidak bisa mengendalikan emosi. Pada
beberapa kasus, stres yang berkepanjangan juga memicu
kecemasan atau depresi, yang dapat membuat kamu lebih mudah
marah.
2. Kurangnya dukungan sosial
Ketika merasa sendirian dan tidak memiliki orang yang bisa kamu
andalkan, dapat membuat kamu lebih mudah merasa tertekan dan
terisolasi. Kurangnya dukungan sosial bisa mempengaruhi
kesehatan mental dan menjadi lebih mudah marah. Sebaliknya,
ketika memiliki orang-orang yang peduli dan memberikan

30
dukungan, kamu lebih mampu mengendalikan emosi dan merasa
lebih tenang.
3. Kurangnya istirahat yang cukup
Ketika kurang tidur, kamu lebih mudah merasa lelah, tertekan,
dan cenderung mudah marah. Hal ini karena kurangnya istirahat
bisa mempengaruhi keseimbangan kimia dalam otak. Selain itu,
ketika lelah, kamu juga bisa lebih mudah merasa sensitif terhadap
segala sesuatu yang terjadi di sekitar, sehingga menjadi lebih
mudah tersinggung dan bereaksi secara berlebihan.
2.5.5 Perkembangan Sosial-Moral
a. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaika
diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta
meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama.
Perkembangan sosial di masa dewasa terutama dibentuk oleh
peristiwa-peristiwa kehidupan, bukan oleh usia dan perkembangan
fisik seperti yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Meskipun masa
dewasa dapat dilihat secara bertahap, itu bukanlah tahapan yang
ketat . Karakteristik setiap tahapan tidak hilang seiring berjalannya
waktu. Keintiman mungkin menjadi perhatian orang lanjut usia
meskipun perhatian utamanya adalah generativitas. Ada norma yang
ditetapkan dalam setiap budaya mengenai waktu acara sosial. Ini
disebut sebagai jam sosial. Secara keseluruhan, jam sosial dalam
budaya Amerika sudah tidak terlalu kaku, namun perasaan tidak
selaras dengan jam tersebut dapat menyebabkan tekanan emosional di
masa dewasa.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial di Masa
Dewasa
1. Pernikahan
Pernikahan dan kemitraan jangka panjang biasanya merupakan
ikatan paling penting dalam kehidupan orang dewasa. Dalam

31
budaya Barat, orang cenderung menikah karena cinta, dan 95
persen orang Amerika sudah menikah atau menginginkannya.
Pernikahan merupakan prediktor kebahagiaan, kesehatan fisik dan
mental, tingkat pendapatan, dan kepuasan seksual di masa dewasa.
Penelitian lain menemukan bahwa tingkat kejahatan lebih rendah
di lingkungan dengan tingkat pernikahan yang tinggi. Saat ini,
lebih banyak orang yang memilih untuk hidup bersama sebelum
menikah dan/atau tidak menikah dibandingkan generasi
sebelumnya. Angka perceraian diketahui lebih tinggi pada
pasangan yang tinggal bersama sebelum menikah, namun angka
perceraian sudah mulai mendatar bahkan menurun dibandingkan
generasi sebelumnya. Hal ini mungkin terjadi karena masyarakat
lebih berpendidikan dan menikah di usia yang lebih tua
dibandingkan di masa lalu, yang merupakan dua faktor yang dapat
meningkatkan peluang pernikahan yang langgeng. Namun, sekitar
1/3 penduduk dewasa Amerika tidak pernah menikah.
2. Anak-anak
Bagi kebanyakan orang, memiliki anak adalah peristiwa
membahagiakan dan hasil dari sebuah hubungan cinta. Ini adalah
perubahan besar dalam hidup tetapi dapat menambah makna dan
kegembiraan dalam hidup seseorang. Namun, membesarkan anak
merupakan tantangan yang luar biasa. Anak-anak menyita banyak
waktu, energi emosional, dan uang, serta menambah stres dalam
kehidupan orang dewasa. Salah satu tujuan masa dewasa adalah
agar seseorang merasa telah meninggalkan jejaknya. Dalam
banyak hal, anak-anak berfungsi sebagai cara bagi orang-orang
untuk mewariskan warisan mereka.
3. Nester Kosong
Setelah memiliki anak, terutama anak sulung, orang dewasa
merasakan tingkat kepuasan yang tinggi dalam pernikahannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, tahun-tahun mengasuh anak
bisa menjadi lebih menegangkan. Akhirnya, hari mulia itu tiba

