DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya tugas makalah ini dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan tugas ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Untuk semua perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I.......................................................................................................................
A.Latar Belakang....................................................................................................
B.Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Perkembangan Moral...........................................................................................
A.Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral
(imoral). Dan dalam perkembangan moral terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap-tahap Perkembangan Moral Menurut Teori Psikoanalisa
2. Tahap-tahap Perkembangan Moral Menurut Teori Kognitif Piaget
3. Tahap-tahap Perkembangan Moral Menurut Teori Kohlberg
4. Tahap-tahap Perkembangan Moral Menurut Teori Kohlberg
Batasan dan ciri- ciri Usia Masa Dewasa Dini, Madya, Lanjut Usia :
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tahap-tahap perkembangan moral ?
2. Apa saja batasan usia pada masa dewasa dini, madya, dan lanjut usia ?
3. Apa saja ciri-ciri masa dewasa dini, madya, dan lanjut usia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja tahap-tahap perkembangan moral
2. Mengetahui apa saja batasan usia pada masa dewasa dini, madya, dan lanjut
usia
3. Mengetahui apa saja ciri-ciri masa dewasa dini, madya, dan lanjut usia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Moral
Struktur superego ini mempunyai dua komponen yaitu ego ideal kata hati
(conscience). Kata hati menggambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang,
peraturan-peraturan masyarakat, hukum, kode, etika, dan moral. Pada usia kira-kira 5
tahun perkembangan superego secara khas akan menjadi sempurna. Ketika hal ini terjadi,
maka suara hati terbentuk. Ini berarti bahwa pada usia sekitar 5 tahun orang sudah
menyelesaikan perkembangan moralnya (Lerner & Hultsch, 1983).
Hal penting lain dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk
mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah
laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral
seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari
perbuatan-perbuatannya.
Tingkat dan tahap perkembangan moral menurut kohlberg yaitu sebagai berikut:
Manusia tidak terlalu terlalu mengembangkan nafsu saja dan juga tidak terlalu
cenderung pada hal-hal yang idealis dan moralis, perlu ada imbangan melalui dunia
kenyataan atau dijembatani oleh ego.
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B.Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada
tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioral ini berfokus
pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai
tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh
aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dikendalikan.
Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah
mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah
laku tersebut dengan hadiah-hadiah. Orang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin
karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Semua
tingkah laku, baik bermanfaat ataupun merusak, merupakan tingkah laku yang dipelajari.
Gagasan utama dalam aliran behavioristik ini adalah bahwa untuk memahami tingkah
laku manusia diperlukan pendekatan yang objektif, mekanistik dan materialistik, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengondisian.
Dengan perkataan lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui
pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang tampak, bukan dengan mengamati
kegiatan bagian dalam tubuh. Menurut Watson adalah tidak bertanggung jawab dan tidak
ilmiah mempelajari tingkah laku manusia semata-mata didasarkan atas kejadian-kejadian
subjektif, yakni kejadian-kejadian yang diperkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak
dapat di amati dan diukur.
Akhir masa remaja adalah masa dewasa atau disebut dengan masa adolescence.
Ketika manusia menginjak masa dewasa, tampak adanya kematangan dalam dirinya.
Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari
makna hidupnya. Dengan kata lain, manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau
norma yang telah dianggap baik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk memper
tahankan nilai-nilai atau norma-norma yang telah dipilihnya. Apabila dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam
rentang hidup, yang ditandai dengan pembagiannya menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa
dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan sekitar usia
40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan
berkembangnya organ kelamin sehingga mampu berproduksi. Pada masa ini'individu
akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah
penyesuaian diri dan harapan terhadap perubahan tersebut. Hurlock menyebutnya masa
dewasa sebagai masa usia lanjut yang meliputi penyesuaian pribadi dan sosial serta
penyesuaian pekerjaan dan keluarga.
Dalam pandangan Moonks, perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan
motoris, pengamatan berpikir, motif-motif dan kehidupan efeksi, hubungan sosial serta
integrasi masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan harapan hidupnya disebut
proses menjadi tua. Proses dewasa dini merupakan bagian dari keseluruhan proses
menjadi tua. Proses ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu
regulasi diri sendiri.
Masa dewasa adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi, periode
komitmen dan masa kebergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian
diri pada pola hidup yang baru.
Erickson mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal
berada dalam tahap hubungan hangat dekat dan komunikatif dengan atau tidak
melibatkan kontak seksual. Apabila gagal dalam bentuk keintiman, ia akan mengalami
isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain)."
