DOSEN PENGAMPU
NIM: 604031420003
penyusunan makalah ini. Tak lupa pula Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kedamaian dan rahmat
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas harian mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana,
semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan moral awalnya dipusatkan pada disiplin yaitu jenis disiplin yang
terbaik untuk mendidik anak yang mematuhi hukum, dan pengaruh disiplin tersebut
pada penyesuaian pribadi dan sosial. Secara bertahap bergeser ke arah perkembangan
moral kepola yang normal untuk aspek perkembangan ini dan usia seorang anak dapat
diharapkan bersikap sesuai dengan cara yang disetujui masyarakat.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, salah satu upaya sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu lulusan siswanya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian
kepada setiap siswa. Aspek kepribadian ini merupakan nilai-nilai dasar yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku. Untuk mencapai dan memiliki kepribadian
yang baik, diperlukan kepribadian siswa yang disiplin, giat, gigih, dan
tekun. Lingkungan sekolah tempat berlangsungnya proses pembelajaran diharapkan
memberikan konstribusi yang positif terhadap perkembangan jiwa siswa karena sekolah
adalah tempat berlangsungnya pendidikan.Anak belajar untuk menjalani kehidupan
melalui interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang kedua setelah lingkungan
keluarga dikenal anak adalah lingkungan sekolah. Sekolah mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan kepribadian anak didik. Di sekolah siswa
melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai keberhasilan belajar.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Kohlberg (Duska & Whelan, 1981 : 59-61) menyatakan adanya enam tahap
perkembangan moral. Keenam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni
tingkatan : (1) pra-konvensional; (2) konvensional dan (3) pasca konvensional.
tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan memberi
justifikasi pada ketertiban.
Pada tahap pasca-konvensional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk
mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat
dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-
prinsip tersebut terlepas apakahindividu yang bersangkutan termasuk kelompok
itu atau tidak.
- Tingkah laku moral yang sesungguhnya baru terjadi pada masa remaja.
- Masa remaja sebagai periode masa muda harus dihayati betul-betul untuk
dapat mencapai tingkah laku moral yang otonom
6
Anak pada periode ini, menilai tingkahlaku baik buruk, benar salah dipandang
dari akibatnya bukan dari niatnya. Jadi walaupun niatnya baik tetapi akibatnya
jelek, maka perbuatan tersebut dianggap salah. Mereka juga mengira kalau suatu
peraturan adalah mutlak, tidak dapat diubah, ditentukan oleh penguasa, misalnya
orangtua, guru, kepala sekolah, walikota, lurah, dan penguasa lainnya. Pada
periode ini anak bertingkahlaku baik dan benar untuk menjauhi hukuman, berarti
tidak berdasarkan kesadaran.
7
8
dapat dihukum, dan itupun harus ada saksinya. Mengenai kejahatan anak,
memandang dari niatnya atau maksudnya bukan akibatnya. Misalnya bila seorang
dokter membuat sakit pasiennya dengan menyuntik, karena niatnya baik maka
tidak dianggap melanggar moral, dan tidak mendapat hukuman. Hal ini berbeda
dengan pandangan anak yang masih dalam pemahaman moral heteronom. Mereka
menganggap dokter jahat karena menyakiti pasien, maka anak anak memusuhi
dokter yang telah mengobatinya.
Teori perkembangan moral ini merupakan pengembangan dari teori Piaget, yang
membagi tahapan perkembangan moral menjadi enam stadium. Perkembangan
setiap stadium tidak pada urutan yang sama, tetapi perkembangan stadiumnya
selalun melalui urutan stadium tersebut. Keenam stadium dikelompokkan menjadi
tiga level/tingkatan sebagai berikut:
a. Tingkat pra-konvensional
b. Tingkat Konvensional
Dari penjelasan ini dapat diambil kesimpulan bahwa individu dalam membuat
pertimbangan moral bersumber dari kata hati. Hal ini diperkuat dari pendapat
Monks dkk (1982: 171), yang mengatakan bahwa individu melakukan
konformitas tidak karena perintah atau norma dari luar, melainkan karena
keyakinan sendiri, ingin melakukannya. Senada dengan pendapat ini Sunarto dan
Agung Hartono (1994: 145) menyatakan bahwa remaja mengadakan
9
Further dalam (Monks, dkk 1982: 256), menyatakan bahwa tingkah laku moral
yang sesungguhnya baru timbul pada masa remaja. Menjadi remaja harus
mengerti, menjalankan, mengamalkan nilai-nilai. Berarti remaja sudah dapat
menginternalisasikan penilaian-penilaian moral, menjadikannya sebagai nilai
pribadi. Hal ini nampak dalam sikap dan tingkah lakunya.
Teori ini menolak adanya sifat bawaan dalam perkembangan moral, dan
mengemukakan bahwa semua tingkah laku adalah tingkahlaku yang dipelajari.
Menurut teori ini kata hati adalah sustu sistem norma yang telah diinternalisasikan
(menjadi milik pribadi), sehingga tingkahlaku tidak karena hadiah, hukuman atau
penguat yang lain, melainkan karena sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan.
PENUTUP
A. Simpulan
Peran orang tua, guru dan lingkungan sangat menunjang perkembangan moral
anak. Selain itu kebiasaan yang diajarkan pada anak juga berpengaruh dalam
perkembangan moralnya. Jika anak biasa diajarkan baik maka mereka akan sulit
terpengaruh dengan lingkungan yang buruk bahkan walau mereka mempunyai
sifat bawaan yang buruk, mereka akan berusaha merubahnya.
10
11
B. Saran
Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu penulis minta
maaf serta beri lah kritikan dan saran terhadap makalah ini agar bisa jadi panutan
bagi penulis dalam membuat makalah selanjutnya serta bisa membuat makalah
yamg lebih baik dari makalah yang sebelumya,dan semoga maklalah ini bisa
banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buku PPD.docx
iii