32
ketika semua anak sudah dewasa dan meninggalkan rumah. Ya,
itu suatu hal yang mulia bagi sebagian orang tua. Yang lain
menganggapnya sebagai transisi yang sangat sulit. Sebagai orang
yang tidak punya rumah, banyak orang dewasa yang merasakan
peningkatan kepuasan perkawinan dan, bertentangan dengan
kepercayaan umum, tidak selalu mengalami krisis atau depresi
begitu anak-anak mereka meninggalkan rumah. Pasangan dapat
menjaga hubungan yang bermakna dengan anak-anak mereka
yang sudah dewasa, sekaligus lebih fokus dalam mengeksplorasi
aktivitas dan menghabiskan waktu bersama.
b. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilainilai kehidupan. Sedangkan
moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai moral itu,
seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara
ketertiban, keamanan dan larangan untuk berbuat jahat. 34Tingkatan
tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral, karena panggilan hati nurani, tanpa perintah,
tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial
tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa
remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu sangat
berpengaruh terhadap pencapaiannya. 35 Faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan moral:
1. Konsisten dalam mendidik anak
Konsistensi dalam mendidik anak mengenai penerapan aturan
sangat bermanfaat pembentukan karakter anak, melatih dan
mendidik anak mengenai batasan perilaku mereka.Konsisten
merupakan salah satu strategi paling penting dan produktif untuk
menjadi orang tua yang efektif Dalam praktiknya, ini berarti
konsisten dalam, perilaku, rutinitas, dan aturan yang ditetapkan
dalam kerangka disiplin.Konsisten juga membutuhkan komitmen

33
dari semua orang yang terlibat dalam mendidik anak untuk bekerja
sama menegakkan aturan dan berperilaku yang sama. Disisi lain,
menjadi konsisten itu tidak mudah. Beragamnya kegiatan keluarga
atau banyaknya orang yang terlibat dalam keseharian anak yang
dapat membuat konsistensi menjadi tantangan
2. Sikap orang tua dalam keluarga
Sikap orang tua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada
hubungan keluarga tetapi juga pada sikap dan perilaku anak.
Kebanyakan orang yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal
dari keluarga dengan orang tua yang bersikap positif dan hubungan
antara mereka dan orang tua sehat. Hubungan demikian akan
menghasilkan anak yang bahagia, ramah-tamahan, dan dianggap
menarik oleh orang lain, relatif bebas dari kecemasan, dan sebagai
anggota kelompok mereka pandai bekerja sama. Sebaliknya, anak
yang berpenyesuaiannya buruk biasanya merupakan produk
hubungan orang tua – anak yang tidak baik. Anak yang tidak
memperoleh perhatian dan kasih orang tua menjadi haus akan
kasih sayang; mereka merasa takut dikesampingkan.
Orang tua adalah contoh figur utama bagi anak karena orang
tua memiliki kesempatan yang cukup banyak untuk menyampaikan
sikap, nilai, ideologi, aturan, norma sosial, serta kebiasaan hidup.
Orang tua harus menjaga sikap karena perilaku yang dilakukan
orang tua akan menjadi panutan bagi anak-anaknya.
3. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut.
Penghayatan agama merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk meminimalisir sikap materialisme pada diri
seseorang termasuk peserta didik. Komitmen yang tinggi terhadap
nilai-nilai agama yang telah dihayati akan berfungsi sebagai
regulasi diri maupun kontrol diri dalam berperilaku.
Penghayatan adalah suatu proses batin yang sebelum dihayati
memerlukan pengenalan dan pengertian tentang apa yang akan
dihayati itu. Selanjutnya setelah meresap di dalam hati, maka

