“ PERKEMBANGAN MORAL”
Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul :“Perkembangan Moral”, dengan tepat waktu hingga saat menyajikannya.
Makalah ini disusun sebagai partisipasi kami dalam pemenuhan tugas mata
Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Harapan kami melalui makalah ini adalah
agar masyarakat Indonesia pada umumnya dan para mahasiswa bisa memahami
bagaimana perkembangan moral.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah , banyak terdapat
kekurangan yang antara lain karena keterbatasan waktu serta data pada saat
penyusunannya. Oleh sebab itu kamimengharapkan kritikan dan masukan-
masukan yang bersifat positif dan membangun untuk dapat menyempurnakan
makalahini dimasa mendatang. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 11
A. SIMPULAN.......................................................................................... 11
B. SARAN................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan salah satu hal terpenting dan juga harus
diperhatikan pada setiap anak. Perkembangan adalah perubahan kecakapan,
kematangan fisik, emosi dan pikiran menuju dewasa. Pertumbuhan manusia
akan berhenti saat dewasa, namun perkembangan emosi dan pikiran manusia
akan terus berkembang. Jika berbicara tentang perkembangan, ini tidak serta
merta hanya mencakup fisik dan emosional serta kepribadian saja, akan tetapi
mencakup perkembangan moral juga
1
satu sarana belajar yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran
mengenai materi serta teori yang terkait.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Perkembangan moral
Pengertian Moral menurut Gunarsa adalah rangkaian nilai tentang
berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal
dari kata mores yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau
kebiasaan. Menurut Shaffer adalah kaidah norma dan pranata yang
mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan
kelompok sosial. Moral ini merupakan standar baik dan buruk yang
ditentukan oleh individu dengan nilai-nilai sosial budaya di mana individu
sebagai anggota sosial. Menurut Rogers adalah aspek kepribadian yang
diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara
harmonis, seimbang dan adil. Perilaku moral ini diperlukan demi
terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, keharmonisan dan
ketertiban. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu.
Ruang lingkup tahapan/pola perkembangan moral anak di antaranya
adalah tahapan kejiwaan manusia dalam mengpengembangankan nilai moral
kepada dirinya sendiri, mempersonalisasikan dan mengembangkannya
dalam pembentukan pribadi yang mempunyai prinsip, serta dalam
mematuhi, menentukan pilihan, menyikapi, atau melakukan tindakan nilai
moral Menurut Piaget anak berpikir tentang moralitas dalam 2 cara, yaitu
cara heteronomous (usia 4-7 tahun ), di mana anak menganggap keadilan
dan aturan sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan
lepas dari kendali manusia dan cara autonomous (usia 10 tahun keatas) di
mana anak sudah menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu diciptakan
oleh manusia.
Menurut (Kohlberg, 1995), perkembangan moral anak usia prasekolah
berada pada tingkatan yang paling dasar, yaitu penalaran moral
prakonvensional. Pada tingkatan ini anak belum menunjukkan
pengembangan nilai-nilai moral. Pertimbangan moralnya didasarkan pada
3
akibat-akibat yang bersifat fisik dan hedonistik. Ada 4 (empat) area
perkembangan yang perlu ditingkatkan dalam kegiatan pengembangan atau
pendidikan usia prasekolah, yaitu perkembangan fisik, sosial emosional,
kognitif dan bahasa.
2.2 Teori – Teori perkembangan Moral
1. Kohlberg
Teori moral adalah sikap dan perilaku individu yang didasari oleh nilai
nilai hukum yang berada di lingkungan tempat dia hidup. Jadi individu
dapat dikatakan dapat memiliki teori moral adalah ketika individu sudah
hidup dengan mentaati hukum hukum yang berlaku di tempat dia hidup.
4
Masa Moral Pre konvesional
Pada masa pertama ini, individu sangat tanggap terhadap aturan aturan
budaya, misalnya aturan aturan baik atau buruk, salah atau benar, dsb.
Individu akan mengaitkan aturan aturan tersebut sesuai dengan akibat yang
akan dihadapi atas perbuatan yang dilakukan. Individu juga menilai aturan
aturan tersebut berdasarkan kekuatan fisik dari yang menerapkan aturan
aturan tersebut. Pada masa prekonvensional ini dibagi menjadi dua masa
yaitu:
5
kelompok di sekitarnya. Pada masa konvensional ini dibagi menjadi dua
masa yaitu:
Masa ini merupakan masa kematangan moral yang cukup tinggi. Pada
masa ini perbuatan yang dianggap bermoral merupakan perbuatan perbuatan
yang mampu merefleksikan hak hak individu dan memenuhi ukuran ukuran
yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh masyarakat luas.
Individu yang berada pada masa ini menyadari perbedaan individu dan
pendapat. Oleh karena itu, masa ini dianggap masa yang memungkinkan
6
tercapainya musyawarah mufakat. Masa ini sangat memungkinkan individu
melihat benar dan salah sebagai suatu hal yang berkaitan dengan norma
norma dan pendapat pribadi individu. Pada masa ini, hukum atau aturan
juga dapat dirubah jika dipandang hal tersebut lebih baik bagi masyarakat.
Pada masa yang tertinggi ini, moral dipandang benar tidak harus dibatasi
oleh hukum atau aturan dari kelompok sosial atau masyarakat. Tetapi, hal
tersebut lebih dibatasi oleh kesadaran individu dengan dilandasi prinsip
prinsip etis. Prinsip prinsip tersebut dianggap jauh lebih baik, lebih luas dan
abstrak dan bisa mencakup prinsip prinsip umum seperti keadilan,
persamaan HAM, dsb.