Agoes Soejanto memandang masa adolescence, sebagai masa peralihan dari masa
remaja atau masa pemuda ke masa dewasa. Masa ini berlangsung cepat. Dengan
tercapainya masa ini, seseorang dalam waktu yang relatifsingkat sampai ke masa dewasa.
Bahkan, gejala dan sifat-sifatnya tampak dalam sikapnya menyerupai sifat dan sikap
orang dewasa.
Menurut Hurlock (1991:246) masa dewasa dini atau masa dewasa awal merupakan
masa penuh konflik di antara ketiga pola (masa dewasa awal, madya, dan masa tua).
Hurlock mendefinisikan masa dewasa dini sebagai periode penyesuaian diri terhadap
pola kehidupan baru dan harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan dapat
memainkan peran baru, separti peran suami istri, orang tua, pencari nafkah, dan
mengembangkan sikap baru, keinginan baru, dan nilai-nilai baru, sesuai dengan tugas
baru ini. Penyesuaian diri menjadikan periode ini sebagai suatu periode khusus dan sulit
dari rentang hidup seseorang.
Secara usia, masa dewasa dini dimulai dari umur 18 tahun sampai sekitar umur 40
tahun. Saat itu terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis, yang disertai dengan
berkurangnya kemampuan reproduktif. Hurlock menyebutnya sebagai masa penyesuaian
pribadi dan sosial.
Islam memandang masa dewasa dini sebagai masa pencarian kemantapan, yaitu masa
yang penuh masalah dan ketegangan emosional, perubahan nilai, dan penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru. Masa ini dimulai pada umur 18 hingga sekitar 24 tahun.
Perubahan yang terbesar adalah pengurangan keragaman minat. Minat pribadi pada masa
dewasa dini meliputi perhatian pada penampilan, pakaian dan tata rias, lambang
kedewasaan, status, uang, dan agama. Penyesuaian keluarga dan pekerjaan, khususnya
pada masa ini sangat sulit karena pada umumnya orang dewasa muda dituntut
membangun penyesuaian. Ketika menikah, ia akan membatasi diri dan berusaha untuk
mencari pasangan yang menurutnya sesuai dengan statusnya.
Secara fisik pada masa remaja terjadi perubahan yang pesat (menuju ke arah
kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya. Demikian pula,
individu setengah baya juga mengalami perubahan kondisi fisik, tetapi dalam pengertian
terjadi penurunan/ kemunduran.
Dengan bahasa berbeda, Sunardi Nur (2007:105) menjelaskan bahwa masa dewasa
madya ini berlangsung dari umur 40-60 tahun. Dewasa madya adalah masa transisi
seorang individu, yaitu pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan
perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa
sebelumnya dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi
kebutuhan pribadi dan sosial. Pada masa dewasa madya, menurut Sl afi' dan Subandi
(1996:105), terjadi perubahan fungsi fisik yang tidak mampu berfungsi seperti sedia kala
dan beberapa organ tubuh tertentu mulai kehilangan (menurun) fungsinya.
Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan, yang
terjadi pada dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40
tahun ke atas. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang.
Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini. Meskipun kemampuan untuk
mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu terlihat. Laki-laki biasanya
kehilangan sensitivitasnya terhadap suara bernada tinggi lebih dahulu daripada
perempuan. Hal ini disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman laki-laki terhadap suara
gaduh dalam pekerjaan. Pada masa ini, baik pria maupun wanita selalu dihantui
ketakutan karena penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk
mempertahankan pasangan mereka atau mengurangi daya tarik lawan jenis.
Menurut Shafi'i dan Subandi (1996:105-107), beberapa perubahan yang terjadi pada
masa dewasa madya adalah perubahan fisik, seperti:
a. tumbuhnya uban;
b. kulit mulai keriput;
c. gigi yang menguning;
d. tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dan yang lainnya, sulit melihat
objek-objek yang dekat;
e. penurunan pada sensitivitas pendengaran;
f. menopause (reproduksi haid akan mulai berhenti).
Menurut Sunardi Nur (2007:109), perkembangan kognitif, pada tahap ini sudah
mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya.
Pada masa ini individu dalam menyelesaikan masalahnya setelah memikirkannya secara
teoretis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang
mungkin ada. Berdasarkan analisis ini, seorang individu kemudian membuat suatu
strategi penyelesaian.