34
pengamalannya akan terasa sebagai sesuatu yang keluar dari
kesadaran sendiri, akan terasa sebagai sesuatu yang menjadi bagian
dan sekaligus tujuan hidup.
2.5.6 Bahaya Pada Masa Dewasa
Ada banyak gangguan yang dapat dialami orang dewasa, yaitu:
1. Gangguan Bipolar. Ini ditandai dengan episode energik, tertinggi
manik dan ekstrim, terkadang terendah depresi. Ini dapat
mempengaruhi tingkat energi dan kemampuan seseorang untuk
berpikir secara wajar. Perubahan suasana hati yang disebabkan oleh
gangguan bipolar jauh lebih parah daripada pasang surut kecil yang
dialami kebanyakan orang setiap harinya.
2. Gangguan Depresi Persisten. Ini adalah jenis depresi kronis, yang
juga dikenal sebagai distimia. Meskipun depresi ini tidak intens, itu
dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang dengan kondisi ini
mengalami gejala setidaknya selama dua tahun.
3. Gangguan Depresi Mayor. Gangguan ini menyebabkan perasaan
sedih atau putus asa yang ekstrem yang berlangsung setidaknya
selama dua minggu. Kondisi ini disebut juga disebut depresi klinis.
4. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD). Gangguan ini adalah penyakit
mental yang terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa
traumatis. Pengalaman yang dapat menyebabkan PTSD dapat berkisar
dari peristiwa ekstrem, seperti perang dan bencana nasional, hingga
kekerasan verbal atau fisik.
2.6 MASA USIA LANJUT
A. Pengertian Masa usia Lanjut
Lansia menurut Masdani (1990 dalam Nugroho, 2000)
mengemukakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian pertama fase iufentus usia
antara 25-40 tahun, kedua fase verilitas usia antara 40-50 tahun, ketiga
fase prasenium usia antara 55-65 tahun, ke empat fase senium usia
antara 65-tutup usia. Lanjut usia menurut Surini dan Utomo (2003)
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses

35
kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan. Lansia menurut Reimer (1999 dalam Stanley dan Beare,
2007) berdasarkan karateristik sosial masyarakat yang menganggap
bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut
beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat
tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria
yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk
wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik
seseorang dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam
masyarakat kepulauan Pasifik, seseorang dianggap tua ketika ia
berfungsi sebagai kepala dari garis keluarganya.
B. Ciri-ciri Usia Lanjut
Ciri-ciri usia lanjut (Hurlock, 2006) adalah :
1. Periode kemunduran
Kemunduran pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik
yang merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena
penyakit khusus tapi karena proses menua. Selain itu kemunduran
usia lanjut juga datang dari faktor psikologis yaitu sikap tidak
senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan
yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
2. Perbedaan individual pada efek menua
Setiap orang yang menjadi tua pasti berbeda karena mereka
mempunyai sifat bawaan yang berbeda pula, sosioekonomi, latar
pendidikan yang berbeda, dan pola hidup yang berbeda. Perbedaan
kelihatan di antara orangorang yang mempunyai jenis kelamin
yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan
wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada
masing-masing jenis kelamin.
3. Dinilai dengan kriteria yang berbeda
Pada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menilai lanjut
usia dalam cara yang sama dengan penilaian orang dewasa, yaitu

36
dalam hal penampilan diri, apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukannya. Dengan mengetahui bahwa hal tersebut merupakan
dua kriteria yang amat umum untuk menilai usia mereka banyak
orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka
sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda
penuaan fisik dengan memakai pakaian yang biasa dipakai orang
muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Inilah cara
mereka untuk menutupi dan membuat ilusi bahwa mereka belum
lanjut usia.
4. Stereotipe pada orang lanjut usia
Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang lanjut usia
adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo,
usang, sering pikun, jalannya membungkuk, dan sulit hidup
bersama dengan siapa pun, karena hari-harinya yang penuh
manfaat telah lewat, sehingga perlu dijauhkan dari orang-orang
yang lebih muda.
5. Sikap sosial terhadap lanjut usia
Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut dan
kebanyakan pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka
sikap sosial tampaknya cenderung tidak menyenangkan.
6. Menua membutuhkan perubahan peran
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut
usia, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia
bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan
tidak diperlukan lagi bagi lanjut usia menumbuhkan rasa rendah
diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang tidak menunjang
proses penyesuaian sosial seseorang.
7. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut
usia, yang nampak dalam cara orang memperlakukan mereka,
maka tidak heran lagi kalau banyak orang usia mengembangkan

