Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERKEMBANGAN PERSERTA DIDIK

“Tugas Tugas Perkembangan”


Dosen Pengampu : Joni Albar,M.PD

Di Susun Oleh :
Kelompok 4

NAMA : SANTO (A862220074)


:PITRI ANGGRISTISA (A862220073)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP


MELAWI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ataas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. peraktikkan Penulis berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca dalam kehidupan
sehari;hari.Bagi kami sebagi penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalaam
penyusunan makalah ini karena keterbatsan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saranyang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...1
C. Tujuan………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembagian Masa Dewasa: Dini, Madya, dan Lansia..........................3
B. Tugas Perkembangan Ketiga Masa Diatas............................................3
C. Perbandingan Intelektual Antara Ketiga Masa.....................................5
D. Perbandingan Perkembangan Emosi......................................................6
E. Perbandingan Perkembangan Sosial dan Moral...................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……..………..……………………….……….….….......13
B. Saran ………..………..…………...…………….………………….…13
DAFTAR PUSTAKA…………..……….…………………………….......….14

ii
BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang,
seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah
waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan
pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa menengh,
dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan
kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan
pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.
Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis
tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-
harapan terhadap perubahan tersebut. Masa dewasa tahap menengah sejak usia
40-60 tahun sedangkan masa dewasa akhir yang disebut lanjut usia pada
rentang usia diatas 60 tahun.
Terdapat beberapa tahap pada masa dewasa, mulai dari batasan usia,
ciri khas perkembangan dewasa, tugas perkembangan, dan perkembangan
fisik, kognitif, emosi, sosial serta moral.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian masa dewasa: dini, madya, dan lansia?
2. Bagaimana tugas perkembangan masa dewasa: dini, madya, dan lansia?
3. Bagaimana perbandingan intelektual antara ketiga masa tersebut?
4. Bagaimana perbandingan perkembangan emosi?
5. Bagaimana perbandingan perkembangan sosial dan moral?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tiga pembagian masa dewasa
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan pada masa dewasa
3. Untuk memahami perbandingan intelektual antara ketiga masa tersebut
4. Untuk memahami perbandingan perkembangan emosi
5. Untuk memahami perbandingan perkembangan sosial dan moral

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian Masa Dewasa: Dini, Menengah, dan Lansia


Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduksi.

Masa Dewasa Madya


Masa Dewasa madya masa dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60
tahun, yakni saat baik menurutnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas
nampak pada setiap orang.

Masa Dewasa Lanjut


Masa Dewasa Lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60
tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun
psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam
hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan,
bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

B. Tugas Perkembangan Ketiga Masa di Atas

 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Dini

 Mulai bekerja.
 Memilih pasangan hidup.
 Belajar hidup dengan suami/istri.
 Mulai membentuk keluarga.
 Mengasuh anak.
 Mulai bertanggungjawab sebagai warga negara secara layak.

3
 Mengelola/mengemudikan rumah tangga.
 Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.

 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Madya


 Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang
berkewarganegaraan dan hidup bermasyarakat.
 Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi
kehidupan.
 Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.
  Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai
dengan orang dewasa.
  Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi yang
baik.
 Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-
perubahan fisiologis dalam masa dewasa akhir.
 Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Lansia
 Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan
kesehatan.
  Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.
 Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
 Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman (kelompok) seusia.
 Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warganegara berkewajiban dalam
hidup bermasyarakat.
 Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.

4
C. Perbandingan Intelektual Antara Ketiga Masa
 Masa Dewasa Dini
Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa
dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti, paling tinggi pada masa
ini hanya meningkat 5 point saja. Walaupun demikian, kualitas kemampuan
berpikir kelompok dewasa masih terus berkembang lebih meluas atau
komprehensif dan mendalam.Menurut anggapan Piaget, kapasitas intelek
dewasa dini tergolong masa operasional formal, bahkan kadang-kadang
mencapai masa post-operasi formal. Taraf ini menyebabkan masa dewasa dini
mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis, dan rasional.
 Masa Dewasa Madya
Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku
secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa
madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya maupun
yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa
dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dulu secara
teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada.
 Masa Dewasa Lanjut
Kemerosotan intelektual pada lansia pada umumnya merupakan sesuatu
yang tidap dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit,
kecemasan, atau depresi.Timbulnya penyakit pikun pada orang dewasa lanjut,
membuat individu itu dalam kehidupannya mengalami ketidakteraturan. Tetapi
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan.
Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut adalah dengan

5
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih
keterampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi kepikunan.