7
bahwa masa ini adalah “secara objektif dapat lebih baik atau lebih
memadai” daripada masa sebelumnya “dengan kriteria moral yang pasti”.
8
(iv) Metode karyawsata
Metode ini bertujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak
Taman Kanak-kanak yang sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan berkarya
wisata ini perlu dihubungkan dengan tema-tema yang sesuai dengan
pengembangan aspek perkembangan anak Taman Kanak- kanak. Tema yang
sesuai seperti: binatang, pekerjaan, kehidupan kota atau desa, pesisir, dan
pegunungan ( Mahyumi Natina, 2012)
(v) Metode pembiasaan
Metode Pembiasaan terkait dengan penanaman moral, lebih banyak
dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku dalam proses
pembelajaran. Ini dapat dilihat misalnya, pada berdoa sebelum dan sesudah
belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada guru
dan teman, merapikan mainan setelah belajar, berbaris sebelum masuk kelas
dan sebagainya ( Ayi Olim, 2010 )
(vi) Metode bermain
Metode Bermain ternyata banyak sekali terkandung nilai moral, diantaranya
mau mengalah, kerjasama, tolong menolong, budaya antri dan menghormati
teman. Nilai moral mau mengalah terjadi manakala siswa mau mengalah
terhadap teman lainnya yang lebih membutuhkan untuk satu jenis mainan.
Pengertian dan pemahaman terhadap nilai moral mau menerima kekalahan
atau mengalah adalah salah satu hal yang harus ditanamkan sejak dini
( Rozalena, 2017).
(vii) Metode outbond
Metode Outbond merupakan suatu kegiatan yang me-mungkinkan anak
untuk bersatu dengan alam. Melalui kegiatan outbond siswa akan dengan
leluasa menikmati segala bentuk tanaman, hewan, dan mahluk ciptaan Allah
yang lain. Cara ini dilakukan agar anak tidak hanya memahami apa yang
diceritakan atau dituturkan oleh guru atau pendidik di dalam kelas.
Melainkan mereka diajak langsung melihat atau memperhatikan sesuatu
yang sebelumnya pernah diceritakan di dalam kelas, sehingga apa yang
9
terjadi di kelas akan ada sinkronisasi dengan apa yang tampak di lapangan
atau alam terbuka (Yunaida, Hana; Rosita, Tita, 2018 )
(viii) Metode bermain peran
Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan dlam
menanamkan nilai nilai moral ke pada anak TK. Dengan bermain peran
anak akan mempunyai ksadaran merasakana jika ia menjadi seseorang yang
dia perankan dalam kegiatan bermain peran ( Vivit Risnawati, 2012)
(ix) Metode diskusi
Metode ini adalah metode utuk mendiskusikan tentang suatu peristiwa.
Biasanya dilakukan dengan cara siswa diminta untuk memperhatikan
sebuah tayangan dari CD, kemudian setelah selesai siswa diajak berdidskusi
tentang tayangan tersebut. Isi diskusinya antara lsin mengapa hal tersebut
dilakukan, mengapa anak itu dikatakan baik, mengapa harus menyanyangi
dan sebaginya ( Sapendi, 2015).
(x) Metode keteladanan
Menurut Cheppy Cahyono, guru moral ideal adalah yang dapat
menempatkan dirinya sebagai fasilitator, pemimpin, orangtua dan bahkan
tempat menyandarkan kepercayaan, serta membantu orag lain dalam
melakukan refleksi ( Cahyatun Mchsunah, 2017)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ruang lingkup tahapan/pola perkembangan moral anak di antaranya
adalah tahapan kejiwaan manusia dalam mengpengembangankan nilai moral
kepada dirinya sendiri, mempersonalisasikan dan mengembangkannya
dalam pembentukan pribadi yang mempunyai prinsip, serta dalam
mematuhi, menentukan pilihan, menyikapi, atau melakukan tindakan nilai
moral Menurut Piaget anak berpikir tentang moralitas dalam 2 cara, yaitu
cara heteronomous (usia 4-7 tahun ), di mana anak menganggap keadilan
dan aturan sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan
lepas dari kendali manusia dan cara autonomous (usia 10 tahun keatas) di
mana anak sudah menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu diciptakan
oleh manusia.
Berbicara tentang perkembangan moral itu sendiri, banyak metode
pengembangan yang bisa kita gunakan guna mendukung perkembangan
mereka. Metode tersebut diantaranya : metode keteladanan, bermain peran,
diskusi, outbond , bermain dan metode lainnya yang bisa mendukung
pengembangan moral.
3.2 Saran
Dalam proses perkembangan moral diharapkan agar orang tua dan juga para
pendidik bisa bersiffat koperatif dalam pemantauan proses dari perkembagan
moral setiap anak. Hal ini dihimbau agar kita bisa mengantisipasi terlebih
dahulu tentang hal-hal yang akan datang serta menyediakan stimulus yang
tepat dalam mendukung perkembangan moral setiap anak.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/download/28/26
http://nrskomes.blogspot.com/2017/01/makalah-perkembangan-
moral.html
https://dosenpsikologi.com/teori-perkembangan-moral-kohlberg
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/1.%20Wardah%20Anggraini
%20Konsep%20Paper-2.pdf
12