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40-60 tahun. Masa tersebut ditanc ai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada
usia 60 tahun terjadi penurunan kekuatan fisik yang sering diikuti oleh penurunan daya
ingat. Walaupun banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat
dari pada masa lalu, garis batas tradisionalnya masih tampak. Meningkatnya
kecenderungan untuk pensiun pada usia 60-an sengaja atau tidak sengaja menganggap
usia 60-an sebagai garis batas antara usia lanjut dan usia madya.
b. Ciri-ciri Masa Dewasa Madya
Masa usia madya merupakan masa yang berlangsung dalam rentang waktu yang
cukup panjang sehingga masa usia madya atau masa setengah baya ini mempunyai
berbagai ciri yang menunjukkan banyaknya per masalahan pada masa ini. Menurut
Hurlock (2007: 320) mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah ciri tersebut di antaranya
sebagai berikut:
Menurut Hurlock (2002:380), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada
usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Dengan kata lain, orang tua muda atau
usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orang tua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun
atau lebih) (Baltes, Smith & Staudinger, Charness & Bosmann) atau orang tua lanjut (85
tahun atau lebih).
Menurut Hurlock, secara umum orang lajut usia dalam meniti kehidupannya dapat
dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar
melalui kesadaran yang mendalam. Kedua, manusia usia lanjut cenderung menolak
datangnya masa tua, tidak mau menerima realitas yang ada.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua. Menurut J.W. Santrock, ada
dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan
orang Barat dan orang Indonesia. Pandangan orang Barat, orang yang tergolong lanjut usia
atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas dan usia ini akan
membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Adapun pandangan orang
Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun
karena pada umumnya di Indonesia digunakan sebagai usia maksimal kerja dan mulai
tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chalhoun (1995), masa tua adalah
suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Menurut Prayitno dalam Aryo (2002), setiap orang yang berhubungan dengan lanjut
usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan, dan tidak
berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-
lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi (Constantinides, 1994). Oleh karena itu, dalam tubuh akan menumpuk semakin
banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan
lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi
empat, yaitu: (a) usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun; (b) lanjut usia (elderly); 60-
74 tahun; (c) lanjut usia tua (old) 75-90 tahun; (d) usia sangat tua (very old) d iatas 90
tahun.
Penggolongan lansia menurut Depkes (Azis, 1994), menjadi tiga kelompok, yakni:
a. kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia;
b. kelompok lansia (65 tahun ke atas);
c. kelompok lansia risiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode ketika seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan serta
telah menunjukkan kemunduran fungsi organ tubuh.
Menurut Hurlock (2002:380), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada
usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Dengan kata lain, orang tua muda atau
usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orang tua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun
atau lebih) (Baltes, Smith & Staudinger, Charness & Bosmann) atau orang tua lanjut (85
tahun atau lebih).
Menurut Hurlock (2007: 380-382) mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah ciri orang
lanjut usia tersebut di antaranya sebagai berikut:
a. Periode Kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat
apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat,
kemunduran akan lama terjadi.
b. Memiliki Status Kelompok Minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial
yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-
pendapat klise yang buruk terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti: lansia
lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang
lain.
c. Membutuhkan Perubahan Peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri, bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk.
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989), berbagai karakteristik lansia
yang bersifat positif adalah sebagai berikut:
Dapat disimpulkan bahwa pemekalah mendefinisikan Masa dewasa dini adalah Masa
dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru. Secara usia, masa dewasa dini dimulai dari umur 18 tahun
sampai sekitar umur 40 tahun.
Masa dewasa madya adalah merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupannya
dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Masa dewasa madya dimulai dari umur 40
tahun sampai sekitar umur 60 tahun, yaitu menurunnya kemampuan fisik dan psikologis
yang jelas tampak pada setiap orang.
Masa Lanjut Usia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi
menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase
manusia dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yangdianggap kritikal
selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an)sampai tiga puluhan (30 an).
Ia dianggap kritikal karena disebabkan padamasa ini manusia berada pada tahap awal
pembentukan karir dan keluarga.Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan
yang tepat demimenjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada
masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan
keluarga.Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga
hubungan dalam keluarga.
2. Masa usia tua/usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidupseseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal,yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologisyang semakin
menurun.Proses menua (lansia) adalah proses alami yangdisertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yangsaling berinteraksi satu sama lain.
B. Saran
Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dankesalahan olehnya
itu :
1. Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yangsemestinya
demi kesempuranaan makalah ini.
2.Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi
perkembangan dewasa dan tua yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhiyatul Huliyah.2021. Strategi Pengembangan Moral Dan Karakter Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Jejak Pustaka