D. Perbandingan Perkembangan Emosi


Emosi adalah luapan perasaan yang disertai penyesuaian dari dalam diri
individu tentang keadaan mental dan fisik serta berwujud suatu tingkah laku
yang tampak. Orang yang dewasa secara emosional dapat memiliki
kemampuan menerima emosi, cara menguasai emosi, serta bagaimana cara ia
meluapkan emosinya. Berikut ini perbedaan perbandingan perkembangan
emosi pada masa dewasa dini, dewasa madya, dan dewasa lansia:
 Perkembangan emosi pada masa dewasa dini
Pada masa dewasa dini perkembangan emosi akan nampak cenderung
mengalami masa ketegangan emosional yaitu berupa tak terkendalinya emosi,
cenderung labil, mudah resah, mudah memberontak. Masa dewasa awal adalah
masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh
kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa
masa remaja dan masa dewasa awal merupakan masa yang lebih mengutakan
kekuatan fisik di banding kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
 Perkembangan emosi pada masa dewasa madya
Pada masa dewasa madya terjadi perbedaan pola emosi antara laki-laki
dan perempuan. Pada laki-laki, masa karirnya telah habis (memasuki pensiun)
dalam hal ini akan mengalami frustasi dan beban pikiran sehingga berpengaruh
pada emosinya. Sedangkan emosi pada perempuan akan cenderung lebih stabil,
namun lebih cepat mengalami masa menopause. Perubahan yang bersifat psikis
pada masa dewasa madya:
 Terjadi kegoncangan jiwa, seolah-olah tidak menerima suatu
kenyataan.
 Kaku dan canggung karena penampilannya ingin menyerupai
pemuda, tapi kondisi fisiknya sudah tua.

6
  Bersifat introvert, kritis dalam mendidik anak, sering cemas, serta
suka tidur.
 Usia berbahaya, karena sering terjadi percekcokan dan krisis dalam
kehidupan keluarga.
 Terjadi proses penyesuaian dan penyeimbangan atas perubahan fisik
berkat kematangan cara berfikir, dengan itu mereka mampu
mencapai titik puncak dalam usaha dan karirnya.
 Penghayatan dan pengamalan agama sangat meningkat
 Perkembangan emosi pada masa dewasa lansia
Usia dewasa akhir lebih temperamen dari segi emosi. Perihal tersebut
disebabkan oleh faktor fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga
berpengaruh pada segi psikis termasuk emosionalnya. Sebagian besar lansia
kurang siap dalam memasuki masa tua. Yang menyebabkan para lansia kurang
dapat menyesuaikan diri. Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi,
ketidak-ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tak kunjung
sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagaian kecil dari keseluruhan
perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi para lansia.
Lansia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri akan
cenderung menjadi semakin sulit menyesuaikan diri pada masa-masa
selanjutnya.Yang dimaksud penyesuaian diri pada lansia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan-
perubahan fisik, psikologis yang dialaminya serta kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan,
yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis
yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.

 Perbandingan Perkembangan Sosial dan Moral


 Pada Masa Dewasa Dini

7
Untuk perkembangan sosialnya pada masa ini disebut masa krisis
sosial. Hal ini dikarenakan adanya tekanan pekerjaan dan keluarga. Peran
sosial sering terbatas sehingga mempengaruhi persahabatan, pengelompokkan
sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu. Perkembangan
moral dewasa dini juga tidak lepas dari keterkaitan dengan penguasaan tugas
perkembangan yang menitikberatkan pada harapan sosial.
Tuntutan untuk melakukan tanggung jawab secara moral atas segala
perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang menjadi pegangan
individu dalam hidup di masyarakat. Perkembangan sosial masa dewasa dini
ini dibagi menjadi 4 pendekatan klasik:
 Normative – Stage Models
 Timing of Events Model
 Trait Model
 Typological Models
 Pada Masa Dewasa Madya
Menurut Fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan
melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap yang diyakininya. Sering
kali konsekuensi yang paling buruk akibat dari keyakinan tersebut harus
ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa post-conventional yaitu
mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan yang terlepas dari
pengaruh orang lain atau kelompok masyarakat. Ciri-ciri yang menyangkut
sosial dan moral pada masa ini antara lain:
a. Periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b. Pada masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri
jasmani dan prilaku masa dewasanya memasuki suatu periode
dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.

8
c. Masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang
akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti
(stagnasi).
d. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi
dan sosial.

Santrock (2002) menekankan bahwa perkembangan emosi sosial, dan moral


yang menjadi titik perhatian pada masa ini adalah berkenaan dengan beberapa
hal, yaitu :

 Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan

Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada masa
ini biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-masa
sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan dengan beberapa teman, pada
masa ini mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sosial maupun olahraga
merupakan beberapa hal sering dilakukan bersama.

 Pengisian Waktu Luang

Individu pada masa dewasa madya atau tengah pelu menyiapkan diri untuk
masa pensiun, baik secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan
memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang merupakan bagian yang penting
untuk persiapan masa pensiun, sehingga peralihan ke masa usia lanjut tidak
begitu menekan individu yang dapat menyebabkan cemas.

9
 Hubungan Antar Generasi

Keterdekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak-anak yang


beranjak dewasa dengan orangtuannya, terutama ibu dan anak perempuannya.