37
konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan tingkat
kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang masalalunya sulit
dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat
ketimbang mereka yang pada masa lalunya mudah dalam
menyesuaikan diri.
8. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lanjut usia
Dewasa ini berbagai cara dilakukan untuk menjadi muda kembali
seperti obat-obatan telah mengambil alih tugas-tugas tersebut yang
mencoba menahan ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian muncul orang-orang
yang mempunyai kekuatan magisyang dipercayai untuk mengubah
lanjut usia menjadi lebih muda lagi dan bisa membuat orang tetap
awet muda.
C. Kemampuan Motorik Pada Usia Lanjut
Akibat perubahan morfologi pada otot menyebabkan perubahan
fungsional otot, yaitu terjadinya penuranan kekuatan dan kontraksi
otot, elastisitas, dan fleksibeltas otot, kecepatan waktu reaksi dan
relaksasi, dan kinerja fungsional (Padila:2013). Selanjutnya
penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan kejadian
berikut ini :
1. Penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan tubuh
2. Hambatan dalam gerak duduk ke berdiri
3. Peningkatan risiko jatuh
4. Penurunan kekuatan otot dasar panggul
5. Perubahan postur
Masalah pada kemampuan gerak dan fungsi berhubungan erat
dengan kekuatan otot yang bersifat individual. Lansia dengan
kekuatan otot kuadriseps yang baik dapat melakukan aktivitas
berdiri dari posisi duduk dan berjalan 6 meter dengan lebih cepat.
Penelitian menunjukan bahwa kelemahan otot abductor sendi
punggul kemungkinan dapat mengurangi kemampuan

38
mempertahankan keseimbngan berdiri pada satu tungkai dan
pemulihan gangguan postural. Uji statistik membuktikan bahwa
kelemahan otot dorsal fleksor sendi pergelangan kaki dan ekstensor
sendi lutut berhubungan erat dengan risiko jatuh dan penurunan
kekuatan otot terbesar pada otot reaksi cepat (Padila:2013).
D. Kemampuan Mental Pada Usia Lanjut
Pada usia yang lebih tua, kesehatan mental tidak hanya dibentuk
oleh lingkungan fisik dan sosial tetapi juga oleh dampak kumulatif
dari pengalaman hidup sebelumnya dan pemicu stres spesifik yang
berkaitan dengan penuaan. Paparan kesulitan, hilangnya kapasitas
intrinsik secara signifikan, dan penurunan kemampuan fungsional
semuanya dapat mengakibatkan tekanan psikologis.
Orang lanjut usia lebih mungkin mengalami peristiwa buruk
seperti kehilangan, penurunan pendapatan, atau berkurangnya
tujuan hidup saat pensiun. Meskipun banyak kontribusi mereka
terhadap masyarakat, banyak orang lanjut usia yang terkena
dampaknya ageism, yang dapat berdampak serius pada kesehatan
mental masyarakat.
Isolasi sosial dan kesepian, yang mempengaruhi sekitar
seperempat orang lanjut usia, merupakan faktor risiko utama
terhadap kondisi kesehatan mental di kemudian hari.
Beberapa orang lanjut usia mempunyai risiko lebih besar
terkena depresi dan kecemasan karena kondisi kehidupan yang
buruk, kesehatan fisik yang buruk, atau kurangnya akses terhadap
dukungan dan layanan berkualitas. Hal ini mencakup lansia yang
tinggal di lingkungan kemanusiaan dan mereka yang hidup dengan
penyakit kronis (seperti penyakit jantung, kanker atau stroke),
kondisi neurologis (seperti demensia), atau masalah penggunaan
narkoba.

39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan
tahap awal pembentukan karir dan pematangan kemampuan seseorang
yang akan menghadapi dilema antara pekerjaan atau keluarga. Sedangkan
masa dewasa akhir atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak
jauh dari periode dahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari
waktu yang penuh manfaat.
3.2 Saran
Makalah yang kami buat ini belum bisa disebut sempurna karena masih
terdapat kesalahan karena kami hanya manusia biasa dan kesempurnaan
hanya milik tuhan semesta. Dan kami sangat menghargai kritik dan saran
dari semua pihak dan pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya.

40
DAFTAR PUSTAKA
Goleman. 1990. The Development of Children. San Diego: University of
California. Scientific American Book.

Havighurst. 2001. Perkembangan Dewasa Awal.


https://www.psychologymania.com/2010/01/psikologi-perkembangan-
dewasa-awal.html.

Diakses tanggal 25 Maret 2024. Pukul. 16.27. WITA.

Hurlock. 2012. Psikologi Perkembangan.


https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/
view/23596
Diakses tanggal 25 Maret 2024. Pukul. 20.22. WITA.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryani. Bernard dan Jacoby. 2007. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Kecemasan Memperoleh Pasangan Hidup Pada Wanita.
https://eprints.ums.ac.id/24076/.

Diakses tanggal 25 Maret 2024. Pukul. 16.01. WITA.

41
42

Anda mungkin juga menyukai