Selain hal-hal yang sudah Hurlock (1991) menambahkan bahwa tingkat


keberhasilan pria dan wanita dalam menyesuaikan diri pada masa dewasa
madya dapat dinilai dari empat kriteria, yaitu : prestasi, tingkat emosional yang
diartikan seberapa tegang individumenghadapi konflik-konflik pada usia ini,
pengaruh perubahan fisik, dan rasa bahagia pada usia tersebut.

 Pada Masa Dewasa Lansia

Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak peduli lagi
dengan norma-norma atau aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal
ini dikarenakan banyaknya terjadi kemunduran dalam fisiknya yang berakibat
berdampak pada moralnya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik


secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan
peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik, dan berkurangnya
komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir
ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

 Implikasi Pada Pendidikan

Pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan secara


sistematis sejak tahun 1920. Pendidikan orang dewasa menurut Pannen (dalam
Suprijanto, 2007: 11) dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan
keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup.
Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri
sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya. Menurut Suprijanto (2007:

10
11) mengungkapkan bahwa pendidikan orang dewasa (andragogy) berbeda
dengan pendidikan anak-anak (paedagogy).

Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan


peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk
pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Knowles (dalam
Basleman dan Mappa, 2011: 126), menegaskan bahwa pembelajaran orang
dewasa akan berhasil dengan baik jika melibatkan baik fisik maupun mental
emosionalnya. Karena itu, pelaksanaan pembelajaran yang bersifat andragogi
sebaiknya mengikuti langkah-langkah:

 Menciptakan suasana belajar yang cocok untuk orang dewasa.


 Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat
partisipatif.
 Menentukan kebutuhan belajar.
 Merumuskan tujuan belajar.
  Mengembangkan rancangan kegiatan belajar.
  Melaksanakan kegiatan belajar.
 Menentukan kembali kebutuhan belajar (evaluasi)

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan orang dewasa dapat diklasifikasikan ke


dalam dua tingkatan, yaitu:

1. Pendidikan Dasar (adult basic education)

Mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar. Kegiatan


pendidikan ini ditujukan bagi masyarakat yang buta huruf, dan memiliki
keterampilan kerja yang sangat sederhana. Kedudukan pendidikan ini menjadi
dasar untuk mengikuti program belajar yang lebih tinggi. Maka pendidikan

11
dasar ini ditingkatkan menjadi Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional.
Program ini merubah dan mengembangkan dari kegiatan awal, dengan
menetapkan bahwa memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki dua misi
dalam satu usaha.

2. Pendidikan Berkelanjutan (continuing education)

Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan


perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan
berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan pendidikan, untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat
dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja (Unesco,
2000: 4). Didasarkan atas jenis ini, maka lahirlah berbagai macam paket-paket
keterampilan atau bahan-bahan yang dikembangkan dan dapat dipelajari setiap
orang dewasa sesuai dengan kepentingannya (Abdulhak, 2000: 44). Menurut
Abdulhak (2000: 45) mengungkapkan bahwa keseluruhan penyelengaraan
pendidikan berkelanjutan pada hakikatnya ditujukan untuk:

 Menolong orang dewasa dalam menghadapi kenyataan hidup.


 Melengkapi keterampilan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
 Menolong orang dewasa dalam mengubah keadaan kehidupan sosial;

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Masa dewasa terbagi tiga, yaitu: Dini (18-40 tahun), Madya (40-60 tahun),
dan Lanjut (60 tahun-kematian). Ketiga masa ini memiliki tugas
perkembangannya masing-masing, semakin tua usia seseorang maka
perkembangan dan hal yang dapat dilakukannya semakin berkurang. Hal itu
terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal seperti fungsi fisik, intelektual,
emosi, dan sosial, mereka yang semakin menurun. Oleh sebab itu, agar
pembelajaran pada orang dewasa berhasil maka sebaiknya memperhatikan;
suasana yang cocok untuk mereka, bersifat partisipatif, menyesuaikan
kebutuhan mereka, menentukan tujuan belajar, mengembangkan rancangan
belajar, dan evaluasi.

B. SARAN
Dengan adanya Perbandingan Intelektual,perbandingan tingkat emosional
dan perbandingan sosial moral peserta didik, pembaca diharapkan mampu
mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memberi
wawasan yang lebih dalam mengenal karakteristik peserta didik dan mampu
mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://berderet.blogspot.com/2012/12/tugas-tugas-perkembangan.html http://
rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/11/perkembangan-peserta-didik-usia-madya.html h
ttp://catatan.iffah.my.id/2012/04/perkembangan-fisik-masa-dewasa-madya.html Sumb
er (Hurlock, Elizabeth B.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima.Erlangga.)
https://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/02/perubahan-fisik-pada-masa-tua.html
https://prezi.com/m/eshhqkkwhsl7/perkembangan-intelektual-emosi-sosial-dan-moral-
pada-masa/ https://marchsuhud89.wordpress.com/2010/05/28/makalah-dewasa-dini/ ht
tp://perkembanganmasadewasaawaldanmady.blogspot.com/2016/06/makalah-
perkembangan-peserta-dididk.html

14

Anda mungkin juga menyukai